1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Choi Sung-kuk lahir pada 8 Februari 1983 di Seoul, Korea Selatan. Ia memiliki latar belakang keluarga atletis; ibunya, Kim Jae-young, adalah seorang pesenam artistik, dan ayahnya adalah mantan pemain hoki lapangan saat masih sekolah. Meskipun ayahnya tidak berhasil menjadi pemain profesional dan kemudian bekerja sebagai pengemudi bus, ia menanamkan nilai-nilai kerendahan hati kepada Choi Sung-kuk sejak dini.
Choi Sung-kuk mulai bermain sepak bola di Sekolah Dasar Donggok. Ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Yeokgok dan Sekolah Menengah Atas Jeongmyeong. Selama di Jeongmyeong High School, bakat sepak bolanya yang luar biasa membuatnya mendapatkan julukan "Maradona Korea" atau "Si Maradona Kecil". Setelah lulus SMA, Choi Sung-kuk sempat menempuh pendidikan di Universitas Korea selama dua tahun sebelum memutuskan untuk terjun ke karier profesional.
2. Karier Klub
Choi Sung-kuk menikmati karier klub yang dinamis dan berprestasi sebelum keterlibatannya dalam skandal pengaturan skor yang mengguncang dunia sepak bola Korea Selatan. Ia bermain untuk beberapa tim top di K League dan sempat merasakan pengalaman di J1 League Jepang.
2.1. Ulsan Hyundai
Choi Sung-kuk memulai karier profesionalnya dengan bergabung dengan klub K League Ulsan Hyundai Horang-i pada 27 Februari 2003. Ia beradaptasi dengan cepat di liga profesional, mencetak tujuh gol pada musim debutnya. Berkat penampilannya, ia dinominasikan untuk penghargaan Pemain Muda Terbaik K League, namun kalah dari Jung Jo-gook.
Pada musim keduanya di tahun 2004, kontribusinya di klub terpengaruh karena komitmennya bersama tim Olimpiade, sehingga ia hanya mencetak satu gol dalam 19 penampilan liga. Namun, ia bangkit pada tahun 2006, menjadi pencetak gol terbanyak di Piala Liga Korea 2006. Salah satu pertandingan paling berkesan Choi Sung-kuk adalah saat melawan Al-Shabab di Liga Champions AFC 2006, di mana ia memimpin Ulsan meraih kemenangan telak 6-0 dengan mendobrak pertahanan lawan dan mencetak dua gol. Selama waktunya di Ulsan, ia turut berkontribusi pada kemenangan Ulsan di K League 1 2005, Piala Super Korea 2006, dan Piala Champions A3 2006. Ia juga menjadi bagian dari tim yang menjadi runner-up Piala Liga Korea 2005 dan K League 2003. Setelah musim 2006, ia pindah ke Seongnam Ilhwa Chunma.
2.2. Kashiwa Reysol (pinjaman)
Sebelum musim 2005, Choi Sung-kuk dipinjamkan ke klub J1 League Kashiwa Reysol. Pelatih Kashiwa Reysol saat itu, Hayano Hiroshi, sangat menginginkan Choi Sung-kuk. Namun, selama lima bulan masa pinjamannya, ia tidak mampu menunjukkan performa yang diharapkan dan tidak berhasil membalikkan keadaan. Ia hanya tampil sebanyak delapan kali di liga tanpa mencetak gol, dan empat kali di ajang piala liga Jepang. Setelah masa pinjamannya berakhir, ia kembali ke Ulsan Hyundai.
2.3. Seongnam Ilhwa Chunma
Setelah meninggalkan Ulsan Hyundai, Choi Sung-kuk bergabung dengan Seongnam Ilhwa Chunma pada 17 Januari 2007, dengan nilai transfer yang dilaporkan mencapai 3.00 B KRW untuk kontrak dua tahun. Pada musim pertamanya, ia membantu Seongnam meraih posisi runner-up di K League 2007. Pada akhir musim 2007, ia sempat melakukan uji coba dengan klub Championship Sheffield United di Inggris, tetapi klub tersebut memutuskan untuk tidak merekrutnya.
Pada 2 Agustus 2008, Choi Sung-kuk berpartisipasi dalam JOMO Cup 2008, sebuah pertandingan antara tim K League All-Star dan J.League All-Star. Dalam pertandingan tersebut, ia mencetak gol pembuka dan memberikan satu assist yang membantu K League meraih kemenangan 3-1, dan ia pun dinobatkan sebagai MVP pertandingan. Ia juga menjadi bagian penting dari tim Seongnam yang mencapai semifinal Liga Champions AFC 2007, di mana ia mencetak gol penyama kedudukan melawan Urawa Red Diamonds di leg kedua, namun Seongnam akhirnya kalah dalam adu penalti setelah Choi Sung-kuk gagal mengeksekusi penaltinya sebagai penendang kedua. Pada tahun 2010, ia memenangkan Liga Champions AFC 2010 bersama Seongnam.
2.4. Gwangju Sangmu (Wajib Militer)
Pada Desember 2008, Choi Sung-kuk mendaftar di tim sepak bola militer Gwangju Sangmu untuk memenuhi kewajiban wajib militernya. Ia diberikan nomor punggung 10 di tim tersebut. Selama bertugas di Gwangju Sangmu dari tahun 2009 hingga 2010, ia memainkan total 48 pertandingan dan mencetak 13 gol di K League. Di sinilah ia kemudian akan didekati dan terlibat dalam skandal pengaturan skor. Setelah menyelesaikan tugas militernya, ia sempat kembali ke Seongnam Ilhwa Chunma dan memainkan empat pertandingan pada musim 2010.
2.5. Suwon Samsung Bluewings
Pada 10 Januari 2011, Choi Sung-kuk bergabung dengan Suwon Samsung Bluewings dengan kontrak tiga tahun. Tak lama kemudian, pada 17 Januari 2011, ia diumumkan sebagai kapten baru Suwon. Ia melakukan debutnya untuk Suwon pada 5 Maret 2011 dalam pertandingan pembuka K League 2011 melawan FC Seoul. Ia mencetak gol pertamanya untuk klub pada 15 April 2011 dalam pertandingan melawan Gangwon FC. Namun, masa jabatannya di Suwon hanya berlangsung singkat karena ia segera terlibat dalam skandal pengaturan skor yang terungkap pada tahun 2011, yang mengakhiri karier profesionalnya.
3. Karier Internasional
Choi Sung-kuk telah mewakili Korea Selatan di berbagai level tim nasional, menunjukkan bakatnya sejak usia muda hingga mencapai tim senior.
3.1. Tim Nasional Usia Muda
Choi Sung-kuk menunjukkan potensi internasionalnya sejak dini. Pada tahun 1998, ia dipanggil ke tim nasional U-17 Korea Selatan untuk Kejuaraan U-16 AFC 1998, di mana ia mencetak dua gol dalam enam penampilan.
Ia kemudian menjadi bagian dari tim U-23 Korea Selatan yang meraih medali perunggu di Pesta Olahraga Asia 2002 di Busan. Ia juga berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas 2004 di Athena, di mana Korea Selatan berhasil mencapai babak perempat final.
Selain itu, Choi Sung-kuk juga tampil untuk tim U-20 Korea Selatan, memenangkan Kejuaraan Remaja AFC 2002. Meskipun mengalami cedera, ia bermain di Piala Dunia Pemuda FIFA 2003, di mana ia membuat dua penampilan dan terpilih sebagai salah satu dari dua belas pemain yang paling menonjol oleh FIFA.
3.2. Tim Nasional Senior
Pada Maret 2003, Choi Sung-kuk pertama kali dipanggil ke tim nasional senior. Ia melakukan debutnya dalam pertandingan persahabatan melawan Kolombia yang berakhir imbang 0-0 pada 29 Maret 2003. Ia mencetak gol internasional senior pertamanya pada 27 September 2003 dalam kemenangan 1-0 atas Oman di Kualifikasi Piala Asia AFC 2004.
Ia merupakan bagian dari skuad Korea Selatan di Piala Asia AFC 2007. Dalam pertandingan pembuka turnamen melawan Arab Saudi, ia berhasil mencetak gol. Korea Selatan akhirnya meraih posisi ketiga dalam turnamen tersebut setelah mengalahkan Jepang dalam pertandingan perebutan tempat ketiga. Secara keseluruhan, Choi Sung-kuk telah mengumpulkan 26 penampilan dan mencetak 2 gol untuk tim nasional senior Korea Selatan.
4. Skandal Pengaturan Skor dan Sanksi
Karier Choi Sung-kuk secara dramatis berakhir setelah ia terlibat dalam skandal pengaturan skor yang mengguncang K League pada tahun 2011. Keterlibatannya menjadi salah satu kasus paling menonjol dalam skandal tersebut, merusak citra sepak bola Korea Selatan dan reputasi pribadinya.
4.1. Keterlibatan dan Pengakuan
Pada Mei 2011, ketika laporan mengenai skandal pengaturan skor mulai mencuat, Choi Sung-kuk, yang saat itu bermain untuk Suwon Samsung Bluewings, awalnya membantah keras keterlibatannya. Dalam sebuah lokakarya yang diikuti oleh semua pemain K League untuk memberantas pengaturan skor, ia bahkan menyatakan, "Jika saya merasa malu, saya tidak akan berada di sini. Sejujurnya, saya bisa saja menertawakannya, tetapi setelah terus-menerus mendengarnya, saya lelah." Ia juga menegaskan hidupnya jujur dan tidak menerima telepon dari nomor tak dikenal.
Namun, seiring mendalamnya penyelidikan, Choi Sung-kuk akhirnya mengakui keterlibatannya. Pada 28 Juni 2011, ia secara sukarela melaporkan diri ke pihak berwenang dan mengakui bahwa ia telah terlibat dalam pengaturan skor saat masih bertugas di Gwangju Sangmu pada tahun 2010. Lebih lanjut terungkap bahwa ia tidak hanya menerima uang (sekitar 4.00 M KRW) untuk mengatur pertandingan, tetapi juga berperan sebagai perantara dalam merekrut pemain lain untuk terlibat dalam skema ilegal tersebut. Pengakuan ini mengejutkan publik dan penggemar sepak bola, mengingat penolakan kerasnya di awal.
4.2. Larangan Bermain dari K League dan FIFA
Sebagai konsekuensi dari keterlibatannya dalam skandal pengaturan skor, pada 25 Agustus 2011, KFA secara resmi mengumumkan larangan permanen bagi Choi Sung-kuk untuk bermain di seluruh liga di Korea Selatan. Keputusan ini secara efektif mengakhiri karier profesionalnya di negaranya.
Dalam upaya untuk melanjutkan karier sepak bolanya di luar negeri, Choi Sung-kuk sempat mencoba bergabung dengan klub Makedonia Utara, FK Rabotnički, pada 16 Januari 2012. Namun, harapan itu pupus ketika FIFA turun tangan. Pada 16 Maret 2012, FIFA menjatuhkan sanksi larangan seumur hidup di seluruh dunia dari semua kegiatan terkait sepak bola kepada Choi Sung-kuk. Larangan FIFA ini membuat transfernya ke Rabotnički batal, dan ia tidak dapat lagi bermain sepak bola profesional di mana pun di dunia.
4.3. Konsekuensi Hukum
Selain sanksi dari organisasi sepak bola, Choi Sung-kuk juga menghadapi konsekuensi hukum atas perbuatannya. Pada 9 Februari 2012, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara 10 bulan, dengan masa percobaan 2 tahun, serta kewajiban untuk melakukan 200 jam pelayanan sosial sebagai hasil dari keterlibatannya dalam pengaturan skor. Putusan ini menandai akhir dari babak hukum dalam kasusnya.
5. Kehidupan Pribadi dan Pasca-Pensiun
Setelah karier sepak bolanya berakhir secara paksa karena skandal pengaturan skor, Choi Sung-kuk menghadapi various tantangan dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya, termasuk masalah keuangan dan insiden-insiden yang kembali menarik perhatian publik.
5.1. Keluarga dan Latar Belakang Pribadi
Choi Sung-kuk diketahui sebagai seorang Kristen yang taat. Ia menikah dengan Kwak Seon-hye pada Desember 2005, dan setahun kemudian, pada Desember 2006, mereka dikaruniai anak pertama berupa seorang putra. Ayahnya, seorang mantan pemain hoki lapangan yang kemudian menjadi pengemudi bus, sangat memengaruhi kepribadiannya dengan mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan.
5.2. Kehidupan Setelah Sepak Bola
Setelah larangan seumur hidup dari sepak bola profesional, Choi Sung-kuk menghadapi kesulitan ekonomi. Pada 26 Juni 2012, ia sempat bekerja sebagai staf administrasi di sebuah rumah sakit di Seongnam, Distrik Bundang, meskipun kemudian ia berhenti dari pekerjaan tersebut. Menurut beberapa laporan, ia juga pernah memiliki dan mengelola sebuah restoran masakan Jepang di Suwon. Pada April 2016, ia mencoba peruntungan baru dengan menjadi komentator sepak bola untuk situs web olahraga Spoplay. Di luar karier profesionalnya, pada Januari 2005, Choi Sung-kuk juga sempat menjadi model iklan untuk merek makanan cepat saji "Pizza Nara Chicken Gongju", yang sempat menjadi perbincangan di kalangan penggemar sepak bola. Pada tahun 2014, ia diketahui aktif di salah satu tim bisbol sosial.
Pada Oktober 2019, tujuh tahun setelah kariernya berakhir, Choi Sung-kuk memberikan wawancara untuk menjelaskan perannya dalam pengaturan skor, menyatakan bahwa ia tidak mengambil keuntungan pribadi dari tindakannya. Pada Oktober 2014, ia juga sempat memberikan pidato tentang pencegahan pengaturan skor, menunjukkan penyesalannya dan keinginannya untuk mendidik pemain lain.
5.3. Insiden Lain dan Persepsi Publik
Perjalanan Choi Sung-kuk pasca-pensiun tidak luput dari insiden-insiden lain yang kembali menarik perhatian publik. Pada 27 Desember 2013, ia ditangkap polisi karena mengemudi dalam keadaan mabuk setelah mengabaikan lampu lalu lintas di Seoul. Konsentrasi alkohol dalam darahnya saat itu tercatat 0,086%, cukup tinggi untuk dikenakan sanksi pencabutan surat izin mengemudi.
Pada Juli 2016, seorang pria dijatuhi hukuman enam tahun penjara karena mengancam Choi Sung-kuk dan sesama mantan pemain sepak bola Kim Dong-hyun.
Pada 28 Maret 2023, KFA sempat mengumumkan pengampunan bagi 100 orang di dunia sepak bola, termasuk 48 orang yang terlibat dalam pengaturan skor, di mana Choi Sung-kuk termasuk di dalamnya. Namun, keputusan ini memicu gelombang protes dan kemarahan besar dari para penggemar sepak bola dan publik Korea Selatan. Akibat reaksi negatif yang kuat, KFA akhirnya menarik kembali keputusan pengampunan tersebut, menandakan bahwa citra publik Choi Sung-kuk masih sangat terpengaruh oleh skandal pengaturan skor dan bahwa masyarakat masih memegang pandangan kritis terhadap tindakannya.
6. Penghargaan
Choi Sung-kuk menerima berbagai penghargaan dan gelar selama karier sepak bolanya, baik di tingkat klub maupun internasional, sebelum larangan bermain akibat skandal pengaturan skor.
Ulsan Hyundai Horang-i
- K League 1: 2005
- Piala Super Korea: 2006
- Piala Champions A3: 2006
- Runner-up* Piala Liga Korea: 2005
Seongnam Ilhwa Chunma
- Liga Champions AFC: 2010
Korea Selatan U20
- Kejuaraan Remaja AFC: 2002
Korea Selatan U23
- Pesta Olahraga Asia medali perunggu: 2002
Korea Selatan
- Piala Asia AFC tempat ketiga: 2007
Individu
- Pencetak gol terbanyak Piala FA Korea: 2001
- K League All-Star: 2003, 2004, 2006, 2008, 2009, 2010
- Pencetak gol terbanyak Piala Liga Korea: 2006
- Pemain Terbaik K League All-Star Game: 2008 (JOMO Cup)
- Penghargaan Presiden: 2002
- Pemain Terbaik Jinju MBC Cup: 2000
- Penghargaan Khusus Prospecs Tahun Ini (Pro Football Awards): 2004
7. Statistik Karier
Choi Sung-kuk memiliki catatan statistik yang signifikan selama karier profesionalnya di level klub dan internasional sebelum sanksi dijatuhkan.
7.1. Statistik Klub
Klub | Musim | Liga | Piala Nasional | Piala Liga | Kontinental | Total | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Divisi | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | ||
Ulsan Hyundai Horang-i | 2003 | K League | 27 | 7 | 0 | 0 | - | - | 27 | 7 | ||
2004 | K League | 19 | 1 | 4 | 3 | 0 | 0 | - | 23 | 4 | ||
2005 | K League | 16 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | - | 17 | 1 | ||
2006 | K League | 22 | 1 | 1 | 0 | 13 | 8 | 4 | 4 | 40 | 13 | |
Total | 84 | 10 | 6 | 3 | 13 | 8 | 4 | 4 | 107 | 25 | ||
Kashiwa Reysol | 2005 | J1 League | 8 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 | - | 12 | 0 | |
Seongnam Ilhwa Chunma | 2007 | K League | 27 | 3 | 0 | 0 | 1 | 0 | 8 | 3 | 36 | 6 |
2008 | K League | 18 | 4 | 2 | 0 | 8 | 3 | - | 28 | 7 | ||
2010 | K League | 4 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 3 | 1 | 7 | 1 | |
Total | 49 | 7 | 2 | 0 | 9 | 3 | 11 | 4 | 71 | 14 | ||
Gwangju Sangmu (wajib militer) | 2009 | K League | 26 | 9 | 0 | 0 | 2 | 0 | - | 28 | 9 | |
2010 | K League | 22 | 4 | 3 | 1 | 2 | 0 | - | 27 | 5 | ||
Total | 48 | 13 | 3 | 1 | 4 | 0 | - | 55 | 14 | |||
Suwon Samsung Bluewings | 2011 | K League | 12 | 1 | 1 | 1 | 0 | 0 | 6 | 0 | 19 | 2 |
Total Karier | 201 | 31 | 12 | 5 | 30 | 11 | 21 | 8 | 264 | 55 |
7.2. Statistik Internasional
Berikut adalah catatan penampilan dan gol Choi Sung-kuk untuk tim nasional Korea Selatan.
Tim Nasional | Tahun | Penampilan | Gol |
---|---|---|---|
Korea Selatan | 2003 | 4 | 1 |
2004 | 4 | 0 | |
2005 | 3 | 0 | |
2006 | 3 | 0 | |
2007 | 7 | 1 | |
2008 | 3 | 0 | |
2010 | 1 | 0 | |
2011 | 1 | 0 | |
Total Karier | 26 | 2 |
Daftar hasil menunjukkan perolehan gol Korea Selatan lebih dulu.
No. | Tanggal | Lokasi | Lawan | Skor | Hasil | Kompetisi |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 27 September 2003 | Incheon, Korea Selatan | Oman | 1-0 | 1-0 | Kualifikasi Piala Asia AFC 2004 |
2 | 11 Juli 2007 | Jakarta, Indonesia | Arab Saudi | 1-0 | 1-1 | Piala Asia AFC 2007 |
8. Warisan dan Penilaian
Warisan dan penilaian terhadap Choi Sung-kuk adalah cerminan dari bakat luar biasa yang berakhir tragis akibat pilihan kontroversialnya. Kariernya menyoroti puncak prestasi seorang atlet muda, namun juga jurang kegagalan etika yang menghancurkan.
8.1. Penilaian Positif dan Prestasi
Sebelum skandal pengaturan skor mencuat, Choi Sung-kuk secara luas diakui sebagai salah satu pesepak bola paling berbakat dan menjanjikan di Korea Selatan. Julukan "Si Maradona Kecil" yang disematkan kepadanya bukanlah tanpa alasan; kemampuan menggiring bolanya yang fantastis dan keahliannya dalam melewati dua hingga tiga pemain lawan benar-benar memukau. Ia adalah pemain kunci di tim Olimpiade Korea Selatan, bahkan mengenakan nomor punggung 10 yang melambangkan statusnya sebagai playmaker utama dan harapan tim.
Prestasi-prestasi klubnya, seperti memenangkan K League 1 bersama Ulsan Hyundai dan Liga Champions AFC bersama Seongnam Ilhwa Chunma, serta kontribusinya pada medali perunggu Pesta Olahraga Asia dan posisi ketiga di Piala Asia AFC untuk tim nasional, menegaskan statusnya sebagai pemain papan atas. Ia adalah ancaman konstan bagi pertahanan lawan, dan gol-gol penting serta penghargaan MVP yang diraihnya dalam kompetisi-kompetisi besar membuktikan dampak positifnya di lapangan. Bakat dan kontribusinya pada sepak bola Korea Selatan pada masanya tidak dapat disangkal.
8.2. Kritik dan Kontroversi (Umum)
Meskipun memiliki bakat dan prestasi gemilang, warisan Choi Sung-kuk akan selalu dibayangi oleh keterlibatannya dalam skandal pengaturan skor K League. Tindakannya yang mengkhianati sportivitas dan integritas sepak bola menuai kritik luas dan kontroversi yang tak berkesudahan. Skandal ini tidak hanya menghancurkan kariernya sendiri, tetapi juga memberikan pukulan telak bagi kepercayaan publik terhadap olahraga sepak bola di Korea Selatan. Sebagai seorang pemain yang seharusnya menjadi panutan, Choi Sung-kuk justru terlibat dalam praktik korupsi yang merusak esensi kompetisi.
Pengakuan awal yang menyangkal keterlibatannya, diikuti oleh pengakuan paksa setelah bukti-bukti terungkap, semakin memperburuk citra publiknya. Larangan seumur hidup dari K League dan FIFA adalah konsekuensi yang setimpal dengan pelanggaran etika dan moral yang dilakukannya. Upaya untuk mendapatkan pengampunan dari KFA pada tahun 2023, yang akhirnya ditarik kembali karena reaksi keras dari penggemar dan publik, menjadi bukti nyata bahwa masyarakat tidak melupakan pelanggaran tersebut dan menuntut pertanggungjawaban yang tuntas. Skandal pengaturan skor Choi Sung-kuk menjadi kasus pelajaran pahit tentang bagaimana ambisi dan godaan finansial dapat merusak karier seorang atlet dan mengikis fondasi kepercayaan dalam olahraga. Hal ini menjadi pengingat abadi akan pentingnya etika dan integritas dalam setiap aspek kehidupan, terutama bagi figur publik seperti atlet profesional.
