1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Ernestine Rose lahir pada 19 Maret 1880, di Bridgehampton, New York, Amerika Serikat. Ia dinamai dari Ernestine Polowsky Rose, seorang feminis terkemuka abad ke-19. Perjalanan pendidikannya membawanya ke Universitas Wesleyan dan New York State Library School di Albany, tempat ia berhasil menyelesaikan studinya dan lulus pada tahun 1904.
1.1. Masa Kecil dan Studi
Selama masa studinya di New York State Library School, Ernestine Rose menghabiskan satu musim panas bekerja di salah satu cabang Perpustakaan Umum New York (NYPL) di Lower East Side. Pengalaman ini memberinya kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan imigran Yahudi-Rusia serta budaya mereka. Dari pengalaman inilah, Rose mengembangkan pandangan uniknya mengenai layanan bagi imigran. Ia sangat menekankan program-program yang bertujuan membantu para imigran beradaptasi dengan negara baru, daripada menerapkan program yang dirancang untuk secara paksa "meng-Amerikanisasi" mereka, suatu pendekatan yang lazim pada masa itu.
2. Karier
Karier Ernestine Rose sebagai pustakawan ditandai dengan inovasi dan komitmennya terhadap pelayanan komunitas, terutama di tengah perubahan demografi dan sosial yang signifikan di Amerika Serikat.
2.1. Dinas Perang Dunia I dan Karier Awal
Selama Perang Dunia I, Ernestine Rose berperan penting sebagai direktur perpustakaan rumah sakit untuk American Library Association (ALA), mengelola layanan perpustakaan bagi para prajurit yang terluka. Setelah kembali ke New York pada tahun 1915, ia menjabat sebagai kepala pustakawan di Cabang Seward Park, yang berlokasi di komunitas imigran Yahudi di Kota New York, hingga tahun 1917. Di sana, Rose mendorong para asistennya untuk mempelajari lebih dalam tentang hari raya, adat istiadat, dan literatur Yahudi, Yiddish, dan Rusia. Tujuannya adalah agar staf perpustakaan lebih peka dan responsif terhadap kebutuhan komunitas di sekitarnya.
2.2. Aktivitas di Cabang 135th Street, Harlem
Pada tahun 1920, Rose mengambil alih posisi pustakawan cabang di Cabang 135th Street di Harlem. Cabang ini sebenarnya telah dibuka pada tahun 1905, ketika wilayah tersebut masih dihuni oleh kelas menengah Yahudi. Namun, setelah Perang Dunia I, terjadi migrasi besar-besaran warga kulit hitam dari wilayah selatan Amerika Serikat, Karibia, dan Amerika Selatan, yang mengubah Harlem menjadi lingkungan mayoritas Afrika-Amerika pada saat Rose ditunjuk. Periode ini juga bertepatan dengan Harlem Renaissance, sebuah era kebangkitan budaya yang menjadikan Harlem sebagai pusat bagi para penulis, seniman, musisi, dan cendekiawan kulit hitam.
Rose segera menyadari bahwa banyak institusi budaya di wilayah tersebut belum sepenuhnya berinteraksi dengan komunitas baru ini. Ia bertekad untuk menjadikan perpustakaan sebagai bagian integral dari komunitas, memberikan panduan, dan mempromosikan kebanggaan rasial.
2.2.1. Integrasi Komunitas dan Program
Langkah pertama Rose adalah mengintegrasikan staf perpustakaan. Ia merekrut empat asisten pustakawan baru yang berkulit berwarna, dimulai dengan Catherine Allen Latimer, kemudian disusul oleh Pura Belpré dan Nella Larsen. Ia juga secara aktif mendorong kelompok-kelompok komunitas untuk mengadakan pertemuan, sesi membaca, jam cerita, serta menyelenggarakan kuliah umum gratis dan pameran karya seniman dan pematung kulit hitam. Rose juga mengembangkan koleksi referensi khusus yang berfokus pada literatur kulit hitam.
Pada tahun 1922, Rose bekerja sama dengan ALA untuk membentuk kelompok pustakawan yang bertujuan bertukar ide dan mendiskusikan tantangan dalam bekerja dengan komunitas Afrika-Amerika. Pada tahun 1924, Rose berkolaborasi dengan Franklin F. Hopper, kepala departemen sirkulasi Cabang Pusat, National Urban League, dan American Association for Adult Education. Melalui kerja sama ini, mereka berhasil mendapatkan hibah gabungan sebesar 15.00 K USD dari Rosenwald Fund dan Carnegie Corporation. Dana ini digunakan untuk membentuk Komite Harlem, yang bertujuan mengembangkan program-program budaya, kejuruan, dan sosial di komunitas Harlem. Mereka merancang program yang menampilkan pembicara terkenal serta kelas-kelas kejuruan melalui YWCA dan National Urban League.
Selain itu, pada tahun 1933, perpustakaan bekerja sama dengan Works Progress Administration (WPA) untuk menjadi tuan rumah proyek penulis, memberikan dukungan bagi para penulis di komunitas.
2.2.2. Pengadaan Koleksi Schomburg
Pada tahun 1926, Komite Harlem, di bawah pengawasan Rose, berhasil mengakuisisi koleksi Arthur A. Schomburg yang luar biasa. Koleksi ini kemudian digabungkan ke dalam Divisi Sastra dan Sejarah Negro, yang kelak berkembang menjadi Schomburg Center for Research in Black Culture di perpustakaan tersebut. Koleksi Schomburg mencakup lebih dari 5.000 volume buku, 3.000 manuskrip, 2.000 ukiran dan potret, serta beberapa ribu pamflet yang secara komprehensif menampilkan sejarah dan budaya Afrika-Amerika. Hibah yang diperoleh juga memungkinkan perpustakaan untuk merekrut sendiri Arthur A. Schomburg untuk memimpin koleksi tersebut, memastikan keahlian dan visi Schomburg terus membimbing pengembangan dan pengelolaan koleksi yang tak ternilai ini.
2.3. Pengajaran dan Pensiun
Setelah dedikasi panjangnya, Ernestine Rose pensiun dari Perpustakaan Umum New York pada tahun 1942. Selain pekerjaannya di perpustakaan, Rose juga berbagi ilmunya sebagai pengajar. Ia mengajar di Columbia University School of Library Service dari tahun 1928 hingga 1947, meninggalkan jejak pada generasi pustakawan berikutnya.
3. Filosofi dan Pendekatan
Filosofi Ernestine Rose dalam kepustakawanan sangat progresif dan berpusat pada komunitas, terutama dalam menghadapi tantangan imigran dan perubahan demografi masyarakat.
3.1. Kebijakan Dukungan Imigran
Rose sangat menekankan pada program-program yang bertujuan membantu para imigran beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan serta budaya baru di Amerika Serikat. Pendekatannya berbeda dari norma pada zamannya yang sering kali berfokus pada "Amerikanisasi" paksa, yaitu upaya untuk menghilangkan identitas budaya asli imigran dan menggantinya dengan budaya Amerika. Sebaliknya, Rose berpendapat bahwa perpustakaan harus menjadi jembatan yang memfasilitasi integrasi tanpa mengorbankan warisan budaya imigran. Ia melihat perpustakaan sebagai tempat di mana imigran dapat merasa diterima dan menemukan sumber daya untuk membangun kehidupan baru, sambil tetap menghargai latar belakang mereka.
3.2. Promosi Budaya Komunitas
Visi Rose untuk perpustakaan melampaui sekadar tempat peminjaman buku. Ia membayangkan perpustakaan sebagai pusat budaya yang aktif dan inklusif, terutama bagi komunitas Harlem yang dinamis. Ia secara aktif mendorong kolaborasi dengan berbagai kelompok masyarakat untuk menciptakan program-program yang relevan dan menarik. Ini termasuk inisiatif untuk mendukung seniman, penulis, dan cendekiawan kulit hitam, serta menyelenggarakan pameran dan ceramah yang merayakan kekayaan budaya Afrika-Amerika. Baginya, perpustakaan adalah alat penting untuk mempromosikan kebanggaan rasial dan memberdayakan komunitas melalui akses terhadap pengetahuan dan representasi budaya mereka sendiri.
4. Karya
Ernestine Rose adalah seorang pustakawan yang produktif dan juga seorang penulis. Karyanya mencerminkan fokusnya pada peran perpustakaan dalam masyarakat dan pelayanannya kepada komunitas yang beragam. Beberapa publikasi penting yang ditulisnya meliputi:
- "Vital Distinctions of a Library Apprentice Course" (1916), sebuah artikel yang muncul dalam Bulletin of the American Library Association, Volume 10.
- "Bridging the Gulf; Work with the Russian Jews and Other Newcomers" (1917), sebuah karya yang diterbitkan oleh Immigrant Publication Society, yang menguraikan pendekatannya dalam melayani komunitas imigran.
- "Serving New York's Black City" (1921), sebuah artikel yang dimuat dalam Library Journal, yang membahas pengalaman dan strateginya dalam melayani komunitas kulit hitam di New York.
- "Work with Negroes Round Table", serangkaian publikasi dalam Bulletin of the American Library Association, Volume 15 (Juli 1921) dan Volume 16 (Juli 1922), yang mendokumentasikan diskusi dan inisiatif terkait pekerjaan dengan komunitas Afrika-Amerika.
- "The Public Library in American Life" (1954), sebuah buku yang diterbitkan oleh Columbia University Press, yang menguraikan visinya tentang peran perpustakaan dalam kehidupan Amerika.
5. Dampak dan Warisan
Ernestine Rose meninggalkan warisan yang mendalam di bidang kepustakawanan dan secara signifikan memengaruhi komunitas yang dilayaninya, terutama di Harlem.
5.1. Kontribusi terhadap Kepustakawanan
Kontribusi utama Ernestine Rose terhadap kepustakawanan adalah perannya dalam memajukan layanan perpustakaan yang berpusat pada komunitas. Ia adalah seorang pelopor dalam mengakui dan mendukung kebutuhan budaya minoritas, yang pada masanya sering kali diabaikan. Melalui kepemimpinannya, ia mengubah perpustakaan menjadi institusi yang lebih inklusif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Pendekatannya yang menekankan adaptasi daripada asimilasi paksa bagi imigran serta upayanya untuk mempromosikan kebanggaan rasial dan budaya Afrika-Amerika di Harlem menetapkan standar baru untuk layanan perpustakaan yang sensitif dan responsif terhadap keberagaman.
5.2. Pengakuan dan Pencapaian
Salah satu pencapaian paling signifikan dari Ernestine Rose adalah perannya dalam pengadaan Koleksi Arthur A. Schomburg. Koleksi ini, yang ia bantu akuisisi dan organisir, tumbuh menjadi Schomburg Center for Research in Black Culture, sebuah pusat penelitian global yang penting untuk studi budaya dan sejarah kulit hitam. Transformasinya terhadap Cabang 135th Street di Harlem dari sekadar tempat peminjaman buku menjadi pusat komunitas yang dinamis dan pusat kebudayaan yang penting juga merupakan warisan abadi. Melalui rekrutmen staf yang beragam dan pengembangan program-program komunitas yang inovatif, Rose membangun fondasi bagi perpustakaan untuk menjadi agen perubahan sosial dan kebudayaan.
6. Kematian
Ernestine Rose wafat pada 28 Maret 1961, meninggalkan jejak abadi sebagai pustakawan visioner yang mengabdikan hidupnya untuk pelayanan komunitas dan inklusivitas.