1. Gambaran Umum
Chiyohime (千代姫, 29 April 1637 - 10 Januari 1699), yang juga dikenal dengan nama anumerta Reisen'in (霊仙院), adalah putri sulung dari Tokugawa Iemitsu, shogun ketiga Keshogunan Tokugawa, dan istri dari Tokugawa Mitsutomo, daimyo kedua Domain Owari. Kehidupannya yang berlatar belakang aristokrasi tinggi di Periode Edo menjadikannya figur penting dalam sejarah Jepang, terutama karena ia merupakan satu-satunya garis keturunan langsung Tokugawa Iemitsu yang masih bertahan hingga saat ini melalui jalur perempuan.
Sebagai seorang putri shogun, Chiyohime menjalani kehidupan yang terencana, mulai dari kelahirannya di Edo, pernikahan politiknya di usia muda, hingga perannya sebagai seorang ibu dan pelindung warisan. Ia dikenal atas kepeduliannya terhadap keluarga dan budayanya, yang tercermin dalam pembangunan Mausoleum Jishō'in untuk ibunya. Selain itu, perlengkapan pengantinnya, yang dikenal sebagai Hatsune no Chōdo初音の調度Bahasa Jepang, telah ditetapkan sebagai Harta Karun Nasional Jepang, menunjukkan nilai artistik dan historis yang tinggi. Artikel ini akan menguraikan perjalanan hidup Chiyohime, mengkaji latar belakang keluarganya yang berpengaruh, menganalisis signifikansi garis keturunannya, dan mendalami warisan budaya yang ia tinggalkan.
2. Biografi
Chiyohime lahir sebagai putri shogun, dan kehidupannya dipenuhi dengan peristiwa penting yang membentuk perannya dalam sejarah dan keluarga Tokugawa.
2.1. Kelahiran dan Masa Kecil
Chiyohime lahir pada tanggal 29 April 1637 (tanggal 5, bulan 3, tahun kabisat Kanei ke-14) di Edo. Ia adalah putri kandung dari Tokugawa Iemitsu, shogun ketiga, dan selirnya, Ofuri no Kata, yang kemudian dikenal dengan nama 自証院Jishō'inBahasa Jepang. Setelah ibunya meninggal dunia pada tahun 1640, Chiyohime diadopsi oleh selir Iemitsu lainnya, Oman no Kata (1624-1711), yang di kemudian hari dikenal sebagai 慶章院KeishoinBahasa Jepang atau 永光院Eikō'inBahasa Jepang. Pada tanggal 16 Juli 1637 (tanggal 16, bulan 7, tahun Kanei ke-14), ia melakukan ritual kunjungan kuil pertama dan secara resmi diberi nama Chiyohime oleh Tenkai, seorang biksu terkemuka pada masa itu.
Selama masa kecilnya, Chiyohime pernah mengalami beberapa penyakit serius. Pada tanggal 11 Desember 1645 (tanggal 11, bulan 12, tahun Shōho ke-2), ia terserang cacar air. Kemudian, pada bulan Mei 1646 (bulan 5, tahun Shōho ke-3), ia terjangkit campak, namun berhasil pulih pada bulan Juni tahun yang sama. Mengingat kondisi kesehatannya yang parah sebagai seorang balita, ayahnya, Iemitsu, yang memiliki hubungan pribadi dengan Mantoku-ji (Gunma) di Provinsi Kōzuke sebagai pelindungnya, menugaskan rektor Mantoku-ji, Shunchō, untuk melakukan ritual penyembuhan khusus demi kesembuhan putrinya. Setelah Chiyohime berhasil melewati masa sakitnya, Shunchō dan para biksuni lainnya yang terlibat dalam ritual tersebut memperoleh popularitas yang besar di kalangan wanita di istana shogun.
2.2. Pernikahan
Chiyohime bertunangan dengan Tokugawa Mitsutomo, daimyo kedua Domain Owari, pada tanggal 20 Februari 1638 (tanggal 20, bulan 2, tahun Kanei ke-15). Pernikahan mereka dilangsungkan pada tahun 1640, ketika Chiyohime baru berusia 2 tahun 6 bulan dan Mitsutomo berusia empat belas tahun. Namun, terdapat perbedaan catatan sejarah mengenai detail pernikahan ini. Sumber lain menyatakan bahwa ia pindah ke kediaman Domain Owari di Ichigaya pada tanggal 21 September 1639 (tanggal 21, bulan 9, tahun Kanei ke-16). Sementara itu, Tokugawa Bakufu Kahi mencatat bahwa pertunangan terjadi pada tanggal 21 September 1639, pernikahan pada tahun 1645, dan konsumsi pernikahan pada tanggal 29 Desember 1647.
2.3. Anak-anak dan Kehidupan Selanjutnya
Chiyohime melahirkan beberapa anak kandung yang menjadi bagian penting dari garis keturunan Tokugawa:
- Tokugawa Tsunanari, yang kemudian menjadi penguasa Domain Owari, lahir pada tanggal 2 Agustus 1652 (tanggal 2, bulan 8, tahun Jōō ke-1).
- Toyohime, lahir pada tanggal 19 Mei 1655 (tanggal 19, bulan 5, tahun Meireki ke-1) namun meninggal pada usia muda.
- Matsudaira Yoshiyuki, yang kemudian menjadi penguasa Domain Takasu, lahir pada tanggal 9 November 1656 (tanggal 9, bulan 11, tahun Meireki ke-2).
- Naohime, lahir pada tanggal 1 Juni 1658 (tanggal 1, bulan 6, tahun Manji ke-1) dan juga meninggal pada usia muda.
Selain anak kandung, Chiyohime juga mengadopsi dua putra selir suaminya:
- Matsudaira Yoshimasa, penguasa Domain Yanagawa.
- Matsudaira Tomoaki, kepala keluarga Kawadakubo Matsudaira.
Sebagai putri shogun, Chiyohime juga menerima warisan penting. Ketika ayahnya, Iemitsu, meninggal dunia pada tahun 1651 (tahun Keian ke-4), Chiyohime menerima warisan berupa uang tunai senilai 20.000 ryō dan sebuah guci teh yang berharga.
2.4. Kematian
Chiyohime meninggal dunia pada tanggal 10 Januari 1699. Berdasarkan kalender Jepang, tanggal kematiannya tercatat sebagai tanggal 10 Desember 1698 (tanggal 10, bulan 12, tahun Genroku ke-11). Ia menghembuskan napas terakhirnya di kediaman Ichigaya di Edo pada usia 62 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Zōjō-ji, sebuah kuil penting di Edo. Setelah kematiannya, ia secara anumerta diberi nama 霊仙院Reisen'inBahasa Jepang, dan nama lengkap anumertanya adalah 霊仙院長誉慈光松月大姉Reisen'in Chōyo Jikō Shōgetsu DaishiBahasa Jepang.
3. Hubungan Keluarga
Chiyohime memiliki kedudukan sentral dalam jaringan kekerabatan klan Tokugawa, dengan garis keturunannya memegang signifikansi historis yang unik.
3.1. Keluarga Dekat
Chiyohime adalah putri kandung dari Tokugawa Iemitsu, shogun ketiga Keshogunan Tokugawa, dan selirnya, Ofuri no Kata, yang dikenal sebagai 自証院Jishō'inBahasa Jepang. Setelah kematian ibunya, ia diadopsi oleh selir Iemitsu lainnya, Oman no Kata, yang kemudian dikenal sebagai 慶章院KeishoinBahasa Jepang atau 永光院Eikō'inBahasa Jepang. Suaminya adalah Tokugawa Mitsutomo, daimyo kedua Domain Owari. Dari pernikahan ini, Chiyohime memiliki empat anak kandung: Tokugawa Tsunanari, Toyohime, Matsudaira Yoshiyuki, dan Naohime. Selain itu, Chiyohime juga merupakan saudara tiri dari tiga shogun Tokugawa berikutnya: Tokugawa Ietsuna (shogun keempat), Tokugawa Tsunashige (penguasa Domain Kōfu), dan Tokugawa Tsunayoshi (shogun kelima), yang semuanya adalah putra-putra Iemitsu dari selir-selir yang berbeda.
3.2. Keturunan dan Pentingnya Garis Keturunan
Chiyohime memiliki arti penting yang luar biasa dalam sejarah Keshogunan Tokugawa karena ia adalah satu-satunya garis keturunan langsung Tokugawa Iemitsu yang masih bertahan hingga saat ini melalui jalur perempuan. Meskipun Iemitsu memiliki tiga putra sah lainnya-Tokugawa Ietsuna, Tokugawa Tsunashige, dan Tokugawa Tsunayoshi-garis keturunan dari ketiga shogun ini semuanya terputus di kemudian hari. Oleh karena itu, darah Tokugawa Iemitsu yang terus mengalir ke generasi berikutnya hanya melalui keturunan Chiyohime.
Garis keturunan Chiyohime terhubung dengan banyak keluarga penting dan berpengaruh di Jepang. Sebagai contoh, ia merupakan nenek moyang dari Kaisar Naruhito ke-126 saat ini. Silsilahnya dapat ditelusuri sebagai berikut: Chiyohime → Tokugawa Tsunanari → Tokugawa Yoshimichi → Michikimi (信受院ShinjūinBahasa Jepang) → Nijō Munemoto → Nijō Harutaka → Kujō Naotada → Kujō Michitaka → Permaisuri Teimei (Setsuko, permaisuri Kaisar Taishō) → Kaisar Shōwa → Kaisar Akihito → Kaisar Naruhito. Selain itu, garis keturunannya juga meluas ke banyak keluarga daimyo (penguasa wilayah), kōge (bangsawan istana), dan mantan keluarga kekaisaran lainnya di Jepang.
Secara menarik, Chiyohime juga memiliki hubungan silsilah dengan figur-figur sentral dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600, sebuah peristiwa kunci yang mengukuhkan kekuasaan Tokugawa. Ia adalah cicit dari Tokugawa Ieyasu, pemimpin Pasukan Timur yang meraih kemenangan, dan cicit buyut dari Ishida Mitsunari, salah satu pemimpin Pasukan Barat. Hubungan ini berasal dari jalur ibunya, Ofuri no Kata, yang merupakan putri dari Oka Kichiemon, putra dari Koishi-dono (istri Oka Shigemasa), yang merupakan putri dari Ishida Mitsunari.
4. Warisan Budaya
Chiyohime meninggalkan jejak penting dalam budaya Jepang melalui warisan artistik dan bangunan bersejarah yang terkait dengannya.
4.1. Hatsune no Chōdo (Perlengkapan Pengantin)
Salah satu warisan budaya terpenting yang terkait erat dengan Chiyohime adalah perlengkapan pengantinnya yang dikenal sebagai Hatsune no Chōdo初音の調度Bahasa Jepang. Koleksi perlengkapan ini, beserta perabotan dan dokumen lain miliknya, saat ini disimpan dengan cermat di Museum Seni Tokugawa di Nagoya. Mengingat nilai historis dan artistiknya yang luar biasa, koleksi ini secara resmi ditetapkan sebagai Harta Karun Nasional Jepang pada tahun 1996 (tahun Heisei ke-8).
Perlengkapan ini merupakan mahakarya seni makie (teknik pernis dengan hiasan emas atau perak) dari Periode Edo. Pembuatannya ditugaskan kepada Kōami Chōjū, seorang seniman makie terkemuka dari aliran Kōami yang bekerja langsung untuk keshogunan. Pesanan untuk pembuatan perlengkapan ini diterima pada tahun Kanei ke-14 (1637), tahun kelahiran Chiyohime, dan proses pengerjaannya memakan waktu lebih dari dua tahun untuk menyelesaikannya. Meskipun ada teori yang menyebutkan bahwa Iwasa Matabei dipanggil oleh Tokugawa Iemitsu untuk merancang desain perlengkapan ini, teori tersebut masih menjadi subjek perdebatan dan diragukan oleh beberapa sejarawan.
4.2. Mausoleum Jishō'in
Pada tahun 1652 (tahun Jōō ke-1), Chiyohime menunjukkan bakti filialnya dengan membangun sebuah mausoleum megah untuk ibu kandungnya, Ofuri no Kata, yang dikenal sebagai 自証院霊屋Jishō'in MausoleumBahasa Jepang. Mausoleum ini merupakan struktur bersejarah yang signifikan dan saat ini dapat ditemukan di Edo-Tokyo Open Air Architectural Museum. Pembangunan mausoleum ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir ibunya, tetapi juga menjadi bukti arsitektur dan seni pemakaman pada masa itu, serta menunjukkan status penting keluarga Tokugawa.
5. Abdi Dalem
Beberapa abdi dalem diketahui pernah melayani Chiyohime. Salah satu abdi dalem yang tercatat dalam sejarah adalah Ōhashi Chikayoshi. Ia disebutkan dalam Shiryō Sōran sebagai abdi dalem yang telah mendampingi Chiyohime sebelum pernikahannya dengan Tokugawa Mitsutomo. Sebagai bentuk pengakuan atas jasanya atau perannya dalam mendampingi putri shogun, pada tanggal 18 September 1639, tepat sebelum pernikahan Chiyohime, keshogunan memberikan Ōhashi penambahan koku sebesar 1.000 koku, sehingga total kepemilikannya mencapai lebih dari 2.120 koku.