1. Gambaran Umum
George Philip Nicholas Windsor, Earl of St Andrews (lahir 26 Juni 1962) adalah seorang filantropis, mantan diplomat, dan anggota Keluarga kerajaan Inggris. Ia adalah putra tertua dari Pangeran Edward, Adipati Kent, dan istrinya, Katharine, Adipati Wanita Kent. Sebagai ahli waris takhta Adipati Kent, ia menyandang gelar kehormatan Earl of St Andrews. Windsor telah mengabdikan dirinya pada pelayanan publik, termasuk dinas diplomatik di New York dan Budapest, serta memegang peran penting dalam berbagai organisasi amal dan pendidikan. Sejak 2017, ia menjabat sebagai Kanselir Universitas Bolton. Posisi kerajaannya menempatkannya sebagai sepupu kedua Charles III dan berada di urutan ke-43 dalam Garis suksesi takhta Inggris pada tahun 2025. Perjalanan hidupnya mencerminkan komitmen terhadap pelayanan dan kontribusi pada masyarakat, termasuk perannya dalam reformasi hukum suksesi yang lebih inklusif.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
2.1. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
q=Coppins, Iver, Buckinghamshire|position=right
George Windsor lahir pada 26 Juni 1962 di Coppins, Iver, Buckinghamshire, sebagai anak tertua dari Pangeran Edward, Adipati Kent, dan istrinya, Katharine, Adipati Wanita Kent (née Worsley), putri dari Sir William Worsley, Baronet ke-4. Kelahirannya dibantu oleh obsetetri kerajaan Sir John Peel. Pada saat kelahirannya, Lord St Andrews berada di urutan ke-10 dalam Garis suksesi takhta Inggris. Ia dibaptis pada 14 September di ruang musik Istana Buckingham oleh Uskup Agung Canterbury Michael Ramsey. Wali baptisnya adalah Pangeran Philip, Adipati Edinburgh; bibinya Putri Alexandra dari Kent; pamannya Oliver Worsley; dan Lady Lily Serena Lumley, putri dari Earl of Scarbrough ke-11.
2.2. Pendidikan
Lord St Andrews menerima pendidikan di Eton College, sebuah sekolah umum bergengsi di Inggris. Setelah itu, ia melanjutkan studinya di Downing College, Cambridge, di mana ia memperoleh gelar Master of Arts (MA) di bidang Sejarah.
3. Karier dan Aktivitas Profesional
3.1. Karier Diplomatik
Lord St Andrews mengabdi dalam Dinas Diplomatik Yang Mulia dan ditempatkan di New York serta Budapest. Pengalamannya dalam korps diplomatik memberinya wawasan internasional yang luas.
3.2. Bisnis dan Buku Antik
Setelah karier diplomatiknya, ia memasuki dunia bisnis, khususnya dalam perdagangan buku antik. Ia bekerja untuk rumah lelang terkenal Christie's, menunjukkan minatnya pada warisan budaya dan sejarah.
3.3. Kegiatan Amal dan Kemitraan
George Windsor memiliki rekam jejak yang kuat dalam kegiatan amal. Ia pernah menjadi wali amanat untuk badan amal SOS Children's Villages UK dan merupakan pelindung untuk Association for International Cancer Research. Ia juga menjadi pelindung Clifton Scientific Trust, sebuah badan amal pendidikan yang memberikan pengalaman kepada kaum muda di dunia sains dan teknik. Pada April 2012, ia menjadi wali amanat Next Century Foundation, sebuah badan amal yang beroperasi di seluruh Timur Tengah. Selain itu, ia adalah wali amanat Global eHealth Foundation dan pelindung Welsh Sinfonia. Keterlibatannya dalam berbagai organisasi ini menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan sosial, penelitian medis, pendidikan, dan hubungan internasional.
3.4. Peran sebagai Kanselir Universitas
q=University of Bolton|position=right
Pada 30 Maret 2017, George Windsor diangkat dan dilantik sebagai Kanselir Universitas Bolton. Dalam perannya ini, ia berkontribusi pada kepemimpinan akademik dan pengembangan universitas, memperkuat hubungan antara institusi pendidikan dan masyarakat luas.
4. Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi George Windsor ditandai oleh pernikahannya dan peran sebagai kepala keluarga.
Pada 9 Januari 1988, George Windsor menikah dengan Sylvana Tomaselli, seorang akademisi kelahiran Kanada, di Kantor Pendaftaran Leith dekat Edinburgh. Pasangan ini memiliki tiga anak:
- Edward Windsor, Lord Downpatrick (lahir 1988)
- Lady Marina Windsor (lahir 1992)
- Lady Amelia Windsor (lahir 1995)
Pernikahan George Windsor dengan Sylvana Tomaselli, yang beragama Katolik Roma, sempat menyebabkan ia kehilangan hak suksesi takhta Inggris berdasarkan Undang-Undang Pewarisan Takhta 1701. Namun, dengan berlakunya Undang-Undang Suksesi Mahkota 2013, yang menghapus diskriminasi berdasarkan agama bagi mereka yang menikah dengan Katolik, hak suksesi George Windsor dipulihkan. Meskipun demikian, kedua anaknya, Edward dan Marina, kemudian berpindah agama menjadi Katolik, sehingga mereka sendiri tidak memiliki hak suksesi takhta.
5. Status Kerajaan dan Suksesi
George Philip Nicholas Windsor, Earl of St Andrews, memegang posisi penting dalam Keluarga kerajaan Inggris.
Sebagai putra tertua dari Pangeran Edward, Adipati Kent, ia adalah ahli waris takhta Adipati Kent dan menyandang gelar kehormatan Earl of St Andrews. Ia adalah cucu buyut George V dan sepupu kedua dari raja yang berkuasa saat ini, Charles III. Pada saat kelahirannya, ia berada di urutan ke-10 dalam Garis suksesi takhta Inggris. Meskipun sempat kehilangan hak suksesi karena menikahi seorang Katolik, haknya dipulihkan setelah Undang-Undang Suksesi Mahkota 2013 berlaku. Pada tahun 2025, ia berada di urutan ke-43 dalam garis suksesi takhta Inggris.