1. Kehidupan
Kehidupan Akiyama Nobutomo ditandai oleh pengabdiannya yang tak tergoyahkan kepada klan Takeda, dari awal kariernya hingga akhir hayatnya yang tragis.
1.1. Kelahiran dan Latar Belakang
Akiyama Nobutomo lahir pada tahun 1527 di Kastil Tsutsujigasaki (躑躅ヶ崎館Tsutsujigasaki-kanBahasa Jepang) di Provinsi Kai. Ayahnya adalah Akiyama Nobutou (秋山 信任Akiyama ShinninBahasa Jepang), seorang keturunan Takeda Mitsutomo dan anggota cabang kadet klan Takeda. Meskipun demikian, nama asli ayahnya, "Shinnin", dipertanyakan oleh beberapa sejarawan karena karakter "信" (shin/nobu) adalah karakter umum yang digunakan dalam nama-nama klan Takeda, sehingga menimbulkan keraguan akan keasliannya dalam catatan sejarah.
1.2. Awal Karier dan Pengabdian kepada Takeda Shingen
Ketika Nobutomo mencapai usia dewasa, ia memasuki pengabdian kepada Takeda Shingen, pemimpin klan dan penguasa Provinsi Kai. Catatan sejarah paling awal yang mengonfirmasi keberadaannya adalah pada Mei 1549, di mana ia tercatat sebagai pembawa surat stempel merah klan Takeda yang memberikan pembebasan pajak dan bea cukai kepada Sakonji Shinbei-i.
Pada tahun 1547, selama kampanye militer untuk Distrik Ina, Nobutomo menunjukkan keunggulannya dalam pertempuran dan dianugerahi tanah fief di bagian utara Ina, yang kini dikenal sebagai Distrik Kamiina di Prefektur Nagano. Ia melanjutkan pengabdiannya, sering kali ditugaskan dalam peran defensif, menjaga kastil-kastil penting seperti Kastil Takatō dan Kastil Iida. Sekitar April 1553, ia bertugas di Kastil Katsurao (葛尾城Katsurao-jōBahasa Jepang) di Provinsi Shinano setelah jatuhnya kastil tersebut, bertanggung jawab atas penanganan pasca-perang di bawah instruksi Takeda Nobushige.
Pada Oktober 1556, Shingen menunjuk Nobutomo sebagai deputi distrik (郡代) untuk Distrik Ina dan menjadikannya penguasa Kastil Ōshima (大嶋城Ōshima-jōBahasa Jepang) di Matsukawa. Di bawah komandonya, ia memimpin sekitar 250 kavaleri, dengan Sakanishi Shūji dan Chikuma Yorimoto sebagai bawahan. Ia juga ditempatkan bersama Yamagata Masakage yang memimpin sekitar 500 kavaleri. Sekitar tahun 1562, ketika putra keempat Shingen, Takeda Katsuyori, menjadi penguasa Kastil Takatō, Nobutomo dipindahkan ke Kastil Iida. Namun, beberapa sumber menunjukkan bahwa tidak ada bukti keberadaan Nobutomo di Kastil Takatō.
Diduga, pada sekitar tahun 1555, Nobutomo yang dikenal sebagai "Akiyama Zen'emon" (秋山善右衛門Akiyama Zen'emonBahasa Jepang) ditempatkan di Kastil Ōshima, melaporkan pergerakan pasukan Saitō Dōsan di Provinsi Mino. Ia mungkin juga ditempatkan di Kastil Naegi (苗木城Naegi-jōBahasa Jepang) di Prefektur Gifu untuk mendukung klan Tōyama. Ia terus ditempatkan di Kastil Ōshima, terlibat dalam penyelesaian sengketa tanah seperti yang terjadi pada Akasu Masaaki pada tahun 1559. Peran utamanya di Distrik Ina adalah dalam urusan militer dan diplomatik yang berbatasan dengan provinsi Mino, Tōtōmi, dan Mikawa. Selama periode ini, Nobutomo mendapatkan julukan 武田の猛牛Takeda no MogyuBahasa Jepang (secara harfiah: "Banteng Mengamuk Klan Takeda").
Antara tahun 1559 dan 1565, Nobutomo menerima gelar resmi "Hōki-no-kami" (伯耆守Hōki-no-kamiBahasa Jepang). Pada tahun 1565, ia berperan sebagai perantara dalam negosiasi aliansi dengan Oda Nobunaga dari Provinsi Owari. Pada tahun yang sama, terjadi bentrokan militer antara pasukan Akiyama Nobutomo dan pasukan Oda (dipimpin oleh Mori Nagayoshi) di Takanoguchi (dekat Kastil Kano) di Distrik Toki, Mino. Dalam peristiwa ini, Nobutomo memerintahkan pasukannya untuk membakar kuil-kuil, termasuk Jōrin-ji, Tenpuku-ji, dan Myōhaku-ji, yang sempat menjadi reruntuhan. Pada tahun 1568, ia mengunjungi Gifu (markas besar Nobunaga) sebagai perwakilan Shingen untuk upacara pernikahan Oda Nobutada, putra tertua Nobunaga, dengan Matsuhime, putri Shingen.
1.3. Kampanye Militer dan Peristiwa Penting
Pada Desember 1568, Takeda Shingen memulai Invasi Suruga ke wilayah klan Imagawa. Meskipun Shingen sebelumnya telah mengusulkan aliansi dengan Tokugawa Ieyasu dari Mikawa, yang memahami bahwa Suruga akan menjadi wilayah Takeda dan Tōtōmi menjadi wilayah Tokugawa, invasi Nobutomo ke Tōtōmi dengan pasukan Ina memicu protes dari pihak Tokugawa. Shingen berjanji akan menarik Nobutomo, tetapi insiden ini menyebabkan runtuhnya aliansi Takeda-Tokugawa.
Pada Desember 1570, pasukan Takeda yang dipimpin oleh Nobutomo, yang terdiri dari pasukan Kai dan Shinano, bergerak menuju Mikawa. Dalam perjalanan, mereka menyerbu Kamimura (上村KamimuraBahasa Jepang) di Distrik Ena (sekarang Kamiyahagi-chō, Ena, Prefektur Gifu), yang merupakan wilayah klan Tōyama di Mino Timur. Mereka berhasil mengalahkan pasukan gabungan klan Tōyama dan pasukan Mikawa yang berafiliasi dengan Tokugawa dalam Pertempuran Kamimura. Setelah itu, Nobutomo bertempur melawan pasukan yang dikirim oleh Oda Nobunaga, dipimpin oleh Akechi Mitsuhide, di desa Odako, sebelum akhirnya mundur ke Distrik Ina. Pada Februari 1571, ia diperintahkan untuk memobilisasi tenaga kerja untuk pembangunan Kastil Ōshima, yang menegaskan perannya sebagai penguasa kastil tersebut.
Pada Oktober 1572, Shingen memulai Kampanye Barat (Seijō Sakusen). Menurut catatan sejarah, Nobutomo bersama Yamagata Masakage memimpin pasukan terpisah yang menyerbu Okumikawa. Setelah berhasil menaklukkan berbagai kastil milik penguasa lokal seperti klan Okudaira dan Sugunama, mereka bergabung kembali dengan pasukan utama Shingen. Pada akhir tahun yang sama, klan Tōyama di Mino Timur membelot dari Oda Nobunaga dan bergabung dengan klan Takeda, menempatkan Nobutomo bertanggung jawab atas front Mino.
1.3.1. Pengepungan Kastil Iwamura dan Pernikahan
Pada akhir tahun 1572, Nobutomo mengepung Kastil Iwamura (岩村城Iwamura-jōBahasa Jepang). Ketika penguasa Kastil Iwamura, Tōyama Kagetou, meninggal dunia karena sakit mendadak, moral pasukan yang bertahan runtuh. Lady Otsuya (おつやの方Otsuya-no-kataBahasa Jepang), janda Kagetou dan bibi Oda Nobunaga, memasuki negosiasi dengan Nobutomo. Mereka menyepakati perjanjian di mana kastil diserahkan tanpa pertumpahan darah, dan Lady Otsuya setuju untuk menikahi Nobutomo, demi memastikan perlindungan dirinya dan keselamatan pasukan yang bertahan.
Pernikahan formal antara Nobutomo dan Lady Otsuya berlangsung pada akhir Februari 1573, dengan mediasi dari Oda Tadahiro. Sebagai bagian dari perjanjian, Gobomaru (御坊丸GobōmaruBahasa Jepang), putra kelima Oda Nobunaga dan putra angkat Kagetou yang saat itu berusia tujuh tahun, dikirim ke Provinsi Kai sebagai sandera. Gobomaru kemudian dikenal sebagai Oda Katsunaga. Dengan terpenuhinya syarat perjanjian, Nobutomo menjadikan Kastil Iwamura sebagai markasnya dan posisi pertahanan garis depan untuk mendukung Takeda. Ia menjadi penguasa gabungan Kastil Ōshima dan Iwamura, memimpin 305 kavaleri, termasuk pasukan Haruchika dan penguasa lokal Ina. Pada 6 Maret 1573, Nobutomo secara resmi memasuki Kastil Iwamura.
1.4. Pengabdian kepada Takeda Katsuyori
Setelah kematian Takeda Shingen pada 12 April 1573, Nobutomo terus mendukung putranya, Takeda Katsuyori, dalam melanjutkan kampanye militernya. Pada 25 Desember 1573, Nobutomo mengadopsi Sōkurō (惣九郎SōkurōBahasa Jepang, kemudian dikenal sebagai Masakane), putra ketiga dari Kanemaru Chikuzen-no-kami (金丸筑前守Kanemaru Chikuzen-no-kamiBahasa Jepang), sebagai menantu dan putra angkatnya. Namun, Masakane meninggal karena sakit pada 23 Juli 1579. Setelah itu, Gensaburō (源三郎GensaburōBahasa Jepang, kemudian dikenal sebagai Chikahisa), putra ketujuh Kanemaru Chikuzen-no-kami, mewarisi klan Akiyama sesuai wasiat Masakane.
1.5. Pertempuran Nagashino dan Kematian
Pada 21 Mei 1575, pasukan Takeda mengalami kekalahan telak dalam Pertempuran Nagashino, sebuah bencana besar bagi klan Takeda. Kekalahan ini membuat Nobutomo terisolasi di Kastil Iwamura tanpa dukungan. Pasukan Oda Nobutada (putra Nobunaga) mulai mengepung Kastil Iwamura pada 25 Juni 1575, setelah jatuhnya Kastil Busetsu. Nobutomo dan pasukannya berhasil mempertahankan kastil hingga November. Meskipun Katsuyori berusaha mengirimkan bala bantuan, ia terlalu sibuk dengan pertahanan di front Tōtōmi. Pada 10 Agustus, Hinata Toragashira dikirim ke Kastil Ōshima untuk mengoordinasikan pasukan Nobutomo.
Pada November 1575, Katsuyori bergerak menuju Kastil Iwamura, tetapi pasukan Oda meningkatkan serangannya. Menyadari tidak ada harapan lagi untuk bertahan, Nobutomo menandatangani perjanjian gencatan senjata untuk menyerahkan kastil dengan syarat nyawa para prajurit di dalam kastil diselamatkan. Namun, Oda Nobunaga melanggar perjanjian tersebut.
Pada 21 November, Nobutomo ditangkap dan dibawa ke Gifu. Pada 26 November 1575 (menurut kronik Nobunaga Kōki), atau 28 Desember 1575 (menurut sumber lain), Nobutomo dieksekusi dengan cara penyaliban terbalik di tepi Sungai Nagara, bersama istrinya, Lady Otsuya, dan para pengikut seniornya, Ōshima Nagatoshi serta Zakōji Sadafusa. Ia meninggal pada usia 49 tahun. Nama anumertanya adalah "Jōkoku" (浄国JōkokuBahasa Jepang) dan "Shūhaku Chūgi Zenjōmon" (秋伯忠義禅定門Shūhaku Chūgi ZenjōmonBahasa Jepang).
2. Nama dan Identitas
Nama asli (諱iminaBahasa Jepang) Akiyama Nobutomo telah menjadi subjek perdebatan akademis selama bertahun-tahun. Meskipun catatan sejarah modern seperti Kōyō Gunkan dan Kōyō Gunkan Shozoku menyebutnya sebagai "Nobutomo" (信友), dan beberapa catatan militer awal modern mencatatnya sebagai "Haruchika" (春近 atau 晴近) atau "Nobuchika" (信近), penelitian dokumen terbaru, terutama melalui proyek kompilasi Sengoku Ibun dan Yamanashi-ken Shi, telah memastikan bahwa nama aslinya yang paling akurat adalah "Torashige" (虎繁TorashigeBahasa Jepang).
Karakter "虎" (tora) dalam "Torashige" diyakini berasal dari Takeda Nobutora, yang merupakan tradisi pemberian karakter nama dalam klan Takeda. Sementara itu, nama "Haruchika" (晴近) diduga merupakan salah tafsir dari "Haruchika-shū" (春近衆), sekelompok pengikutnya. Selain itu, "Akiyama Zen'emon" (秋山善右衛門Akiyama Zen'emonBahasa Jepang) dan "Akiyama Hōki-no-kami" (秋山伯耆守Hōki-no-kamiBahasa Jepang) diyakini merujuk pada orang yang sama, yaitu Akiyama Nobutomo/Torashige, berdasarkan periode aktivitas mereka.
3. Warisan dan Peringatan
Akiyama Nobutomo meninggalkan warisan yang signifikan, baik dalam bentuk peringatan pasca-kematian maupun pengaruh budaya yang terus berlanjut hingga kini.
3.1. Peringatan Pasca-Kematian
Setelah eksekusi Akiyama Nobutomo dan istrinya, Lady Otsuya, beredar kepercayaan bahwa arwah mereka mengganggu para penguasa Domain Iwamura berikutnya, menyebabkan berbagai musibah dan kematian dini pada ahli waris. Untuk menenangkan arwah mereka, pada tahun 1657, Niwa Ujisumi, penguasa Domain Iwamura saat itu, membangun kuil Gōbutsu-ji (五佛寺Gōbutsu-jiBahasa Jepang) di dalam kompleks kuil Myōhō-ji (妙法寺Myōhō-jiBahasa Jepang) di Ena. Meskipun Gōbutsu-ji kemudian dihapuskan ketika klan Niwa dipindahkan, sebuah "Makurazuka" (まくら冢MakurazukaBahasa Jepang, gundukan bantal) yang memperingati Nobutomo dan Lady Otsuya masih ada di halaman Myōhō-ji.
Pada tahun 2024, bertepatan dengan peringatan 450 tahun kematian mereka, menara peringatan didirikan di dekat Makurazuka dan di Chōshun-ji (長春寺Chōshun-jiBahasa Jepang) di Komagane, Nagano, sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan tragedi yang menimpa mereka.
3.2. Keturunan dan Garis Keturunan
Akiyama Nobutomo memiliki beberapa keturunan yang melanjutkan garis keturunannya. Putra tertuanya, Akiyama Katsuhisa, mewarisi kepemilikan domain di Shinano.
Putra angkatnya, Masakane, yang diadopsi dari klan Kanemaru, meninggal pada tahun 1579. Setelah itu, Gensaburō (Chikahisa), putra ketujuh Kanemaru Chikuzen-no-kami, mewarisi klan Akiyama. Gensaburō menikah dengan putri Shimojō Hyōgosuke, seorang penguasa lokal di Ina. Ia meninggal pada tahun 1582 selama Penaklukan Kōshū oleh pasukan Oda-Tokugawa. Sebuah legenda menyebutkan bahwa putra Gensaburō yang berusia tiga tahun berhasil melarikan diri ke Provinsi Izu dan menetap di desa Ankyū, meninggal pada tahun 1636.
Ada juga keluarga Akiyama Heidayū yang mengklaim sebagai keturunan Nobutomo dan mengabdi pada klan Mizuno. Keluarga ini memiliki "Dokumen Keluarga Akiyama" (秋山家文書Akiyama-ke MonjoBahasa Jepang) yang disimpan di Museum Universitas Yamagata, meskipun silsilah mereka tidak mencantumkan Masakane atau Gensaburō. Sebuah sumber lain menyebutkan "Akiyama Minbu Uemon" (秋山民部右衛門Akiyama Minbu UemonBahasa Jepang) atau "Shikibu Uemon-no-jō" (式部右衛門尉Shikibu Uemon-no-jōBahasa Jepang) yang mungkin adalah ayah atau saudara Nobutomo, dan cucunya, Akiyama Heidayū, mengabdi pada klan Mizuno.
Putra Nobutomo dengan Lady Otsuya, Rokudayū (六太夫RokudayūBahasa Jepang), berhasil melarikan diri dari Kastil Iwamura sebelum jatuh. Ia kemudian mengabdi pada Murakami Suigun, sebuah pasukan laut di Laut Pedalaman Seto. Rokudayū meninggal dalam Serangan Malam Mitsuhama di Matsuyama, Provinsi Iyo, pada tahun 1600, yang terkait dengan Pertempuran Sekigahara. Makamnya berada di Takehara, Prefektur Hiroshima, dan keturunannya masih mengklaim garis keturunan darinya.
Selain itu, ada Tarō Mitsuchika (太郎光近Tarō MitsuchikaBahasa Jepang), putra Nobutomo yang sejak lahir sakit-sakitan dan jarang terlibat dalam pertempuran. Cucunya, Kuzaemon-no-jō Nobuyoshi (九左衛門尉信吉Kuzaemon-no-jō NobuyoshiBahasa Jepang), pindah dari wilayah lama di Provinsi Kai ke Ariga-gō di Distrik Suwa, Shinano, pada tahun 1633. Ia mengubah nama keluarganya dan menjadi petani, mengelola urusan desa. Nobuyoshi meninggal pada tahun 1646, dan keturunannya masih tinggal di sana hingga kini.
3.3. Pengaruh Budaya
Kisah Akiyama Nobutomo telah menginspirasi berbagai karya sastra dan media populer:
- Novel**:
- The Samurai's Tale oleh Erik Christian Haugaard, di mana tokoh utamanya mengabdi pada Akiyama Nobutomo.
- Shiroshō - Takeda no Chūshin Akiyama Nobutomo no Shōgai (城将-武田の忠臣・秋山信友の生涯Shiroshō - Takeda no Chūshin Akiyama Nobutomo no ShōgaiBahasa Jepang) oleh Onimaru Tomohiko (2005), yang mengisahkan kehidupan Nobutomo.
- Film**:
- Fūrin Kazan (1969), diperankan oleh Tetsurō Sagawa.
- Drama Televisi**:
- Onna Fūrin Kazan (1986), diperankan oleh Tatsuya Miyazaki.
- Fūrin Kazan (NHK Taiga Drama, 2007), diperankan oleh Hidekazu Ichinose.
- Dokumenter Televisi**:
- Rekishi Hiwa Historia: Tenkū no Shiro no Onnajōshu (歴史秘話ヒストリア 天空の城の女城主Rekishi Hiwa Historia: Tenkū no Shiro no OnnajōshuBahasa Jepang, 2017), diperankan oleh Shingo Murakami.