1. Kehidupan
Hyman Philip Minsky lahir di Chicago, Illinois, pada tanggal 23 September 1919. Ia tumbuh dalam keluarga Yahudi imigran asal Belarus yang memiliki latar belakang politik yang kuat.
1.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Ayah Minsky, Sam Minsky, aktif di bagian Yahudi Partai Sosialis Amerika Serikat, sementara ibunya, Dora Zakon, terlibat dalam gerakan serikat pekerja yang sedang berkembang. Latar belakang keluarga ini kemungkinan membentuk pandangan kritis Minsky terhadap sistem ekonomi. Pada tahun 1937, Minsky lulus dari George Washington High School di New York City. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Chicago, di mana ia meraih gelar B.S. dalam bidang matematika pada tahun 1941. Setelah itu, Minsky melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Harvard, memperoleh gelar M.P.A. (Magister Administrasi Publik) dan Ph.D. dalam bidang ekonomi. Selama di Harvard, ia belajar di bawah bimbingan dua ekonom terkemuka, Joseph Schumpeter dan Wassily Leontief, yang sangat memengaruhi pemikiran ekonominya.
1.2. Karier
Karier akademik Minsky dimulai sebagai pengajar di Universitas Brown dari tahun 1949 hingga 1958. Ia kemudian menjadi profesor madya ekonomi di University of California, Berkeley, dari tahun 1957 hingga 1965. Selama di Berkeley, ia juga menjabat sebagai konsultan di Commission on Money and Credit dari tahun 1957 hingga 1961. Di sinilah seminar yang ia ikuti bersama eksekutif Bank of America membantunya mengembangkan teori-teori mengenai aktivitas pinjaman dan ekonomi. Pada tahun 1965, ia bergabung dengan Washington University in St. Louis sebagai Profesor Ekonomi dan mengajar di sana hingga pensiun pada tahun 1990. Hingga wafatnya pada 24 Oktober 1996, Minsky tetap aktif sebagai Distinguished Scholar di Levy Economics Institute yang berafiliasi dengan Bard College.
2. Teori dan Kontribusi Ekonomi Utama
Minsky terkenal karena pandangannya yang tidak konvensional mengenai dinamika ekonomi kapitalis, terutama fokusnya pada peran keuangan dalam mendorong siklus bisnis dan krisis. Ia berpendapat bahwa sistem keuangan secara inheren rapuh dan dapat berubah dari stabil menjadi tidak stabil.
2.1. Hipotesis Ketidakstabilan Keuangan (FIH)
Hipotesis Ketidakstabilan Keuangan (FIH) adalah kontribusi utama Minsky yang menjelaskan sifat endogen atau intrinsik ketidakstabilan finansial dalam ekonomi kapitalis. Minsky berpendapat bahwa sistem keuangan secara alami berayun antara kondisi kuat dan rapuh, dan ayunan ini merupakan bagian integral dari proses yang menghasilkan siklus bisnis. Ia menegaskan bahwa dalam ekonomi pasar bebas, ledakan dan kehancuran tidak dapat dihindari kecuali jika pemerintah melakukan intervensi melalui regulasi keuangan, tindakan bank sentral, dan instrumen lainnya. Pandangannya ini secara langsung bertentangan dengan banyak ekonom arus utama pada masanya yang percaya pada efisiensi pasar dan stabilitas intrinsik. Minsky juga menentang deregulasi yang marak pada tahun 1980-an, menganggapnya sebagai pemicu ketidakstabilan.
2.1.1. Konsep Inti
Minsky mengamati bahwa pada masa-masa kemakmuran ekonomi, ketika arus kas perusahaan melampaui kebutuhan untuk membayar utang, euforia spekulatif akan berkembang. Euforia ini mendorong pengambilan risiko yang berlebihan, sehingga utang yang diambil oleh peminjam mulai melebihi kemampuan mereka untuk membayar kembali dari pendapatan yang masuk. Fenomena ini, pada gilirannya, akan memicu krisis finansial. Setelah gelembung spekulatif pecah, bank dan pemberi pinjaman akan memperketat ketersediaan kredit, bahkan bagi perusahaan yang sebenarnya mampu membayar pinjaman, yang mengakibatkan kontraksi ekonomi.
Gerakan lambat sistem keuangan dari stabilitas menuju kerapuhan, yang diikuti oleh krisis, merupakan inti dari Hipotesis Ketidakstabilan Keuangan Minsky. Frasa "Minsky Moment" digunakan untuk merujuk pada titik puncak dalam siklus kredit ketika kegagalan pinjaman yang spekulatif menyebabkan pengetatan kredit secara tiba-tiba dan besar-besaran, bahkan bagi peminjam yang sehat sekalipun. Ekonom Henry Kaufman menyatakan bahwa Minsky "memberikan wawasan yang sangat baik di tahun 60-an dan 70-an ketika hubungan antara pasar keuangan dan ekonomi belum dipahami sebaik sekarang. Ia menunjukkan bahwa pasar keuangan sering kali bisa bergerak ke arah yang berlebihan. Dan ia menggarisbawahi pentingnya Federal Reserve sebagai pemberi pinjaman pilihan terakhir."
Berbeda dengan sebagian besar ekonom arus utama yang membangun model matematika berdasarkan teori-teori mereka, Minsky lebih memilih menggunakan neraca keuangan yang saling terkait daripada persamaan matematika untuk memodelkan ekonomi. Minsky menulis bahwa "alternatif untuk memulai teori tentang ekonomi kapitalis dengan mendalilkan fungsi utilitas atas bilangan real dan fungsi produksi dengan sesuatu yang disebut K (yang disebut modal) adalah memulai dengan neraca yang saling terkait dari ekonomi." Akibatnya, teori-teorinya kurang terintegrasi dalam model ekonomi arus utama yang tidak memasukkan utang pribadi sebagai faktor penting. Namun, setelah krisis keuangan 2007-2010, muncul minat yang meningkat terhadap implikasi kebijakan dari teori-teorinya, dengan beberapa pejabat bank sentral mengadvokasi agar kebijakan bank sentral memasukkan "faktor Minsky".
2.1.2. Tiga Jenis Keuangan
Minsky mengidentifikasi tiga jenis peminjam yang berkontribusi terhadap akumulasi utang yang berpotensi menjadi insolven:
- Peminjam Lindung Nilai (Hedge Finance): Peminjam jenis ini dapat membayar cicilan utang (meliputi bunga dan pokok pinjaman) dari arus kas lancar yang dihasilkan oleh investasi mereka. Ini adalah bentuk pembiayaan yang paling stabil, di mana risiko gagal bayar rendah.
- Peminjam Spekulatif (Speculative Finance): Arus kas dari investasi peminjam spekulatif hanya cukup untuk membayar bunga yang terutang, tetapi tidak cukup untuk membayar kembali pokok pinjaman. Oleh karena itu, peminjam harus secara teratur memperpanjang atau meminjam kembali pokok pinjaman (roll over atau refinance). Jenis pembiayaan ini bergantung pada kondisi pasar yang menguntungkan untuk perpanjangan pinjaman.
- Peminjam Ponzi (Ponzi Finance): Dinamai dari Charles Ponzi, peminjam jenis ini mengambil pinjaman berdasarkan keyakinan bahwa peningkatan nilai aset akan cukup untuk membiayai kembali utang, namun arus kas dari investasi mereka tidak cukup untuk membayar bunga atau pokok pinjaman. Hanya peningkatan nilai aset itu sendirilah yang dapat menjaga peminjam Ponzi tetap bertahan. Ini adalah bentuk pembiayaan yang paling rapuh dan bergantung sepenuhnya pada kenaikan harga aset yang berkelanjutan.
Tiga jenis peminjam ini menciptakan sistem ekonomi yang memiliki tiga fase perkembangan:
- Fase Lindung Nilai (Hedge Phase): Fase ini terjadi setelah krisis keuangan dan periode pemulihan, ketika bank dan peminjam menjadi sangat berhati-hati. Pinjaman yang diberikan sangat minimal, memastikan bahwa peminjam mampu membayar baik pokok pinjaman maupun bunga. Pada fase ini, ekonomi cenderung mencari keseimbangan dan secara virtual dapat mengendalikan diri. Ini adalah fase akumulasi utang yang "tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin".
- Fase Spekulatif (Speculative Phase): Periode spekulatif muncul seiring dengan pulihnya kepercayaan terhadap sistem perbankan. Kepercayaan ini menimbulkan rasa puas diri bahwa kondisi pasar yang baik akan terus berlanjut. Alih-alih memberikan pinjaman kepada peminjam yang mampu membayar pokok pinjaman dan bunga, pinjaman dikeluarkan kepada peminjam yang hanya mampu membayar bunga; pokok pinjaman akan dibayar kembali melalui refinancing. Ini menandai dimulainya penurunan menuju ketidakstabilan.
- Fase Ponzi (Ponzi Phase): Seiring dengan terus tumbuhnya kepercayaan terhadap sistem perbankan dan bank terus percaya bahwa harga aset akan terus meningkat, tahap ketiga dalam siklus, yaitu tahap Ponzi, dimulai. Pada tahap ini, peminjam tidak mampu membayar pokok pinjaman maupun bunga atas pinjaman yang diberikan oleh bank, yang mengarah pada penyitaan dan kegagalan utang yang meluas.
Jika penggunaan keuangan Ponzi cukup meluas dalam sistem keuangan, maka kekecewaan yang tak terhindarkan dari peminjam Ponzi dapat menyebabkan sistem berhenti: ketika gelembung pecah, yaitu ketika harga aset berhenti meningkat, peminjam spekulatif tidak dapat lagi membiayai kembali (roll over) pokok pinjaman bahkan jika mereka mampu menutupi pembayaran bunga. Seperti efek domino, keruntuhan peminjam spekulatif kemudian dapat menjatuhkan bahkan peminjam lindung nilai, yang tidak dapat menemukan pinjaman meskipun investasi yang mendasarinya tampaknya sehat.
2.1.3. Penerapan pada Krisis Subprime Mortgage
Teori Minsky tentang akumulasi utang mendapatkan perhatian kembali di media selama Krisis Subprime Mortgage pada dekade pertama abad ini. Majalah The New Yorker bahkan menjulukinya "Minsky Moment". Ekonom Paul McCulley menjelaskan bagaimana hipotesis Minsky dapat diterapkan pada krisis hipotek subprime. McCulley mengilustrasikan tiga jenis kategori peminjam menggunakan analogi dari pasar hipotek:
- Seorang peminjam lindung nilai akan memiliki pinjaman hipotek tradisional dan membayar kembali baik pokok pinjaman maupun bunga.
- Peminjam spekulatif akan memiliki pinjaman hanya bunga (interest-only loan), yang berarti mereka hanya membayar kembali bunga dan harus melakukan refinancing di kemudian hari untuk membayar kembali pokok pinjaman.
- Peminjam Ponzi akan memiliki pinjaman amortisasi negatif, yang berarti pembayaran tidak menutupi jumlah bunga dan pokok pinjaman justru meningkat. Pemberi pinjaman hanya memberikan dana kepada peminjam Ponzi karena keyakinan bahwa nilai perumahan akan terus meningkat.
McCulley menulis bahwa kemajuan melalui tiga tahap peminjaman Minsky terbukti saat gelembung kredit dan perumahan terbentuk hingga sekitar Agustus 2007. Permintaan perumahan adalah penyebab dan efek dari sistem perbankan bayangan yang berkembang pesat, yang membantu mendanai pergeseran ke lebih banyak pinjaman jenis spekulatif dan Ponzi, melalui pinjaman hipotek yang semakin berisiko pada tingkat leverage finansial yang lebih tinggi. Ini membantu mendorong gelembung perumahan, karena ketersediaan kredit mendorong harga rumah yang lebih tinggi. Sejak gelembung pecah, kita melihat kemajuan terbalik, karena bisnis mengurangi leverage, standar pinjaman dinaikkan, dan pangsa peminjam dalam tiga tahap bergeser kembali ke peminjam lindung nilai.
McCulley juga menunjukkan bahwa sifat manusia secara inheren prosiklikal, artinya, dalam kata-kata Minsky, "dari waktu ke waktu, ekonomi kapitalis menunjukkan inflasi dan deflasi utang yang tampaknya memiliki potensi untuk lepas kendali. Dalam proses tersebut, reaksi sistem ekonomi terhadap pergerakan ekonomi memperkuat pergerakan - inflasi memakan inflasi dan deflasi utang memakan deflasi utang." Dengan kata lain, orang secara alami adalah investor momentum, bukan investor nilai. Orang-orang secara alami mengambil tindakan yang memperluas titik tinggi dan rendah dari siklus. Salah satu implikasi bagi pembuat kebijakan dan regulator adalah penerapan kebijakan kontra-siklikal, seperti persyaratan modal kontingen untuk bank yang meningkat selama periode booming dan dikurangi selama bust.
2.2. Teori Tahapan Perkembangan Kapitalisme
Meskipun penelitian Minsky pada tahun 1980-an bergantung pada analisis Keynesian, ia berpendapat bahwa perubahan dalam struktur ekonomi Amerika Serikat pada saat itu membutuhkan analisis baru. Untuk tujuan ini, ia beralih kepada pemikiran Joseph Schumpeter. Minsky berpendapat bahwa baik Schumpeter maupun John Maynard Keynes percaya bahwa keuangan adalah mesin investasi dalam ekonomi kapitalis. Oleh karena itu, evolusi sistem keuangan, yang didorong oleh pencarian keuntungan, dapat menjelaskan sifat kapitalisme yang berubah seiring waktu. Dari sini, Minsky membagi kapitalisme menjadi empat tahap: Komersial, Finansial, Manajerial, dan Manajer Uang. Setiap tahap dicirikan oleh apa yang dibiayai dan siapa yang melakukan pembiayaan.
| Komersial | Finansial | Manajerial | Manajer Uang | |
|---|---|---|---|---|
| Aktivitas Ekonomi | Perdagangan | Produksi | Permintaan agregat | Nilai-Aset |
| Objek yang Dibiayai | Pedagang | Korporasi | Korporasi Manajerial | Korporasi Internasional; Sekuritas; Posisi |
| Sumber Pembiayaan | Bank Komersial (+ pembiayaan internal) | Bank Investasi | Bank Sentral (+ pembiayaan internal) | Dana Uang |
2.2.1. Kapitalisme Komersial
Periode pertama Minsky berkorelasi dengan Kapitalisme Komersial. Pada periode ini, bank menggunakan pengetahuan istimewa mereka tentang bank-bank yang jauh dan pedagang lokal untuk mendapatkan keuntungan. Mereka menerbitkan wesel untuk komoditas, pada dasarnya menciptakan kredit bagi para pedagang dan kewajiban yang sesuai bagi diri mereka sendiri, sehingga dalam kasus kerugian yang tidak terduga, mereka menjamin pembayaran. Ketika kontrak kredit terpenuhi, kredit tersebut dihancurkan. Bank membiayai persediaan pedagang, tetapi bukan modal saham--ini berarti bahwa sumber utama keuntungan adalah melalui perdagangan, dan bukan perluasan produksi seperti pada periode-periode selanjutnya. Seperti yang dijelaskan Minsky, "kapitalisme komersial mungkin bisa diambil untuk sesuai dengan struktur keuangan ketika produksi dilakukan oleh tenaga kerja dan alat, daripada oleh mesin dan tenaga kerja."
2.2.2. Kapitalisme Finansial
Revolusi Industri memberikan lebih banyak penekanan pada penggunaan mesin dalam produksi, dan biaya non-tenaga kerja yang menyertainya. Ini membutuhkan 'aset tahan lama' dan dengan demikian memunculkan korporasi sebagai entitas, dengan kewajiban terbatas bagi investor. Sumber utama pembiayaan bergeser dari bank komersial ke bank investasi, terutama dengan proliferasi saham dan obligasi di pasar sekuritas. Karena persaingan antar perusahaan dapat menyebabkan penurunan harga, mengancam kemampuan mereka untuk memenuhi komitmen keuangan yang ada, bank investasi mulai mempromosikan konsolidasi modal dengan memfasilitasi trust, merger, dan akuisisi. Kejatuhan Wall Street 1929 mengakhiri dominasi mereka atas ekonomi.
2.2.3. Kapitalisme Manajerial
Mengandalkan teori keuntungan dari Michał Kalecki, Minsky berpendapat bahwa tingkat investasi menentukan permintaan agregat dan dengan demikian arus keuntungan (yaitu, investasi membiayai dirinya sendiri). Menurut Minsky, pengeluaran defisit Keynesian pada ekonomi pasca-depresi yang diusung oleh New Deal menjamin arus keuntungan, dan memungkinkan kembalinya perusahaan yang membiayai diri sendiri dari keuntungan (sesuatu yang belum meluas sejak periode pertama kapitalisme). Manajemen di perusahaan menjadi lebih independen dari bankir investasi dan pemegang saham, yang mengarah pada horizon waktu yang lebih panjang dalam keputusan bisnis, yang diyakini Minsky berpotensi menguntungkan. Namun, ia mengimbangi ini dengan menunjukkan bahwa perusahaan menjadi birokratis, kehilangan efisiensi dinamis dari kapitalisme sebelumnya, sehingga mereka menjadi "tahanan tradisi." Keputusan pengeluaran pemerintah yang bergeser untuk menanggung konsumsi daripada pengembangan aset modal juga berkontribusi pada stagnasi, meskipun permintaan agregat yang stabil berarti tidak ada depresi atau resesi.
2.2.4. Kapitalisme Manajer Uang
Minsky berpendapat bahwa karena hukum pajak dan cara pasar mengapitalisasi pendapatan, nilai ekuitas dalam perusahaan yang berutang lebih tinggi daripada yang didanai secara konservatif. Ini menyebabkan pergeseran, seperti yang dijelaskan Minsky:
Sebuah pasar dalam kendali perusahaan berkembang: manajer dana yang kompensasinya didasarkan pada pengembalian total yang diperoleh oleh portofolio yang mereka kelola cepat menerima harga yang lebih tinggi untuk aset dalam portofolio mereka yang dihasilkan dari pembiayaan kembali yang menyertai perubahan dalam kendali perusahaan. Selain menjual ekuitas yang menyebabkan perubahan kendali, manajer uang adalah pembeli kewajiban (obligasi) yang berasal dari pembiayaan kembali tersebut. Kemandirian korporasi operasional dari pasar uang dan keuangan yang mencirikan kapitalisme manajerial dengan demikian merupakan tahap transisi. Munculnya blok uang yang dikelola berorientasi pengembalian dan capital gain mengakibatkan pasar keuangan sekali lagi menjadi pengaruh utama dalam menentukan kinerja ekonomi. Namun, tidak seperti zaman awal kapitalisme keuangan, penekanannya bukan pada pengembangan modal ekonomi melainkan pada perputaran cepat spekulan, pada keuntungan perdagangan.
Minsky mencatat bahwa kebangkitan manajemen uang, memperdagangkan blok-blok multi-juta dolar setiap hari, menyebabkan peningkatan sekuritas dan orang-orang mengambil posisi keuangan untuk mendapatkan keuntungan. Pemosisian ini sendiri dibiayai oleh bank. Minsky mencatat bahwa institusi keuangan telah begitu jauh terlepas dari pembiayaan pengembangan modal pada titik ini, melainkan mengalokasikan arus kas besar untuk 'validasi utang'.
Ekonom lain seperti Charles Whalen dan Jan Toporowski telah membahas periode kapitalisme Minsky. Keduanya menyarankan tahap perantara antara kapitalisme komersial dan finansial, yang disebut Whalen sebagai "kapitalisme industri" dan Toporowski sebagai "kapitalisme klasik". Ini dicirikan oleh kapitalis-pengusaha tradisional, pemilik penuh perusahaan mereka yang secara khusus berfokus pada perluasan produksi melalui pengembangan aset modal. Whalen mengkontraskan perluasan ini dengan konsolidasi modal di bawah Kapitalisme Finansial. Toporowski menghubungkan kapitalisme manajer uang dengan tren saat ini dalam globalisasi dan finansialiasi.
2.3. Pandangan tentang John Maynard Keynes
Dalam bukunya John Maynard Keynes (1975), Minsky mengkritik interpretasi sintesis neoklasik terhadap The General Theory of Employment, Interest and Money karya John Maynard Keynes. Ia juga mengemukakan interpretasinya sendiri tentang General Theory, yang menekankan aspek-aspek yang diabaikan atau kurang ditekankan oleh sintesis neoklasik, seperti Ketidakpastian Knightian. Minsky berpendapat bahwa inti dari pemikiran Keynesian adalah pemahaman tentang ketidakpastian mendalam dan peran penting keuangan dalam membentuk keputusan ekonomi, yang seringkali diabaikan dalam model-model mainstream.
3. Karya Utama
Hyman Philip Minsky adalah seorang penulis yang produktif, dengan banyak buku dan artikel yang membentuk dasar pemikirannya. Berikut adalah beberapa karya utamanya:
- John Maynard Keynes (1975, diterbitkan kembali 2008): Sebuah studi klasik mengenai ekonom John Maynard Keynes dan kontribusinya, di mana Minsky menyajikan interpretasi alternatif terhadap The General Theory of Employment, Interest and Money.
- Stabilizing an Unstable Economy (1986, diterbitkan kembali 2008): Buku ini menguraikan Hipotesis Ketidakstabilan Keuangan secara rinci dan mengusulkan kebijakan untuk mencapai stabilitas ekonomi dalam ekonomi kapitalis.
- Can "It" Happen Again? (1982): Judul buku ini merujuk pada Depresi Hebat. Dalam karya ini, Minsky mengeksplorasi kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan krisis ekonomi besar dan apakah peristiwa serupa dapat terulang kembali.
- Ending Poverty: Jobs, Not Welfare (2013): Diterbitkan secara anumerta, buku ini membahas pandangan Minsky tentang penanggulangan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja daripada hanya mengandalkan program kesejahteraan.
- "The breakdown of the 1960s policy synthesis" (Musim Dingin 1981-1982): Sebuah artikel penting yang menganalisis kegagalan pendekatan kebijakan ekonomi pada tahun 1960-an.
- "The Financial Instability Hypothesis" (Working Paper No. 74, Mei 1992): Sebuah makalah kerja yang merangkum esensi dari Hipotesis Ketidakstabilan Keuangan.
- "Schumpeter and Finance" (1992): Artikel ini mengeksplorasi hubungan antara pemikiran Minsky dan Joseph Schumpeter, khususnya dalam memahami peran keuangan dalam evolusi kapitalisme.
4. Penilaian dan Dampak
Dampak karya Hyman Philip Minsky terhadap bidang ekonomi dan masyarakat telah mengalami pasang surut, sering kali mencerminkan siklus ekonomi itu sendiri.
4.1. Penilaian Awal di Dunia Akademik
Teori-teori Minsky pada awalnya sebagian besar diabaikan selama beberapa dekade oleh ekonomi arus utama. Ada beberapa alasan untuk ini. Salah satunya adalah pendekatan Minsky yang lebih menekankan pada neraca keuangan yang saling terkait daripada model matematika yang kompleks. Berbeda dengan banyak ekonom sezamannya yang berupaya merumuskan teori-teori mereka dalam persamaan matematika, Minsky merasa bahwa kerumitan sistem keuangan lebih baik dipahami melalui struktur neraca yang menunjukkan aliran kredit dan utang. Akibatnya, teorinya tidak mudah diintegrasikan ke dalam model ekonomi arus utama, yang cenderung mengabaikan utang pribadi sebagai faktor makroekonomi kunci. Selain itu, pandangan Minsky yang menyoroti kerapuhan endogen pasar keuangan dan perlunya intervensi pemerintah secara langsung bertentangan dengan paradigma neoklasik yang dominan, yang berpegang pada keyakinan bahwa pasar cenderung stabil dan efisien. Oleh karena itu, Minsky sering dianggap sebagai ekonom "maverick" atau heterodoks.
4.2. Reevaluasi dan Dampak Pasca Krisis Keuangan
Namun, setelah krisis subprime mortgage pada tahun 2008, yang kemudian berkembang menjadi Krisis Keuangan Global, teori-teori Minsky mengalami kebangkitan minat yang signifikan. Peristiwa-peristiwa seperti gelembung perumahan yang pecah dan krisis kredit yang meluas secara langsung mencerminkan dinamika yang telah diprediksi oleh Hipotesis Ketidakstabilan Keuangan Minsky. Frasa "Minsky Moment" menjadi populer di kalangan media dan analis keuangan untuk menggambarkan titik balik ketika euforia spekulatif berubah menjadi kepanikan dan penjualan aset massal.
Minat yang diperbarui ini tidak hanya terbatas pada akademisi tetapi juga memengaruhi kebijakan bank sentral. Beberapa bankir sentral, termasuk Janet L. Yellen saat menjabat sebagai Presiden dan CEO Federal Reserve Bank of San Francisco, menganjurkan agar kebijakan bank sentral memasukkan "faktor Minsky". Ini berarti mempertimbangkan akumulasi risiko dalam sistem keuangan selama periode kemakmuran dan menerapkan kebijakan kontra-siklikal untuk mencegah gelembung terbentuk dan pecah. Pengamatan Minsky tentang bagaimana pasar keuangan dapat bergerak "sering ke arah yang berlebihan" dan pentingnya Federal Reserve sebagai pemberi pinjaman pilihan terakhir menjadi relevan kembali dalam diskusi mengenai stabilitas keuangan.
Pada akhirnya, karya Minsky memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami siklus boom-bust yang melekat dalam kapitalisme modern dan menyoroti pentingnya regulasi yang bijaksana serta peran aktif bank sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi. Meskipun masih dianggap sebagai pandangan heterodoks, Minsky kini diakui secara luas sebagai salah satu ekonom paling berpengaruh dalam memahami krisis keuangan.