1. Kehidupan Awal dan Debut Sumo
1.1. Masa Muda dan Awal Masuk Sumo
Daitetsu Tadamitsu, yang lahir dengan nama Tadamitsu Minami, menunjukkan minat pada kendo saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bakatnya dalam kendo menunjukkan fisik yang kuat dan disiplin sejak usia muda. Ia kemudian direkrut untuk bergabung dengan dunia sumo karena postur tubuhnya yang tinggi.
Daitetsu masuk ke sasana Nishonoseki dan memulai karir sumo-nya pada Juli 1971, ketika ia masih berada di sekolah menengah. Keputusannya untuk terjun ke dunia sumo ini diambil meskipun sang ibu menangis dan menentang, karena ia bertekad untuk meraih kesuksesan di Tokyo.
Pada 3 September 1975, terjadi insiden di mana sasana Oshiogawa stable memisahkan diri. Daitetsu awalnya berpihak pada Oyakata Oshioyama ke-17, yang bernama Daikirin Masanori. Namun, perpindahan ke sasana Oshioyama tidak diizinkan, sehingga Daitetsu tetap berada di sasana Nishonoseki.
1.2. Karir Awal sebagai Pegulat Sumo
Daitetsu Tadamitsu menunjukkan ketekunan dan kemajuan yang signifikan di divisi-divisi bawah sumo. Pada Juli 1979, ia mencatat rekor tak terkalahkan dalam ketujuh pertarungannya di divisi Makushita, namun kalah dalam babak playoff untuk meraih yūshō (kejuaraan) dari Sadanoumi Koji.
Pada Januari 1980, ia berhasil dipromosikan ke divisi Jūryō yang merupakan salah satu divisi atas, namun hanya bertahan satu turnamen sebelum kembali diturunkan ke divisi bawah pada turnamen Maret berikutnya. Ia sempat mempertimbangkan untuk pensiun karena merasa telah mencapai batasnya setelah menjadi sekitori (pegulat di divisi Juryo atau Makuuchi). Namun, ia terus-menerus didorong dan diberi semangat oleh pihak-pihak terkait dari Prefektur Fukui yang memiliki ikatan dengan dirinya. Mereka bertanya, "Apakah ini batas kemampuanmu?" setiap kali turnamen berakhir. Bahkan, mereka berjanji akan memberikan pekerjaan di perusahaan mereka jika Daitetsu memberikan segalanya namun tetap tidak berhasil meraih kesuksesan besar.
Dorongan ini memotivasinya untuk terus berjuang. Ia kembali ke divisi Jūryō pada Juli 1982 dan akhirnya mencapai divisi teratas Makuuchi pada November 1983. Sepanjang karirnya di divisi bawah, ia tidak pernah absen dari satu pertandingan pun.
2. Karir Sumo Profesional
2.1. Promosi ke Makuuchi dan San'yaku
Setelah menembus divisi Makuuchi pada November 1983, Daitetsu terus menunjukkan performa yang stabil. Pada Maret 1987, ia berhasil dipromosikan ke peringkat Komusubi. Ini adalah pencapaian bersejarah karena ia menjadi pegulat pertama dari Prefektur Fukui yang mencapai peringkat San'yaku (tiga peringkat teratas di bawah Ōzeki dan Yokozuna: Komusubi, Sekiwake) sejak dimulainya era Showa. Meskipun demikian, ia hanya bertahan di peringkat ini selama satu turnamen. Pada September 1988, Daitetsu menjadi satu-satunya pegulat dari sasana Nishonoseki yang tersisa di Makuuchi setelah Kirinji Kazuharu pensiun. Ia kembali ke divisi Jūryō pada Januari 1989 dan menghabiskan sisa karirnya di sana.
2.2. Kemenangan dan Pertarungan Penting
Salah satu momen paling berkesan dalam karir Daitetsu adalah pada turnamen Juli 1985, di mana ia berhasil mengalahkan Yokozuna Chiyonofuji pada hari kedua turnamen. Kemenangan ini memberinya Kinboshi pertamanya. Dalam pertarungan tersebut, Chiyonofuji mencoba menarik kedua mawashi Daitetsu dengan cepat untuk mendorongnya, namun Daitetsu, secara tidak sadar, menggerakkan tangan kirinya dari bagian atas dan memutar ke kanan, menyebabkan kaki kiri Chiyonofuji keluar dari ring.
Pada Mei dan Juli 1989, ia berpartisipasi dalam dua babak playoff untuk kejuaraan Jūryō, tetapi kalah dalam keduanya, masing-masing dari Komafudo dan Ryūkōzan Kazuto. Hal ini membuatnya tidak pernah meraih gelar juara dalam divisi mana pun sepanjang karirnya.
2.3. Gaya Bertarung
Daitetsu dikenal sebagai pegulat Yotsu-sumo, yang berarti ia cenderung mencari cengkeraman pada mawashi lawannya. Gaya favoritnya adalah hidari-yotsu, di mana ia memegang mawashi lawan dengan tangan kanan di luar dan tangan kiri di dalam. Teknik kemenangannya yang paling umum adalah yori-kiri (mendorong lawan keluar dari ring).
Karena postur tubuhnya yang di atas rata-rata, ia juga sering menggunakan tsuri-dashi (mengangkat lawan keluar dari ring). Ia juga diketahui menggunakan uwatenage (lemparan atas lengan). Meskipun kuat dalam cengkeraman kanan atasnya, Daitetsu memiliki kelemahan di bagian pinggul dan awal tachi-ai (serangan awal), sehingga ia sering kesulitan menghadapi pegulat yang mengandalkan teknik tsuki-oshi (dorongan dan pukul).
3. Kepribadian dan Popularitas Publik
Daitetsu Tadamitsu dikenal tidak hanya karena prestasi sumo-nya, tetapi juga karena kepribadiannya yang unik dan ceria, yang membuatnya sangat populer di kalangan penggemar.
Daitetsu memiliki penampilan yang khas, seperti jambang tebal dan panjang yang ekstrem (kemudian pegulat seperti Toka dan Takanotsuru Shinichi juga memiliki jambang serupa), serta mawashi berwarna oker (ia sendiri bersikeras menyebutnya "emas"). Selain itu, sifatnya yang sangat ramah dan ceria membuatnya mudah berinteraksi dengan penggemar, seperti dengan memberikan tanda tangan dan berfoto bersama dalam Jungyo (tur keliling).
Popularitasnya semakin meluas berkat Demon Kogure, seorang musisi dan penggemar sumo, yang mengadakan segmen khusus bernama "Daitetsu Corner" di acara radio "All Night Nippon" miliknya. Banyak penggemar, termasuk yang pertama kali mengenal Daitetsu melalui segmen ini atau melalui rubrik "Mawashi Renewal Submission" di majalah Weekly Shonen Jump (khususnya dalam acara "Jump Broadcasting Station" oleh Shueisha), menjadi basis penggemar setianya. Penggemar dari seluruh negeri selalu datang untuk meminta tanda tangan. Meskipun area latihan sasana Nishonoseki berada di atap dan tidak dapat diakses umum, Daitetsu diberikan pengecualian untuk bertemu penggemar dan berfoto, yang menunjukkan betapa besar popularitasnya. Bahkan hingga saat ini, popularitasnya belum pudar.
4. Pensiun dan Aktivitas sebagai Oyakata
Setelah karirnya sebagai pegulat sumo profesional berakhir, Daitetsu Tadamitsu terus berkontribusi pada dunia sumo dengan menjabat sebagai Oyakata (sesepuh) di Asosiasi Sumo Jepang.
4.1. Transisi Menjadi Oyakata
Daitetsu pensiun dari karir pegulat sumo profesional setelah turnamen September 1990. Ia kemudian mengambil alih nama sesepuh Minatogawa Oyakata. Upacara pensiun resminya, yang dikenal sebagai danpatsu-shiki (upacara pemotongan rambut topknot), juga dihadiri oleh Demon Kogure sebagai salah satu tamu yang memotong rambutnya.
Selama karir profesionalnya, Daitetsu tidak pernah absen dari satu pertandingan pun, berpartisipasi dalam total 1199 pertandingan. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, terutama mengingat ia bertarung di era di mana pegulat diharapkan mengatasi cedera melalui latihan. Ia bahkan tidak absen saat tulang rusuknya retak atau pangkal jarinya sobek. Setelah pensiun, berat badannya bertambah hingga 140 kg, melebihi berat badannya saat aktif.
4.2. Peran di Asosiasi Sumo Jepang
Setelah pensiun, Daitetsu menjabat sebagai Oyakata di sasana Nishonoseki dan melatih pegulat-pegulat muda. Pada Januari 2013, setelah sasana Nishonoseki yang lama ditutup, ia pindah ke sasana Matsugane stable, yang merupakan bagian dari kelompok Nishonoseki-ichimon (keluarga sumo Nishonoseki). Namun, pada November 2014, sasana Matsugane berganti nama menjadi sasana Nishonoseki, sehingga ia kembali berafiliasi dengan sasana Nishonoseki. Pada 24 Desember 2021, sasana Nishonoseki kembali berganti nama, dan Daitetsu kemudian berafiliasi dengan sasana Hanaregoma stable.
Ia juga pernah menjadi anggota departemen wasit (Shimpan). Pada turnamen Januari 2006, ia menjabat sebagai wasit. Pada turnamen Juli 2010, ia kembali bertugas sebagai wasit setelah empat setengah tahun absen, sebagai pengganti Oyakata Sadanogata yang diskors karena kasus skandal taruhan baseball. Ia secara resmi kembali ke departemen wasit pada turnamen September berikutnya.
Dari Maret 2014 hingga Maret 2018, ia menjabat sebagai salah satu dari tiga Oyakata yang ditunjuk sebagai anggota dewan pengurus Asosiasi Sumo Jepang, ketika asosiasi tersebut mengajukan status sebagai badan hukum kepentingan publik. Selama menjabat sebagai anggota dewan, nama peringkatnya di daftar peringkat resmi (banzuke) dicatat sebagai nama aslinya, Tadamitsu Minami. Setelah mengundurkan diri dari dewan pengurus pada 26 Maret 2018, ia menjabat sebagai wakil ketua Asosiasi Sesepuh (Toshiyori-kai), yang terdiri dari Oyakata non-eksekutif, mulai Mei 2018. Ia juga aktif di komunitas lokal Fukui, misalnya dengan mengadakan kelas sumo untuk anak-anak dan tampil di brosur sapi Wakasa yang dibuat oleh JA Prefektur Fukui.
4.3. Pensiun Akhir dan Suksesi Nama Oyakata
Daitetsu mencapai usia pensiun wajib untuk sesepuh, 65 tahun, pada Oktober 2021. Ia kemudian dipekerjakan kembali oleh Asosiasi Sumo Jepang sebagai konsultan untuk lima tahun berikutnya. Namun, pada 30 Juni 2024, Asosiasi Sumo mengumumkan bahwa Daitetsu telah pensiun lebih awal dari perannya sebagai konsultan.
Setelah ia pensiun, nama sesepuh "Minatogawa" diwariskan kepada Takakeisho, yang pada saat itu berada dalam situasi krisis di mana ia bisa saja terpaksa pensiun jika terdegradasi dari peringkat Ōzeki. Dengan mewariskan nama Minatogawa, Daitetsu membantu Takakeisho untuk tetap berada di dalam Asosiasi Sumo.
5. Hubungan dengan Demon Kogure
Daitetsu Tadamitsu memiliki hubungan persahabatan yang unik dan mendalam dengan musisi Demon Kogure, seorang penggemar sumo yang dikenal luas.
Interaksi mereka dimulai melalui program radio All Night Nippon milik Demon Kogure, yang disiarkan dari April 1987 hingga Mei 1990. Pada awal program, Demon Kogure sering mengungkapkan kemarahannya karena lirik lagu-lagu grupnya, Seikima-II, dilarang disiarkan oleh NHK dengan alasan "tidak cocok untuk siaran".
Suatu kali, ia menerima surat dari pendengar untuk segmen "How to Enjoy Sumo 666 Times More" yang menyebutkan Daitetsu sebagai "pegulat yang juga dianiaya oleh NHK, seperti Seikima-II". Pengirim surat itu menjelaskan bahwa setiap kali Daitetsu bertanding, siaran sering terpotong oleh "berita pukul 5", "jadwal pertandingan besok", atau "hasil hari ini", sehingga pertandingannya tidak pernah disiarkan secara penuh. Demon Kogure sangat terhibur oleh cerita ini dan berkata, "Kalian harus mendukung Daitetsu!" Sejak saat itu, jumlah surat tentang Daitetsu meningkat pesat, bahkan menyebabkan dibentuknya segmen mandiri bernama "Daitetsu Corner".
Lagu stripe blue dari Shonentai dengan lirik "♪Daite tsuyoku~" (Peluk erat-erat~) sering diputar ketika Daitetsu mengalami kekalahan, karena terdengar seperti "Daitetsu, tsuyoku~" (Daitetsu, jadilah kuat~). Popularitas "Daitetsu Corner" semakin meningkat. Bahkan, Minamino Yoko, yang menjadi bintang tamu di program itu, diminta untuk mengucapkan "Daitetsu-san gambatte ne" (Daitetsu, semangat ya!) dan rekaman suaranya diintegrasikan ke dalam jingle khusus bergaya rap (dikenal sebagai "Daitetsu Rap").
Pada 29 Juni 1987, menjelang Turnamen Nagoya, Daitetsu sendiri tampil sebagai bintang tamu di program tersebut. Ia tertawa terbahak-bahak saat mendengar komentar penggemar yang menyebutnya "mirip tutup toilet jongkok Jepang", dan menerima secara positif bagaimana ia dijadikan bahan lelucon. Dengan tulus, ia berkata kepada Demon Kogure, "Saya harap Anda terus membantu lebih banyak orang tertarik pada sumo." Dari sinilah "Daitetsu Rap" mencapai bentuk akhirnya: "Dadadada Daitetsu Dadadada Daitetsu Daitetsu Daitetsu 'Gambatte ne' 'Daitetsu desu'".
Setelah penampilannya di radio, Daitetsu mulai menjalin hubungan lebih jauh dengan Demon Kogure, seperti muncul di jalur bunga (hanamichi) dengan mengenakan handuk mandi Demon Kogure atau mengunjungi "Misa Hitam" (konser) Seikima-II dan disambut hangat. Hubungan mereka berlanjut bahkan setelah Daitetsu pensiun, dengan Demon Kogure ikut memotong rambutnya di upacara pensiun dan melakukan wawancara bersama di majalah VAN VAN Sumo World. Belakangan, ketika Demon Kogure mulai tampil di siaran sumo NHK, ia sesekali bergumam "Dadadada Daitetsu..." saat Minatogawa Oyakata (Daitetsu) terlihat duduk di bawah ring sebagai wasit.
6. Anekdot dan Insiden
Sepanjang hidup dan karir Daitetsu Tadamitsu, banyak anekdot menarik dan insiden penting yang menggambarkan kepribadiannya dan pengaruhnya dalam dunia sumo.
6.1. Anekdot Utama
Warna mawashi Daitetsu yang oker (ia sendiri mengklaimnya "emas") sangat mencolok. Ketika mawashinya berganti menjadi hijau, majalah Weekly Shonen Jump bahkan memuat artikel satu halaman penuh di bagian surat pembaca Jump Broadcasting Station untuk mengumumkan perubahan ini. Rubrik ini semakin meningkatkan popularitas Daitetsu dan menciptakan banyak penggemar baru. Lagu parodi tentang Daitetsu bahkan pernah disiarkan di stasiun radio lokal.
Ketika aktor Ozawa Shoichi diundang sebagai bintang tamu di siaran sumo NHK General TV, seorang penyiar bertanya siapa pegulat favoritnya. Ozawa dengan serius menjawab, "Daitetsu." Ketika penyiar bertanya sambil tersenyum geli, "Oh, kenapa begitu?", Ozawa dengan sungguh-sungguh menjawab, "Pertandingannya yang tanpa keinginan untuk menang sama sekali itu luar biasa."
Dalam pertarungan legendarisnya melawan Chiyonofuji, sebelum pertandingan, Oyakata Nishonoseki menjanjikan Daitetsu 1.00 M JPY jika ia menang. Namun, Daitetsu menolak, mengatakan, "Tidak mungkin saya bisa menang, jadi tidak usah." Awalnya, kondisinya adalah Daitetsu akan membayar 100.00 K JPY jika ia kalah, tetapi ia menolak bahkan untuk membayar 10.00 K JPY. Namun, setelah menang, ia meminta, "Setengahnya saja, tolong berikan kepada saya," membuat Oyakata Nishonoseki terkejut sekaligus marah. Keesokan harinya setelah mengalahkan Chiyonofuji, surat kabar lokal Fukui Shimbun menempatkan artikel ini di halaman depan dan bahkan membuat liputan khusus.
Daitetsu juga dikenal sebagai seorang yang sangat tidak bisa minum alkohol di dunia sumo yang banyak terdapat peminum berat. Sejak masa aktifnya hingga sekarang, ia tidak pernah minum setetes pun.
6.2. Insiden Kesalahan Penilaian Wasit
Saat Daitetsu bertugas di departemen wasit pada hari ke-9 Turnamen November 2012 (Kyushu Basho) tanggal 19 November 2012, ia terlibat dalam insiden kesalahan penilaian dalam pertandingan antara Goeido Gosuke dan Harumafuji Kōhei. Daitetsu menghentikan pertandingan karena mengira kaki Harumafuji telah keluar dari dohyo (ring), menyatakan "pertandingan berakhir." Namun, ternyata itu adalah kesalahan penilaian karena pertandingan belum benar-benar berakhir. Akibatnya, terjadi insiden "ulang pertandingan" yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sumo (hasil pertandingan ulang dimenangkan oleh Harumafuji). Setelah kejadian ini, Daitetsu, bersama kepala departemen wasit Tagaryu Shoji, mengunjungi dan meminta maaf kepada Kitano-umi, ketua dewan direksi asosiasi saat itu.
Setelah insiden ini, aturan penilaian sumo diubah: jika ada keputusan yang meragukan, pertandingan tidak akan dihentikan segera. Sebaliknya, Gyoji (wasit) akan tetap mengangkat gunbai (kipas wasit) ke salah satu sisi, dan baru setelah itu para wasit akan berkumpul untuk berunding.
7. Statistik dan Catatan Karir
7.1. Ringkasan Catatan Utama
- Total Rekor Karir:** 587 kemenangan, 612 kekalahan (rasio kemenangan 0.490%)
- Rekor Makuuchi:** 209 kemenangan, 256 kekalahan (rasio kemenangan 0.449%)
- Durasi Karir Aktif:** 115 turnamen
- Durasi di Makuuchi:** 31 turnamen
- Durasi di San'yaku:** 1 turnamen (Komusubi 1 turnamen)
- Total Pertandingan Beruntun Tanpa Absen:** 1199 kali (sejak Jonokuchi, September 1971 - September 1990)
- Kinboshi:** 1 buah (melawan Chiyonofuji, hari ke-2 Turnamen Juli 1985)
7.2. Catatan per Turnamen (Basho)
Tahun | Januari | Maret | Mei | Juli | September | November |
---|---|---|---|---|---|---|
1971 | x | x | x | Maezumo | Jonokuchi 9e (4-3) | Jonidan 75e (2-2) |
1972 | Jonidan 63e (0-3) | Jonidan 87w (x) | Jonidan 87w (5-2) | Jonidan 28w (3-4) | Jonidan 36e (4-3) | Jonidan 22e (3-4) |
1973 | Jonidan 32e (5-2) | Sandanme 71e (2-5) | Jonidan 10w (3-4) | Jonidan 22w (5-2) | Sandanme 66w (4-3) | Sandanme 51e (3-4) |
1974 | Sandanme 64e (5-2) | Sandanme 38e (4-3) | Sandanme 29e (3-4) | Sandanme 39e (3-4) | Sandanme 47e (4-3) | Sandanme 35w (3-4) |
1975 | Sandanme 44e (2-5) | Sandanme 62e (4-3) | Sandanme 48w (5-2) | Sandanme 21w (3-4) | Sandanme 32w (5-2) | Sandanme 4w (4-3) |
1976 | Makushita 53e (4-3) | Makushita 45w (3-4) | Makushita 57w (3-4) | Sandanme 9w (5-2) | Makushita 45w (4-3) | Makushita 32w (2-5) |
1977 | Makushita 55e (4-3) | Makushita 43w (4-3) | Makushita 31w (5-2) | Makushita 16e (3-4) | Makushita 23e (5-2) | Makushita 11e (3-4) |
1978 | Makushita 16w (3-4) | Makushita 23w (4-3) | Makushita 18e (3-4) | Makushita 26w (3-4) | Makushita 35w (4-3) | Makushita 28e (4-3) |
1979 | Makushita 22e (6-1) | Makushita 4w (2-5) | Makushita 22e (2-5) | Makushita 41w (7-0) | Makushita 5e (4-3) | Makushita 3w (4-3) |
1980 | Juryo 12w (2-13) | Makushita 11w (3-4) | Makushita 18e (2-5) | Makushita 37w (3-4) | Makushita 46e (6-1) | Makushita 22e (5-2) |
1981 | Makushita 10e (4-3) | Makushita 7e (2-5) | Makushita 19w (4-3) | Makushita 11w (4-3) | Makushita 8w (1-6) | Makushita 32w (6-1) |
1982 | Makushita 10e (4-3) | Makushita 7e (4-3) | Makushita 4w (5-2) | Juryo 13w (8-7) | Juryo 9e (10-5) | Juryo 3w (6-9) |
1983 | Juryo 8e (9-6) | Juryo 4w (9-6) | Juryo 1e (5-10) | Juryo 7e (9-6) | Juryo 4w (11-4) | Makuuchi 11w (8-7) |
1984 | Maegashira 9e (8-7) | Maegashira 4w (5-10) | Maegashira 9w (8-7) | Maegashira 6w (6-9) | Maegashira 11e (8-7) | Maegashira 7w (8-7) |
1985 | Maegashira 3w (4-11) | Maegashira 12e (8-7) | Maegashira 8e (8-7) | Maegashira 4e (4-11) (K) | Maegashira 12e (9-6) | Maegashira 3w (5-10) |
1986 | Maegashira 10w (8-7) | Maegashira 7w (7-8) | Maegashira 10e (7-8) | Maegashira 11w (8-7) | Maegashira 7e (8-7) | Maegashira 1w (5-10) |
1987 | Maegashira 6e (9-6) | Komusubi 1w (3-12) | Maegashira 7w (6-9) | Maegashira 11w (9-6) | Maegashira 4e (4-11) | Maegashira 10w (8-7) |
1988 | Maegashira 5e (5-10) | Maegashira 11w (9-6) | Maegashira 6e (5-10) | Maegashira 13w (8-7) | Maegashira 8w (6-9) | Maegashira 11w (5-10) |
1989 | Juryo 2e (6-9) | Juryo 5w (6-9) | Juryo 10e (10-5) (P) | Juryo 3w (5-10) | Juryo 9w (10-5) (P) | Juryo 5e (5-10) |
1990 | Juryo 11w (9-6) | Juryo 5w (7-8) | Juryo 7e (8-7) | Juryo 4e (5-10) | Juryo 10w (6-9) (Pensiun) | x |
Catatan diberikan dalam menang-kalah-absen
Singkatan: (K)=Kinboshi; (P)=Playoff
Divisi: Makuuchi - Jūryō - Makushita - Sandanme - Jonidan - Jonokuchi
Peringkat Makuuchi: Yokozuna - Ōzeki - Sekiwake - Komusubi - Maegashira
7.3. Catatan Pertarungan Makuuchi
Pegulat | Menang | Kalah | Pegulat | Menang | Kalah | Pegulat | Menang | Kalah | Pegulat | Menang | Kalah |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Aobajō Yukio | 5 | 5 | Akinoshima Katsumi | 0 | 1 | Asashio Tarō (4th) | 0 | 5 | Asahifuji Seiya | 2 | 1 |
Amanoyama Shizuo | 0 | 1 | Itai Keisuke | 8 | 5 | Enazakura Tōru | 5 | 1 | Ōshio Kenji | 1 | 1 |
Kyokuhō Takeji | 7 | 6 | Ōnishiki Ichihiro | 6 | 9 | Ōnokuni Yasushi | 1 | 2 | Ōnohana Taketora | 1 | 0 |
Ōyutaka Masaoki | 1 | 0 | Kaiki Hirohide | 6 | 3 | Kirinōarashi Kazutoshi | 0 | 1 | Kirishima Kazuhiro | 5 | 10 |
Kirinishiki Toshirō | 4 | 6 | Kurama Tatsuyoshi | 9 | 6 | Takamiyama Daizō | 7 | 9 | Kōryū Yasuke | 1 | 3 |
Kotoinazuma Yoshihiro | 2 | 3 | Kotogame Gōshi | 3 | 2 | Kotochitose Kōsei | 1 | 0 | Kotofuji Takaya | 1 | 0 |
Konishiki Yasokichi (6th) | 0 | 4 | Saisu Minoru | 1 | 1 | Sakahoko Nobushige | 4 | 5 | Sadanoumi Koji | 6 | 8 |
Satsushūyama Kōki | 2 | 6 | Shishihō Yoshimasa | 0 | 1 | Jinseki Takashi | 6 | 7 | Taijuyama Tadaaki | 7 | 7 |
Takanosato Toshihide | 0 | 2 | Takanofuji Tadao | 4 | 5 | Takamisakari Taichi | 6 | 12 | Takamiyama Daigorō | 0 | 1 |
Tagaryū Shōji | 14 | 7 | Tamaryū Daizō | 4 | 8 | Takebayama Shinakuni | 1 | 0 | Chiyonofuji Mitsugu | 1 | 5 |
Terao Tsunefumi | 5 | 5 | Dewanohana Yoshitaka | 4 | 3 | Tōryū Kenji | 6 | 8 | Tochiakagi Yoshinori | 1 | 1 |
Tochitsukasa Akira | 3 | 8 | Tochitsurugi Nobuhide | 8 | 5 | Tochinowaka Kiyotaka | 1 | 1 | Tochimitsu Kōfuku | 3 | 1 |
Tochimatō Yūkō | 1 | 0 | Toyonoumi Shinji | 0 | 1 | Nankairyu Tarō | 1 | 2 | Hananoumi Takeshi | 2 | 9 |
Hananokuni Akihiro | 2 | 0 | Hidanohana Naruyoshi | 5 | 3 | Fuji no Kawa Yūji | 4 | 2 | Fuji no Shinji | 2 | 4 |
Futahaguro Koji | 0 | 2 | Hokuten'yū Katsuhiko | 0 | 4 | Hokutoumi Nobuyoshi | 0 | 3 | Maenoshini Yasuo | 3 | 2 |
Masudayama Yasuhito | 5 | 2 | Masurao Hiroo | 1 | 5 | Misugiiso Takuya | 2 | 1 | Misugisato Kōji | 0 | 1 |
Mitoizumi Masayuki | 3 | 4 | Ryōgoku Kajinosuke | 0 | 3 | Wakashimazu Mutsuo | 0 | 5 | Wakasegawa Takeshi | 2 | 2 |
Wakanofuji Shōichi | 2 | 1 | Washūyama Yoshikazu | 1 | 1 |
8. Warisan dan Dampak
Daitetsu Tadamitsu meninggalkan jejak yang berarti dalam dunia sumo Jepang melalui karir yang gigih, kepribadian yang memikat, dan dedikasinya setelah pensiun. Sebagai pegulat, ia dikenal karena kemampuannya untuk bertahan tanpa absen dalam satu pertandingan pun sepanjang karirnya, bahkan saat mengalami cedera, yang mencerminkan etos kerja yang kuat.
Di luar dohyo, Daitetsu menjadi ikon yang memperluas basis penggemar sumo. Penampilan uniknya, seperti jambang tebal dan mawashi berwarna oker, ditambah dengan sifatnya yang ramah dan ceria, membuatnya menjadi sosok yang dicintai publik. Hubungan dekatnya dengan Demon Kogure dan segmen "Daitetsu Corner" di radio berkontribusi besar dalam memperkenalkan sumo kepada audiens yang lebih muda dan lebih luas, menarik penggemar baru yang mungkin sebelumnya tidak tertarik pada olahraga ini.
Setelah pensiun, Daitetsu tetap berkomitmen pada dunia sumo dengan menjabat sebagai Oyakata dan berkontribusi dalam pelatihan pegulat muda di berbagai sasana. Perannya sebagai anggota dewan pengurus dan wasit juga menunjukkan dedikasinya pada administrasi dan integritas olahraga. Bahkan setelah pensiun dari Asosiasi Sumo Jepang, ia terus aktif di komunitas lokal Fukui dengan mengadakan kelas sumo untuk anak-anak, menunjukkan keinginannya untuk terus mempromosikan sumo dan gaya hidup sehat. Kontribusinya dalam mewariskan nama Oyakata Minatogawa kepada Takakeisho juga menegaskan perannya dalam menjaga kesinambungan dan stabilitas dalam asosiasi. Secara keseluruhan, Daitetsu Tadamitsu dikenang sebagai pegulat yang ulet dan pribadi yang hangat, yang dengan caranya sendiri, memperkaya dan memperkuat komunitas sumo Jepang.