1. Overview
Donnie Ray Moore adalah pelempar bantuan asal Amerika Serikat yang bermain di Major League Baseball (MLB) dari tahun 1975 hingga 1988. Ia terkenal karena perannya dalam Seri Kejuaraan Liga Amerika 1986 (ALCS) saat bermain untuk California Angels, di mana ia menyerahkan home run krusial kepada Dave Henderson dalam Game 5 yang mengubah jalannya seri dan berkontribusi pada kekalahan Angels. Setelah karier profesionalnya berakhir, ia mengalami perjuangan pribadi yang tragis, yang berpuncak pada insiden penembakan istrinya dan bunuh diri yang dilakukannya pada tahun 1989. Peristiwa ini, terutama terkait dengan home run yang krusial itu, telah membentuk narasi seputar warisannya sebagai seorang olahragawan dan sering kali ia dianggap sebagai "kambing hitam" dalam dunia bisbol.
2. Kehidupan Awal
Donnie Ray Moore lahir pada 13 Februari 1954, di Lubbock, Texas, Amerika Serikat. Ia adalah sepupu dari pemain MLB, Hubie Brooks. Sebelum memulai karier profesionalnya, Moore menempuh pendidikan di Paris Junior College dan Ranger College. Pada Draf Major League Baseball 1973, dalam fase sekunder Januari, ia dipilih oleh Chicago Cubs pada putaran pertama sebagai pilihan ketiga secara keseluruhan.
3. Karier Bisbol Profesional
Donnie Ray Moore menjalani karier bisbol profesionalnya selama 13 musim, dikenal sebagai pelempar yang mengalami perkembangan signifikan dan bahkan menjadi All-Star.
3.1. Awal Karier dan Tim Lain
Sebelum bergabung dengan California Angels, Donnie Ray Moore memulai karier profesionalnya setelah dipilih oleh Chicago Cubs dalam Draf Major League Baseball 1973. Meskipun ia sempat dipilih pada putaran ke-12 Draf MLB 1972 oleh Boston Red Sox namun tidak menandatangani kontrak, ia akhirnya bergabung dengan Cubs dan membuat debutnya di Major League pada 14 September 1975, melawan Philadelphia Phillies. Selama waktunya bersama Cubs, terutama pada tahun 1978, ia tampil dalam 71 pertandingan (terbanyak di tim dan ketiga di liga) dan mencatat 9 kemenangan.
Namun, pada tahun 1979, ia mengalami penurunan performa dan pada 17 Oktober, ia ditukar ke St. Louis Cardinals. Di Cardinals pada tahun 1980, ia mencatat ERA yang tinggi sebesar 6.23. Setelah periode singkat, ia kemudian ditukar ke Milwaukee Brewers pada 3 September 1981, sebelum kembali ke Cardinals pada 5 November 1981.
Pada 1 Februari 1982, Moore ditukar ke Atlanta Braves. Pada tahun yang sama, Braves berhasil memenangkan gelar divisi. Moore sendiri tampil dalam dua pertandingan di Seri Kejuaraan Liga Nasional 1982 melawan Cardinals, tidak memberikan satu pun run, meskipun timnya kalah dalam tiga pertandingan berturut-turut. Pada tahun 1984, Moore menjadi pelempar penutup untuk Braves, mencatat 4 kemenangan, 5 kekalahan, dan 16 save dengan ERA 2.94. Pada 24 Januari 1985, ia pindah ke California Angels sebagai pemain kompensasi free agent.
3.2. California Angels (1985-1988)
Periode Donnie Ray Moore bersama California Angels menandai puncak kariernya. Pada tahun pertamanya di Angels, 1985, ia menunjukkan performa yang sangat baik. Pada paruh pertama musim, ia mencatat 7 kemenangan, 17 save, dan ERA hanya 1.45, yang membuatnya terpilih sebagai All-Star untuk pertama kalinya dalam kariernya di Pertandingan All-Star Major League Baseball 1985, setelah mengembangkan lemparan split-finger, slider, dan breaking ball. Sepanjang musim, ia mengakhiri dengan rekor 8 kemenangan dan 8 kekalahan, 31 save, dan ERA 1.92. Angels bersaing ketat dengan Kansas City Royals untuk gelar divisi dan berakhir di posisi kedua, hanya terpaut satu pertandingan. Penampilan Moore juga diakui dalam pemungutan suara penghargaan individu, menempati posisi ketujuh untuk Cy Young Award dan keenam untuk MVP.
Pada tahun 1986, ia mencatat rekor 4 kemenangan dan 5 kekalahan, dengan 21 save dan ERA 2.97, membantu tim meraih gelar divisi setelah empat tahun. Namun, karier dan warisannya akan selamanya terkait dengan satu pertandingan krusial di Seri Kejuaraan Liga Amerika 1986 melawan Boston Red Sox.
3.2.1. Game 5 Seri Kejuaraan Liga Amerika 1986
Game 5 dari Seri Kejuaraan Liga Amerika 1986 berlangsung pada 12 Oktober 1986, di Angel Stadium of Anaheim di Anaheim. Setelah meraih kemenangan di Game 4, California Angels memimpin seri 3-1 melawan Boston Red Sox. Sebelumnya, di Game 3, Moore sempat mencatat save meski memberikan 2 run. Dengan keunggulan 3-1, Angels hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk mengamankan American League pennant pertama dalam sejarah waralaba mereka dan melaju ke World Series.
Angels memimpin 5-2 memasuki inning kesembilan. Namun, pelempar awal Angels, Mike Witt, yang tampil baik, menyerahkan home run dua run kepada mantan pemain Angels, Don Baylor, memperkecil keunggulan Angels menjadi 5-4. Kemudian, Gary Lucas masuk sebagai pelempar pengganti dan mengenai Rich Gedman dengan pitch, membuat kedudukan menjadi pemukul di base pertama.
Pada saat ini, Donnie Ray Moore dipanggil untuk melempar. Dengan dua out dan Rich Gedman di base pertama, Angels hanya membutuhkan satu strike lagi untuk memenangkan pertandingan dan melaju ke World Series. Moore berhasil membuat Dave Henderson mengejar pitch hingga kedudukan 2-2. Namun, Henderson berhasil memukul pitch split-finger dari Moore untuk home run dua run, memberikan Red Sox keunggulan 6-5. Moore kemudian mengakui bahwa itu adalah lemparan yang buruk, menyatakan, "Saya melempar fastball dan Henderson memukulnya menjadi foul ball, jadi saya mencoba split-finger, berpikir mungkin saya bisa mengejutkannya, tetapi itu justru tepat dalam ayunannya."
Angels berhasil menyamakan kedudukan di bagian bawah inning kesembilan, memaksa pertandingan berlanjut ke extra innings. Moore tetap berada di mound untuk Angels; ia berhasil memadamkan rally Red Sox di inning kesepuluh dengan membuat Jim Rice memukul ground ball yang menghasilkan double play. Meskipun demikian, Red Sox akhirnya berhasil mencetak run dari Moore di inning ke-11 melalui sacrifice fly oleh Henderson, sehingga Angels kalah 7-6.
Kekalahan menyakitkan ini meninggalkan Angels dengan keunggulan seri 3-2, dengan dua pertandingan tersisa yang akan dimainkan di Fenway Park, markas Red Sox. Namun, Angels, yang tampaknya terguncang oleh kekalahan di Game 5, kemudian kalah di kedua pertandingan tersebut dengan skor 10-4 dan 8-1, sehingga Red Sox memenangkan seri tersebut dan melaju ke World Series. Peristiwa ini menyebabkan Donnie Ray Moore menjadi subjek kritik dan scapegoat di mata banyak penggemar dan media, yang akan terus membayangi sisa kariernya.
3.3. Karier Selanjutnya dan Pensiun
Setelah kekalahan pahit di Seri Kejuaraan Liga Amerika 1986, Donnie Ray Moore menghadapi perjuangan berat baik di lapangan maupun dalam kehidupan pribadinya. Saat Seri Kejuaraan Liga Amerika 1986, Moore sebenarnya sedang berjuang dengan cedera bahu. Ia tidak pernah sepenuhnya pulih dari cedera tersebut setelahnya, yang sangat memengaruhi performanya.
Pada tahun 1987, Moore sering kali menerima boo dari para penggemar setiap kali ia melempar, mungkin sebagai akibat langsung dari insiden home run di Game 5. Ia juga terus berjuang dengan cedera, yang membatasi penampilannya hanya dalam 14 pertandingan pada musim itu. Selama dua musim berikutnya, ia hanya berhasil mencatat sembilan save dalam 41 penampilan.
Pada 22 Januari 1988, Moore menjadi free agent, tetapi ia menandatangani kembali kontrak dengan Angels pada 9 Februari. Namun, pada 26 Agustus, ia dibebaskan oleh Angels setelah penampilan terakhirnya pada 7 Agustus 1988.
Setelah dilepas oleh Angels, Moore menandatangani kontrak dengan Kansas City Royals untuk musim 1989. Namun, ia hanya bermain di Minor League Baseball sebelum akhirnya dibebaskan pada Juni 1989, yang secara efektif mengakhiri karier bisbol profesionalnya yang berlangsung selama 14 tahun. Pada saat ini, kehidupannya juga mulai memburuk, dan ia menghadapi kesulitan finansial yang signifikan.
4. Statistik Major League
Selama 13 musim kariernya di Major League Baseball, Donnie Ray Moore mencatatkan rekor lemparan dan pukulan sebagai berikut. Secara keseluruhan, ia membukukan rekor 43 kemenangan dan 40 kekalahan, dengan 89 save, 416 strikeout, dan ERA 3.67 dalam 655 inning yang dilempar. Ia juga memiliki batting average .281 dengan 11 RBI.
Tahun | Tim | Penampilan (IP) | Penampilan (Start) | Game Lengkap | Shutout | No-walk | Win | Lose | Save | Hold | Win % | Batter Faced | Inning Pitched | Hits Allowed | Homeruns Allowed | Walks Allowed | Intentional Walks | Hit Batter | Strikeout | Wild Pitch | Balk | Earned Runs | Unearned Runs | ERA | WHIP |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1975 | CHC | 4 | 1 | 0 | 0 | -- | 0 | 0 | 0 | -- | ---- | 42 | 8.2 | 12 | 1 | 4 | 0 | 0 | 8 | 0 | 0 | 4 | 4 | 4.15 | 1.85 |
1977 | CHC | 27 | 1 | 0 | 0 | -- | 4 | 2 | 0 | -- | .667 | 207 | 48.2 | 51 | 1 | 18 | 7 | 0 | 34 | 2 | 4 | 27 | 22 | 4.07 | 1.42 |
1978 | CHC | 71 | 1 | 0 | 0 | -- | 9 | 7 | 4 | -- | .563 | 450 | 102.2 | 117 | 7 | 31 | 11 | 2 | 50 | 7 | 2 | 55 | 47 | 4.12 | 1.44 |
1979 | CHC | 39 | 1 | 0 | 0 | -- | 1 | 4 | 1 | -- | .200 | 330 | 73.0 | 95 | 8 | 25 | 7 | 2 | 43 | 3 | 0 | 46 | 42 | 5.18 | 1.64 |
1980 | STL | 11 | 0 | 0 | 0 | -- | 1 | 1 | 0 | -- | .500 | 93 | 21.2 | 25 | 1 | 5 | 1 | 1 | 10 | 0 | 1 | 15 | 15 | 6.23 | 1.39 |
1981 | MIL | 3 | 0 | 0 | 0 | -- | 0 | 0 | 0 | -- | ---- | 19 | 4.0 | 4 | 0 | 4 | 0 | 0 | 2 | 1 | 0 | 3 | 3 | 6.75 | 2.00 |
1982 | ATL | 16 | 0 | 0 | 0 | -- | 3 | 1 | 1 | -- | .750 | 121 | 27.2 | 32 | 1 | 7 | 3 | 2 | 17 | 0 | 1 | 13 | 13 | 4.23 | 1.41 |
1983 | ATL | 43 | 0 | 0 | 0 | -- | 2 | 3 | 6 | -- | .400 | 276 | 68.2 | 72 | 6 | 10 | 3 | 0 | 41 | 0 | 1 | 30 | 28 | 3.67 | 1.19 |
1984 | ATL | 47 | 0 | 0 | 0 | -- | 4 | 5 | 16 | -- | .444 | 271 | 64.1 | 63 | 3 | 18 | 6 | 1 | 47 | 1 | 0 | 27 | 21 | 2.94 | 1.26 |
1985 | CAL | 65 | 0 | 0 | 0 | -- | 8 | 8 | 31 | -- | .500 | 417 | 103.0 | 91 | 9 | 21 | 3 | 0 | 72 | 2 | 0 | 28 | 22 | 1.92 | 1.09 |
1986 | CAL | 49 | 0 | 0 | 0 | -- | 4 | 5 | 21 | -- | .444 | 295 | 72.2 | 60 | 10 | 22 | 4 | 0 | 53 | 4 | 1 | 28 | 24 | 2.97 | 1.13 |
1987 | CAL | 14 | 0 | 0 | 0 | -- | 2 | 2 | 5 | -- | .500 | 122 | 26.2 | 28 | 2 | 13 | 2 | 0 | 17 | 0 | 0 | 12 | 8 | 2.70 | 1.54 |
1988 | CAL | 27 | 0 | 0 | 0 | -- | 5 | 2 | 4 | -- | .714 | 150 | 33.0 | 48 | 4 | 8 | 2 | 0 | 22 | 2 | 4 | 20 | 18 | 4.91 | 1.70 |
Total: 13 Musim | 416 | 4 | 0 | 0 | -- | 43 | 40 | 89 | -- | .518 | 2793 | 654.2 | 698 | 53 | 186 | 49 | 8 | 416 | 22 | 14 | 308 | 267 | 3.67 | 1.35 |
5. Kematian dan Peristiwa Terkait
Pada 18 Juli 1989, kurang dari dua bulan setelah dibebaskan dari Minor League Baseball, Donnie Ray Moore terlibat dalam insiden tragis yang mengakhiri hidupnya. Ia terlibat dalam perselisihan dengan istrinya, Tonya, di rumah mereka di Anaheim Hills, California. Selama pertengkaran itu, Moore menembak Tonya tiga kali menggunakan pistol kaliber .45. Ketiga anak mereka berada di dalam rumah saat insiden penembakan terjadi.
Tonya Moore dan putrinya yang berusia 17 tahun saat itu, Demetria, berhasil melarikan diri dari rumah. Demetria kemudian mengantar ibunya ke rumah sakit, dan Tonya selamat dari insiden penembakan tersebut. Setelah Tonya dan Demetria pergi, Moore, yang masih berada di dalam rumah bersama setidaknya salah satu putranya, kemudian menembak kepalanya sendiri. Donnie Ray Moore meninggal dunia pada usia 35 tahun akibat bunuh diri. Peristiwa ini mengguncang dunia bisbol dan para penggemarnya, mengingat home run yang krusial pada Seri Kejuaraan Liga Amerika 1986 masih segar dalam ingatan publik.
6. Warisan dan Penilaian
Warisan Donnie Ray Moore dalam bisbol sering kali tak terpisahkan dari "home run" yang ia berikan kepada Dave Henderson dalam Game 5 Seri Kejuaraan Liga Amerika 1986. Peristiwa ini secara tidak adil mengubahnya menjadi "kambing hitam" di mata publik dan media, sebuah narasi yang berulang kali diangkat dalam berbagai analisis, termasuk dalam buku seperti Scapegoats: Baseballers whose Careers Are Marked by One Fateful Play oleh Christopher Bell.
Meskipun Moore mengakui kesalahannya atas pitch tersebut, tekanan dan kritik yang ia hadapi setelah insiden itu sangat berat. Ia sering kali di-boo oleh penggemar di pertandingan-pertandingan berikutnya, dan perjuangan pribadinya, termasuk cedera bahu yang terus-menerus dan kesulitan finansial, sering dikaitkan dengan trauma psikologis akibat kekalahan tersebut.
Namun, narasi yang menghubungkan secara langsung home run tersebut dengan perjuangan pribadi dan akhirnya bunuh diri Moore sering kali disebut sebagai "mitos". Analisis seperti yang ditemukan dalam artikel "The Myth of the Home Run That Drove an Angels Pitcher to Suicide" dari The Atlantic menyoroti bahwa meskipun insiden itu adalah momen yang menentukan dan menyakitkan dalam kariernya, menyederhanakan penyebab kematiannya hanya pada satu peristiwa olahraga mengabaikan kompleksitas perjuangan pribadi, kondisi mental, dan kesulitan finansial yang ia hadapi. Moore memang mengalami masa sulit setelah baseball, dengan kehidupan yang memburuk dan masalah keuangan.
Penilaian terhadap Donnie Ray Moore seharusnya mencakup keseluruhan kariernya yang solid sebagai pelempar bantuan dan pencapaiannya sebagai All-Star pada tahun 1985. Namun, ia tetap dikenang terutama karena satu momen krusial yang secara tragis menjadi titik fokus dalam evaluasi publik terhadap dirinya, mencerminkan bagaimana sebuah kesalahan di lapangan dapat memiliki dampak yang mendalam dan berkepanjangan pada kehidupan seorang atlet.