1. Keluarga
Aleksander II adalah putra tertua dari tiga bersaudara pasangan Raja Amyntas III dan Ratu Eurydice I. Saudara-saudaranya yang lebih muda adalah Philip dan Perdiccas III.
2. Masa Pemerintahan sebagai Raja Makedonia
Meskipun telah mencapai usia dewasa, Aleksander II masih sangat muda ketika naik takhta sekitar 370 SM. Usia mudanya segera menimbulkan masalah bagi raja baru tersebut, karena musuh-musuh dinasti segera melanjutkan perang.
2.1. Penobatan dan Ancaman Awal
Setelah penobatannya, Aleksander II secara bersamaan menghadapi invasi Illyria dari arah barat laut dan serangan dari timur oleh penipu Pausanias. Pausanias dengan cepat merebut beberapa kota dan mengancam ibu suri, yang berada di istana di Pella bersama putra-putranya yang masih kecil. Aleksander berhasil mengalahkan musuh-musuhnya dengan bantuan jenderal Atena, Iphicrates, yang saat itu sedang berlayar di sepanjang pantai Makedonia dalam perjalanan untuk merebut kembali Amphipolis.
2.2. Intervensi Militer di Tesalia
Atas permintaan keluarga Aleuadae dari Tesalia, Aleksander II melakukan intervensi dalam perang saudara di wilayah tersebut. Ia berhasil menguasai Larissa dan beberapa kota lainnya. Namun, ia mengkhianati janji yang telah dibuatnya dengan menempatkan garnisun di kota-kota tersebut. Tindakan ini memicu reaksi permusuhan dari Thebes, yang pada saat itu merupakan kekuatan militer terkemuka di Yunani Kuno.
2.3. Konflik dengan Thebes dan Perubahan Politik
Jenderal Thebes, Pelopidas, berhasil mengusir Makedonia dari Tesalia. Pelopidas kemudian menetralisir posisi Aleksander dengan mendukung ambisi saudara ipar Aleksander, Ptolemy dari Aloros, dan memaksa Aleksander untuk meninggalkan aliansinya dengan Atena demi Thebes. Sebagai bagian dari aliansi baru ini, Aleksander harus menyerahkan sandera, termasuk adik laki-lakinya, Philip.
2.4. Pezhetairoi dan Pembunuhan
Aleksander II memperkenalkan nama 'Pezhetairoi' (kompi infanteri) untuk pengawal pribadinya. Nama ini kemudian diadaptasi kembali oleh Philip II sebagai nama untuk infanteri tombaknya. Aleksander II dibunuh selama pertunjukan telesias, sebuah tarian perang, atas hasutan Ptolemy dari Aloros.
3. Pasca-Pemerintahan
Setelah kematian Aleksander II, adiknya, Perdiccas III, menjadi raja berikutnya. Namun, karena Perdiccas masih di bawah umur, Ptolemy dari Aloros diangkat sebagai wali penguasa dan secara efektif menjadi penguasa Makedonia.
4. Evaluasi Sejarah
Masa pemerintahan Aleksander II yang singkat, hanya sekitar dua tahun, ditandai oleh gejolak politik dan militer yang intens. Ia menghadapi ancaman serius dari luar dan intrik di dalam istana sejak awal pemerintahannya. Keputusannya untuk menempatkan garnisun di kota-kota Tesalia, meskipun berhasil dalam jangka pendek, memicu reaksi keras dari Thebes yang mengubah lanskap aliansi Makedonia dari Atena ke Thebes. Pembunuhannya oleh Ptolemy dari Aloros menyoroti ketidakstabilan dan perebutan kekuasaan yang lazim di Makedonia pada masa itu. Meskipun demikian, ia dikenal karena memperkenalkan konsep 'Pezhetairoi', yang kemudian dikembangkan menjadi unit infanteri tombak yang terkenal di bawah kepemimpinan adiknya, Philip II, dan putranya, Aleksander Agung. Warisannya adalah periode transisi yang penuh tantangan, yang membuka jalan bagi kebangkitan Makedonia di bawah Philip II.