1. Overview
Alan Roger Mulally (lahir 4 Agustus 1945) adalah seorang insinyur aeronautika dan eksekutif manufaktur berkebangsaan Amerika Serikat. Dikenal luas karena kepemimpinannya yang transformatif, Mulally berhasil menyelamatkan Ford Motor Company dari ambang kebangkrutan selama Resesi Besar 2008-2009 tanpa menerima dana talangan pemerintah, sebuah pencapaian yang membedakannya dari para pesaing utamanya. Sebelumnya, ia juga berperan penting dalam kebangkitan Boeing Commercial Airplanes dari 1998 hingga 2006.
Mulally memulai kariernya sebagai seorang insinyur di Boeing pada tahun 1969, di mana ia memberikan kontribusi signifikan terhadap berbagai proyek pesawat komersial dan memimpin tim desain kokpit yang revolusioner. Puncaknya, ia menjabat sebagai CEO Boeing Commercial Airplanes, di mana ia diakui atas kebangkitan Boeing dalam menghadapi persaingan sengit dari Airbus.
Pada tahun 2006, ia mengambil alih kepemimpinan Ford sebagai Presiden dan CEO. Di sana, Mulally menerapkan strategi pemulihan yang berani dan transparan, termasuk mengamankan pinjaman besar yang dijamin aset untuk menjaga likuiditas perusahaan dan merampingkan portofolio merek Ford. Filosofi manajemen "Bekerja Bersama" miliknya, yang mendorong kolaborasi dan akuntabilitas di seluruh tingkatan, menjadi kunci keberhasilannya.
Setelah pensiun dari Ford pada tahun 2014, Mulally melanjutkan perannya di dunia korporat dengan bergabung sebagai anggota dewan direksi Google (kemudian Alphabet Inc.). Warisannya mencakup tidak hanya stabilisasi dua perusahaan raksasa industri, tetapi juga pendekatan kepemimpinan yang menekankan transparansi, kerja tim, dan fokus strategis yang jelas, menjadikannya ikon dalam manajemen krisis korporat.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Bagian ini menguraikan masa muda Alan Roger Mulally dan jalur pendidikannya, yang membentuk fondasi bagi karier gemilangnya di industri kedirgantaraan dan otomotif.
2.1. Kehidupan Awal
Mulally lahir di Oakland, California, California, pada tanggal 4 Agustus 1945. Ia adalah putra dari Lauraine Lizette (Clark) dan Charles R. Mulally, yang bertemu di acara dansa United Service Organizations (USO). Ia tumbuh besar di kampung halaman ibunya, Lawrence, Kansas, Kansas. Di sana, ia adalah anggota dari Gereja Kongregasional Plymouth di Lawrence, Kansas, dan menganggap Pendeta Dale Turner sebagai "mentor dan inspirasi" baginya. Ia sering duduk di bagian depan gereja untuk mempelajari bagaimana sang pendeta memengaruhi jemaat. Pada usia 17 tahun, Mulally merasa termotivasi oleh tantangan Presiden John F. Kennedy untuk mengirim manusia ke bulan, sebuah tujuan yang sangat memengaruhinya.
2.2. Pendidikan
Mulally menempuh pendidikan tinggi di Universitas Kansas, yang juga merupakan alma mater ibunya. Ia meraih gelar Sarjana Sains pada tahun 1968 dan Magister Sains pada tahun 1969, keduanya dalam bidang teknik aeronautika dan astronautika. Selama masa kuliahnya, ia juga menjadi anggota persaudaraan Kappa Sigma. Pada tahun 1982, Mulally melanjutkan pendidikannya di MIT Sloan School of Management dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT) sebagai Sloan Fellow, di mana ia memperoleh gelar Magister dalam Manajemen (S.M.).
3. Karier
Karier Mulally yang cemerlang mencakup peran-peran kunci di dua raksasa industri, Boeing dan Ford Motor Company, di mana ia dikenal karena kemampuan transformasionalnya dalam memimpin perusahaan melalui tantangan signifikan.
3.1. Boeing
Mulally direkrut oleh Boeing segera setelah lulus kuliah pada tahun 1969 sebagai seorang insinyur. Ia memegang berbagai posisi di bidang teknik dan manajemen program, memberikan kontribusi penting pada proyek-proyek pesawat seperti Boeing 727, Boeing 737, Boeing 747, Boeing 757, Boeing 767, dan Boeing 777. Salah satu kontribusi utamanya adalah memimpin tim desain kokpit pada proyek 757/767. Desain revolusioner ini menampilkan dek penerbangan serba digital pertama pada pesawat komersial, kru dua orang kedua untuk pesawat jarak jauh setelah Airbus A300, dan peringkat jenis yang umum bagi pilot untuk dua pesawat yang berbeda.

Ia kemudian menjabat sebagai wakil presiden Teknik untuk kelompok pesawat komersial. Mulally dikenal dan diakui karena mengangkat filosofi "Bekerja Bersama" (Working Together) yang diusung oleh Philip M. Condit, melampaui dan setelah program 777. Pada tahun 1994, Mulally dipromosikan menjadi wakil presiden senior Pengembangan Pesawat, bertanggung jawab atas semua aktivitas pengembangan pesawat, operasi uji terbang, sertifikasi, dan penghubung teknis pemerintah. Pada tahun 1997, ia menjadi presiden Sistem Informasi, Antariksa & Pertahanan Boeing dan wakil presiden senior. Ia memegang posisi ini hingga tahun 1998 ketika ia diangkat menjadi presiden Boeing Commercial Airplanes; tugas CEO ditambahkan pada tahun 2001.
Setelah pengunduran diri paksa CEO Phil Condit pada tahun 2003 dan Harry Stonecipher pada tahun 2005 dari induk perusahaan The Boeing Company, Mulally dianggap sebagai salah satu kandidat internal terkemuka untuk posisi tersebut. Ketika Mulally dilewati dalam kedua kesempatan tersebut, muncul pertanyaan apakah ia akan tetap bertahan di perusahaan. Meskipun demikian, atas kinerjanya di Boeing, majalah Aviation Week & Space Technology menobatkannya sebagai "Tokoh Tahun Ini" untuk tahun 2006.
3.2. Ford Motor Company
Mantan CEO Ford, Donald Petersen, merekomendasikan Mulally kepada Ford. Pada tanggal 5 September 2006, Mulally diangkat sebagai Presiden dan CEO Ford Motor Company, menggantikan William Clay Ford Jr., yang kemudian menjadi ketua eksekutif. Mulally sempat menghadapi kritik karena menyebut Lexus LS430 miliknya sebagai "mobil terbaik di dunia" sesaat sebelum pengangkatannya di Ford. Sebagai tanggapan, ia kemudian beralih mengendarai model-model Ford. William Clay Ford Jr. telah lama mencari penggantinya sebagai CEO Ford, setelah Dieter Zetsche dari Daimler AG dan Carlos Ghosn dari Renault/Nissan Motors menolak tawaran tersebut.
Salah satu keputusan pertama Mulally di Ford adalah mengembalikan nama merek Taurus. Ia menyatakan keheranannya mengapa perusahaan sebelumnya membatalkan Taurus, yang merupakan salah satu mobil terlaris Ford hingga akhir tahun 1990-an.

3.2.1. Strategi Pemulihan
Mulally mengambil alih rencana restrukturisasi "The Way Forward" di Ford untuk mengatasi kerugian besar dan pangsa pasar yang terus menurun. Inisiatif pemotongan biaya yang dilakukannya menghasilkan kuartal pertama yang menguntungkan bagi perusahaan dalam dua tahun. Pembayaran dividen kepada pemegang saham juga ditangguhkan sebagai bagian dari langkah-langkah penghematan.
Pada tahun 2006, Mulally memimpin upaya Ford untuk meminjam 23.60 B USD dengan menggadaikan semua aset Ford. Mulally menyatakan bahwa ia bermaksud menggunakan dana tersebut untuk membiayai perombakan besar dan menyediakan "bantalan untuk melindungi dari resesi atau peristiwa tak terduga lainnya." Pada saat itu, pinjaman tersebut diinterpretasikan sebagai tanda keputusasaan, tetapi kini secara luas diakui telah menstabilkan posisi keuangan Ford, dibandingkan dengan para pesaingnya di Detroit, General Motors dan Chrysler, yang keduanya kemudian bangkrut selama krisis industri otomotif 2008-2009. Ford adalah satu-satunya dari "Tiga Besar Detroit" yang tidak meminta pinjaman pemerintah.
Mulally bahkan memberikan kesaksian di hadapan Kongres Amerika Serikat untuk mendukung pinjaman pemerintah bagi General Motors dan Chrysler. Dalam kesaksiannya, ia membahas dampak terhadap ekonomi dan produsen mobil lain jika pemasok suku cadang bangkrut akibat keruntuhan GM atau Chrysler. Pada Mei 2009, ketua Ford, William Clay Ford, yang merekrut Mulally, menyatakan bahwa "Alan adalah pilihan yang tepat [untuk menjadi CEO], dan ia semakin tepat setiap harinya."
Pada tahun 2007, Mulally memimpin penjualan Jaguar Cars dan Land Rover kepada Tata Motors, sebuah produsen mobil dan truk asal India. Mulally menyatakan "tidak menyesal" atas penjualan tersebut, lebih memilih untuk berkonsentrasi pada merek inti Ford. Keputusan ini kontras dengan mantan CEO Jacques Nasser yang pada tahun 2001 dikritik karena terlalu fokus pada akuisisi luar negeri baru sementara operasi utama Ford di AS menurun. Ford menerima 2.30 B USD dari penjualan tersebut, jauh di bawah harga yang mereka bayar di bawah Nasser dan Donald Petersen. Namun, analis menyatakan bahwa Ford mungkin akan mendapatkan jauh lebih sedikit atau bahkan tidak menemukan pembeli jika mereka mencoba menjualnya di akhir tahun 2008, mengingat penjualan Jaguar Land Rover kemudian anjlok karena harga minyak yang tinggi di musim panas, yang menyebabkan Tata meminta dana talangan dari pemerintah Inggris. Mulally juga menjual Aston Martin dan Volvo Cars, serta mengurangi saham Ford di Mazda.
3.2.2. Keputusan Keuangan Utama
Keputusan keuangan paling signifikan di bawah kepemimpinan Mulally adalah pinjaman sebesar 23.60 B USD pada tahun 2006. Dana ini diperoleh dengan menggadaikan hampir seluruh aset Ford, sebuah langkah yang sangat berani pada saat itu. Meskipun banyak yang melihatnya sebagai tanda keputusasaan, Mulally berargumen bahwa pinjaman tersebut adalah "bantalan" yang penting untuk menghadapi kemungkinan resesi ekonomi dan membiayai perombakan besar-besaran. Keputusan ini terbukti krusial karena memungkinkan Ford untuk bertahan dan bahkan berkembang tanpa bantuan pemerintah ketika pesaingnya membutuhkan dana talangan selama krisis keuangan global. Selain pinjaman tersebut, Mulally juga mengambil keputusan strategis untuk divestasi aset non-inti, seperti penjualan merek-merek mewah di bawah payung Ford: Jaguar, Land Rover, Aston Martin, dan Volvo. Ia juga mengurangi kepemilikan saham Ford di Mazda. Keputusan-keputusan ini, meskipun sulit, bertujuan untuk merampingkan fokus Ford pada merek intinya dan mengamankan kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan.
3.2.3. Citra Publik dan Pengakuan
Pada tahun 2008, di tengah kerugian yang meningkat selama krisis ekonomi, Ford mengumumkan proposal pada 2 Desember 2008, untuk memangkas gaji Mulally menjadi 1 USD per tahun jika Ford menerima dan menggunakan pinjaman pemerintah. Meskipun Ford akhirnya tidak menerima dana talangan, Mulally menunjukkan komitmen publik yang kuat. Selama dengar pendapat untuk pinjaman pemerintah bagi Ford, ia dan para pemimpin industri lainnya dikritik karena terbang ke Washington, D.C. menggunakan jet korporat. Dalam pertemuan berikutnya, ia melakukan perjalanan dari Detroit ke Washington dengan kendaraan listrik hibrida buatan Ford, sambil menjual semua kecuali satu jet korporat perusahaan.


Pada tahun 2008, Mulally memperoleh total kompensasi sebesar 13.57 M USD, yang mencakup gaji pokok sebesar 2.00 M USD, penghargaan saham sebesar 1.85 M USD, dan penghargaan opsi sebesar 8.67 M USD. Total kompensasinya menurun 37,4% dibandingkan tahun 2007, menunjukkan dampak dari situasi ekonomi dan komitmennya terhadap pemotongan biaya.
Karena pencapaiannya di Ford, ia masuk dalam daftar "Time 100" pada tahun 2009. Entri tersebut, yang ditulis oleh Steve Ballmer, menyatakan, "[Mulally] memahami fundamental kesuksesan bisnis sebaik pemimpin bisnis mana pun yang saya kenal."
Pada tahun 2011, Mulally dinobatkan sebagai "Tokoh Tahun Ini" oleh Financial Times dalam penghargaan ArcelorMittal Boldness in Business Awards. Ia juga dinobatkan sebagai "CEO Terbaik Tahun 2011" oleh majalah Chief Executive. Pada tahun yang sama, Mulally juga dianugerahi Edison Achievement Award atas komitmennya terhadap inovasi sepanjang kariernya.
Pada tahun 2012, Mulally dianugerahi gelar kehormatan Doktor Sains oleh Universitas Kansas atas kontribusinya yang luar biasa dalam bidang teknik dan industri transportasi.
Pada 1 November 2012, Ford Motor Company mengumumkan bahwa Mulally akan tetap bersama perusahaan setidaknya hingga 2014. Namun, pada September 2013, dilaporkan bahwa Mulally mungkin akan mengundurkan diri lebih awal dari 2014 karena ia menjajaki peran lain. Dewan direksi Ford dilaporkan bersimpati terhadap langkah ini. Ia akhirnya pensiun pada 1 Juli 2014, dan digantikan oleh Mark Fields.
3.3. Aktivitas Pasca-Ford
Setelah pensiun dari Ford, Mulally tidak sepenuhnya meninggalkan dunia korporat. Pada tanggal 9 Juli 2014, ia bergabung dengan Dewan Direksi Google, yang kemudian menjadi bagian dari Alphabet Inc.. Ia memegang posisi ini hingga tahun 2024. Selain itu, pada April 2016, Mulally menjadi anggota senior di Sekolah Bisnis Albers Seattle University, di mana ia dapat berbagi pengalaman dan wawasannya dengan generasi pemimpin bisnis berikutnya. Ia juga sempat dipertimbangkan untuk posisi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dalam Pemerintahan Trump pertama, namun posisi tersebut akhirnya dipegang oleh CEO ExxonMobil, Rex Tillerson.
4. Filosofi dan Gaya Manajemen
Alan Mulally dikenal dengan filosofi dan gaya manajemennya yang khas, yang menjadi faktor kunci dalam keberhasilan transformasionalnya di Boeing dan Ford. Ia mengedepankan kolaborasi, transparansi, dan fokus yang kuat pada pemecahan masalah.
Salah satu kutipan terkenal Mulally adalah, "Semua orang mengatakan Anda tidak bisa menghasilkan uang dari mobil kecil. Nah, Anda harus memikirkan bagaimana cara menghasilkan uang karena ke sanalah arah dunia." Ini mencerminkan mentalitasnya dalam menghadapi tantangan dan menemukan solusi inovatif.
Di Ford, Mulally berhasil menegosiasikan empat perjanjian baru dengan United Auto Workers (UAW), yang secara signifikan menurunkan biaya tenaga kerja dari 76 USD per jam menjadi 55 USD per jam. Langkah ini krusial dalam restrukturisasi keuangan perusahaan. Ia memilih untuk tinggal dalam jarak 4828 m (3 mile) dari kantornya di kantor pusat global Ford di Dearborn, Michigan, menunjukkan komitmen dan aksesibilitasnya.
Mulally menerapkan pertemuan mingguan yang ketat bernama "Tinjauan Rencana Bisnis" (Business Plan Review - BPR) setiap Kamis pukul 7 pagi di "Thunderbird Room" kantor pusat Ford. Pertemuan ini dikenal karena mendorong transparansi dan akuntabilitas. Pada sebuah "rapat umum" dengan 100 staf teknologi informasi pada Februari 2007, Mulally secara terang-terangan menyatakan, "Kita telah gulung tikar selama 40 tahun," dan mengulangi pesannya kepada kelompok karyawan lainnya, menekankan urgensi perubahan.
Ketika ditanya oleh McKinsey & Company tentang bagaimana ia menjaga stamina mental dan fisiknya, Mulally menekankan pentingnya manajemen energi selain manajemen waktu. Ia menjelaskan, "Semua orang selalu berbicara tentang bagaimana Anda perlu mengelola waktu Anda. Anda perlu mengelola energi Anda juga. Anda harus bertanya terlebih dahulu, 'Apa yang memberi saya energi?' Ada banyak sumber: keluarga Anda, olahraga, kesejahteraan spiritual Anda... Di rumah kami, kami mengadakan pertemuan keluarga setiap minggu-BPR keluarga-di mana kami meninjau apa yang perlu kami lakukan dan dukungan yang dibutuhkan untuk menjalani minggu itu. Ini adalah jenis langkah proses lain, dan yang sangat penting." Pendekatan holistik ini mencerminkan komitmen Mulally terhadap keseimbangan hidup dan keberlanjutan personal, yang ia yakini juga memengaruhi kinerja profesionalnya.
5. Penghargaan dan Kehormatan
Sepanjang kariernya, Alan Mulally telah menerima berbagai penghargaan dan kehormatan yang mengakui kontribusinya yang luar biasa di industri kedirgantaraan dan otomotif:
- 2006:** Dinobatkan sebagai "Tokoh Tahun Ini" oleh Aviation Week & Space Technology atas kepemimpinannya di Boeing Commercial Airplanes.
- 2009:** Masuk dalam daftar "Time 100", daftar tahunan majalah Time yang menampilkan 100 orang paling berpengaruh di dunia.
- 2011:** Menerima "Penghargaan Boldness in Business ArcelorMittal" dari Financial Times sebagai "Tokoh Tahun Ini".
- 2011:** Dinobatkan sebagai "CEO Terbaik Tahun Ini" oleh majalah Chief Executive.
- 2011:** Dianugerahi Edison Achievement Award atas komitmennya terhadap inovasi sepanjang karier.
- 2012:** Menerima gelar kehormatan Doktor Sains dari Universitas Kansas, sebagai pengakuan atas kontribusinya yang signifikan dalam bidang teknik dan industri transportasi.
- 2015:** Dilantik ke dalam International Air & Space Hall of Fame di San Diego Air & Space Museum, sebuah kehormatan bagi tokoh-tokoh penting di dunia penerbangan dan antariksa.
- 2017:** Menerima Penghargaan Kepemimpinan Bisnis Bauer.
6. Warisan dan Pengaruh
Warisan dan pengaruh Alan Mulally sangat mendalam, tidak hanya terhadap perusahaan-perusahaan yang ia pimpin, tetapi juga terhadap industri terkait dan praktik manajemen secara umum.
Di Boeing, ia dikreditkan atas kebangkitan perusahaan di tengah persaingan ketat dengan Airbus pada pertengahan 2000-an. Kepemimpinannya dalam pengembangan produk dan inovasi teknik membantu mengukuhkan posisi Boeing sebagai pemain kunci di pasar pesawat komersial global.
Namun, kontribusi terbesarnya mungkin terlihat di Ford Motor Company. Di sana, Mulally memimpin salah satu pemulihan korporat paling mengesankan dalam sejarah modern. Melalui pengambilan keputusan yang berani, seperti mengamankan pinjaman besar yang dijamin aset sebelum krisis keuangan melanda, ia berhasil menjaga Ford agar tetap mandiri dan terhindar dari kebutuhan dana talangan pemerintah, tidak seperti pesaing utamanya General Motors dan Chrysler. Ini bukan hanya pencapaian finansial, tetapi juga keberhasilan dalam menjaga ribuan pekerjaan dan stabilitas ekonomi yang luas. Keputusannya untuk menjual merek-merek mewah seperti Jaguar, Land Rover, Aston Martin, dan Volvo juga krusial dalam memfokuskan kembali Ford pada merek inti dan memperkuat posisi keuangannya.
Filosofi manajemen Mulally yang "Bekerja Bersama" (Working Together) telah menjadi studi kasus di banyak sekolah bisnis. Pendekatan ini menekankan kolaborasi lintas fungsi, komunikasi transparan, dan akuntabilitas bersama. Ia mengubah budaya Ford yang sebelumnya tersegmentasi dan penuh konflik internal menjadi lingkungan yang lebih kohesif dan berorientasi pada solusi. Kemampuannya untuk memotivasi dan menyatukan tim, bahkan dalam menghadapi kesulitan ekstrem, telah diabadikan dalam buku "American Icon: Alan Mulally and the Fight to Save Ford Motor Company" oleh Bryce G. Hoffman, yang diterbitkan pada tahun 2012. Buku ini merinci strategi dan kepemimpinan Mulally yang berani dalam menyelamatkan salah satu ikon industri Amerika.
Secara keseluruhan, Mulally dikenang sebagai pemimpin visioner yang tidak hanya mampu mengatasi krisis besar tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang, menempatkan kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan perusahaan di garis depan strateginya.
7. Lihat Pula
- Daftar CEO Ford Motor Company
- Krisis industri otomotif 2008-2009