1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Cher Wang lahir pada 15 September 1958 di Taipei, Taiwan. Ia adalah putri dari Wang Yung-ching, seorang industrialis terkemuka yang mendirikan Formosa Plastics Group, salah satu konglomerat plastik dan petrokimia terbesar di Taiwan. Sebelum ayahnya meninggal pada tahun 2008, Wang Yung-ching dikenal sebagai salah satu individu terkaya di Taiwan.
Wang menempuh pendidikan di luar negeri, bersekolah di The College Preparatory School di Oakland, California, Amerika Serikat. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di University of California, Berkeley, di mana ia meraih gelar sarjana di bidang ekonomi pada tahun 1981.
2. Karier
Karier Cher Wang di industri teknologi dimulai pada tahun 1980-an, di mana ia dengan cepat menunjukkan kemampuannya dalam inovasi dan kepemimpinan. Perjalanannya mencakup pendirian dua perusahaan teknologi besar yang menjadi pemain kunci di pasar global, serta peran penting dalam pengembangan produk-produk yang membentuk lanskap teknologi modern.
2.1. Pendirian VIA Technologies dan HTC Corporation
Pada tahun 1982, Wang bergabung dengan First International Computer (FIC), sebuah perusahaan komputer yang berbasis di Taiwan. Pengalamannya di FIC menjadi fondasi bagi langkah-langkah selanjutnya dalam kariernya.
Pada tahun 1987, Cher Wang bersama dengan rekan-rekannya mendirikan VIA Technologies, sebuah perusahaan yang berfokus pada pengembangan chipset terintegrasi. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1997, ia kembali menjadi salah satu pendiri HTC Corporation, yang kemudian dikenal sebagai produsen ponsel cerdas terkemuka. Ponsel cerdas menjadi produk inti dari kedua perusahaan tersebut, menandai fokus strategis Wang pada perangkat komputasi bergerak.
2.2. Peran Kepemimpinan dan Pencapaian Bisnis
Cher Wang telah menjabat sebagai ketua HTC Corporation sejak tahun 2007, memainkan peran sentral dalam strategi dan arah perusahaan. Di bawah kepemimpinannya, HTC mencapai puncak kesuksesan, terutama di pasar ponsel cerdas.
Pada Mei 2011, majalah Forbes menobatkan Cher Wang dan suaminya, Wen Chi Chen, sebagai orang terkaya di Taiwan, dengan perkiraan kekayaan bersih mencapai 8.80 B USD. Pengakuan atas pengaruhnya terus berlanjut; pada Agustus 2012, Forbes menempatkannya di peringkat ke-56 dalam daftar "100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia". Peringkatnya bahkan meningkat pada tahun 2014, di mana ia tercatat sebagai wanita paling berkuasa ke-54 di dunia menurut Forbes.
2.3. Menjabat sebagai CEO HTC dan Langkah Strategis
Pada Maret 2015, Cher Wang mengambil alih peran CEO HTC dari Peter Chou, kembali terlibat dalam operasional harian perusahaan. Langkah ini diambil di tengah persaingan ketat di pasar ponsel cerdas.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, pada September 2017, HTC dan Google mengumumkan perjanjian kerja sama senilai 1.10 B USD. Dalam kesepakatan ini, sejumlah karyawan HTC bergabung dengan Google, dan Google menerima lisensi non-eksklusif atas kekayaan intelektual HTC. Perjanjian ini mencerminkan upaya strategis HTC untuk beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah dan memanfaatkan kemitraan dengan raksasa teknologi global.
3. Kontroversi Bisnis dan Masalah Hukum
Karier Cher Wang tidak luput dari kontroversi, terutama terkait dengan produk-produk VIA Technologies yang menimbulkan masalah hukum dan kekhawatiran publik mengenai privasi dan keamanan.
3.1. Sengketa Chip VT3421/TF376
Salah satu kontroversi terbesar melibatkan produk VIA Technologies yang dikenal sebagai chip VT3421, juga disebut TF376. Chip ini, yang awalnya dipasarkan sebagai chip anti-peretasan, diduga membantu pemerintah Tiongkok dalam memata-matai perangkat seluler milik aktivis anti-komunis dan hak asasi manusia. Kasus ini berujung pada kekalahan VIA di pengadilan dan denda jutaan dolar.
Kasus ini melalui beberapa tahapan pengadilan sebelum mencapai penyelesaian. Pada Oktober 2014, Cher Wang mengajukan banding terhadap putusan akhir dari arbitrase HKIAC / A11022, dengan alasan bahwa putusan tersebut bertentangan dengan kebijakan publik. Dalam sidang di Pengadilan Tinggi Hong Kong di hadapan Hakim Mimmie Chan (Kasus No.: HCCT40 / 2014), kuasa hukum pembela menyatakan bahwa putusan tersebut melanggar ketertiban umum dan moral Hong Kong. Pada Juni 2015, Hakim mengembalikan kasus tersebut kepada Arbitrator Anthony Neoh, dan mahkamah arbitrase menguatkan putusan asli pada Oktober 2015. Kasus yang tidak biasa ini didokumentasikan oleh World Arbitration News, yang menegaskan integritas proses arbitrase HKIAC. Pada Desember 2020, Pengadilan Tinggi Taiwan memutuskan bahwa Cher Wang dan VIA telah kalah dalam kasus tersebut dan memerintahkan penegakan hukum.
3.2. Dampak pada Keamanan Nasional dan Kepercayaan Publik
Kontroversi chip VT3421/TF376 menyebabkan konflik signifikan di Taiwan. Sebelas Senator Legislatif mengusulkan agar pemerintah menangguhkan pengadaan produk komunikasi terkait HTC hingga Biro Keamanan Nasional dan Komite Komunikasi Nasional menyelesaikan penyelidikan menyeluruh terhadap masalah backdoor chip tersebut. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai keamanan nasional Taiwan dan berdampak negatif pada persepsi publik terhadap produk teknologi, terutama yang terkait dengan isu privasi data dan potensi pengawasan.
4. Filantropi dan Kontribusi Sosial
Selain kiprahnya di dunia bisnis, Cher Wang juga dikenal atas kegiatan filantropi dan kontribusi sosialnya, meskipun beberapa di antaranya juga menjadi subjek kritik.
4.1. Yayasan Amal dan Donasi
Yayasan amal milik Cher Wang dilaporkan memiliki saham di delapan perusahaan investasi dengan nilai pasar lebih dari 200.00 M USD. Namun, sebuah artikel berita mengklaim bahwa hanya 27.00 K USD (0,000135% dari nilai saham) yang benar-benar disumbangkan untuk amal. Wang menggugat wartawan yang menulis artikel tersebut, namun ia kalah dalam kasus tersebut pada Februari 2018.
Meskipun demikian, Wang telah memberikan donasi signifikan. Pada tahun 2011, ia menyumbangkan 28.10 M USD untuk membantu mendirikan Guizhou Forerunner College, sebuah perguruan tinggi amal di barat daya Tiongkok yang didirikan oleh yayasan nirlaba Faith-Hope-Love Foundation milik VIA Technologies. Perguruan tinggi nirlaba ini bertujuan untuk menyediakan pendidikan gratis atau berbiaya rendah selama tiga tahun bagi siswa dari keluarga berpenghasilan rendah. Wang menyatakan bahwa jika perguruan tinggi ini berhasil, ia mungkin akan mendirikan institusi serupa di wilayah lain di negara tersebut.
Wang juga telah memberikan donasi penting kepada University of California, Berkeley, termasuk pendanaan untuk meningkatkan hadiah Oliver E. Buckley Condensed Matter Prize dari American Physical Society. Hadiah ini diberikan kepada para peneliti yang memberikan kontribusi signifikan di bidang fisika zat terkondensasi.
4.2. Program Kolaborasi dan Inisiatif Pendidikan
Cher Wang dan suaminya, Wen Chi Chen, juga mendanai program kolaborasi antara departemen psikologi di University of California, Berkeley dan Tsinghua University di Beijing. Program ini, yang dikenal sebagai Program Berkeley-Tsinghua untuk Studi Lanjutan dalam Psikologi, bertujuan untuk menciptakan dan mendukung penelitian psikologi kolaboratif antara fakultas dan mahasiswa dari kedua universitas tersebut.
Selain itu, pada Agustus 2012, Wang mendonasikan 6.000 unit HTC Flyer tablet PC kepada 60 sekolah menengah atas di Taipei. Inisiatif ini menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan akses teknologi dan pendidikan bagi generasi muda.
5. Kehidupan Pribadi dan Pandangan Politik
Cher Wang adalah seorang penganut Kristen. Ia menikah dengan Wen Chi Chen, yang menjabat sebagai CEO VIA Technologies. Pasangan ini memiliki dua orang anak. Meskipun Wang menyatakan bahwa ia lebih suka tidak menjadi sorotan publik, ia telah aktif dalam politik Taiwan. Ia secara terbuka mendukung Presiden Taiwan Ma Ying-jeou dalam upayanya untuk terpilih kembali dan menyuarakan dukungannya terhadap Konsensus 1992, sebuah kesepahaman politik antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok (Taiwan) mengenai prinsip "Satu Tiongkok".
6. Kontroversi terkait LGBTQ
Cher Wang telah menghadapi kritik dan kontroversi serius terkait dugaan dukungannya terhadap kelompok-kelompok anti-LGBTQ dan keterlibatannya dalam upaya legislatif yang dianggap diskriminatif terhadap komunitas LGBTQ di Taiwan.
6.1. Dugaan Pendanaan Kelompok Anti-LGBTQ
Wang dituduh mendukung dan mendanai kelompok serta kegiatan anti-LGBTQ di Taiwan, termasuk bekerja sama dengan kelompok berbasis di AS, International House of Prayer. Pada tahun 2018, dilaporkan bahwa dua organisasi nirlaba yang dijalankan oleh Wang diduga memberikan sekitar 388.00 M USD kepada kelompok-kelompok anti-LGBTQ di Taiwan selama lima tahun terakhir. Tuduhan ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan aktivis hak asasi manusia dan komunitas LGBTQ, yang melihatnya sebagai upaya untuk menghambat kemajuan hak minoritas.
6.2. Keterlibatan dalam Rancangan Undang-Undang Persatuan Sesama Jenis
Pada 24 Mei 2019, Mahkamah Agung Taiwan memutuskan bahwa larangan pernikahan sesama jenis dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah inkonstitusional dan harus diubah. Namun, pada 4 Mei 2019, sebelum batas waktu tersebut, Cher Wang dan yayasannya "Faith, Hope & Love Foundation", bersama dengan anggota parlemen Democratic Progressive Party Lin Tai-hua, menyusun rancangan undang-undang "persatuan sesama jenis" yang memuat klausul kontroversial.
Rancangan undang-undang tersebut mencakup klausul "pernikahan palsu", yang akan memberikan wewenang kepada jaksa atau lembaga kesejahteraan sosial untuk meminta pengadilan membatalkan persatuan sesama jenis jika kerabat dalam tiga derajat garis keturunan dari salah satu anggota persatuan meyakini bahwa persatuan tersebut tidak bertujuan untuk "menjalani hidup bersama". Versi rancangan undang-undang ini juga memiliki klausul yang menyatakan, "karena hati nurani dan kebebasan seseorang tidak boleh terpengaruh oleh pemberlakuan undang-undang ini, menyampaikan atau menanamkan keyakinan yang bertentangan dengan hubungan yang dijelaskan dalam Pasal 2 (persatuan sesama jenis) tidak merupakan diskriminasi."
Anggota parlemen Taiwan dan aktivis hak-hak LGBTQ Yu Mei-nu menyebut rancangan undang-undang tersebut sebagai "diskriminasi terang-terangan terhadap pasangan sesama jenis". Yu mempertanyakan hak siapa pun untuk menyelidiki ketulusan pernikahan pasangan lain, menyoroti bahwa klausul tersebut secara khusus menargetkan pasangan sesama jenis dan berpotensi melanggar hak-hak privasi dan kebebasan mereka.