1. Kehidupan dan Latar Belakang
Jacob Brønnum Scavenius Estrup memiliki latar belakang keluarga yang terkemuka, mewarisi properti penting yang menjadi dasar awal kariernya di luar politik.
1.1. Latar Belakang Keluarga dan Kelahiran
Estrup lahir pada 16 April 1825. Ia adalah putra dari Hector Frederik Janson Estrup (1794-1846), seorang pemilik tanah dan kepala sekolah di Akademi Sorø, dan Jacobine Scavenius (1800-1829), putri dari Jacob Brønnum Scavenius (1749-1820).
1.2. Pendidikan dan Awal Karier
Pada tahun 1846, Estrup mewarisi perkebunan Kongsdal di Holbæk amt (divisi politik). Kemudian, pada tahun 1852, ia juga membeli perkebunan Skaføgård di Randers.

2. Karier Politik
Karier politik Jacob Estrup ditandai oleh beberapa jabatan penting dan kebijakan yang membentuk lanskap infrastruktur dan politik Denmark, terutama pada periode pasca-perang.
2.1. Menteri Dalam Negeri
Estrup menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Frijs dari 6 November 1865 hingga 22 September 1869. Selama masa jabatannya, ia mengambil alih kendali jalur kereta api di Jutland dan Funen, yang sebelumnya telah diserahkan kepada konsorsium Inggris pada tahun 1861. Estrup memperluas jaringan kereta api di Vendsyssel dan membangun jalur-jalur baru dari Skanderborg ke Silkeborg serta di sepanjang pantai barat Jutland menuju Esbjerg. Kontribusinya yang signifikan terhadap pembangunan infrastruktur kereta api membuatnya dijuluki "Menteri Kereta Api". Ia juga membangun pelabuhan di Esbjerg, yang kemudian berkembang menjadi pusat penting untuk ekspor. Pada tahun 1869, ia terpaksa mundur dari jabatannya karena masalah kesehatan.
2.2. Perdana Menteri dan Menteri Keuangan
Pada 11 Juni 1875, Estrup menggantikan Christen Andreas Fonnesbech sebagai Presiden Dewan (Perdana Menteri). Ia juga merangkap jabatan sebagai Menteri Keuangan, posisi yang sangat penting mengingat kondisi ekonomi Denmark yang melemah setelah Perang Schleswig Kedua.
2.3. Periode Provisi (Provisorietiden)
Periode provisi, yang berlangsung dari tahun 1885 hingga 1894, merupakan masa paling kontroversial dalam karier politik Estrup. Selama periode ini, ia memerintah melalui dekrit sementara tanpa dukungan mayoritas parlemen.
2.3.1. Latar Belakang dan Pelaksanaan Peraturan Provisi
Setelah kekalahan besar partainya, Højre, dalam pemilihan parlemen Folketinget tahun 1884, di mana Højre hanya memperoleh 19 dari 102 kursi, Jacob Estrup menolak untuk mengundurkan diri dari jabatan Kepala Pemerintahan. Ia kemudian tidak dapat memperoleh dukungan parlemen untuk Undang-Undang Keuangan tahunan yang sangat penting, sesuai tuntutan Konstitusi Denmark. Namun, ia berhasil mendapatkan dukungan dari Raja Christian IX untuk mengeluarkan "Undang-Undang Keuangan Provisi" (Provisional Financial Laws). Dukungan ini juga datang dari Landstinget, sebuah majelis politisi yang lebih kecil di mana separuh anggotanya dipilih oleh Monarki. Raja menyetujui sembilan undang-undang provisi tahunan tersebut karena Raja dan Estrup sama-sama percaya pada pembangunan dinding pertahanan Kopenhagen, yang pada saat itu dikenal sebagai "Vestencienten", yang dibangun antara tahun 1888 dan 1892. Situasi ini, di mana Estrup tidak dapat mengamankan anggaran di Folketinget tetapi memilih untuk mengeluarkannya sebagai undang-undang provisi, berulang kali terjadi dari tahun 1885 hingga 1894.
2.3.2. Pembatasan Hak Demokratis
Pada 21 Oktober 1885, Jacob Estrup menjadi sasaran upaya pembunuhan yang gagal. Sebagai respons terhadap insiden ini, ia menindaklanjuti dengan mengesahkan berbagai undang-undang yang membatasi pers, membatasi hak kepemilikan senjata, dan memperluas kekuasaan polisi. Kebijakan-kebijakan ini secara signifikan membatasi hak-hak demokratis warga negara. Selama periode ini, Estrup mendapat perlawanan sengit dari para pemimpin partai Venstre, termasuk Christen Berg dan Viggo Hørup.
2.4. Pengunduran Diri dan Pengaruh Berkelanjutan
Pada tahun 1894, partai Venstre dan Højre yang dipimpin Estrup akhirnya bekerja sama untuk mengesahkan rancangan undang-undang anggaran. Setelah anggaran disetujui, Estrup mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Dewan dan Menteri Keuangan pada 7 Agustus 1894. Meskipun tidak lagi memegang jabatan menteri di masa depan, ia tetap mempertahankan pengaruh politik yang signifikan dalam pemerintahan berikutnya yang dibentuk oleh Højre.
3. Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1857, Jacob Estrup menikah dengan Regitze Holsten-Charisius (1831-1896), putri dari Adam Christopher Holsten-Charisius. Mereka dikaruniai enam orang anak. Estrup dianugerahi Orde Gajah pada tahun 1878 dengan pangkat Kesatria Salib Agung Orde Dannebrog dan juga sebagai seorang Dannebrogsmann.
4. Kematian
Jacob Brønnum Scavenius Estrup meninggal pada malam Natal, 24 Desember 1913, di Kongsdal. Ia dimakamkan di Gereja Undløse.
5. Penilaian dan Warisan
Jacob Brønnum Scavenius Estrup meninggalkan warisan politik yang kompleks, ditandai oleh pencapaian signifikan dalam pembangunan infrastruktur namun juga kontroversi besar terkait penegakan kekuasaan provisi.
5.1. Penilaian Positif
Estrup diakui atas kontribusinya yang besar dalam modernisasi infrastruktur Denmark, khususnya dalam perluasan jaringan kereta api dan pengembangan pelabuhan Esbjerg. Kebijakannya sebagai "Menteri Kereta Api" membantu memfasilitasi perdagangan dan konektivitas internal, yang sangat penting bagi pemulihan ekonomi pasca-perang. Pelabuhan Esbjerg yang dibangunnya menjadi pusat ekspor vital, menunjukkan visi jangka panjangnya dalam pengembangan ekonomi.
5.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun demikian, Estrup paling banyak dikritik atas tindakannya selama Provisorietiden (periode provisi). Keputusannya untuk menolak mengundurkan diri setelah kekalahan elektoral yang telak dan memerintah melalui dekrit sementara selama hampir satu dekade dianggap sebagai langkah anti-demokrasi. Pembatasan hak-hak sipil, seperti kebebasan pers dan hak kepemilikan senjata, serta perluasan kekuasaan polisi setelah upaya pembunuhan, menimbulkan kekhawatiran serius tentang erosi kebebasan demokratis di Denmark. Periode ini secara luas dianggap sebagai penyalahgunaan kekuasaan, meskipun didukung oleh Monarki, dan merupakan titik hitam dalam sejarah parlementerisme Denmark.
6. Dampak
Dampak Jacob Brønnum Scavenius Estrup terhadap Denmark terbagi menjadi dua aspek utama. Di satu sisi, ia adalah seorang administrator yang efektif dan seorang visioner dalam pembangunan infrastruktur, dengan proyek-proyek kereta api dan pelabuhan yang meninggalkan warisan fisik yang abadi dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, ia juga menjadi simbol perjuangan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif, serta antara hak prerogatif kerajaan dan prinsip-prinsip demokratis yang berkembang. Periode Provisorietiden-nya mempercepat konsolidasi kekuatan politik di Folketinget dan memperkuat kebutuhan akan sistem pemerintahan yang sepenuhnya berdasarkan dukungan parlemen, sehingga secara tidak langsung membentuk demokrasi konstitusional modern Denmark.