1. Kehidupan Awal dan Karier Junior
Alberto Frison lahir di Mirano, Veneto, Italia, pada 22 Januari 1988. Ia memulai karier sepak bolanya di akademi junior klub Treviso, bergabung pada tahun 2000 dan tetap di sana hingga tahun 2007. Sejak musim 2005-2006, Frison menjadi bagian dari tim Primavera U-20 Treviso, di mana ia umumnya menjadi pilihan utama sebagai penjaga gawang.
2. Karier Klub Profesional
Karier profesional Alberto Frison mencakup perjalanan yang panjang di berbagai klub sepak bola Italia, dari masa-masa awalnya di Treviso dan pinjaman, hingga peran penting di Vicenza dan Catania, serta periode lanjutan di beberapa tim lainnya.
2.1. Treviso dan Pinjaman Awal
Pada tahun 2006, Frison dipromosikan ke tim utama Treviso dan mengenakan nomor punggung 12. Di tim senior, ia menjadi penjaga gawang pilihan keempat, berada di belakang Vlada Avramov, Alex Cordaz, dan Maxminio Montresor. Setelah lulus resmi dari tim junior pada Juni 2007, ia dipinjamkan ke klub Lega Pro Prima Divisione Manfredonia pada Juli 2007. Di Manfredonia, Frison menjadi penjaga gawang utama, mengungguli Giacomo Bindi dan Manolo Leacche. Meskipun demikian, penampilan Frison tidak cukup untuk menyelamatkan Manfredonia dari degradasi, karena klub tersebut menempati posisi terakhir di Grup A dan terdegradasi ke Lega Pro Seconda Divisione.
Pada 30 Juni 2008, Frison kembali ke Treviso. Menjelang musim 2008-2009, ia dipertahankan di tim utama sebagai pelapis bagi Cordaz. Namun, pada 1 September di tahun yang sama, Frison secara resmi pindah ke klub Serie B lainnya, Vicenza, melalui kesepakatan kepemilikan bersama senilai 300.00 K EUR. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, pemain veteran Matteo Guardalben pindah dari Vicenza ke Treviso dengan nilai 50.00 K EUR.
2.2. Vicenza
Frison secara resmi bergabung dengan Vicenza pada hari terakhir jendela transfer musim panas 2008. Ia mendapatkan nomor punggung 1 dan berperan sebagai pelapis bagi penjaga gawang veteran Marco Fortin. Meskipun demikian, Frison berhasil mencatatkan 8 penampilan liga pada musim tersebut. Pada Juni 2009, Vicenza mengakuisisi penuh Frison dari Treviso dengan biaya tambahan 5.00 K EUR. Akuisisi ini terjadi tak lama setelah Treviso dinyatakan bangkrut pada musim panas 2009.
Selama kampanye 2009-2010, Frison terus menjadi pilihan kedua di bawah Fortin, mengungguli Cristian Cicioni dan José Rocchi. Pada 18 Januari 2010, klub Serie A Genoa merekrut Frison dengan status pinjaman selama enam bulan dari Vicenza, sementara Danilo Russo pindah ke Vicenza dalam kesepakatan kepemilikan bersama. Di Genoa, Frison diberi nomor punggung 1 dan menjadi penjaga gawang pilihan ketiga, di belakang Marco Amelia dan Alessio Scarpi. Meskipun tidak membuat penampilan Serie A untuk klub yang berbasis di Liguria itu, Frison bermain dalam pertandingan persahabatan untuk Genoa di akhir musim.
Frison kembali ke Vicenza pada 30 Juni 2010, menjelang musim 2010-2011. Setelah kembali, Frison menjadi pemain reguler di tim berjuluk biancorossi tersebut, mencatatkan 12 penampilan liga sebagai starter pada paruh pertama musim baru. Namun, pada 19 Januari 2011, ia kembali dipinjamkan, kali ini ke Frosinone. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Pierluigi Frattali pindah dari Frosinone ke Vicenza pada 31 Januari 2011. Selama masa pinjamannya di Frosinone, Frison menjadi penjaga gawang utama, membuat 17 penampilan liga. Pada 30 Juni 2011, Frison kembali ke Vicenza setelah masa pinjamannya berakhir.
Sekembalinya ke Vicenza, Frison mengambil nomor punggung 88 dan diharapkan bersaing dengan pemain veteran Paolo Acerbis untuk posisi starter. Ia segera menjadi penjaga gawang utama klub dan menjadi bagian tak terpisahkan dari skuad 2011-2012, membuat lebih dari 45 penampilan di semua kompetisi, termasuk 41 penampilan di liga. Pada Januari 2012, Frison banyak dikaitkan dengan kepindahan ke beberapa klub, namun ia tetap di Vicenza. Sayangnya, Frison tidak mampu mencegah degradasi klub ke Lega Pro Prima Divisione setelah kalah agregat dalam pertandingan play-off dari Empoli.
2.3. Catania
Pada 6 Juli 2012, Frison pindah ke Catania dalam kesepakatan kepemilikan bersama dengan kontrak berdurasi lima tahun. Total biaya transfernya adalah 650.00 K EUR, meskipun bek Raffaele Imparato pindah ke Vicenza sebagai bagian dari pertukaran pemain tanpa biaya. Frison diharapkan bersaing dengan penjaga gawang internasional Argentina Mariano Andújar untuk posisi starter, menyusul kembalinya Juan Pablo Carrizo ke Lazio, kepindahan Tomáš Košický ke Novara, dan berakhirnya kontrak Andrea Campagnolo. Sejak kedatangannya di klub Sisilia ini, Frison berperan sebagai pelapis Andújar dan membuat tiga penampilan di 2012-2013 Coppa Italia.
Ia kemudian membuat debutnya di Serie A pada 28 April 2013, dalam kekalahan tandang melawan Milan, setelah Andújar mendapat larangan tiga pertandingan di liga. Pada 5 Mei 2013, Frison mencatatkan clean sheet pertamanya di Serie A dalam kemenangan kandang 3-0 atas Siena. Pada Juni 2013, Catania mengakuisisi penuh Frison dengan biaya tambahan 700.00 K EUR. Frison menjadi pilihan utama sejak pertengahan musim 2013-2014, namun ia mengikuti klub tersebut yang terdegradasi ke 2014-2015 Serie B.
2.4. Karier Lanjutan
Pada Januari 2015, Frison direkrut oleh klub Serie A Sampdoria dalam kesepakatan sementara. Karena skandal pengaturan skor, Catania terdegradasi ke Lega Pro pada awal musim 2015-2016. Pada 31 Agustus 2015, klub pendatang baru Serie B, Salernitana, merekrut Frison dengan status pinjaman yang disertai kewajiban untuk mengakuisisi penuh di akhir musim. Pada saat yang sama, Luca Liverani, Andrea Russotto, dan Caetano Calil direkrut oleh Catania. Namun, pada 2 September 2015, Frison dilepas dari Salernitana.
Pada 4 Agustus 2016, Frison menandatangani kontrak satu tahun dengan Sambenedettese. Ini merupakan klub profesional terakhir yang tercatat dalam kariernya.
3. Karier Internasional
Alberto Frison telah dipanggil untuk tim nasional junior Italia sejak tahun 2004, meskipun semua penampilannya terbatas pada pertandingan persahabatan. Ia masuk dalam skuad awal 23 pemain untuk Kejuaraan Sepak Bola U-17 Eropa UEFA 2005, di mana Italia otomatis lolos sebagai tuan rumah. Namun, ia kemudian dikeluarkan dari skuad final yang beranggotakan 18 pemain. Setelah Enrico Alfonso dikeluarkan dalam fase grup turnamen tersebut, Frison awalnya memenuhi syarat untuk dipanggil sebagai penjaga gawang darurat, tetapi ia sedang cedera. Frison hanya memainkan satu-satunya pertandingan untuk tim U-18 pada tahun 2005, di mana ia ditempatkan di atas Enrico Alfonso dan Paolo Tornaghi.
Ia juga dipanggil untuk tim nasional sepak bola U-20 Italia di Turnamen Empat Negara 2007-2008 dan dalam pertandingan persahabatan tidak resmi melawan tim gabungan Serie D. Sejak musim 2008-2009, ia dipanggil ke tim perwakilan U-21 Serie B Italia, bermain dalam pertandingan persahabatan internal di mana tim dibagi menjadi tim biru dan putih yang saling berhadapan.
Pada 1 Oktober 2010, Frison menerima panggilan pertamanya dari tim nasional sepak bola U-21 Italia. Ia berpartisipasi dalam kedua leg pertandingan play-off Kualifikasi Kejuaraan Sepak Bola U-21 Eropa UEFA 2011 sebagai pemain pengganti yang tidak digunakan. Italia tereliminasi, dan Frison tidak lagi memenuhi syarat untuk tim U-21 di musim 2011-2013, yang secara efektif mengakhiri karier singkatnya di tim U-21.
4. Kehidupan Pribadi
Alberto Frison adalah putra dari mantan penjaga gawang profesional, Lorenzo Frison. Ayahnya juga berkarier sebagai penjaga gawang dan pernah bermain secara profesional untuk tim-tim seperti Palermo dan Pescara pada tahun 1970-an dan 1980-an.
5. Pensiun dan Kehidupan Selanjutnya
Setelah bermain untuk Sambenedettese hingga tahun 2016, Alberto Frison mengakhiri karier profesionalnya sebagai pemain sepak bola. Tidak ada informasi publik yang signifikan mengenai aktivitas atau peran yang ia jalani setelah pensiun dari dunia sepak bola.
6. Penilaian
Alberto Frison merupakan seorang penjaga gawang yang menunjukkan dedikasi dan ketahanan sepanjang karier profesionalnya di sepak bola Italia. Perjalanannya dari tim junior Treviso hingga mencapai level Serie A dengan Catania adalah bukti dari kemampuannya untuk beradaptasi dan berkembang di berbagai divisi. Meskipun sering memulai sebagai pelapis, Frison menunjukkan kegigihan untuk meraih posisi utama di beberapa klub seperti Manfredonia, Frosinone, dan terutama di Vicenza, di mana ia menjadi bagian tak terpisahkan dari skuad dengan lebih dari 40 penampilan liga dalam satu musim.
Kariernya juga mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak pemain dalam sistem sepak bola Italia, termasuk pinjaman yang berulang dan dampak dari peristiwa di luar lapangan, seperti degradasi klub karena skandal pengaturan skor. Meskipun ia tidak mengukir banyak penghargaan kolektif besar, kemampuan Frison untuk terus bersaing dan meraih tempat di tim inti pada berbagai level liga menunjukkan profesionalisme dan komitmennya terhadap olahraga. Debutnya di Serie A dan catatan clean sheet pertamanya di divisi teratas merupakan puncak dari usaha dan dedikasinya dalam karier yang panjang.