1. Kehidupan Awal
George Eastman memiliki latar belakang keluarga yang sederhana, masa kecil yang penuh tantangan, dan pendidikan yang sebagian besar otodidak, yang membentuk minat awalnya pada fotografi dan kewirausahaan.
1.1. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
Eastman lahir di Waterville, New York, pada 12 Juli 1854. Ia adalah anak bungsu dari George Washington Eastman dan Maria Kilbourn. Orang tuanya membeli sebuah pertanian seluas 10 acre pada tahun 1849. Ia memiliki dua kakak perempuan, Ellen Maria dan Katie. Ayahnya memulai sekolah bisnis, Eastman Commercial College, di Rochester, New York, pada awal tahun 1840-an. Rochester menjadi salah satu "kota berkembang" pertama di Amerika Serikat, didasarkan pada industrialisasinya yang pesat.
Ketika kesehatan ayahnya mulai memburuk, keluarga tersebut menyerahkan pertanian dan pindah ke Rochester pada tahun 1860. Ayahnya meninggal karena gangguan otak pada 27 April 1862. Untuk bertahan hidup dan membiayai sekolah George, ibunya menerima penyewa.
1.2. Masa Kecil dan Pendidikan
Eastman sebagian besar belajar secara otodidak, meskipun ia sempat bersekolah di sekolah swasta di Rochester setelah berusia delapan tahun. Saudara perempuannya yang kedua, Katie, menderita polio saat masih muda dan meninggal pada akhir tahun 1870 ketika George berusia 15 tahun. George muda meninggalkan sekolah lebih awal dan mulai bekerja untuk membantu menopang keluarganya. Pada usia 14 tahun, ia mulai bekerja sebagai petugas kantor, dan kemudian bekerja di perusahaan asuransi dengan gaji 3 USD per minggu, lalu di Bank Rochester dengan gaji 800 USD per tahun. Ketika Eastman mulai meraih kesuksesan dengan bisnis fotografinya, ia berjanji akan membalas budi ibunya atas kesulitan yang telah ia alami dalam membesarkannya.
1.3. Awal Karier dan Minat
Saat bekerja sebagai juru tulis bank pada tahun 1870-an, Eastman mulai tertarik pada fotografi. Pada tahun 1879, ia membeli sebuah kamera dan peralatan cuci cetak seharga 94 USD. Sejak saat itu, ia terobsesi dengan kamera dan film, serta bertekad mencari cara untuk meningkatkan film dan kamera agar pengguna terbebas dari peralatan yang besar dan rumit. Setiap kali pulang kerja, ia akan masuk ke dapur, tempat ia memiliki sudut kecil untuk kamera dan peralatan cuci cetak film, untuk melakukan penelitian.
2. Karier dan Inovasi
Perjalanan kewirausahaan George Eastman ditandai dengan penemuan-penemuan teknologi revolusioner dan perkembangan perusahaannya yang pesat, yang mengubah fotografi dari hobi yang mahal menjadi kegiatan yang dapat diakses oleh semua orang.
2.1. Ketertarikan pada Fotografi dan Eksperimen Awal
Ketertarikan Eastman pada fotografi dimulai pada tahun 1874. Pada masa itu, fotografi melibatkan proses yang rumit, di mana pelat kaca harus dilapisi dengan emulsi fotosensitif dan difoto sebelum mengering. Setelah tiga tahun melakukan eksperimen, ia mengembangkan pelat kering dan mematenkannya di Britania Raya dan Amerika Serikat. Pada tahun 1880, ia memulai bisnis fotografinya.
2.2. Pendirian Eastman Kodak
Pada tahun 1881, Eastman mendirikan Eastman Dry Plate Company bersama Henry Strong. Strong menjabat sebagai presiden perusahaan, sementara Eastman sebagai bendahara, yang menangani sebagian besar fungsi eksekutif. Dengan modal awal sebesar 5.50 K USD, perusahaan ini menjadi cikal bakal Kodak. Perusahaan yang berkembang pesat ini diorganisasi ulang menjadi Eastman Company pada tahun 1889, dan kemudian didirikan sebagai Eastman Kodak pada tahun 1892.
2.3. Penemuan Film Gulung dan Kamera Kodak
Sekitar waktu yang sama dengan pendirian perusahaannya, Eastman memulai eksperimen untuk menciptakan film gulung yang fleksibel yang dapat menggantikan pelat kaca sepenuhnya. Pada tahun 1884, ia memperoleh paten untuk mengganti bahan dasar fotografi dari kaca menjadi kertas gulung yang dilapisi emulsi. Pada tahun 1885, ia menerima paten untuk film gulung, dan kemudian berfokus pada pembuatan kamera untuk menggunakan gulungan tersebut.
Pada tahun 1888, ia mematenkan dan merilis kamera Kodak (kata "Kodak" adalah kata yang diciptakan oleh Eastman). Kamera tersebut dijual sudah terisi film gulung yang cukup untuk 100 eksposur. Ketika semua eksposur telah dibuat, fotografer mengirimkan kamera kembali ke perusahaan Eastman di Rochester, bersama dengan 10 USD. Perusahaan akan memproses film, membuat cetakan dari setiap eksposur, mengisi gulungan film lain ke dalam kamera, dan mengirimkan kamera serta cetakan kepada fotografer. Pemisahan pengambilan foto dari proses pengembangan film yang sulit adalah hal baru dan membuat fotografi lebih mudah diakses oleh para amatir daripada sebelumnya, sehingga kamera tersebut segera populer di kalangan masyarakat. Pada Agustus 1888, Eastman kesulitan memenuhi pesanan, dan ia serta karyawannya segera mengembangkan beberapa kamera lain. Pada tahun 1889, ia menemukan film fotografi transparan yang terbuat dari selulosa. Pada tahun 1900, ia meluncurkan seri Kodak Brownie seharga 1 USD, yang semakin mempopulerkan fotografi dan kamera. Pada tahun 1895, ia meluncurkan kamera saku baru yang ringkas dan mudah dioperasikan, dijual seharga 5 USD per unit.
2.4. Slogan "You Press the Button, We Do the Rest"
Eastman menciptakan slogan ikonik, "You press the button, we do the restBahasa Inggris" (Anda menekan tombolnya, kami mengerjakan sisanya), yang menjadi sangat populer di kalangan masyarakat umum. Slogan ini menekankan kemudahan penggunaan kamera Kodak, membebaskan pengguna dari kerumitan proses pengembangan film. Frasa ini bahkan digunakan dalam operet Gilbert dan Sullivan berjudul Utopia, Limited.
2.5. Pertumbuhan Industri Film dan Dominasi Kodak
Eastman menyadari bahwa sebagian besar pendapatannya akan berasal dari penjualan gulungan film tambahan, bukan dari penjualan kamera, dan ia memfokuskan pada produksi film. Dengan menyediakan film berkualitas dan terjangkau untuk setiap produsen kamera, Kodak berhasil mengubah pesaing menjadi mitra bisnis de facto. Pada tahun 1889, ia mematenkan proses untuk film nitrocellulose pertama bersama dengan kimiawan Henry Reichenbach.
Sejumlah tuntutan hukum pelanggaran paten akan menyibukkan Eastman dan pengacaranya di tahun-tahun berikutnya, termasuk satu dari Reichenbach setelah ia dipecat pada tahun 1892. Tuntutan hukum terbesar datang dari produsen film saingan, Ansco. Penemu Hannibal Goodwin telah mengajukan paten untuk film nitrocellulose pada tahun 1887, sebelum Eastman dan Reichenbach, tetapi baru diberikan pada tahun 1898. Ansco membeli paten tersebut pada tahun 1900 dan menuntut Kodak atas pelanggaran. Kodak akhirnya kalah dalam gugatan tersebut, yang berlangsung lebih dari satu dekade dan merugikan perusahaan sebesar 5.00 M USD.

Ketika Kodak mengejar monopoli atas film melalui paten dan akuisisi, perusahaan mengalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 1896, Kodak adalah pemasok film terkemuka secara internasional. Pada tahun 1915, perusahaan ini menjadi pemberi kerja terbesar di Rochester, dengan lebih dari 8.000 karyawan dan pendapatan tahunan sebesar 15.70 M USD. Pada tahun 1934, tak lama setelah kematian Eastman, Kodak mempekerjakan 23.000 orang.
Salah satu pasar terbesar untuk film adalah industri gambar bergerak yang sedang berkembang. Ketika Thomas Edison dan produsen film lainnya membentuk Motion Picture Patents Company pada tahun 1908, Eastman bernegosiasi agar Kodak menjadi pemasok film tunggal untuk industri tersebut. Tindakan monopolistiknya menarik perhatian pemerintah federal, yang memulai investigasi antimonopoli terhadap Kodak pada tahun 1911 atas kontrak eksklusif, akuisisi pesaing, dan penetapan harga. Hal ini menghasilkan gugatan hukum terhadap Kodak pada tahun 1913 dan putusan akhir pada tahun 1921, yang memerintahkan Kodak untuk berhenti menetapkan harga dan menjual banyak kepentingannya.
Pertumbuhan Kodak berlanjut selama abad ke-20 berkat inovasi baru dalam film dan kamera, termasuk kamera Kodak Brownie, yang dipasarkan untuk anak-anak. Eastman mulai tertarik pada fotografi berwarna pada tahun 1904, dan mendanai eksperimen dalam produksi film berwarna selama dekade berikutnya. Produk yang dihasilkan, yang diciptakan oleh John Capstaff, adalah proses dua warna yang dinamai Kodachrome. Kemudian, pada tahun 1935, Kodak akan merilis Kodachrome kedua yang lebih terkenal, film tripack integral pertama yang dipasarkan. Selama Perang Dunia I, Eastman mendirikan sekolah fotografi di Rochester untuk melatih pilot untuk pengintaian udara.
Di era meningkatnya aktivitas serikat pekerja, Eastman berusaha melawan gerakan serikat pekerja dengan mengantisipasi tuntutan pekerja. Untuk tujuan ini, ia menerapkan sejumlah program tunjangan pekerja, termasuk dana kesejahteraan untuk memberikan kompensasi pekerja pada tahun 1910 dan program pembagian keuntungan untuk semua karyawan pada tahun 1912.
2.6. Paten-Paten Utama
George Eastman memperoleh sejumlah paten penting yang merevolusi industri fotografi:
- 226503 "Method and Apparatus for Coating Plates", diajukan September 1879, diterbitkan April 1880.
- 306470 "Photographic Film", diajukan 10 Mei 1884, diterbitkan 14 Oktober 1884.
- 306594 "Photographic Film", diajukan 7 Maret 1884, diterbitkan 14 Oktober 1884.
- 317049 (bersama William H. Walker) "Roll Holder for Photographic Films", diajukan Agustus 1884, diterbitkan Mei 1885.
- 388850 "Camera", diajukan Maret 1888, diterbitkan 4 September 1888.
Eastman juga melisensikan, kemudian membeli paten 248179 "Photographic Apparatus" (pemegang film gulung), yang diajukan 21 Juni 1881 dan diterbitkan 11 Oktober 1881, kepada David H. Houston.
3. Filantropi dan Kontribusi Sosial
George Eastman adalah seorang filantropis yang sangat dermawan, menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk mendukung pendidikan, kesehatan, dan budaya, seringkali secara anonim.
3.1. Filosofi dan Skala Filantropi
Selama hidupnya, Eastman menyumbangkan total lebih dari 100.00 M USD kepada berbagai organisasi, menjadikannya salah satu filantropis utama di Amerika Serikat pada masanya. Jumlah ini, jika disesuaikan dengan nilai tahun 2022, setara dengan lebih dari 2.00 B USD. Ia lebih suka tetap anonim dalam donasinya, seringkali menggunakan alias "Tuan Smith". Filosofi filantropisnya berakar pada pengalaman masa kecilnya yang sulit, di mana ia harus putus sekolah untuk membantu keluarganya. Ia berkeinginan agar anak-anak lain tidak mengalami hal serupa, sehingga ia memfokuskan sebagian besar donasinya untuk pendidikan.
3.2. Kontribusi pada Pendidikan
Donasi terbesar Eastman diberikan kepada Universitas Rochester dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk mengembangkan program dan fasilitas mereka. Pada awal tahun 1900-an, ia memberikan donasi kepada MIT, termasuk 625.00 K USD kepada Institut Mekanika (pendahulu Rochester Institute of Technology) pada tahun 1901, dan mendukung pembangunan kampus kedua MIT di sepanjang Sungai Charles, yang dibuka pada tahun 1916. Ia juga memberikan dukungan finansial yang signifikan kepada Tuskegee University dan Hampton University, dua institusi pendidikan tinggi bersejarah untuk masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat bagian Selatan, menjadi donor terbesar mereka di eranya.
3.3. Pendirian Institusi Budaya
Pada tahun 1918, ia mewakafkan dana untuk pendirian Eastman School of Music di Universitas Rochester. Pada tahun 1921, ia mendirikan sekolah kedokteran dan kedokteran gigi di universitas yang sama. Pada tahun 1922, ia mendirikan Rochester Philharmonic Orchestra dan mempekerjakan Albert Coates sebagai direktur musik pertamanya. Pada 4 September 1922, ia membuka Eastman Theatre di Rochester, yang mencakup aula musik kamar, Kilbourn Theater, yang didedikasikan untuk mengenang ibunya.
3.4. Kontribusi pada Kesehatan
Eastman juga memiliki minat yang kuat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1915, ia menyediakan dana untuk pendirian Eastman Dental Dispensary di Rochester, sebuah klinik yang menyediakan perawatan gigi gratis. Pada tahun 1926, ia menyumbangkan 200.00 K GBP untuk mendanai klinik gigi di London, setelah didekati oleh ketua Royal Free Hospital, George Riddell, 1st Baron Riddell. Klinik ini, yang kini dikenal sebagai UCL Eastman Dental Institute, dibuka pada 20 November 1931 dan berkomitmen untuk menyediakan perawatan gigi bagi anak-anak kurang mampu dari pusat kota London.

Pada tahun 1929, ia mendirikan George Eastman Visiting Professorship di Universitas Oxford, yang akan dipegang setiap tahun oleh seorang sarjana Amerika yang paling terkemuka. Eastman juga mendanai Eastmaninstitutet, sebuah klinik perawatan gigi untuk anak-anak yang dibuka pada tahun 1937 di Stockholm, Swedia. Ia juga mendirikan klinik gigi serupa di Roma, Paris, dan Brussels.
3.5. Dukungan untuk Penelitian Kota dan Reformasi Pemerintahan
Pada tahun 1915, Eastman mendirikan Biro Penelitian Kota di Rochester untuk mengumpulkan informasi dan membuat rekomendasi kebijakan pemerintah. Lembaga ini kemudian berganti nama menjadi Center for Governmental Research dan terus menjalankan misinya hingga saat ini. Pada tahun 1924, Eastman dan Biro tersebut mendukung referendum untuk mengubah pemerintahan Rochester menjadi sistem manajer kota, yang berhasil disahkan.
3.6. Dukungan untuk Gerakan Reformasi Kalender
Pada tahun 1920-an, Eastman terlibat dalam reformasi kalender dan mendukung International Fixed Calendar 13 bulan per tahun yang dikembangkan oleh Moses B. Cotsworth. Ia mengundang Cotsworth ke rumahnya pada 17 Januari 1925, setelah diperkenalkan pada kalender Cotsworth oleh seorang teman bersama. Ia secara diam-diam mendanai Cotsworth selama setahun dan kemudian secara terbuka mendukungnya serta rencana 13 bulan tersebut. Eastman memainkan peran utama dalam perencanaan dan pembiayaan kampanye untuk kalender global baru, dan juga memimpin Komite Nasional untuk Penyederhanaan Kalender di Amerika Serikat, yang dibentuk atas permintaan Liga Bangsa-Bangsa. Eastman mendukung kampanye Cotsworth hingga kematiannya.
Eastman menulis beberapa artikel untuk mempromosikan sistem 13 bulan, termasuk "Problems of Calendar Improvement" di Scientific American dan "The Importance of Calendar Reform to the Business World" di Nation's Business. Pada tahun 1928, Kodak Company menerapkan kalender tersebut dalam pembukuan bisnisnya, dan terus menggunakannya hingga tahun 1989. Meskipun konferensi diadakan di Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1931, dengan kematiannya dan ketegangan Perang Dunia II yang membayangi, kalender ini tidak lagi dipertimbangkan.
4. Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi George Eastman sebagian besar didedikasikan untuk pekerjaan dan filantropinya, dengan hubungan keluarga yang dekat dan minat pribadi yang beragam.
4.1. Keluarga dan Hubungan
Eastman tidak pernah menikah sepanjang hidupnya. Ia sangat dekat dengan ibunya, Maria, dan saudara perempannya, Ellen Maria, serta keluarganya. Ia memiliki hubungan platonis yang panjang dengan Josephine Dickman, seorang penyanyi terlatih dan istri dari rekan bisnisnya, George Dickman. Ia menjadi sangat dekat dengan Dickman setelah kematian ibunya pada tahun 1907.
Kematian ibunya, Maria, sangat menghancurkan bagi George. Ia yang biasanya sangat peduli dengan etiket, untuk pertama kalinya, tidak dapat mengendalikan emosinya di hadapan teman-temannya. Ia kemudian berkata, "Ketika ibu saya meninggal, saya menangis sepanjang hari. Saya tidak bisa berhenti untuk menyelamatkan hidup saya." Karena keengganan ibunya untuk menerima hadiah darinya, Eastman merasa tidak pernah bisa melakukan cukup banyak untuk ibunya selama hidupnya. Ia terus menghormati ibunya setelah kematiannya; pada 4 September 1922, ia membuka Eastman Theatre di Rochester, yang mencakup aula musik kamar, Kilbourn Theater, yang didedikasikan untuk mengenang ibunya. Di George Eastman House, ia memelihara semak mawar, menggunakan potongan dari rumah masa kecil ibunya.
4.2. Hobi dan Minat
Selain pekerjaannya, Eastman adalah seorang pelancong yang rajin. Ia juga sangat menikmati musik dan pertemuan sosial, serta memiliki kegemaran bermain piano.
4.3. Kehidupan Lajang
Keputusan Eastman untuk tidak menikah sepanjang hidupnya sebagian besar disebabkan oleh dedikasinya yang kuat terhadap penelitian ilmiah dan pengembangan bisnisnya. Ia memilih untuk memusatkan seluruh perhatian dan energinya pada inovasi fotografi dan kegiatan filantropi.
5. Tahun-tahun Akhir dan Kematian
Tahun-tahun terakhir George Eastman ditandai dengan transisi dari manajemen aktif perusahaannya, penurunan kesehatan yang parah, dan keputusan tragis untuk mengakhiri hidupnya.
5.1. Pensiun dari Manajemen Harian
Pada tahun 1925, Eastman melepaskan manajemen sehari-hari Kodak dan secara resmi pensiun sebagai presiden. Namun, ia tetap terkait dengan perusahaan dalam kapasitas eksekutif bisnis, sebagai ketua dewan direksi, hingga kematiannya. Setelah pensiun dari manajemen operasional harian, ia memusatkan kegiatannya pada filantropi dan kontribusi pada departemen penelitian dan pengembangan perusahaan.
5.2. Penyakit dan Bunuh Diri

Dua tahun terakhir hidupnya, Eastman menderita rasa sakit yang hebat akibat gangguan yang memengaruhi tulang belakangnya. Ia mengalami kesulitan berdiri, dan jalannya menjadi menyeret lambat. Dalam diagnosis modern, kondisi ini mungkin didiagnosis sebagai bentuk penyakit degeneratif seperti herniasi diskus akibat trauma atau usia yang menyebabkan kompresi akar saraf yang menyakitkan, atau mungkin jenis stenosis spinalis lumbal, penyempitan saluran tulang belakang yang disebabkan oleh kalsifikasi pada vertebra. Karena ibunya juga menderita selama dua tahun terakhir hidupnya di kursi roda, ia mungkin juga memiliki kondisi tulang belakang, tetapi hal itu tidak pasti. Hanya kanker rahim dan operasi yang berhasil yang didokumentasikan dalam riwayat kesehatannya.
Akibat rasa sakitnya, Eastman menderita depresi mayor. Pada 14 Maret 1932, Eastman meninggal karena bunuh diri dengan satu tembakan melalui jantung. Catatan bunuh dirinya berbunyi, "To my friends, my work is done - Why wait? GE.Bahasa Inggris". Raymond Granger, seorang agen asuransi di Rochester, yang sedang berkunjung untuk mengumpulkan pembayaran asuransi dari beberapa anggota staf, tiba di tempat kejadian dan menemukan para karyawan terkejut dan kesal. Setidaknya satu penulis sejarah mengatakan bahwa ketakutan Eastman akan senilitas atau penyakit-penyakit lain yang melemahkan di usia tua merupakan faktor yang berkontribusi pada tindakannya.
5.3. Pemakaman dan Harta Warisan
Pemakaman Eastman diadakan di Gereja Episkopal St. Paul di Rochester; peti matinya dibawa keluar dengan iringan "Marche Romaine" karya Charles Gounod. Ia dimakamkan di lahan perusahaan yang ia dirikan, di tempat yang sekarang dikenal sebagai Eastman Business Park. Security Trust Company of Rochester adalah pelaksana wasiat dari harta warisan Eastman. Seluruh hartanya diwariskan kepada Universitas Rochester.
6. Warisan dan Evaluasi
George Eastman meninggalkan warisan yang mendalam dalam industri fotografi dan filantropi, meskipun citra publiknya juga diwarnai oleh pandangan dan praktik kontroversial.
6.1. Citra Publik dan Biografi
Eastman tidak menyukai ketenaran publik dan berusaha keras untuk mengendalikan citranya. Ia enggan berbagi informasi dalam wawancara, dan dalam beberapa kesempatan, baik Eastman maupun Kodak menghalangi penulis biografi untuk mendapatkan akses penuh ke catatannya. Sebuah biografi definitif akhirnya diterbitkan pada tahun 1996.
6.2. Penghargaan dan Peringatan
Eastman adalah satu-satunya orang yang diwakili oleh dua bintang dalam kategori Film di Hollywood Walk of Fame, satu di sisi utara blok 6800 Hollywood Boulevard dan yang lainnya di sisi barat blok 1700 Vine Street. Keduanya mengakui pencapaian yang sama, yaitu bahwa ia mengembangkan kertas bromida, yang menjadi standar industri film.

Eastman Quadrangle di River Campus Universitas Rochester dinamai untuk menghormati Eastman. Rochester Institute of Technology memiliki gedung yang didedikasikan untuknya, sebagai pengakuan atas dukungan dan donasi besar-besaran yang diberikannya. MIT memasang plakat Eastman di salah satu gedung yang ia danai. (Mahasiswa menggosok hidung patung Eastman di plakat tersebut untuk keberuntungan.)
Rumah masa kecil Eastman diselamatkan dari kehancuran. Rumah tersebut dipulihkan ke keadaan selama masa kecilnya dan dipamerkan di Genesee Country Village and Museum.
Penghargaan dan peringatan lainnya meliputi:
- Pada tahun 1930, ia dianugerahi American Institute of Chemists Gold Medal.
- Pada tahun 1934, Monumen George Eastman di Kodak Park (sekarang Eastman Business Park) diresmikan.
- Pada 12 Juli 1954, Kantor Pos A.S. mengeluarkan prangko peringatan tiga sen yang menandai ulang tahun ke-100 kelahiran Eastman, yang pertama kali diterbitkan di Rochester, New York.
prangko peringatan, 1954.

- Juga pada tahun 1954, untuk memperingati ulang tahun ke-100 Eastman, Universitas Rochester mendirikan penanda meridian di dekat pusat Eastman Quadrangle di kampus Universitas Rochester menggunakan hadiah dari mantan rekan Eastman dan alumni Universitas, Charles F. Hutchison.

- Pada musim gugur 2009, sebuah patung Eastman didirikan sekitar 18 m (60 ft) di utara-timur laut penanda meridian di Eastman Quadrangle Universitas Rochester.
- Pada tahun 1966, George Eastman House ditetapkan sebagai National Historic Landmark.
- Auditorium di Dave C. Swalm School of Chemical Engineering di Mississippi State University dinamai untuk menghormati Eastman, sebagai pengakuan atas inspirasinya bagi Swalm.
- Pada tahun 1968, Eastman dilantik ke dalam International Photography Hall of Fame and Museum.
6.3. Dampak pada Industri Fotografi dan Film
Penemuan film gulung dan kamera Kodak oleh Eastman merevolusi fotografi amatir, mengubahnya dari hobi yang mahal dan rumit menjadi kegiatan yang mudah diakses, populer, dan terjangkau bagi masyarakat luas. Film gulung juga menjadi dasar bagi penemuan film gambar bergerak pada tahun 1888 oleh pembuat film pertama di dunia, Louis Le Prince, dan beberapa tahun kemudian oleh Léon Bouly, Thomas Edison, Lumière bersaudara, dan Georges Méliès. Kontribusinya sangat penting dalam perkembangan industri film global.
6.4. Penilaian Historis dan Sosial
George Eastman diakui sebagai salah satu penduduk Rochester, New York, yang paling berpengaruh dan terkenal. Ia adalah seorang jutawan yang menjalani hidup sederhana dan mendedikasikan sebagian besar kekayaannya untuk amal. Kontribusinya yang luas dalam filantropi, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan, memiliki dampak sosial yang signifikan.
6.5. Kritik dan Kontroversi
Meskipun kontribusi filantropisnya luas, pandangan dan praktik George Eastman terkait ras telah menjadi subjek kritik. Marion Gleason, seorang teman dekat Eastman, kemudian menggambarkan pandangannya tentang Afrika Amerika sebagai "khas pada masanya - paternalistik, tetapi sangat menentang pergaulan sosial." Meskipun ia memberikan donasi yang sangat besar kepada Hampton University dan Tuskegee University, menjadi donor terbesar mereka di eranya, ia juga mempertahankan dan memperkuat segregasi rasial de facto yang ada di Rochester.
Kodak hampir tidak mempekerjakan karyawan kulit hitam selama Eastman hidup. Sebuah komisi legislatif Negara Bagian New York pada tahun 1939 tentang kondisi kehidupan Afrika Amerika menemukan bahwa Kodak hanya memiliki satu karyawan kulit hitam. Eastman Dental Dispensary juga menolak pelamar kulit hitam, dan Eastman Theater membatasi pengunjung kulit hitam hanya di balkonnya. Eastman menolak beberapa permintaan untuk bertemu dengan perwakilan NAACP, termasuk permohonan langsung dari presiden Walter Francis White pada tahun 1929.
Dari tahun 1925 hingga kematiannya, Eastman menyumbangkan 10.00 K USD per tahun kepada American Eugenics Society (meningkatkan donasi menjadi 15.00 K USD pada tahun 1932). Eugenika adalah tujuan populer di kalangan banyak kelas atas pada saat itu, ketika ada kekhawatiran tentang imigrasi dan "pencampuran ras".
7. Representasi dalam Media Lain
Kisah hidup George Eastman telah diangkat dalam berbagai media:
- American Experience dari PBS memproduksi sebuah episode berjudul The Wizard of Photography: The story of George Eastman and how he transformed photography. Episode ini pertama kali ditayangkan pada 22 Mei 2000.
- Beberapa film dokumenter pendek tentang kehidupannya telah dibuat dan ditayangkan di George Eastman Museum di Rochester.