1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Derek Yee lahir dan tumbuh di lingkungan yang kaya akan seni dan perfilman, membentuk dasar bagi kariernya di masa depan.
1.1. Kelahiran dan Hubungan Keluarga
Derek Yee, dengan nama lahir Yee Tung-sing, dilahirkan di Kowloon, Hong Kong Britania, pada 28 Desember 1957. Ia berasal dari keluarga yang sangat terkait dengan industri film. Ayahnya adalah Yee Kwong (爾光), seorang produser film yang berasal dari Tianjin, yang aktif di industri perfilman Hong Kong. Ibunya adalah Hung Wei (紅薇), seorang aktris yang memiliki darah Manchu dan Mongol. Hung Wei, yang nama aslinya adalah Luo Zhen (羅珍), lahir di Beijing pada tahun 1918 dan meninggal pada 12 Oktober 2011.
Derek Yee memiliki dua kakak tiri laki-laki, Paul Chun (Qin Pei/姜昌年) dan David Chiang (姜大衛), yang keduanya juga merupakan aktor dan sutradara film terkenal di Hong Kong. Ia juga memiliki seorang kakak tiri perempuan bernama Yim Wai yang juga seorang aktris.
1.2. Masa Kecil dan Lingkungan Tumbuh Kembang
Yee menghabiskan masa kecilnya dan tumbuh besar di Hong Kong. Beberapa catatan menyebutkan bahwa ia sempat menghabiskan masa kanak-kanak singkat di Tianjin, Tiongkok. Lingkungan urban yang padat dan kompleks, termasuk pengalaman tumbuh besar di Kota Bertembok Kowloon (Kowloon Walled City), kemungkinan besar membentuk pandangannya terhadap masyarakat dan menjadi inspirasi bagi karya-karyanya yang sering kali menggambarkan realitas sosial yang keras dan nuansa kehidupan kota.
2. Pengembangan Karier
Perjalanan karier Derek Yee di industri perfilman berkembang secara bertahap dari seorang aktor menjadi pembuat film yang disegani, memegang various peran kunci dalam produksi.
2.1. Debut sebagai Aktor
Pada tahun 1977, Derek Yee memulai kariernya di dunia akting dengan bergabung sebagai aktor di Shaw Brothers Studio, salah satu studio film terbesar dan paling berpengaruh di Hong Kong pada saat itu. Selama periode ini, ia membintangi lebih dari 40 film produksi studio tersebut, menjadikannya wajah yang dikenal di layar lebar. Film debutnya sebagai aktor adalah 'Lady Exterminator' pada tahun yang sama.
2.2. Debut sebagai Penulis Skenario dan Produser
Seiring berjalannya waktu, minat Yee meluas ke balik layar. Ia membuat debutnya sebagai penulis skenario pada tahun 1981 dengan film 'Owl' (貓頭鷹MāotóuyīngBahasa Tionghoa). Empat tahun kemudian, pada tahun 1985, ia juga memulai perannya sebagai produser dengan film 'Hong Kong Playgirls' (錯點鴛鴦Cuòdiǎn YuānyāngBahasa Tionghoa), di mana ia juga berperan sebagai aktor utama. Ini menandai awal keterlibatannya yang lebih mendalam dalam aspek kreatif dan manajemen produksi film.
2.3. Debut sebagai Sutradara
Tahun 1986 menjadi titik balik penting dalam karier Derek Yee ketika ia membuat debut penyutradaraannya dengan film 'The Lunatics' (癲佬正傳Diān Lǎo Zhèng ZhuànBahasa Tionghoa). Film ini juga merupakan karya penyutradaraan dan penulisan skenarionya. 'The Lunatics' mendapat pengakuan kritis dan dinominasikan untuk Sutradara Terbaik di Hong Kong Film Awards. Film ini menjadi fondasi bagi reputasinya sebagai sutradara yang berani mengangkat tema-tema sosial yang menantang.
2.4. Peran sebagai Asisten Sutradara
Pada tahun 1987, Derek Yee juga terjun ke peran asisten sutradara untuk film 'Chinese Warlords' (中華戰士Zhōnghuá ZhànshìBahasa Tionghoa), di mana ia juga tampil sebagai aktor. Pengalaman ini semakin memperkaya pemahamannya tentang proses pembuatan film secara menyeluruh.
3. Aktivitas dan Karya Utama
Derek Yee telah menghasilkan serangkaian karya penting yang mencerminkan kedalaman artistik dan keberaniannya dalam mengeksplorasi berbagai tema dan genre perfilman Hong Kong.
3.1. Karya Utama sebagai Sutradara dan Penulis Skenario
Sebagai sutradara dan penulis skenario, Derek Yee telah mengarahkan dan menulis banyak film yang mendapat pujian kritis dan sukses secara komersial. Ia dikenal karena kemampuannya dalam mengeksplorasi beragam genre, termasuk drama, aksi, dan romansa, sering kali dengan sentuhan realisme sosial. Berikut adalah beberapa karya pentingnya:
- The Lunatics (癲佬正傳Diān Lǎo Zhèng ZhuànBahasa Tionghoa, 1986): Film debut penyutradaraan Yee ini sangat penting karena didasarkan pada peristiwa nyata, yaitu insiden penyerangan di taman kanak-kanak Hong Kong pada tahun 1982 yang mengakibatkan enam orang tewas, termasuk anggota keluarga pelaku. Film ini mengeksplorasi isu kesehatan mental dan perlakuan terhadap individu yang menderita penyakit jiwa dalam masyarakat. Penampilannya yang kuat di film ini membuat kakak tiri Yee, Paul Chun, memenangkan penghargaan Aktor Pendukung Terbaik di Hong Kong Film Awards. Film ini menjadi nominasi Sutradara Terbaik di ajang yang sama.
- People's Hero (人民英雄Rénmín YīngxióngBahasa Tionghoa, 1987): Karya awal Yee lainnya yang memperlihatkan kecenderungannya pada film-film dengan intensitas dramatis.
- C'est la vie, mon chéri (新不了情Xīn Bù Liǎo QíngBahasa Tionghoa, 1993): Salah satu karya paling ikonik dan sukses secara kritis. Film drama romantis ini memenangkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Penulis Skenario Terbaik di Hong Kong Film Awards pada tahun 1994. Film ini juga dinominasikan untuk Sutradara Terbaik dan Skenario Asli Terbaik di Golden Horse Awards. Yee sering berkolaborasi dengan Leslie Cheung dalam beberapa proyeknya.
- Full Throttle (烈火戰車Lièhuǒ ZhànchēBahasa Tionghoa, 1995): Sebuah film aksi yang disutradarai dan ditulis oleh Yee, yang membawanya memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik di Hong Kong Film Critics Society Awards dan dinominasikan untuk Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Terbaik di Hong Kong Film Awards.
- Viva Erotica (色情男女Sèqíng NánnǚBahasa Tionghoa, 1996): Film ini dinominasikan untuk Sutradara Terbaik di Hong Kong Film Awards dan Golden Horse Awards, serta dinominasikan untuk Golden Bear di Festival Film Internasional Berlin ke-47.
- The Truth About Jane and Sam (真心話ZhēnxīnhuàBahasa Tionghoa, 1999).
- Lost in Time (忘不了WàngbùliǎoBahasa Tionghoa, 2003): Dinominasikan untuk Sutradara Terbaik di Hong Kong Film Awards.
- One Nite in Mongkok (旺角黑夜Wàngjiǎo HēiyèBahasa Tionghoa, 2004): Salah satu film paling sukses dan mendapat banyak penghargaan, memenangkan Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Terbaik di Hong Kong Film Awards, Sutradara Terbaik di Golden Bauhinia Awards, dan Sutradara Terbaik di Hong Kong Film Critics Society Awards. Film ini juga dinominasikan untuk Sutradara Terbaik di Golden Horse Awards.
- Protégé (門徒MéntúBahasa Tionghoa, 2007): Film drama kriminal ini dinominasikan untuk Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Terbaik di Hong Kong Film Awards dan Golden Horse Awards. Di Jepang, film ini ditampilkan khusus di "Eatonshin Kantoku Eigasai" (Festival Film Sutradara Derek Yee).
- Shinjuku Incident (新宿事件Xīnsù ShìjiànBahasa Tionghoa, 2009): Film yang dibintangi Jackie Chan ini dinominasikan untuk Sutradara Terbaik di Hong Kong Film Awards dan menyoroti perjuangan imigran di Jepang.
Karya-karya lainnya sebagai sutradara dan penulis skenario termasuk '2 Young' (2005), 'Drink-Drank-Drunk' (2005), 'Triple Tap' (2010), 'The Great Magician' (2011), 'I Am Somebody' (2015), 'Sword Master' (2016), dan 'In Search of Lost Time' (2022).
3.2. Karya Utama sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, Derek Yee telah membintangi lebih dari 40 film, terutama pada awal kariernya di bawah Shaw Brothers Studio. Ia dikenal karena peran-peran heroik dan karismatiknya dalam film-film wuxia dan drama. Beberapa karyanya yang paling dikenal sebagai aktor meliputi:
- Lady Exterminator (1977)
- Jade Tiger (1977)
- Death Duel (1977)
- The Sentimental Swordsman (1977)
- Heaven Sword and Dragon Sabre (1978) dan sekuelnya 'Heaven Sword and Dragon Sabre II' (1978), di mana ia memerankan karakter utama Zhang Wuji.
- Buddha's Palm (1982)
- Shaolin Prince (1983): Sebuah film seni bela diri yang populer.
- Shaolin Intruders (1983)
- Kawashima Yoshiko (1990): Untuk perannya di film ini, Yee dinominasikan untuk Aktor Pendukung Terbaik di Hong Kong Film Awards.
- Master of Zen (1994): Ia memerankan Bodhidharma, figur sentral dalam tradisi Zen Buddhisme.
- Protégé (2007): Ia juga tampil dalam film ini yang disutradarainya sendiri.
3.3. Partisipasi sebagai Produser
Selain menyutradarai dan berakting, Derek Yee juga aktif sebagai produser, memberikan kontribusi signifikan terhadap aspek finansial dan logistik produksi film. Beberapa film penting di mana ia berperan sebagai produser atau pencetus ide asli meliputi:
- Double Tap (鎗王Qiāng WángBahasa Tionghoa, 2000): Sebagai produser dan pencetus ide asli.
- Fighters' Blues (阿虎Ā HǔBahasa Tionghoa, 2000): Sebagai produser.
- Karma (異度空間Yìdù KōngjiānBahasa Tionghoa, 2002): Sebagai produser dan penulis skenario.
- Tracing Shadow (竊聽風雲Qiètīng FēngyúnBahasa Tionghoa, 2009), 'Overheard 2' (竊聽風雲2Qiètīng Fēngyún 2Bahasa Tionghoa, 2011), dan 'Overheard 3' (竊聽風雲3Qiètīng Fēngyún 3Bahasa Tionghoa, 2014): Seri film 'Overheard' yang sukses ini menunjukkan keterlibatan Yee dalam proyek-proyek besar sebagai produser.
4. Penghargaan dan Pengakuan
Karier gemilang Derek Yee telah diakui melalui berbagai penghargaan dan nominasi bergengsi dari institusi perfilman di Hong Kong dan internasional.
4.1. Penghargaan Hong Kong Film Awards
Derek Yee telah menjadi salah satu figur yang paling sering dianugerahi di Hong Kong Film Awards, ajang penghargaan film paling prestisius di Hong Kong:
- Sutradara Terbaik:
- 1994 untuk film 'C'est la vie, mon chéri'
- 2005 untuk film 'One Nite in Mongkok'
- Penulis Skenario Terbaik:
- 1994 untuk film 'C'est la vie, mon chéri'
- 2005 untuk film 'One Nite in Mongkok'
Ia juga dinominasikan beberapa kali untuk Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Terbaik untuk film-film lain seperti 'The Lunatics' (Sutradara), 'The Bachelor's Swan Song' (Skenario), 'Full Throttle' (Sutradara & Skenario), 'Viva Erotica' (Sutradara), 'Lost in Time' (Sutradara), '2 Young' (Sutradara & Skenario), 'Protégé' (Sutradara & Skenario), dan 'Shinjuku Incident' (Sutradara).
4.2. Penghargaan dan Nominasi Utama Lainnya
Selain Hong Kong Film Awards, Derek Yee juga meraih pengakuan dari berbagai festival film dan asosiasi kritikus lainnya:
- Golden Bauhinia Awards:
- 2005: Sutradara Terbaik untuk film 'One Nite in Mongkok'. Ia juga dinominasikan untuk Skenario Terbaik untuk film yang sama.
- Hong Kong Film Critics Society Awards:
- 1995: Sutradara Terbaik untuk film 'Full Throttle'.
- 2004: Sutradara Terbaik untuk film 'One Nite in Mongkok'.
- Film of Merit untuk 'Full Throttle' (1995), 'Lost in Time' (2003), 'One Nite in Mongkok' (2004), 'Protégé' (2007), dan 'Shinjuku Incident' (2009).
- Golden Horse Awards:
- Dinominasikan untuk Sutradara Terbaik dan Skenario Asli Terbaik untuk 'C'est la vie, mon chéri' (1993).
- Dinominasikan untuk Sutradara Terbaik untuk 'Viva Erotica' (1996), 'One Nite in Mongkok' (2004), dan 'Protégé' (2007).
- Dinominasikan untuk Skenario Asli Terbaik untuk 'Protégé' (2007).
- Festival Film Internasional Berlin:
- Film 'Viva Erotica' (1996) dinominasikan untuk penghargaan Golden Bear.
5. Jabatan dan Kontribusi di Industri Perfilman
Selain berkarya sebagai pembuat film, Derek Yee juga memegang peran kepemimpinan penting dalam industri perfilman Hong Kong. Sejak tahun 2017, ia menjabat sebagai ketua Asosiasi Penghargaan Film Hong Kong. Dalam kapasitas ini, ia berperan dalam mengarahkan dan mempromosikan penghargaan film paling bergengsi di Hong Kong, serta berkontribusi pada pengembangan dan keberlanjutan industri perfilman di wilayah tersebut.
6. Kehidupan Pribadi
Derek Yee telah menikah dua kali. Pernikahan pertamanya adalah dengan Juihsia Wang pada tahun 1995, namun mereka bercerai pada tahun 1996. Pernikahan keduanya adalah dengan Mandy Law pada tahun 2008, dan mereka bercerai pada tahun 2017. Ia memiliki satu anak.

7. Evaluasi dan Dampak
Derek Yee dikenal sebagai seorang pembuat film yang tidak hanya berbakat secara artistik tetapi juga memiliki keberanian untuk menyentuh isu-isu sosial yang relevan dan sering kali sensitif.
7.1. Evaluasi Positif
Derek Yee dipuji atas kemampuannya menciptakan karya-karya yang memiliki kedalaman emosional dan naratif yang kuat. Ia dikenal karena kepiawaiannya dalam menangani berbagai genre, dari drama romantis yang menyentuh hati seperti 'C'est la vie, mon chéri' hingga thriller kriminal yang gelap dan kompleks seperti 'One Nite in Mongkok' dan 'Protégé'. Kemampuannya untuk menarik penampilan akting yang luar biasa dari para pemainnya juga merupakan sorotan. Film-filmnya sering kali menampilkan sinematografi yang kuat dan penceritaan yang mendalam, membuatnya mendapatkan banyak penghargaan bergengsi, termasuk beberapa kali Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Terbaik di Hong Kong Film Awards. Konsistensi dalam kualitas dan keberanian tematik adalah karakteristik utama yang membuatnya menjadi salah satu sutradara paling dihormati di sinema Hong Kong.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun sebagian besar karier Derek Yee diwarnai pujian, beberapa karyanya yang menggambarkan realitas keras terkadang memicu diskusi. Namun, tidak ada catatan signifikan mengenai kritik atau kontroversi besar yang secara negatif memengaruhi reputasi pribadinya atau integritas artistiknya. Kontroversi yang mungkin timbul lebih sering berkaitan dengan topik sensitif yang diangkat dalam film-filmnya, bukan pada penanganannya sebagai pembuat film.
7.3. Dampak Sosial dan Budaya
Dampak Derek Yee terhadap industri perfilman dan budaya Hong Kong sangat signifikan, terutama melalui karyanya yang berani menyentuh isu-isu sosial yang mendalam. Film 'The Lunatics' adalah contoh utama dari pendekatannya yang berani. Dengan mengangkat kisah nyata tragedi yang melibatkan individu dengan gangguan mental, Yee secara efektif membawa isu kesehatan mental ke ranah diskusi publik, menyoroti stigma yang dihadapi dan perlunya empati serta dukungan sosial. Film ini berfungsi sebagai kritik terhadap masyarakat yang mengabaikan atau salah memahami individu yang rentan, yang selaras dengan nilai-nilai penting tentang hak asasi manusia dan keadilan sosial.
Melalui film-filmnya, Yee sering kali menggambarkan sisi gelap kehidupan perkotaan Hong Kong, menguak masalah kejahatan, kemiskinan, kecanduan narkoba, dan perjuangan individu di tengah sistem yang sering kali keras. Karyanya seperti 'One Nite in Mongkok' dan 'Protégé' menyajikan potret tanpa filter tentang kejahatan terorganisir dan dampaknya terhadap kehidupan manusia, sementara 'Shinjuku Incident' membahas tantangan yang dihadapi oleh imigran. Pendekatan realistik ini tidak hanya memperkaya lanskap sinema Hong Kong tetapi juga mendorong penonton untuk merefleksikan kondisi sosial dan dampaknya terhadap perkembangan masyarakat. Yee telah berkontribusi pada kesadaran publik tentang isu-isu yang mempengaruhi demokrasi, kebebasan individu, dan kemajuan sosial melalui lensa naratif yang kuat dan memprovokasi pemikiran.