1. Gambaran Umum
Alice Coachman adalah seorang atlet Amerika Serikat yang mengukir sejarah sebagai wanita kulit hitam pertama yang meraih medali emas Olimpiade. Pencapaiannya yang luar biasa di nomor lompat tinggi pada Olimpiade London 1948 tidak hanya menandai puncak karier atletiknya, tetapi juga menjadi simbol penting dalam mengatasi diskriminasi rasial dan gender di dunia olahraga. Lahir pada tahun 1923, Coachman mengatasi berbagai hambatan sosial dan kurangnya fasilitas pelatihan untuk menjadi seorang juara. Warisannya melampaui arena olahraga, menginspirasi generasi atlet wanita kulit hitam berikutnya dan membuka jalan bagi representasi yang lebih besar di Olimpiade.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Alice Coachman lahir dan tumbuh besar di tengah tantangan diskriminasi rasial yang parah di Amerika Serikat bagian selatan, yang secara signifikan membatasi aksesnya terhadap fasilitas pelatihan dan partisipasi dalam olahraga terorganisir. Meskipun demikian, ia menunjukkan bakat atletik yang luar biasa sejak usia muda, yang kemudian membawanya menempuh jalur pendidikan tinggi dengan beasiswa.
2.1. Kehidupan Awal dan Lingkungan Keluarga
Alice Marie Coachman lahir pada tanggal 9 November 1923, di Albany, Georgia, Amerika Serikat. Ia adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara dari pasangan Fred dan Evelyn Coachman. Lingkungan masa kecilnya sangat dipengaruhi oleh segregasi rasial yang ketat, yang menghalangi aksesnya ke fasilitas pelatihan atletik atau partisipasi dalam olahraga terorganisir karena warna kulitnya. Selain hambatan rasial, ia juga menghadapi oposisi luas terhadap wanita dalam olahraga pada masa itu. Meskipun demikian, Coachman gigih berlatih menggunakan sumber daya yang ada. Ia sering berlari tanpa alas kaki di sepanjang jalan tanah dekat rumahnya dan menggunakan peralatan buatan sendiri untuk melatih lompatannya.
2.2. Pendidikan
Coachman menempuh pendidikan di Monroe Street Elementary School di Monroe, Georgia, di mana ia didukung oleh guru kelas 5-nya, Cora Bailey, dan bibinya, Carrie Spry, meskipun orang tuanya memiliki keraguan. Pada tahun 1938, ia mendaftar di Madison High School dan bergabung dengan tim atletik, bekerja sama dengan Harry E. Lash untuk mengembangkan keterampilannya sebagai atlet. Dalam waktu setahun, bakatnya menarik perhatian Tuskegee Institute di Tuskegee, Alabama.
Pada tahun 1939, di usia 16 tahun, ia menerima beasiswa dan bergabung dengan Tuskegee Preparatory School. Beasiswa tersebut mengharuskannya untuk bekerja sambil belajar dan berlatih, termasuk membersihkan dan merawat fasilitas olahraga serta memperbaiki seragam. Coachman lulus dari Tuskegee Institute dengan gelar di bidang menjahit pada tahun 1946. Tahun berikutnya, ia melanjutkan studinya di Albany State College (sekarang Albany State University), meraih gelar Sarjana Sains di bidang Ilmu Ekonomi Rumah Tangga dengan minor di bidang sains pada tahun 1949. Setelah lulus, ia menjadi seorang guru dan instruktur atletik.
3. Karier Atletik
Karier atletik Alice Coachman ditandai oleh dominasi yang tak tertandingi di tingkat domestik dan puncaknya dengan perolehan medali emas Olimpiade yang bersejarah. Meskipun menghadapi pembatalan Olimpiade karena perang, ia tetap menjadi salah satu atlet paling berprestasi di masanya.
3.1. Karier Awal dan Kompetisi AAU
Sebelum tiba di Tuskegee Preparatory School, Coachman telah berkompetisi di Kejuaraan Nasional Wanita Amateur Athletic Union (AAU), memecahkan rekor lompat tinggi tingkat perguruan tinggi dan nasional meskipun ia berkompetisi tanpa alas kaki. Gaya lompatannya yang tidak biasa merupakan kombinasi dari teknik lompatan lurus dan Western Roll.
Coachman mendominasi kejuaraan lompat tinggi luar ruangan AAU dari tahun 1939 hingga 1948, memenangkan sepuluh gelar juara nasional berturut-turut.
3.2. Partisipasi Olimpiade dan Perolehan Medali Emas
Meskipun berada di puncak kariernya, Coachman tidak dapat berkompetisi di Olimpiade 1940 dan Olimpiade 1944 karena kedua ajang tersebut dibatalkan akibat Perang Dunia II. Menurut penulis olahraga Eric Williams, "Seandainya dia berkompetisi di Olimpiade yang dibatalkan itu, kita mungkin akan membicarakannya sebagai atlet wanita nomor satu sepanjang masa."
Kesempatan pertamanya untuk berkompetisi di panggung global adalah pada Olimpiade London 1948. Ia lolos ke tim Olimpiade Amerika Serikat dengan lompatan tinggi 1.62 m, memecahkan rekor sebelumnya yang telah bertahan selama 16 tahun. Dalam final lompat tinggi Olimpiade Musim Panas 1948, Coachman berhasil melompat setinggi 1.68 m pada percobaan pertamanya. Saingan terdekatnya, Dorothy Tyler dari Britania Raya, menyamai lompatan Coachman, tetapi hanya pada percobaan keduanya. Coachman adalah satu-satunya wanita Amerika yang memenangkan medali emas Olimpiade dalam atletik pada tahun 1948. Medali emasnya diserahkan langsung oleh George VI, Raja Britania Raya. Ini menjadikannya wanita kulit hitam pertama yang memenangkan medali emas Olimpiade, sebuah pencapaian yang sangat bersejarah.
3.3. Prestasi di Cabang Lain
Selain prestasinya di lompat tinggi, Coachman juga menunjukkan keunggulannya di cabang lain. Ia memenangkan kejuaraan nasional dalam lari 50 meter, lari 100 meter, dan bersama tim estafet 400 meter saat menjadi mahasiswa di Tuskegee Institute. Selama periode yang sama, Coachman juga memenangkan tiga kejuaraan konferensi sebagai seorang penjaga di tim bola basket wanita Tuskegee University.
4. Aktivitas Pasca-Olimpiade dan Pengakuan
Tak lama setelah bertemu dengan Presiden Harry S. Truman dan mantan Ibu Negara Eleanor Roosevelt, ia dihormati dengan parade dari Atlanta hingga Albany. Sebuah pesta juga diselenggarakan untuknya oleh Count Basie, seorang musisi jazz terkenal.
Pada tahun 1952, ia menjadi wanita Afrika-Amerika pertama yang menjadi duta produk internasional ketika ia menandatangani kontrak sebagai juru bicara untuk Coca-Cola Company. Coca-Cola menampilkannya secara menonjol di papan reklame bersama peraih medali emas Olimpiade 1936, Jesse Owens. Di kampung halamannya, sebuah jalan bernama Alice Avenue dan sebuah sekolah dasar bernama Alice Coachman Elementary School dinamai untuk menghormatinya.
5. Kehidupan Akhir dan Kematian
Setelah pensiun dari karier atletiknya, Alice Coachman mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan dan pelayanan masyarakat. Ia menjalani kehidupan pribadi yang tenang sebelum akhirnya meninggal dunia di kampung halamannya.
5.1. Aktivitas Akhir
Karier atletik Coachman berakhir ketika ia berusia 24 tahun. Sisa hidupnya ia dedikasikan untuk pendidikan dan program pelatihan kerja Job Corps. Ia juga dikenal sebagai seorang guru dan instruktur atletik. Dalam kehidupan pribadinya, ia memiliki dua anak dari pernikahan pertamanya dengan N. F. Davis, yang berakhir dengan perceraian. Suami keduanya, Frank Davis, meninggal mendahuluinya.
5.2. Kematian
Alice Coachman meninggal dunia di Albany, Georgia, pada tanggal 14 Juli 2014, pada usia 90 tahun. Penyebab kematiannya adalah henti jantung setelah menderita masalah pernapasan. Beberapa bulan sebelumnya, ia juga mengalami stroke dan menerima perawatan di sebuah panti jompo.
6. Warisan dan Evaluasi
Warisan Alice Coachman jauh melampaui pencapaian atletiknya. Ia diakui sebagai seorang pionir yang membuka jalan bagi atlet wanita kulit hitam di masa depan, mengatasi hambatan ras dan gender, serta memberikan inspirasi yang mendalam bagi banyak orang.
6.1. Penghargaan dan Kehormatan
Coachman menerima berbagai penghargaan dan kehormatan atas kontribusinya yang signifikan dalam olahraga dan masyarakat:
- Pada tahun 1975, ia dilantik ke dalam USA Track and Field Hall of Fame.
- Pada tahun 1979, Coachman dilantik ke dalam Georgia Sports Hall of Fame.
- Selama Olimpiade Musim panas 1996 di Atlanta, Coachman dihormati sebagai salah satu dari 100 Olimpian terbesar.
- Pada tahun 1998, ia dilantik sebagai anggota kehormatan Alpha Kappa Alpha, sebuah perkumpulan mahasiswi kulit hitam.
- Pada tahun 2002, ia dinobatkan sebagai Honoree Bulan Sejarah Wanita oleh National Women's History Project.
- Pada tahun 2004, ia dilantik ke dalam United States Olympic Hall of Fame.
6.2. Dampak Sosial dan Evaluasi
Alice Coachman diakui secara luas karena telah membuka pintu bagi bintang-bintang atletik Afrika-Amerika di masa depan, seperti Evelyn Ashford, Florence Griffith Joyner, dan Jackie Joyner-Kersee. Faktanya, sejak demonstrasi kehebatannya di Olimpiade, wanita kulit hitam telah menjadi mayoritas dalam tim atletik wanita Olimpiade Amerika Serikat. Coachman sendiri merefleksikan perannya dengan berkata, "Saya pikir saya membuka gerbang untuk mereka semua. Entah mereka memikirkannya atau tidak, mereka harus berterima kasih kepada seseorang dari ras kulit hitam yang mampu melakukan hal-hal ini." Pernyataan ini menyoroti perannya sebagai pelopor yang mengatasi hambatan ras dan gender, serta memberikan inspirasi yang tak terhapuskan bagi atlet wanita kulit hitam selanjutnya, menegaskan dampak sosialnya yang mendalam sebagai figur yang berjuang untuk kemajuan dan kesetaraan.