1. Overview
Artikel ini membahas perjalanan hidup dan karier 三浦 弘行Miura HiroyukiBahasa Jepang, seorang shogi profesional terkemuka asal Jepang yang mencapai peringkat 9-dan. Dikenal sebagai mantan pemegang gelar Kisei, Miura juga mencatatkan sejarah sebagai profesional Kelas A pertama yang kalah dari program komputer dalam pertandingan resmi. Namun, puncak dramatis dalam kariernya adalah kontroversi pada tahun 2016, di mana ia dituduh secara tidak benar melakukan kecurangan, yang mengakibatkan hilangnya kesempatan menantang gelar Ryūō dan menimbulkan dampak signifikan pada Asosiasi Shogi Jepang (JSA) serta dunia shogi secara keseluruhan. Kisah Miura menyoroti pentingnya integritas dalam olahraga dan konsekuensi dari tuduhan yang tidak berdasar.
2. Awal Kehidupan dan Profesional Magang
Hiroyuki Miura lahir di Takasaki, Gunma, Jepang, pada tanggal 13 Februari 1974. Pada bulan Juni 1987, ia memasuki sekolah magang Asosiasi Shogi Jepang sebagai magang 6-kyū di bawah bimbingan shogi profesional Kazuyoshi Nishimura. Miura menunjukkan bakat yang menjanjikan, mencapai peringkat 1-dan pada tahun 1989. Ia secara resmi memperoleh status profesional dan peringkat 4-dan pada bulan Oktober 1992, menandai dimulainya karier panjangnya di dunia shogi profesional.
3. Karier Profesional Shogi
Karier profesional Hiroyuki Miura ditandai dengan partisipasi aktif dalam berbagai turnamen utama dan upaya untuk meraih gelar, serta menghadapi tantangan unik dalam interaksi manusia-komputer dan sebuah kontroversi besar yang berdampak signifikan pada kehidupannya dan komunitas shogi.
3.1. Pertandingan Penting dan Akuisisi Gelar
Miura pertama kali tampil dalam pertandingan gelar utama pada tahun 1995 ketika ia menantang Yoshiharu Habu untuk gelar Kisei ke-66. Setelah mengalahkan Taku Morishita dalam pertandingan playoff penantang, ia melaju ke pertandingan gelar melawan Habu, namun kalah 3-0. Setahun kemudian, pada tahun 1996, Miura berhasil mengalahkan Nobuyuki Yashiki untuk kembali menantang Habu dalam pertandingan gelar Kisei ke-67. Kali ini, Miura memenangkan pertandingan dengan skor 3-2, memberikan kekalahan pertama bagi Habu dalam pertandingan gelar sejak Habu mencapai status 7-mahkota (memegang tujuh gelar utama secara bersamaan). Miura berhasil bangkit setelah tertinggal 3-0 dalam pertandingan, memenangkan dua game berikutnya untuk meraih gelar besar pertamanya. Namun, ia tidak dapat mempertahankan gelarnya pada tahun 1997, kalah 3-1 dari Yashiki dalam pertandingan gelar Kisei ke-68.
Pada bulan Oktober 1998, Miura meraih gelar 新人王Shinjin-ŌBahasa Jepang ke-29, sebuah turnamen untuk pemain peringkat 6-dan atau lebih rendah yang berusia 26 tahun atau lebih muda, dengan mengalahkan Naruyuki Hatakeyama 2-0. Pada bulan Maret 2002, ia memenangkan Turnamen TV Shogi NHK Cup ke-52 setelah mengalahkan Manabu Senzaki.
Miura juga berkesempatan menantang gelar Meijin ke-68 pada musim 2009-2010 setelah finis di posisi pertama dalam Liga Meijin Kelas A dengan catatan 7 kemenangan dan 2 kekalahan. Meskipun demikian, ia kalah dalam pertandingan gelar tersebut dari Habu dengan skor 4-0. Pada bulan Januari 2014, Miura memenangkan turnamen penantang Kiō ke-39 (musim 2013-2014) dengan mengalahkan Takuya Nagase, memberinya hak untuk menantang Akira Watanabe dalam pertandingan gelar Kiō ke-39. Namun, ia tidak dapat memenangkan satu game pun, dan Watanabe berhasil mempertahankan gelarnya dengan skor 3-0.
Pada tanggal 27 Agustus 2018, Miura mengalahkan Daisuke Nakagawa dalam pertandingan babak penyisihan turnamen Ōi ke-60, menjadi pemain shogi profesional ke-54 yang mencapai 600 kemenangan dalam pertandingan resmi.
3.2. Pertandingan Komputer (Denou-sen)
Pada bulan April 2013, Hiroyuki Miura mencatat sejarah sebagai profesional Kelas A pertama yang kalah dalam pertandingan resmi dari sebuah program komputer. Kekalahan ini terjadi saat ia bertanding melawan program GPS Shogi dalam Denou-sen ke-2, serangkaian pertandingan antara lima shogi profesional dan lima program komputer. Pertandingan Miura merupakan yang terakhir dari seri tersebut, dan kekalahannya menyoroti kemajuan pesat kecerdasan buatan dalam dunia shogi, memicu diskusi tentang implikasi interaksi manusia-komputer dalam olahraga tradisional tersebut.
3.3. Kontroversi Penantang Ryūō ke-29
Kontroversi yang melibatkan Hiroyuki Miura selama pertandingan penantang Ryūō ke-29 pada tahun 2016 merupakan salah satu peristiwa paling signifikan dan kontroversial dalam sejarah shogi modern, yang tidak hanya mempengaruhi kariernya tetapi juga integritas Asosiasi Shogi Jepang.
3.3.1. Latar Belakang dan Dugaan
Pada bulan September 2016, Miura berhasil mengalahkan Tadahisa Maruyama dengan skor 2-1 dalam pertandingan penantang Ryūō ke-29, sehingga mendapatkan hak untuk menantang Akira Watanabe untuk gelar Ryūō ke-29. Ini adalah kali pertama Miura lolos sebagai penantang gelar Ryūō.
Beberapa hari sebelum pertandingan melawan Watanabe dijadwalkan dimulai, Asosiasi Shogi Jepang (JSA) mengumumkan bahwa Maruyama akan menggantikan Miura sebagai penantang. Alasan resmi yang diberikan oleh JSA adalah kegagalan Miura dalam mengikuti prosedur yang tepat untuk meminta penarikan diri dari pertandingan. Namun, pada saat yang sama, muncul dugaan dari beberapa profesional shogi lainnya mengenai kebiasaan Miura yang sering meninggalkan kursinya selama pertandingan shogi resmi baru-baru ini. Miura menyangkal tuduhan tersebut dalam pertemuan dengan direktur pelaksana JSA, tetapi ia kemudian diskors dari semua pertandingan resmi hingga 31 Desember 2016. Tuduhan ini, meskipun belum terbukti, secara signifikan merusak reputasi Miura dan menghalangi partisipasinya dalam pertandingan gelar yang paling penting dalam kariernya.
3.3.2. Investigasi dan Pembebasan
Untuk mengatasi kontroversi yang memanas ini, sebuah panel investigasi independen dibentuk pada akhir Oktober 2016. Tugas panel ini adalah untuk menentukan apakah Miura benar-benar melakukan kesalahan dan mengevaluasi kelayakan tindakan JSA dalam menanggapi dugaan tersebut.
Pada akhir Desember 2016, panel tersebut mengumumkan hasil penyelidikannya. Mereka menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti untuk mendukung tuduhan yang dilontarkan terhadap Miura. Klaim bahwa ia terlalu sering meninggalkan kursinya selama pertandingan resmi juga dinyatakan palsu. Panel tersebut juga menyatakan bahwa tindakan yang diambil oleh JSA dalam menanggapi situasi tersebut dianggap tepat dalam keadaan saat itu, mengingat JSA tidak memiliki pilihan lain selain bertindak seperti yang mereka lakukan di tengah tekanan dan kecurigaan yang ada. Namun, keputusan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang bagaimana JSA menangani dugaan tanpa bukti yang kuat, serta dampak merusak yang ditimbulkannya terhadap seorang profesional yang tidak bersalah.
3.3.3. Dampak dan Penyelesaian
Menanggapi temuan panel yang membebaskan Miura, presiden JSA saat itu, Kōji Tanigawa, dan direktur Akira Shima mengumumkan pengunduran diri mereka pada Januari 2017. Mereka menyatakan bahwa pengunduran diri ini adalah bentuk tanggung jawab atas penanganan JSA terhadap masalah tersebut. Selain itu, tiga anggota dewan JSA lainnya diberhentikan dari jabatan mereka melalui pemungutan suara anggota JSA dalam pertemuan darurat yang diadakan pada akhir Februari 2017. Peristiwa ini menunjukkan dampak institusional yang besar dari kontroversi tersebut, memaksa perubahan kepemimpinan di dalam organisasi.
Pada bulan Mei 2017, Miura dan presiden JSA yang baru, Yasumitsu Satō, mengadakan konferensi pers bersama untuk mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan semua masalah yang belum terselesaikan antara kedua belah pihak. Kedua belah pihak menyatakan penerimaan mereka terhadap temuan laporan panel investigasi independen dan menyatakan keinginan mereka untuk melupakan masalah tersebut. JSA juga setuju untuk membayar Miura sejumlah uang ganti rugi yang tidak diungkapkan, sebagai kompensasi atas biaya pertandingan yang hilang, serta penderitaan mental dan kerusakan reputasi yang disebabkan oleh tuduhan palsu. Miura juga mengungkapkan bahwa ia telah bertemu dengan pemegang gelar Ryūō, Watanabe, sebelum konferensi pers dan telah menerima permintaan maaf Watanabe atas perannya dalam kontroversi tersebut. Penyelesaian ini menandai berakhirnya periode sulit bagi Miura dan upaya JSA untuk memulihkan kepercayaannya di mata publik dan komunitas shogi.
3.4. Sejarah Promosi
Berikut adalah riwayat promosi Hiroyuki Miura dalam kariernya sebagai pemain shogi profesional:
- 6-kyū: 1987
- 1-dan: 1989
- 4-dan: 1 Oktober 1992
- 5-dan: 1 April 1995
- 6-dan: 1 Oktober 1996
- 7-dan: 1 April 2000
- 8-dan: 1 April 2001
- 9-dan: 16 Agustus 2013
3.5. Gelar dan Kejuaraan Lain
Meskipun Hiroyuki Miura telah tampil dalam lima pertandingan gelar utama sepanjang kariernya, ia hanya berhasil memenangkan satu gelar utama, yaitu gelar Kisei ke-67. Selain gelar Kisei, Miura juga telah memenangkan tiga kejuaraan shogi lainnya:
- Shinjin-Ō ke-29 (1998)
- NHK Cup ke-52 (2002)
- Turnamen Profesional JT Shogi Japan Series ke-36 (2015)
3.6. Penghargaan dan Kehormatan
Hiroyuki Miura telah menerima sejumlah Penghargaan Shogi Tahunan dari Asosiasi Shogi Jepang sepanjang karier profesionalnya. Ia memenangkan:
- Penghargaan Pengabdian (untuk musim 1996-1997)
- Penghargaan Kōzō Masuda (untuk musim 2000-2001)
- Penghargaan Permainan Terbaik Khusus (untuk musim 2013-2014)
Pada bulan Agustus 2018, ia juga menerima "Penghargaan Kehormatan Shogi" dari asosiasi sebagai pengakuan atas pencapaiannya memenangkan 600 pertandingan resmi sebagai seorang profesional.
3.7. Peringkat Uang Hadiah dan Biaya Pertandingan
Miura telah masuk dalam "10 Besar" peringkat uang hadiah tahunan dan biaya pertandingan Asosiasi Shogi Jepang sebanyak delapan kali sejak tahun 1993. Semua jumlah yang diberikan dalam yen Jepang mencakup uang hadiah dan biaya yang diperoleh dari turnamen resmi dan pertandingan yang diadakan dari 1 Januari hingga 31 Desember.
Tahun | Jumlah | Peringkat |
---|---|---|
1996 | 21.78 M JPY | 10 |
2003 | 21.05 M JPY | 7 |
2004 | 17.72 M JPY | 10 |
2005 | 26.37 M JPY | 6 |
2010 | 28.50 M JPY | 7 |
2013 | 16.33 M JPY | 10 |
2014 | 20.89 M JPY | 7 |
2016 | 19.97 M JPY | 9 |
4. Warisan dan Penerimaan
Warisan Hiroyuki Miura dalam dunia shogi tak terlepas dari kontroversi Ryūō ke-29 yang mengguncang kariernya dan seluruh Asosiasi Shogi Jepang. Meskipun ia telah mencapai banyak prestasi sebagai pemain profesional, termasuk memenangkan gelar Kisei dan menjadi profesional Kelas A pertama yang kalah dari komputer, insiden tuduhan kecurangan tersebut membentuk persepsi publik tentang dirinya. Setelah investigasi pihak ketiga membebaskannya dari semua tuduhan, persepsi terhadap Miura bergeser dari kecurigaan menjadi simpati dan dukungan. Kisahnya menjadi simbol penting dalam sejarah shogi modern, menyoroti kerapuhan reputasi di hadapan tuduhan tak berdasar dan pentingnya keadilan. Peristiwa ini juga memicu reformasi internal di JSA, dengan pengunduran diri presiden dan pemecatan anggota dewan, menegaskan akuntabilitas institusional. Miura, sebagai seorang pemain yang berani menghadapi tantangan baru seperti pertandingan melawan AI dan sebagai korban ketidakadilan, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam narasi shogi, mengingatkan pada pentingnya integritas dan perlindungan individu dalam organisasi olahraga profesional.