1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Ali Daei memulai karier bermainnya dan menunjukkan bakat awal di sepak bola Iran sebelum meniti jalan profesional.
1.1. Kelahiran dan Pendidikan
Daei lahir di Ardabil, Iran, pada 21 Maret 1969, dari keluarga Azerbaijan Iran. Meskipun ayahnya awalnya tidak ingin ia menekuni sepak bola hingga lulus SMA, ia diam-diam menerima bola dari ibunya dan pergi berlatih. Daei juga mengutamakan pendidikannya, lulus dari Universitas Teknologi Sharif dengan gelar Sarjana Sains di bidang Teknik Material (Metalurgi).
1.2. Awal Karier Klub di Iran
Daei memulai karier bermainnya pada usia 19 tahun dengan klub kampung halamannya, Esteghlal Ardabil. Klub berikutnya adalah Taxirani F.C. di Tehran, tempat ia bermain selama satu musim, sebelum bergabung dengan klub lain yang berbasis di Tehran, Bank Tejarat. Masa jabatannya dengan Bank Tejarat berlangsung empat tahun, mencetak 49 gol dalam 75 pertandingan. Setelah sukses dengan Bank Tejarat F.C., pada tahun 1994, Daei bergabung dengan salah satu klub terkemuka di Tehran, Persepolis. Ia mencetak 23 gol dalam 38 pertandingan untuk klub tersebut dari tahun 1994 hingga 1996.
2. Karier Bermain
Karier Ali Daei sebagai pemain sepak bola profesional meliputi periode sukses di Eropa dan di tanah airnya, serta penampilan gemilang bersama tim nasional Iran.
2.1. Karier Klub di Eropa
Setelah performa mengesankannya di Piala Asia AFC 1996, Ali Daei pindah ke Al Sadd untuk musim 1996-1997 sebelum bergabung dengan tim Bundesliga Arminia Bielefeld pada tahun 1997, bersama dengan rekan setimnya di tim nasional Iran, Karim Bagheri.
Pada musim 1998-1999, Daei pindah ke Bayern München. Di sana, ia menghadapi persaingan ketat untuk mendapatkan tempat di tim utama. Situasi ini, ditambah dengan jadwal padat tim nasional Iran, membuat Daei memiliki waktu bermain yang sangat sedikit. Karena tidak puas dengan posisinya di klub, Daei memutuskan untuk pindah ke Hertha BSC sebelum kontrak tiga tahunnya berakhir, setelah Bayern memenangkan gelar juara Bundesliga pada tahun 1999.
Di Hertha Berlin, Daei menjadi pemain Asia pertama yang tampil dalam pertandingan Liga Champions UEFA. Ia mencetak gol pertamanya dan keduanya di Liga Champions UEFA pada 21 September 1999 dalam pertandingan grup melawan Chelsea, yang dimenangkan Hertha dengan skor 2-1. Ia juga mencetak gol dalam hasil imbang 1-1 melawan A.C. Milan di San Siro. Meskipun menjadi bagian dari skuad yang sukses, Hertha memiliki banyak pemain bintang yang diharapkan memenuhi impian Bundesliga dan Liga Champions UEFA mereka.
2.2. Kembali ke Liga Iran
Pada tahun 2001, Ali Daei, yang berusia 34 tahun, bergabung dengan liga Uni Emirat Arab, menandatangani kontrak dengan Al-Shabab sebagai agen bebas. Ia mencetak 11 gol dalam 21 pertandingan untuk Al-Shabab. Pada tahun 2003, Daei keluar dari tim UAE dan bergabung dengan klub lamanya di Tehran, Persepolis, di mana ia mencetak 16 gol dalam 28 pertandingan selama satu musim.
Daei kemudian pindah dari Persepolis ke Saba Battery dengan transfer bebas, dengan kontrak senilai sekitar 300.00 K USD. Ia menghabiskan dua tahun di Saba Battery, mencetak 23 gol, memenangkan Piala Hazfi, dan berpartisipasi dalam Liga Champions Asia. Setelah Piala Dunia FIFA 2006 dan kedatangan manajer baru Saba Battery, Farhad Kazemi, diumumkan bahwa ia tidak lagi dibutuhkan di tim dan kontraknya tidak akan diperbarui. Meskipun ada rumor pensiun, ia menandatangani kontrak dengan klub lain yang terkait industri dari Tehran, Saipa, pada 1 Agustus 2006.
Pada 6 Maret 2007, Ali Daei didenda 2.00 K USD dan diskors empat pertandingan oleh Federasi Sepak Bola Iran setelah insiden dalam pertandingan liga di mana ia melakukan sundulan kepala ke wajah Sheys Rezaei.
2.3. Karier Internasional

Ali Daei melakukan debutnya untuk Iran pada 6 Juni 1993 dalam turnamen Piala ECO yang diadakan di Tehran, melawan Pakistan. Ia terus tampil bersama tim nasional dan dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak pada putaran akhir kualifikasi Piala Dunia FIFA 1994 dengan empat gol dalam 5 pertandingan.
Pada Piala Asia AFC 1996, Daei dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak dunia dalam kompetisi internasional resmi oleh Federasi Internasional Sejarah & Statistik Sepak Bola (IFFHS), setelah mencetak 20 gol dalam pertandingan kompetitif untuk Iran pada tahun 1996, termasuk empat gol terkenalnya melawan Korea Selatan. Pada akhir Piala Asia 1996, ia telah mencetak 29 gol dalam 38 penampilan untuk Iran. Dalam kampanye kualifikasi Piala Dunia FIFA 1998, ia kembali menjadi pencetak gol terbanyak, mencetak sembilan gol dalam 17 pertandingan untuk Iran, mencapai 38 gol dalam 52 penampilan untuk negaranya pada saat itu. Dalam pertandingan penentuan Piala Dunia 1998 melawan Jepang, ia juga mencetak gol yang sempat membuat Iran unggul 2-1.
Pada 28 November 2003, dalam kualifikasi Piala Asia AFC di Tehran melawan Lebanon, ia mencetak gol internasional ke-85, melampaui pemain Hungaria Ferenc Puskás untuk memuncaki daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa dalam pertandingan internasional. Pada 17 November 2004, ia mencetak empat gol melawan Laos dalam kualifikasi Piala Dunia FIFA, memberinya 102 gol dan menjadikannya pemain pria pertama yang mencetak 100 gol dalam pertandingan internasional.
Meskipun ada kritik, Daei bermain di Piala Dunia FIFA 2006. Keluhan tersebut lebih ditujukan pada kebugarannya dan ketidakmampuan pemain yang lebih muda untuk bermain di Piala Dunia. Meskipun media Iran menyerukan pensiunnya, Ali Daei selalu membela posisinya di Team Melli dan menolak anggapan bahwa ia terlalu tua untuk bermain bagi tim.
Daei mengakhiri karier internasionalnya dengan 109 gol dalam 148 penampilan, sebuah rekor sepanjang masa yang bertahan hingga September 2021 ketika dilampaui oleh penyerang Portugal Cristiano Ronaldo. "Saya merasa terhormat bahwa pencapaian luar biasa ini akan menjadi milik Ronaldo," tulis Daei di Instagram. Pada tahun 2024, rekornya juga dilampaui oleh Lionel Messi.
2.4. Gaya Bermain
Ali Daei dikenal sebagai penyerang bertubuh tinggi (sekitar 189 cm) dengan kemampuan mencetak gol yang sangat produktif. Ia memiliki julukan "Menara Persia" karena kekuatan dan akurasinya dalam duel udara dan sundulan kepala yang seringkali menjadi gol. Meskipun pada masa mudanya ia juga pernah bermain sebagai bek, ia kemudian sepenuhnya fokus sebagai penyerang, mengembangkan kemampuan adaptif dan naluri mencetak gol yang tajam.
2.5. Karier di Perguruan Tinggi
Ali Daei juga memiliki karier bermain di tingkat universitas. Ia menjabat sebagai kapten tim sepak bola Universitas Islam Azad dalam Pesta Olahraga Antaruniversitas Dunia 2007, di mana ia mencetak hat-trick dalam pertandingan final melawan Universitas Osijek dan meraih medali emas.
2.6. Pensiun sebagai Pemain
Pada 28 Mei 2007, setelah Saipa memenangkan Piala Teluk Persia 2006-07 dalam pertandingan melawan Mes Kerman, Daei mengumumkan pengunduran dirinya dari bermain sepak bola klub dan bahwa ia akan berkonsentrasi pada karier kepelatihannya.
3. Karier Manajerial
Setelah pensiun sebagai pemain, Ali Daei melanjutkan kontribusinya di dunia sepak bola sebagai manajer, memimpin berbagai klub dan tim nasional Iran.
3.1. Peran Manajerial Awal
Pada 8 Oktober 2006, setelah kepergian mendadak pelatih Jerman Werner Lorant dari Saipa, Ali Daei ditunjuk sebagai manajer sementara Saipa. Ia kemudian secara resmi diumumkan sebagai manajer penuh waktu. Pada 28 Mei 2007, Saipa menjadi juara Piala Teluk Persia pada musim pertama Daei sebagai pelatih. Ia kemudian mengakhiri tugas bermainnya untuk juara bertahan dan sepenuhnya fokus pada kepelatihan. Pada musim keduanya sebagai manajer, hasil kampanye Saipa 2007-2008 tidak begitu sukses karena timnya finis di posisi ke-11 dari 18 tim di Liga Profesional Iran. Namun, Daei berhasil memimpin Saipa meraih tempat di perempat final Liga Champions Asia sebelum ia pergi untuk mengambil alih posisi manajer penuh waktu tim nasional Iran. Selain itu, pada Universiade Musim Panas 2007, Daei bertanggung jawab sebagai pelatih kepala tim nasional mahasiswa Iran. Ia juga menjabat sebagai manajer teknis tim Universitas Islam Azad pada Pesta Olahraga Antaruniversitas Dunia 2009.
3.2. Manajer Tim Nasional Iran
Pada 2 Maret 2008, Federasi Sepak Bola Republik Islam Iran (IRIFF) secara resmi menunjuk Ali Daei sebagai pelatih kepala baru Team Melli. Meskipun mengakui bahwa penunjukannya sebagai manajer tim nasional Iran adalah sebuah "kejutan", Daei menolak untuk meninggalkan pekerjaan kepelatihannya saat ini di Saipa F.C., sehingga mengambil dua karier manajerial ganda hingga Saipa mencapai perempat final Liga Champions Asia, setelah itu Daei meninggalkan Saipa dengan persetujuan bersama.
Selama masa jabatannya sebagai pelatih tim nasional, tim Iran mencatat rekor 16 kemenangan, 6 hasil imbang, dan 3 kekalahan. Namun, kekalahan ketiganya pada 28 Maret 2009 dari tim Arab Saudi dengan skor 1-0 di Tehran, dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2010, menjadi pemicu pemecatannya. Selama kepemimpinannya, tim Iran mencatat hasil kualifikasi Piala Dunia terlemah, hanya dengan satu kemenangan dari 5 pertandingan kualifikasi Piala Dunia. Banyak kritikus juga menyoroti kegagalan tim Daei untuk mencetak gol dan kelemahan yang belum terpecahkan di lini pertahanan tengah sebagai penyebab kegagalannya. Meskipun demikian, ia memperkenalkan banyak pemain baru, seperti Gholamreza Rezaei dan Ehsan Hajsafi.
3.3. Manajemen Klub di Iran
Setelah masa jabatannya di tim nasional, Ali Daei melanjutkan karier manajerialnya di berbagai klub Iran:
- Persepolis (pertama):** Pada 28 Desember 2009, Daei terpilih sebagai pelatih Persepolis. Pada akhir musim 2009-10, Persepolis finis di urutan keempat di liga, tetapi mereka menjadi juara Piala Hazfi, sehingga lolos ke Liga Champions Asia 2011. Pada musim 2010-11, Persepolis finis di urutan keempat di liga dan tersingkir di babak grup Liga Champions Asia 2011, tetapi pada akhir musim, Persepolis memenangkan Piala Hazfi 2010-11 setelah mengalahkan rival Sepahan, Foolad, dan Malavan. Selama waktunya di Persepolis, Daei banyak menghadapi tantangan, termasuk dari ketua Habib Kashani dan para pemimpin penggemar. Meskipun demikian, Persepolis berhasil meraih dua trofi Piala Hazfi berturut-turut untuk pertama kalinya dalam 13 musim di bawah kepemimpinan Daei, dan para penggemar selalu mencintai serta mendukungnya. Daei juga banyak membawa pemain muda seperti Hamidreza Ali Asgari dan Saman Aghazamani, serta pemain lain seperti Hadi Norouzi dan Maziar Zare terpilih untuk Team Melli berkat Daei.

- Rah Ahan:** Pada 14 Juli 2011, Daei menandatangani kontrak satu tahun sebagai pelatih kepala Rah Ahan. Pada pertandingan pertamanya, ia bermain imbal 2-2 dengan Zob Ahan. Pada musim pertamanya, ia memimpin klub ke posisi ke-11. Selama musim 2012-13, Ali Daei menggunakan banyak pemain muda seperti Mojtaba Shiri dan Omid Alishah. Rah Ahan finis di posisi ke-8, pencapaian terbaik klub di liga sejak 1937. Berkat popularitas Daei, lebih banyak orang mulai menonton pertandingan Rah Ahan, dan untuk tahun kedua berturut-turut, Daei mengalahkan mantan klubnya Persepolis. Meskipun banyak rumor bahwa Daei akan meninggalkan Rah Ahan untuk klub lain, ia memutuskan untuk bertahan dengan klub tersebut "untuk membangun tim yang dapat lolos ke Liga Champions Asia". Namun, kontraknya diakhiri pada 20 Mei 2013.
- Persepolis (kedua):** Pada 20 Mei 2013, ia menandatangani kontrak tiga tahun untuk kembali menjadi pelatih kepala Persepolis setelah negosiasi panjang. Ia secara resmi memulai pekerjaannya pada 1 Juni 2013. Pertandingan pertamanya melawan Tractor, yang dimenangkan Persepolis 1-0. Pada akhir tahun pertamanya di Persepolis, timnya finis sebagai runner-up, dua poin lebih sedikit dari juara Foolad. Ia dipecat pada 10 September 2014 setelah awal musim 2014-15 yang buruk.
- Saba Qom:** Pada 1 Juli 2015, Daei menjadi pelatih kepala Saba Qom, menandatangani kontrak dua tahun. Dalam dua musim bersama Saba, ia finis di urutan kesembilan dan ketujuh di Liga Pro Teluk Persia. Ia meninggalkan Saba beberapa minggu sebelum musim 2016-17 karena ketidakpastian dalam situasi kepemilikan klub. Saba Qom memenangkan Piala Shohada 2016 di bawah Daei.

- Naft Tehran:** Daei menjadi manajer Naft Tehran pada 5 Juli 2016 dengan menandatangani kontrak dua tahun. Ia memimpin Naft meraih gelar Piala Hazfi pada musim 2016-17. Namun, ia meninggalkan klub pada akhir musim.
- Saipa (kedua):** Daei kembali menjadi manajer Saipa pada 14 Mei 2017, klub tempat ia memulai karier kepelatihannya pada tahun 2006 dan memimpin mereka meraih gelar liga pada tahun 2007. Ia memimpin klub selama dua musim dan dipecat pada akhir musim Liga Pro Teluk Persia 2018-19.
4. Aktivitas Profesional Lainnya
Di samping peran aktifnya sebagai pemain dan manajer, Ali Daei juga terlibat dalam kegiatan profesional lainnya di dunia sepak bola dan kemanusiaan.
4.1. FIFA dan Duta Besar Kemanusiaan
Ali Daei menjabat sebagai anggota Komite Sepak Bola FIFA antara tahun 2007 dan 2013. Ia juga ditunjuk sebagai Duta Niat Baik UNICEF pada tahun 2001. Dalam kapasitas ini, ia membuat donasi amal yang signifikan dan tampil dalam pertandingan amal di seluruh dunia, termasuk pertandingan Dunia vs. Bosnia bersama Roberto Baggio dan lainnya. Ia juga tampil dalam iklan UNICEF bersama David Beckham dan Madeleine Albright, dan secara teratur terlihat bekerja sama dengan organisasi tersebut.
4.2. Keterlibatan dalam Acara Sepak Bola Internasional
Daei turut serta dalam acara-acara penting di dunia sepak bola internasional. Pada 18 Juli 2007, ia tampil dalam pertandingan "90 Menit untuk Mandela", sebuah pertandingan antara Africa XI dan Rest of the World XI untuk merayakan ulang tahun Nelson Mandela, di mana ia bermain sekitar 10 menit. Ia juga merupakan salah satu tokoh yang terlibat dalam undian grup Piala Dunia FIFA 2022 yang diadakan di Qatar pada 1 April 2022.
5. Kehidupan Pribadi
Aspek-aspek pribadi Ali Daei mencakup kehidupan keluarga, usaha bisnis, keyakinan agama, dan keterlibatan dalam isu-isu sosial-politik penting.
5.1. Keluarga dan Hubungan Pribadi
Jurnalis Iran Camelia Entekhabifard menulis dalam memoarnya bahwa ia menikah dengan Daei pada tahun 1997, tetapi pasangan itu kemudian berpisah. Ali Daei diketahui memiliki seorang putri.
5.2. Usaha Bisnis dan Filantropi
Daei memiliki perusahaan manufaktur kaus sepak bola sendiri yang disebut Daei Sport's Wears & Equipments. Perusahaannya memproduksi pakaian olahraga untuk klub-klub olahraga Iran di berbagai bidang dan klub-klub liga di seluruh dunia. Perusahaannya juga membuat kaus untuk tim nasional Iran. Daei secara konsisten melakukan donasi amal yang signifikan dan secara teratur terlihat bekerja sama dengan UNICEF.
5.3. Keyakinan Agama dan Pribadi
Daei adalah seorang pengikut Islam Syiah. Saat ia bermain untuk Bayern München, ia menolak untuk memegang segelas bir untuk iklan Erdinger karena minuman beralkohol dilarang dalam agamanya.
5.4. Insiden Pribadi Penting
Pada 17 Maret 2012, mobil Daei terbalik saat ia mengemudi kembali ke Tehran dari Isfahan bersama saudaranya. Tepat sebelum kecelakaan, timnya, Rah Ahan, telah dikalahkan oleh Sepahan. Daei kemudian dipindahkan ke rumah sakit dekat Kashan. Petugas Media Rah Ahan, Hossein Ghadousi, menyatakan bahwa "Daei dalam kondisi stabil terkait tanda-tanda vitalnya dan saat ini tidak dalam bahaya akut akibat kecelakaan itu". Ia dipindahkan ke rumah sakit Laleh di Tehran keesokan harinya. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyatakan: "AFC berharap legenda Iran Ali Daei, yang terlibat dalam kecelakaan mobil pada hari Sabtu, pulih dengan segera dan sepenuhnya. Kami siap membantu Daei, ikon sejati sepak bola Asia. Doa kami menyertainya." Sepp Blatter, Presiden FIFA, menyatakan di halaman Twitter pribadinya bahwa ia terkejut mendengar Daei terluka dan mendoakan kesembuhannya.
Pada November 2020, Daei diserang oleh dua pencuri saat mereka mencoba mencuri kalung emasnya di Tehran. Polisi mengumumkan bahwa kedua pencuri tersebut ditangkap beberapa hari setelah menyerang Daei.
Pada 26 Desember 2022, Daei menyatakan bahwa sebuah penerbangan internasional yang membawa istri dan putrinya, Mona Farrokhazari, menuju Dubai dipaksa kembali ke Pulau Kish, karena dukungannya terhadap protes anti-pemerintah. Insiden ini menjadi sorotan yang menunjukkan konsekuensi dari sikap berani Ali Daei dalam mendukung hak asasi manusia dan kebebasan sipil di Iran.
6. Penghargaan dan Prestasi
Ali Daei telah meraih berbagai penghargaan dan gelar bergengsi sepanjang karier bermain dan manajerialnya.
6.1. Penghargaan sebagai Pemain
- Persepolis
- Liga Azadegan: 1995-96
- Bayern München
- Bundesliga: 1998-99
- DFB-Ligapokal: 1998
- Runner-up Liga Champions UEFA: 1998-99
- Saba Battery
- Piala Hazfi: 2004-05
- Piala Super Iran: 2005
- Saipa
- Liga Pro Teluk Persia: 2006-07
- Iran U23
- Pesta Olahraga Asia Medali Emas: 2002
- Iran
- Piala ECO: 1993
- Piala LG (sepak bola) (3): 2001, 2002 Maret, 2002 September; Tempat ketiga (3): 2000, 2003 Mei, 2003 Agustus
- Pesta Olahraga Asia Medali Emas: 1998
- Piala Tantangan AFC-OFC: 2003
- Kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Barat: 2004
6.2. Penghargaan sebagai Manajer
- Saipa
- Liga Pro Iran: 2006-07
- Iran
- Kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Barat: 2008
- Persepolis
- Piala Hazfi: 2009-10, 2010-11
- Naft Tehran
- Piala Hazfi: 2016-17
- Saba Qom
- Piala Shohada: 2016
6.3. Penghargaan Individu
- Tim Turnamen Piala Asia AFC: 1996
- Pencetak gol terbanyak Piala Asia AFC: 1996 (8 gol)
- Pemain Terbaik Asia AFC Bulan Ini: Agustus 1997
- Pemain Sepak Bola Asia Terbaik AFC: 1999
- Pencetak Gol Terbanyak Dunia IFFHS: 2000 (20 gol)
- Orde Keberanian (Iran): 2005
- Hall of Fame Sepak Bola Asia: 2014
- Legenda IFFHS: 2016
- Tim Terbaik Sepanjang Masa Piala Asia AFC Pilihan Penggemar: 2018
- Tim Pria Asia Abad ke-20 IFFHS: 1901-2000
- Manajer Terbaik Iran: 2006
- Nominasi Pemain Terbaik Dunia FIFA: 1997, 2001
- AFC Asian Cup All-time XI: 2023
- Pencetak Gol Terbanyak Pesta Olahraga Asia: 1998 (9 gol)
- Pencetak Gol Terbanyak Liga Pro Iran: 2003-04 (16 gol)
- Penghargaan Pemain Terbaik Liga Pro Iran: 2008
7. Warisan dan Citra Publik
Ali Daei meninggalkan warisan yang mendalam dalam sepak bola Iran dan Asia, serta memiliki citra publik yang kuat yang melampaui lapangan hijau.
7.1. Warisan Keseluruhan
Ali Daei secara luas dianggap sebagai salah satu pesepak bola Iran terhebat sepanjang masa, serta salah satu pesepak bola terhebat yang pernah berasal dari Asia. Kontribusinya terhadap tim nasional dan klub-klub tempat ia bermain telah membentuk standar baru dan menginspirasi banyak generasi pesepak bola di wilayah tersebut. Ia adalah pahlawan nasional di Iran.
7.2. Anekdot dan Dampak Budaya
Ali Daei dikenal memiliki hubungan baik dengan Jepang. Pada Pesta Olahraga Asia 1994 di Hiroshima, ia mengalami cedera dan dirawat di rumah sakit. Selama masa pemulihan, ia sangat terkesan dengan keramahan dokter dan perawat Jepang, dan sejak itu ia menjadi pencinta Jepang. Ia bahkan menyebut film Seven Samurai sebagai salah satu film favoritnya. Kecintaannya pada Jepang terlihat dalam komentarnya pada 8 Juni 2005, ketika Iran lolos kualifikasi Piala Dunia, ia menyatakan, "Saya percaya Iran dan Jepang akan lolos sejak awal."
Di luar Olahraga, Daei memiliki toko perlengkapan olahraga bernama "Daei". Perusahaan ini memproduksi seragam sepak bola untuk tim nasional Iran dan beberapa klub lain, menjadikannya merek yang dikenal luas. Dari anekdot pribadinya, diungkapkan bahwa pada masa mudanya, ayahnya sangat mementingkan pendidikan, tetapi Ali Daei akan diam-diam menerima bola dari ibunya dan pergi berlatih, menunjukkan dedikasi awalnya pada sepak bola.
Ali Daei adalah sosok yang sangat dicintai oleh para penggemar. Selama waktunya di Persepolis, para penggemar selalu mencintai dan mendukung Daei secara pribadi, meskipun mereka tidak menunjukkan dukungan yang sama terhadap pemain lain. Hal ini menunjukkan dampak pribadinya yang luar biasa dan karisma yang ia miliki di mata publik Iran.
8. Statistik Karier
Berikut adalah statistik terperinci mengenai karier bermain Ali Daei.
8.1. Statistik Karier Klub
Klub | Musim | Liga | Piala Nasional | Kontinental | Lainnya | Total | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | |||
Persepolis | 1994-95 | 25 | 15 | 0 | 0 | - | - | 25 | 15 | |||
1995-96 | 13 | 8 | - | 4 | 2 | 2 | 1 | 19 | 11 | |||
Total | 38 | 23 | 0 | 0 | 4 | 2 | 2 | 1 | 44 | 26 | ||
Al Sadd | 1996-97 | 16 | 10 | 2 | 0 | - | - | 18 | 10 | |||
Arminia Bielefeld | 1997-98 | 25 | 7 | 1 | 0 | - | - | 26 | 7 | |||
Bayern München | 1998-99 | 23 | 6 | 4 | 0 | 5 | 0 | - | 32 | 6 | ||
Hertha BSC | 1999-2000 | 28 | 3 | 2 | 0 | 13 | 4 | 1 | 0 | 44 | 7 | |
2000-01 | 23 | 3 | 2 | 0 | 5 | 2 | 2 | 0 | 32 | 5 | ||
2001-02 | 8 | 0 | 3 | 0 | 1 | 0 | - | 12 | 0 | |||
Total | 59 | 6 | 7 | 0 | 19 | 6 | 3 | 0 | 88 | 12 | ||
Al Shabab | 2002-03 | 21 | 11 | 0 | 0 | - | - | 21 | 11 | |||
Persepolis | 2003-04 | 28 | 16 | 2 | 1 | - | - | 30 | 17 | |||
Saba Battery | 2004-05 | 25 | 12 | 5 | 3 | - | - | 30 | 15 | |||
2005-06 | 26 | 11 | 2 | 2 | 6 | 5 | 1 | 2 | 35 | 20 | ||
Total | 51 | 23 | 7 | 5 | 6 | 5 | 1 | 2 | 65 | 35 | ||
Saipa | 2006-07 | 26 | 10 | 1 | 0 | - | - | 27 | 10 | |||
Total Karier | 287 | 112 | 24 | 6 | 34 | 13 | 6 | 3 | 351 | 134 |
8.2. Statistik Karier Internasional
Tim Nasional | Tahun | Penampilan | Gol |
---|---|---|---|
Iran | 1993 | 16 | 7 |
1994 | 1 | 0 | |
1995 | 0 | 0 | |
1996 | 18 | 22 | |
1997 | 17 | 9 | |
1998 | 13 | 9 | |
1999 | 5 | 2 | |
2000 | 18 | 19 | |
2001 | 16 | 10 | |
2002 | 4 | 2 | |
2003 | 9 | 5 | |
2004 | 16 | 17 | |
2005 | 9 | 4 | |
2006 | 6 | 2 | |
Total | 148 | 109 |
9. Statistik Manajerial
Tim | Dari | Sampai | Rekor | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
P | M | S | K | GM | GK | +/- | % Menang | |||
Saipa | 1 Oktober 2006 | 1 Juni 2008 | 27|21|19|77|69|+8|40.30% | |||||||
Iran | 1 Maret 2008 | 30 Maret 2009 | 16|6|3|42|15|+27|64.00% | |||||||
Persepolis | 28 Desember 2009 | 22 Juni 2011 | 33|14|17|94|71|+23|51.56% | |||||||
Rah Ahan | 14 Juli 2011 | 31 Mei 2013 | 21|25|23|80|79|+1|30.43% | |||||||
Persepolis | 1 Juni 2013 | 10 September 2014 | 20|11|9|49|26|+23|50.00% | |||||||
Saba Qom | 1 Juli 2015 | 3 Juli 2016 | 10|15|6|32|25|+7|32.26% | |||||||
Naft Tehran | 5 Juli 2016 | 13 Mei 2017 | 15|11|10|46|36|+10|41.67% | |||||||
Saipa | 14 Mei 2017 | 1 Mei 2019 | 24|17|10|68|62|+6|47.06% | |||||||
Total | 161|119|100|484|377|+107|42.37% |