1. Kehidupan Awal dan Pendidikan

Ichikawa Fusae dilahirkan dengan nama lengkap Ichikawa Fusawe pada 15 Mei 1893 di Desa Meichi, Distrik Nakashima, Prefektur Aichi, Jepang (sekarang bagian dari Ichinomiya). Ia adalah anak ketiga dari enam bersaudara, dengan dua kakak laki-laki dan tiga kakak perempuan. Ayahnya, Fujirow, lahir pada tahun 1848 dan bekerja sebagai petani yang kadang-kadang menjalankan usaha dagang, namun dikenal sebagai pria yang melakukan kekerasan terhadap ibunya, Tatsu, yang lahir pada tahun 1859 dan dinikahi Fujirow saat berusia 19 tahun. Meskipun demikian, ayahnya sangat peduli pada pendidikan dan mendorong anak-anaknya untuk belajar. Kakak laki-lakinya, Fujiichi, menjadi guru sekolah dasar, lalu belajar di sekolah politik di Tokyo, dan kemudian menjadi mahasiswa di universitas di Amerika Serikat. Kakak perempuannya juga menjadi siswi sekolah guru wanita di Prefektur Nara, sementara adik perempuannya melanjutkan studi di Sekolah Wanita Shukutoku di Nagoya sebelum kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat dan menikah dengan seorang Jepang Amerika.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Jinjo Meichi, Ichikawa melanjutkan ke Sekolah Dasar Atas Seihokubu pada April 1903. Ia kemudian pindah ke Sekolah Dasar Atas Asahi yang baru didirikan di desanya. Setelah lulus, dengan bantuan keuangan dari kakaknya yang berada di Amerika Serikat, Ichikawa pergi ke Tokyo dan mencoba ujian masuk Sekolah Menengah Atas Wanita Miwada namun gagal.
Pada April 1908, ia diterima di Sekolah Wanita Joshi Gakuin, namun kembali ke kampung halamannya pada Juli tahun yang sama. Tak lama setelah kepulangannya, ia mulai bekerja sebagai guru pengganti di Sekolah Dasar Jinjo Hagiwara (sekarang Sekolah Dasar Hagiwara Ichinomiya) pada September. Pada 27 Januari 1909, ia memperoleh lisensi guru junior sekolah dasar.
Ia kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Divisi Wanita Sekolah Guru Kedua Aichi di Okazaki, tempat kakak keduanya juga menempuh pendidikan. Pada masa itu, sekolah guru tidak memungut biaya sekolah, bahkan biaya asrama juga gratis. Siswa juga menerima satu set hakama dan satu set kimono setiap musim panas dan dingin. Sebagai imbalannya, mereka memiliki hak dan kewajiban untuk mengajar di sekolah dasar di prefektur selama lima tahun setelah lulus. Sekolah ini sangat diminati oleh para gadis muda karena menawarkan profesi yang mandiri. Meskipun ujian masuknya sulit, Ichikawa berhasil lulus ujian masuk dan masuk pada April 1909, belajar selama tiga tahun di Okazaki. Ia sangat menyukai tenis dan memenangkan pertandingan melawan Sekolah Menengah Atas Wanita Okazaki (sekarang Sekolah Menengah Atas Okazaki Kita Aichi).
Pada April 1912, ia pindah ke Sekolah Guru Wanita Aichi yang baru didirikan di Desa Kinjo, Distrik Nishikasugai (sekarang Distrik Nishi, Nagoya). Pada Juli tahun yang sama, ia bersama 28 teman sekelasnya melakukan aksi mogok belajar sebagai protes terhadap kebijakan kepala sekolah yang menganut pendidikan "istri yang baik, ibu yang bijaksana", dan mengajukan 28 tuntutan. Ichikawa lulus dari Sekolah Guru Wanita Aichi pada tahun 1913 sebagai salah satu lulusan angkatan pertama. Pada April 1913, ia diangkat sebagai instruktur di Sekolah Dasar Atas Asahi, almamaternya. Kemudian pada April 1914, ia dipindahkan ke Sekolah Dasar Atas Kedua di Nagoya.
2. Aktivisme Awal dan Pembentukan Organisasi Feminis


Pada Maret 1917, Ichikawa mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai guru karena sakit. Melalui perkenalannya dengan Kobayashi Kitsukawa, seorang tokoh budaya, ia bergabung dengan Kantor Berita Nagoya (sekarang Chunichi Shimbun) sebagai reporter pada 10 Juli tahun yang sama. Ia adalah satu-satunya reporter wanita di antara belasan reporter lainnya. Pada Agustus 1918, ia mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan pindah ke Tokyo.
Pada tahun 1919, ia bersama Hiratsuka Raicho dan lainnya mendirikan Asosiasi Wanita Baru (新婦人協会, Shin-fujin kyokai), organisasi wanita pertama di Jepang yang secara eksplisit bertujuan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan wanita. Di bawah kepemimpinan Ichikawa, organisasi ini berkampanye untuk mengubah undang-undang Jepang yang melarang partisipasi wanita dalam politik, khususnya Pasal 5 Undang-Undang Kepolisian Keamanan yang membatasi hak wanita untuk berkumpul dan berorganisasi. Karena wanita dilarang melakukan kampanye semacam ini (berdasarkan undang-undang yang ingin diubah oleh organisasi), Asosiasi Wanita Baru mengadakan acara yang dikenal sebagai "pertemuan kuliah" untuk memajukan kampanye mereka. Undang-undang tersebut akhirnya dicabut oleh Parlemen Jepang pada tahun 1922, setelah itu asosiasi tersebut dibubarkan.
Pada Juli 1921, Ichikawa melakukan perjalanan ke Amerika Serikat sebagai koresponden khusus untuk surat kabar Yomiuri Shimbun. Ia bekerja di Chicago dan New York sambil mempelajari gerakan wanita dan gerakan buruh di Amerika Serikat. Ia juga bertemu dengan pemimpin hak pilih perempuan Amerika, Alice Paul dan Carrie Chapman Catt.
Pada Januari 1924, ia kembali ke Jepang. Pada 13 Desember tahun yang sama, ia mendirikan Fusen Kakutoku Kisei Dōmeikai (Asosiasi Pendukung Hak Pilih Perempuan), yang kemudian pada tahun 1925, setelah berlakunya Undang-Undang Pemilihan Umum Pria, berganti nama menjadi Liga Hak Pilih Wanita Jepang (婦選獲得同盟, Fusen Kakutoku Dōmei). Organisasi ini terus berkampanye kepada pemerintah dan parlemen untuk hak pilih perempuan. Pada tahun 1924, ia juga menjadi staf Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan melakukan survei terhadap kondisi pekerja malam wanita.
### Gerakan Hak Pilih Perempuan ###

Liga Hak Pilih Wanita Jepang yang didirikan Ichikawa menyelenggarakan "Konvensi Hak Pilih Wanita Pertama" pada tahun 1930. Pada tahun yang sama, rancangan undang-undang pemberian hak pilih (hak sipil) kepada perempuan disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Jepang, namun tidak terealisasi karena penolakan dari Dewan Bangsawan. Ichikawa bekerja sama erat dengan Shigeri Yamataka, yang kemudian terpilih sebagai anggota Dewan Penasihat.
Setelah Perang Dunia II, Ichikawa memainkan peran penting dalam memastikan bahwa hak pilih perempuan diabadikan dalam konstitusi pascaperang Jepang. Ia berpendapat bahwa pemberdayaan politik perempuan mungkin dapat mencegah Jepang terlibat dalam perang yang begitu merusak. Pada 3 November 1945, Ichikawa bersama Shigeri Yamataka dan lainnya membentuk "Komite Wanita untuk Kebijakan Pasca-Perang" dan terus menuntut hak pilih perempuan dari pemerintah dan berbagai partai politik. Menteri Dalam Negeri Zenjirō Horikiri, yang juga memiliki hubungan dengan Ichikawa, mengusulkan realisasi hak pilih perempuan dalam rapat kabinet pertama Kabinet Shidehara pada 10 Oktober 1945, yang kemudian disetujui untuk revisi Undang-Undang Pemilihan Umum Biasa.
Pada 3 November 1945, ia mendirikan Liga Wanita Baru Jepang (新日本婦人同盟, Shin Nippon Fujin Dōmei), organisasi wanita pertama pasca-perang, dan menjabat sebagai presiden pertamanya. Upaya Ichikawa, dikombinasikan dengan persyaratan Deklarasi Potsdam, menghasilkan hak pilih penuh bagi perempuan pada November 1945. Pada 17 Desember, hak pilih perempuan (pemilihan umum universal pria dan wanita) direalisasikan dengan revisi Undang-Undang Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Pada pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat ke-22 yang diadakan pada 10 April 1946, 39 anggota parlemen wanita terpilih. Ichikawa sendiri tidak mencalonkan diri dan tidak dapat memberikan suara karena namanya tidak terdaftar dalam daftar pemilih. Namun, ia percaya bahwa perlu adanya pencerahan dan pendidikan agar perempuan dapat berpartisipasi secara aktif dalam politik. Oleh karena itu, pada Desember tahun yang sama, ia mendirikan Fusen Kaikan (Balai Hak Pilih Wanita) di Yoyogi, Distrik Shibuya, Tokyo.
### Keterlibatan Sosial dan Politik Lainnya ###
Ichikawa Fusae terlibat dalam berbagai upaya reformasi sosial di luar gerakan hak pilih. Kampanye lain yang ia ikuti termasuk upaya untuk mengekang korupsi pemilihan. Pada tahun 1933, ia memimpin Asosiasi Wanita untuk Pembersihan Politik Tokyo (東京婦人会), yang kemudian mengarah pada pembentukan kantor pemerintah resmi, Asosiasi Pusat untuk Pembersihan Pemilihan, di mana Ichikawa diangkat sebagai salah satu dari lima pengurus wanita.
Ichikawa juga berpartisipasi dalam gerakan anti-prostitusi. Pada 2 November 1951, ia membentuk "Dewan Penentang Kebangkitan Sistem Prostitusi Resmi" dan memulai gerakan larangan prostitusi. Selain itu, pada 19 Desember 1951, ia bersama Hiratsuka Raicho dan Tano Jodai membentuk "Komite Wanita Anti-Persenjataan Kembali".
Selama Perang Dunia II, Ichikawa mengambil kebijakan untuk menunjukkan sikap kooperatif terhadap kebijakan nasional (pelaksanaan perang) dengan tujuan memperoleh hak politik bagi perempuan. Pada tahun 1940, Liga Hak Pilih Wanita Jepang dibubarkan dan diintegrasikan ke dalam "Asosiasi Studi Situasi Wanita". Pada tahun 1942, semua organisasi wanita diintegrasikan ke dalam Asosiasi Wanita Jepang Raya (大日本婦人会). Ia juga bergabung dengan sistem Taisei Yokusankai (Asosiasi Bantuan Pemerintahan Kekaisaran) yang berpusat pada Taisei Yokusankai, dan diangkat sebagai direktur Asosiasi Patriotik Pers Jepang Raya (大日本言論報国会). Pada Juni 1944, Ichikawa mengungsi ke Desa Kawaguchi (sekarang Hachiōji), Distrik Minamitama, Tokyo, tempat ia memberikan kuliah. Ia menyewa bangunan terpisah dan gudang dari seorang tentara yang kaya raya di daerah itu untuk menyimpan buku dan dokumen pentingnya. Ia tinggal di sana bersama Misao Mashita, yang kemudian menjadi putri angkatnya. Pada hari Minggu, ia mengolah sekitar 99 m2 tanah yang dipinjam dari pemilik rumah, mengubah hutan menjadi lahan pertanian untuk menanam sayuran.
Sebagai pembela gigih isu-isu perempuan, ia secara aktif mengorganisir dan berpartisipasi dalam konferensi perempuan di Jepang dan internasional. Pada tahun 1980, ia muncul sebagai suara terdepan dalam mendesak pemerintah Jepang untuk meratifikasi Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.
Ichikawa juga terlibat dalam berbagai isu sosial lainnya. Ia menjadi penasihat untuk Pusat Wanita Tokyo. Pada tahun 1964, ia bersama sembilan tokoh wanita lainnya mengeluarkan "Seruan untuk Pengadilan yang Adil dalam Kasus Tokushima" untuk membebaskan Shigeo Fuji yang dinyatakan bersalah dalam Kasus Pembunuhan Pedagang Radio Tokushima. Pada tahun 1967, ia menyatakan niatnya untuk mengundurkan diri dari jabatan ketua Liga Hak Pilih Wanita Jepang untuk mendukung Ryokichi Minobe, kandidat tunggal dari partai sosialis dan komunis dalam pemilihan gubernur Tokyo 1967, dan menjabat sebagai wakil ketua komite pendukung Minobe. Pada tahun 1968, ia berhasil meyakinkan Sadako Ogata, seorang sarjana politik internasional yang saat itu menjadi dosen di Universitas Kristen Internasional, untuk bergabung dengan delegasi Jepang di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menjadi pemicu keterlibatan Ogata dalam pekerjaan PBB. Terhadap Insiden Nishiyama pada tahun 1972, yang melibatkan dugaan perjanjian rahasia pengembalian Okinawa, Ichikawa bersama Takako Doi, Shizuko Sasaki, dan Sumiko Tanaka dari Partai Sosialis Jepang membentuk "Grup Studi Masalah Hasumi-san". Ia juga bekerja sama dalam gerakan menentang Gereja Unifikasi (sekarang Federasi Keluarga untuk Perdamaian dan Penyatuan Dunia), dan menjadi salah satu penyeru dalam "Perkumpulan Prihatin Gerakan Prinsip" yang didirikan pada tahun 1978.
3. Karier Politik
Karier politik Ichikawa Fusae dimulai setelah Perang Dunia II, ditandai dengan larangan sementara dari jabatan publik, namun kemudian ia berhasil menjadi anggota parlemen dan mendedikasikan diri pada reformasi pemilihan umum serta isu-isu perempuan.
### Pembersihan dan Pemulihan Jabatan Publik ###


Setelah Perang Dunia II, Ichikawa awalnya dibersihkan dan dilarang menduduki jabatan politik atau pemerintahan oleh pasukan pendudukan. Ia adalah wanita pertama yang terkena pembersihan jabatan publik. Mengenai apakah pembersihan jabatan publik terhadap Ichikawa itu pantas, GHQ (Angkatan Darat Sekutu) menyatakan bahwa "dalam masyarakat yang setara antara pria dan wanita, kewajiban dan hukuman juga harus setara." Namun, larangan tersebut dicabut pada 13 Oktober 1950. Ia kembali ke politik setelah pendudukan berakhir.
Pada 9 November 1950, dalam rapat umum luar biasa Liga Wanita Baru Jepang, nama organisasi tersebut diubah menjadi Liga Hak Pilih Wanita Jepang, dan Ichikawa kembali menjabat sebagai ketuanya. Ia segera melanjutkan advokasi hak-hak perempuan dan reformasi pemilihan umum.
### Aktivitas di Dewan Penasihat ###
Pada 23 Maret 1953, Ichikawa mengundurkan diri dari jabatan ketua Liga Hak Pilih Wanita Jepang. Pada 24 April 1953, ia mencalonkan diri sebagai kandidat independen dari daerah pemilihan Tokyo (empat kursi yang akan diisi) dalam pemilihan umum Dewan Penasihat ke-3 dan berhasil terpilih untuk pertama kalinya.
Ichikawa tidak pernah mengubah gaya kampanye pemilihannya, yang mengandalkan dukungan pribadi dari para relawan yang bekerja tanpa bayaran, dan gaya ini dikenal sebagai "pemilihan ideal". Ia berusaha menyebarkan metode pemilihannya kepada kandidat lain dan berpartisipasi dalam berbagai gerakan pembersihan pemilihan. Di parlemen, ia tidak bergabung dengan partai politik manapun, melainkan menjadi bagian dari Klub Daiiin (Klub Dewan Kedua), sebuah kelompok yang terdiri dari anggota parlemen independen.
Ichikawa terus berfokus pada isu-isu penting bagi perempuan, serta reformasi pemilihan. Ia terpilih kembali dua kali, tetapi gagal dalam upaya pemilihan ulang berikutnya, dan meninggalkan jabatan pada tahun 1971.
Namun, pada tahun 1974, Ichikawa yang saat itu berusia 81 tahun diminta untuk mencalonkan diri lagi dan berhasil memenangkan masa jabatan keempatnya di parlemen. Pada 9 Maret 1974, kelompok pemuda "Grup Perjuangan Pemilihan Ideal dengan Gerakan Akar Rumput" mengadakan pesta untuk mencalonkan Ichikawa dari daerah pemilihan nasional. Pada 16 Maret, surat permohonan yang ditandatangani oleh 13 perwakilan pemuda dari 5 kelompok diajukan kepada Ichikawa. Pada akhir Maret, Ichikawa menolak karena usianya yang sudah lanjut (saat itu 81 tahun) dan meminta para pemuda untuk membantu kampanye Teiko Kihira. Beberapa dari mereka yang tidak menyerah menyewa kantor di Shibuya yang hanya bisa digunakan pada malam hari dan mengirimkan kartu pos ajakan ke berbagai pihak. Tergerak oleh semangat mereka, Junji Ōwata bergabung dengan kelompok pemuda tersebut dan bersama Shōzō Ōgitani, Hideko Maruoka, dan Chieko Akiyama membentuk "Grup Pemuda yang dengan Sendirinya Merekomendasikan Ichikawa Fusae". Dari 25 hingga 29 Mei, mereka mengirimkan sekitar 850 proposal untuk mengumpulkan 600.00 K JPY yang diperlukan sebagai deposit untuk mencalonkan diri di daerah pemilihan nasional. Pada malam 28 Mei, Ichikawa akhirnya menerima pencalonan di daerah pemilihan nasional, dan keesokan harinya, 29 Mei, ia mengadakan konferensi pers untuk secara resmi mengumumkan pencalonannya. Segera setelah itu, organisasi "Asosiasi Pendukung Ichikawa Fusae" dibentuk untuk pemilihan umum Dewan Penasihat. Naoto Kan, Hitoshi Tanoue, dan Gōichi Asakura menjadi perwakilan. Kan juga menjabat sebagai manajer kampanye Ichikawa.
Pada 7 Juli 1974, pemilihan umum Dewan Penasihat ke-10 diadakan, dan Ichikawa terpilih untuk masa jabatan keempatnya. Kihira, yang mencalonkan diri dari daerah pemilihan Tokyo, kalah setelah menempati posisi ketujuh.
Pada tahun 1980, Ichikawa kembali terpilih sebagai anggota Dewan Penasihat dengan jumlah suara tertinggi dari daerah pemilihan nasional, meskipun ia sudah berusia 87 tahun. Ia meninggal dunia saat masih menjabat.
Ichikawa menolak dua tawaran penghargaan negara. Pada 15 Oktober 1965, ia menolak Ordo Harta Karun Suci Kelas Dua (勲二等瑞宝章) dan penghargaan khusus lainnya yang ditawarkan kepadanya pada "Upacara Peringatan 75 Tahun Hak Pilih Warga Negara, 40 Tahun Hak Pilih Universal, dan 20 Tahun Hak Pilih Wanita" yang diadakan di Nippon Budokan. Ia menolaknya karena ia menentang kebangkitan sistem penghargaan yang disetujui kabinet pada tahun 1963, dengan keyakinan bahwa "di era demokrasi saat ini, memberikan peringkat kepada manusia adalah hal yang tidak masuk akal." Demikian pula, pada musim semi 1978, ia menolak tawaran Ordo Mahkota Berharga Kelas Dua (勲二等宝冠章).
4. Filosofi dan Ideologi
Filosofi dan ideologi Ichikawa Fusae secara mendalam berakar pada prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan kesetaraan gender. Keyakinan utamanya adalah bahwa partisipasi penuh perempuan dalam politik sangat penting untuk mencapai masyarakat yang adil dan demokratis. Ia percaya bahwa pemberdayaan politik perempuan dapat mencegah negara terlibat dalam konflik destruktif, seperti yang ia alami selama Perang Dunia II.
Ichikawa juga merupakan advokat gigih untuk integritas pemilihan umum. Ia mengampanyekan "pemilihan ideal" yang bebas dari korupsi dan nepotisme, bahkan menerapkan gaya kampanye yang mengandalkan relawan tanpa bayaran dalam pemilihannya sendiri. Konsistensinya dalam menolak penghargaan negara, seperti Ordo Harta Karun Suci dan Ordo Mahkota Berharga, menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap prinsip-prinsip egaliter dan penolakannya terhadap hierarki sosial yang diwujudkan melalui sistem penghargaan. Baginya, penghargaan sejati adalah kemajuan dalam hak-hak perempuan dan pembersihan politik, bukan pengakuan individu dari negara. Ia berpendapat bahwa "di era demokrasi saat ini, memberikan peringkat kepada manusia adalah hal yang tidak masuk akal."
Meskipun ia berkompromi dengan berkolaborasi dengan rezim otoriter selama perang untuk memajukan hak-hak perempuan, tindakannya setelah perang menunjukkan komitmennya yang teguh untuk membangun demokrasi pasca-perang yang inklusif. Pendekatan ini mencerminkan pragmatisme dalam aktivismenya, selalu mengarahkan pada tujuan akhir kesetaraan dan keadilan.
5. Penghargaan dan Pengakuan

Ichikawa Fusae menerima sejumlah penghargaan dan pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa terhadap kesetaraan sosial dan hak-hak perempuan. Pada tahun 1974, ia dianugerahi Penghargaan Ramon Magsaysay untuk Kepemimpinan Komunitas, sebagai pengakuan atas upaya gigihnya dalam mendukung kesetaraan sosial.
Selain itu, Ichikawa juga menerima pengakuan publik lainnya. Ia dianugerahi status Anggota Parlemen Seumur Hidup oleh Dewan Penasihat Jepang dan menjadi warga kehormatan Ichinomiya, kota kelahirannya.
Pada tahun 1979, ia terpilih sebagai "wajah wanita favorit" nomor satu oleh pembaca majalah Croissant (クロワッサン), dengan dua kali lipat suara dibandingkan Momoe Yamaguchi yang berada di posisi kedua. Ia tampil di sampul majalah tersebut dengan foto dirinya pada usia 86 tahun dan foto dari era Taishō. Ia menyatakan, "Saya tidak pernah memakai riasan. Setelah mandi, kulit saya terasa kering, jadi saya hanya memakai krim, jika itu bisa disebut riasan."
Pada tahun 2000, dalam survei pembaca yang dilakukan oleh Asahi Shimbun untuk memilih "Pemimpin Politik Paling Anda Sukai" dari tokoh sejarah Jepang antara tahun 1000 hingga 1999 Masehi, Ichikawa Fusae menduduki peringkat kesembilan dengan 230 suara. Ia adalah satu-satunya wanita yang masuk dalam 10 besar.
6. Kehidupan Pribadi
Ichikawa Fusae tidak pernah menikah. Ia mengadopsi Misao Mashita (kemudian bernama Ichikawa Misao), seorang wanita yang awalnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumahnya. Misao mulai bekerja di rumah Ichikawa pada Juni 1942, saat ia berusia 16 tahun, atas rekomendasi kakak laki-lakinya yang bekerja di kantor desa. Pada 20 Agustus 1949, Misao secara resmi menjadi putri angkat Ichikawa, dan marganya berubah dari Mashita menjadi Ichikawa.
Ichikawa dikenal dengan kepribadiannya yang kuat dan gaya hidup yang sederhana. Ia tidak pernah menggunakan riasan dan hanya mengoleskan krim pelembap setelah mandi. Pada tahun 1974, desainer mode terkenal Issey Miyake mengirimkan pakaian rancangannya kepada Ichikawa. Mengenakan jaket rajut panjang berwarna krem, cokelat, dan hitam, serta kemeja hitam, Ichikawa tampil di sampul majalah Asahi Graph edisi 11 Oktober, yang menjadi perbincangan hangat. Foto tersebut diambil oleh Kishin Shinoyama.
7. Kematian dan Warisan
Ichikawa Fusae meninggalkan warisan yang mendalam bagi masyarakat Jepang dan gerakan hak-hak perempuan.
### Kematian ###
Pada 16 Januari 1981, Ichikawa Fusae dirawat di Pusat Medis Palang Merah Jepang di Distrik Shibuya, Tokyo, setelah mengeluhkan nyeri dada. Ia meninggal dunia karena infark miokard pada 11 Februari 1981, pukul 07:13 pagi, pada usia 87 tahun. Ia dimakamkan di Fuji Cemetery.
Dua hari setelah kematiannya, pada 13 Februari, Dewan Penasihat Jepang memberikan pidato belasungkawa dan penghargaan sebagai Anggota Seumur Hidup kepada Ichikawa. Pidato duka cita kemudian disampaikan oleh Shigeru Ishimoto di pleno Dewan Penasihat pada 27 Februari tahun yang sama. Pada tahun yang sama, ia juga diangkat sebagai warga kehormatan Bisai, kota kelahirannya (setelah Bisai bergabung dengan Ichinomiya, ia diakui sebagai warga kehormatan Ichinomiya).
### Pengaruh Anumerta dan Peringatan ###
Warisan Ichikawa Fusae terus hidup setelah kematiannya melalui berbagai cara. Pada tahun 1981, film dokumenter berjudul Hachiju-shichisai no Seishun - Ichikawa Fusae Shōgai o Kataru (Delapan Puluh Tujuh Tahun Muda - Kisah Hidup Ichikawa Fusae) yang disutradarai oleh Eiji Murayama dirilis.
Pada 15 November 1983, upacara penyelesaian renovasi dan perluasan Fusen Kaikan diadakan. Sebuah "Ruang Pameran Peringatan Ichikawa Fusae" didirikan di lantai dua gedung tersebut. Pada hari yang sama, Yayasan Fusen Kaikan berganti nama menjadi "Yayasan Asosiasi Peringatan Ichikawa Fusae". Pada tahun 2009, Yayasan Asosiasi Peringatan Ichikawa Fusae berganti nama menjadi "Yayasan Asosiasi Peringatan Ichikawa Fusae Pusat Wanita dan Politik". Pada 1 April 2013, organisasi tersebut beralih menjadi "Yayasan Publik Asosiasi Peringatan Ichikawa Fusae Pusat Wanita dan Politik".
Meskipun aktivitas Liga Hak Pilih Wanita Jepang dilanjutkan oleh Teiko Kihira, yang juga menjadi anggota Dewan Penasihat, organisasi tersebut dibubarkan pada April 2016 karena bertambahnya usia dan berkurangnya anggota.
Saat ini, Perpustakaan Diet Nasional menyimpan "Rekaman Pembicaraan Politik" Ichikawa, yang direkam pada tahun 1978. Rekaman berdurasi tujuh jam ini seharusnya dirilis 30 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2008, namun atas permintaan dari Asosiasi Peringatan Ichikawa Fusae, rekaman tersebut dirilis lebih awal dari jadwal. Saat ini, rekaman tersebut dapat didengarkan, dan transkrip pembicaraan dapat dilihat serta difotokopi di Perpustakaan Diet Nasional.
8. Karya Tulis
Ichikawa Fusae adalah seorang penulis yang produktif, menerbitkan berbagai buku dan artikel tentang gerakan hak pilih perempuan, isu-isu sosial, dan politik. Karya-karyanya meliputi:
- Buku Panduan Wanita di Masa Perang (戦時婦人読本, Senji Fujin Tokuhon), Showa Shobo, 1943.
- Tren Dunia Wanita (婦人界の動向, Fujinkai no Doko), diedit oleh Institut Masalah Wanita, Bunshodo Publishing, 1944. (Diterbitkan ulang dengan judul Tren Dunia Wanita Pasca-Perang: Berfokus pada Demokratisasi Wanita, Fujin Kaikan Publishing Department, 1969).
- Masalah Pendidikan Kewarganegaraan Wanita (婦人公民教育問題, Fujin Komin Kyoiku Mondai), diedit oleh Dai Nippon Kyoikukai, Printing Bureau, 1946.
- Politik Baru dan Tugas Wanita (新しき政治と婦人の課題, Atarashiki Seiji to Fujin no Kadai), Printing Bureau, 1946.
- Mengenang Gerakan Hak Pilih Wanita (婦選運動回顧, Fusen Undo Kaiko), Institut Masalah Wanita, 1955.
- Risalah Konferensi Nasional Anggota Parlemen Wanita: Peringatan Sepuluh Tahun Hak Pilih Wanita (全日本婦人議員大会議事録: 婦人参政十周年記念, Zen Nippon Fujin Giin Taikai Gijiroku: Fujin Sansei Jusshunen Kinen), Komite Pelaksana Kegiatan Peringatan Sepuluh Tahun Hak Pilih Wanita, 1956.
- Catatan Komite Pelaksana Kegiatan Peringatan Sepuluh Tahun Hak Pilih Wanita: Dengan Materi Terkait Hak Pilih Wanita (婦人参政十周年記念行事実行委員会記録: 附婦人参政関係資料, Fujin Sansei Jusshunen Kinen Gyoji Jikko Iinkai Kiroku: Fu Fujin Sansei Kankei Shiryo), Komite Pelaksana Kegiatan Peringatan Sepuluh Tahun Hak Pilih Wanita, 1959.
- Biaya Pemilihan Umum Anggota Dewan Penasihat 37.7.1 dan Dana Politik Partai dll. Tahun 37 serta Sumbangan Politik Perusahaan: Survei Ichikawa Fusae (37・7・1の参議院議員選挙の費用と37年の政党等の政治資金と会社の政治献金: 市川房枝調査, 37.7.1 no Sangiin Giin Senkyo no Hiyo to 37nen no Seito-to no Seiji Shikin to Kaisha no Seiji Kenkin: Ichikawa Fusae Chosa), Ideal Election Promotion Association, 1965.
- Gerakan Wanita Saya (私の婦人運動, Watashi no Fujin Undo), Akimoto Shobo, 1972.
- Esai Politik Saya (私の政治小論, Watashi no Seiji Shōron), Akimoto Shobo, 1972.
- Otobiografi Ichikawa Fusae Bagian Sebelum Perang (Meiji 26 Mei - Showa 20 Agustus) (市川房枝自伝 戦前編(明治26年5月-昭和20年8月), Ichikawa Fusae Jiden Senzenhen (Meiji 26nen 5gatsu - Showa 20nen 8gatsu)), Shinjuku Shobo, 1974.
- Apa yang Ingin Saya Katakan: Berpikir tentang Politik dan Kehidupan (私の言いたいこと: 政治とくらしを考える, Watashi no Iitai Koto: Seiji to Kurashi o Kangaeru), Poplar Publishing, 1976.
- Politik (政治, Seiji), Domesu Publishing, 1977. (Bagian dari Kumpulan Dokumen Masalah Wanita Jepang)
- Hak Asasi Manusia (人権, Jinken), Domesu Publishing, 1978. (Bagian dari Kumpulan Dokumen Masalah Wanita Jepang)
- Bunga Lobak (だいこんの花, Daikon no Hana), Shinjuku Shobo, 1979. (Edisi pertama Kumpulan Esai Ichikawa Fusae)
- Hentikan Anggota Parlemen Koruptor!: Catatan Gerakan Warga (ストップ・ザ・汚職議員!: 市民運動の記録, Stop za Oshoku Giin!: Shimin Undo no Kiroku), Shinjuku Shobo, 1980.
- Pohon Cedar Tunggal di Tengah Lapang (野中の一本杉, Nonaka no Ipponsugi), Shinjuku Shobo, 1981. (Edisi kedua Kumpulan Esai Ichikawa Fusae)
- Kumpulan Semua Pidato Parlemen Ichikawa Fusae: Direkam dari Risalah Dewan Penasihat (市川房枝の国会全発言集: 参議院会議録より採録, Ichikawa Fusae no Kokkai Zen Hatsugen Shu: Sangiin Kairoku yori Sairoku), Ichikawa Fusae Memorial Association Publishing Department, 1992.
- Laporan Parlemen Saya (私の國会報告, Watashi no Kokkai Hōkoku), Ichikawa Fusae Memorial Association Publishing Department, 1992. (Reproduksi pamflet Laporan Parlemen Saya yang diterbitkan antara Showa 28-56)
- Fusen: Majalah Resmi Liga Hak Pilih Wanita (婦選: 婦選獲得同盟機関誌, Fusen: Fusen Kakutoku Dōmei Kikan Shi), Fujin Publishing, 1992. (Reproduksi; judul asli Jōsei Tenbō)
- Ichikawa Fusae: Otobiografi Saya dan Lainnya (市川房枝 私の履歴書ほか, Ichikawa Fusae Watashi no Rirekisho hoka), Nihon Tosho Center, 1999.
- Kumpulan Karya Ichikawa Fusae (市川房枝集, Ichikawa Fusae Shū), Nihon Tosho Center, 1994.
Ichikawa juga merupakan penulis bersama dalam beberapa karya, termasuk:
- Pendudukan dan Rekonstruksi (占領と再生, Senryō to Saisei), bersama Yasuzo Suzuki, Saburo Ienaga, Shuzo Teruhisa, Seiichiro Iida, Keiko Higuchi, Toshio Kanaji, Masakuma Uchiyama, Sozo Matsuura, Rinjiro Sodei, dan Eiji Takemae, Shiobunsha, 1976.
- Sejarah Singkat Gerakan Hak Pilih Wanita (婦人参政権運動小史, Fujin Sanseiken Undo Shoshi), bersama Katsuko Kodama, Domesu Publishing, 1981.
- Ichikawa Fusae dan Sejarah Hak Pilih Wanita (市川房枝と婦人参政権のayumi, Ichikawa Fusae to Fujin Sanseiken no Ayumi), produksi dan hak cipta oleh HKW, Women Pioneers Volume 3, 2011.
9. Tokoh Terkait
Ichikawa Fusae berinteraksi dan bekerja sama dengan banyak individu kunci sepanjang karier aktivisme dan politiknya. Beberapa di antaranya meliputi:
- Hiratsuka Raicho: Rekan pendiri Asosiasi Wanita Baru, sebuah organisasi feminis perintis di Jepang.
- Alice Paul: Pemimpin gerakan hak pilih perempuan di Amerika Serikat yang ditemui Ichikawa saat belajar di sana.
- Carrie Chapman Catt: Tokoh penting dalam gerakan hak pilih perempuan internasional yang juga ditemui Ichikawa di Amerika Serikat.
- Shigeri Yamataka: Berkolaborasi erat dengan Ichikawa dalam gerakan hak pilih perempuan, dan kemudian terpilih sebagai anggota Dewan Penasihat.
- Naoto Kan: Mantan Perdana Menteri Jepang yang menjabat sebagai manajer kampanye Ichikawa pada pemilihan Dewan Penasihat tahun 1974.
- Hitoshi Tanoue: Staf kampanye Ichikawa pada pemilihan Dewan Penasihat tahun 1974.
- Nobumi Kawanishi: Salah satu mantan sekretaris publik Ichikawa, yang kemudian menjabat sebagai anggota dewan kota Komae dan anggota majelis metropolitan Tokyo.
- Teiko Kihira: Mantan sekretaris Ichikawa yang juga aktif dalam politik dan kemudian terpilih sebagai anggota Dewan Penasihat.
- Ryokichi Minobe: Gubernur Tokyo yang didukung Ichikawa dalam pemilihan gubernur tahun 1967.
- Sadako Ogata: Politikus dan diplomat Jepang yang dibujuk Ichikawa untuk bergabung dengan delegasi Jepang di Perserikatan Bangsa-Bangsa, membuka jalan bagi karier internasional Ogata.