1. Kehidupan
Jinen Nagase adalah seorang politikus Jepang yang lahir di Uozu, Prefektur Toyama, dan merupakan mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Jepang selama tujuh periode, berafiliasi dengan Partai Demokrat Liberal. Ia menjabat sebagai Menteri Kehakiman Jepang ke-77 di bawah Kabinet Abe Pertama dan juga pernah memegang posisi penting lainnya seperti Wakil Kepala Sekretaris Kabinet dan Wakil Menteri Kehakiman. Nagase mengakhiri karier politiknya pada Maret 2012 dan diangkat sebagai Warga Kehormatan Kota Uozu pada November 2014.
1.1. Kelahiran dan Pendidikan
Nagase Jin'en lahir pada 3 Oktober 1943 di Uozu, Prefektur Toyama. Ketika ia masuk sekolah dasar, keluarganya pindah ke Kota Toyama karena pekerjaan ayahnya. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Yanagimachi Kota Toyama, SMP Afiliasi Fakultas Pendidikan Universitas Toyama, dan SMA Prefektur Toyama. Ia kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Tokyo dan lulus dari Fakultas Hukum, Bagian III (Jurusan Politik) pada tahun 1966 dengan gelar Sarjana Hukum. Selama kuliah di Universitas Tokyo, ia berhasil lulus ujian Pegawai Negeri Sipil Kelas Atas (Kategori A - Hukum).
1.2. Karier Awal
Pada tahun 1966, Nagase memulai kariernya dengan bergabung di Kementerian Tenaga Kerja (saat ini Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang). Pada Juni 1986, ia menjabat sebagai Kepala Divisi Peraturan Perburuhan di Biro Kebijakan Perburuhan. Ia pensiun dari Kementerian Tenaga Kerja pada tahun 1988. Di antara rekan-rekan seangkatannya di Kementerian Tenaga Kerja adalah Shohei Ito, mantan Wakil Menteri Administrasi Tenaga Kerja, dan Yoshie Ota, Direktur Jenderal wanita pertama di Kementerian Tenaga Kerja.
1.3. Memasuki Politik dan Kegiatan
Pada tahun 1990, Nagase Jin'en terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk pertama kalinya dalam Pemilihan Umum ke-39 Dewan Perwakilan Rakyat dari Distrik Toyama ke-1 lama (yang memiliki tiga kursi), mewakili Partai Demokrat Liberal, menempati posisi ketiga dalam perolehan suara. Ia kemudian berhasil terpilih sebanyak tujuh kali berturut-turut.
Pada tahun 1995, ia diangkat sebagai Wakil Sekretaris Parlemen untuk Kesejahteraan dalam Kabinet Murayama (Perombakan). Pada pemilihan umum berikutnya, Pemilihan Umum ke-41 Dewan Perwakilan Rakyat tahun 1996, ia terpilih dari Distrik Toyama ke-1 yang baru dibentuk, mengalahkan Tadashi Hirono dari Partai Shinshinto. Nagase kemudian menjabat sebagai Wakil Sekretaris Parlemen Umum untuk Tenaga Kerja di bawah Kabinet Obuchi dan Kabinet Mori Pertama. Di bawah Kabinet Mori Kedua (Perombakan, setelah reorganisasi kementerian dan lembaga pusat), ia menjadi Wakil Sekretaris Parlemen Umum untuk Kehakiman, dan setelah reorganisasi kementerian dan lembaga pusat, ia diangkat sebagai Wakil Menteri Kehakiman yang pertama, di bawah Menteri Kehakiman saat itu, Masahiko Koumura.
Pada tahun 2002, ia menjabat sebagai Direktur Utama Komite Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tahun 2004, ia menjadi Wakil Ketua Utama Dewan Penelitian Kebijakan Partai Demokrat Liberal.

1.4. Jabatan Publik Utama
Pada tahun 2005, Nagase diangkat sebagai Wakil Kepala Sekretaris Kabinet dalam Kabinet Koizumi Ketiga (Perombakan). Kemudian, pada 26 September 2006, ia ditunjuk sebagai Menteri Kehakiman Jepang dalam Kabinet Abe Pertama, menandai pertama kalinya ia menjabat di kabinet. Ia memegang jabatan Menteri Kehakiman hingga 27 Agustus 2007. Selama masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Nagase bertanggung jawab atas penandatanganan dan pengawasan eksekusi hukuman mati terhadap 10 narapidana.

1.5. Pensiun dari Politik dan Kehidupan Selanjutnya
Pada Maret 2012, Nagase mengumumkan niatnya untuk pensiun dari dunia politik dan tidak akan mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum ke-46 Dewan Perwakilan Rakyat.
Pada November 2013, ia menerima Grand Cordon of the Order of the Rising Sun sebagai bagian dari penghargaan musim gugur. Pada November 2014, ia diangkat sebagai Warga Kehormatan Kota Uozu, Prefektur Toyama. Nagase juga dikenal karena menulis kaligrafi pada monumen puisi yang berisi waka yang ditulis oleh Fumihito, Pangeran Akishino, yang terletak di Lapangan Terminal Murodo di Tateyama.
2. Kebijakan dan Pandangan
Jinen Nagase dikenal dengan pandangan politik konservatifnya, seringkali menekankan kebutuhan untuk "meluruskan tren yang mengutamakan ekonomi dan individu" yang ia pandang sebagai akibat dari "rezim pasca-perang" Jepang. Pandangan ini mendasari banyak kebijakan dan pernyataannya.
2.1. Eksekusi Hukuman Mati
Selama 336 hari masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Nagase menginstruksikan eksekusi hukuman mati terhadap 10 terpidana, yang pada saat itu merupakan jumlah eksekusi terbanyak yang diperintahkan oleh seorang Menteri Kehakiman.
- 25 Desember 2006: 4 terpidana dieksekusi, termasuk terpidana kasus pembunuhan berantai sopir taksi Hiroshima (yang ditahan di Pusat Penahanan Hiroshima), dan masing-masing 2 terpidana dari Pusat Penahanan Tokyo serta 1 terpidana dari Pusat Penahanan Osaka.
- 27 April 2007: 3 terpidana dieksekusi, masing-masing 1 dari Pusat Penahanan Tokyo, Osaka, dan Fukuoka.
- 23 Agustus 2007: 3 terpidana dieksekusi, 2 dari Pusat Penahanan Tokyo dan 1 dari Pusat Penahanan Nagoya.
2.2. Undang-Undang Konspirasi
Sebagai Menteri Kehakiman di Kabinet Abe Pertama, Nagase menunjukkan keinginan kuat untuk memberlakukan rancangan undang-undang yang akan menciptakan Undang-Undang Konspirasi. Dalam konferensi pers pada 23 Januari 2007, ia menyatakan keinginannya untuk "memberlakukannya dengan lancar dan secepat mungkin," meskipun undang-undang ini menuai kontroversi luas karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap kebebasan sipil.
2.3. Kriminalitas Remaja dan Revisi Hukum Pidana
Nagase memainkan peran penting dalam pemberlakuan Undang-Undang Remaja dan Undang-Undang Rehabilitasi Pelaku yang direvisi. Kontribusinya termasuk menurunkan batas usia minimum untuk dikirim ke lembaga pelatihan remaja dari "14 tahun ke atas" menjadi "sekitar 12 tahun ke atas". Ia juga secara eksplisit mengesahkan wewenang investigasi diskresioner petugas polisi ketika menemukan seseorang yang diduga melakukan pelanggaran hukum anak. Selain itu, ia juga berkontribusi pada revisi Hukum Pidana Jepang, termasuk pembentukan "Kejahatan Kematian atau Cedera Akibat Kelalaian Mengemudi".
2.4. Argumen untuk Pelepasan dari Rezim Pasca-Perang
Nagase secara konsisten menyuarakan pandangannya tentang perlunya Jepang untuk "melepaskan diri dari rezim pasca-perang" dan kembali ke apa yang ia anggap sebagai nilai-nilai Jepang yang lebih tradisional. Selama masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, ia menegaskan bahwa "setelah 60 tahun sejak perang, perlu untuk memperbaiki tren yang mengutamakan ekonomi dan individu".
Ia lebih menekankan pentingnya penyusunan Konstitusi Otonom daripada sekadar amandemen konstitusi yang ada. Dalam sebuah sesi pelatihan untuk "Sosei 'Nihon'" (創生「日本」, sebuah kelompok politik konservatif) pada 10 Mei 2012, Nagase menyatakan penentangannya terhadap rancangan konstitusi Partai Demokrat Liberal dengan argumen bahwa: "Kedaulatan rakyat, hak asasi manusia fundamental, dan pasifisme-ketiga hal ini berasal dari rezim pasca-perang yang dipaksakan oleh MacArthur pada Jepang. Oleh karena itu, kita harus menyingkirkan ketiga hal ini untuk menjadikan konstitusi kita sendiri!" Pernyataan ini secara eksplisit menunjukkan penolakannya terhadap prinsip-prinsip dasar demokrasi dan hak asasi manusia yang terkandung dalam Konstitusi Jepang saat ini, yang ia pandang sebagai warisan "rezim pasca-perang."
2.5. Peningkatan Perlakuan Pekerja Asing
Sebagai Ketua Tim Proyek Masalah Pekerja Asing di Markas Besar Strategi Nasional Partai Demokrat Liberal, Nagase mengusulkan pembentukan "Sistem Ketenagakerjaan Jangka Pendek Pekerja Asing". Proposal ini bertujuan untuk mengatasi masalah dalam sistem pelatihan magang teknis asing, termasuk kondisi kerja yang buruk dan upah rendah.
2.6. Posisi Kebijakan Lainnya
Nagase juga memiliki pandangan yang jelas mengenai isu-isu sosial dan kebijakan lainnya:
- Ia menentang pengenalan sistem nama keluarga terpisah opsional untuk pasangan suami istri.
- Ia menentang Rancangan Undang-Undang Perlindungan Hak Asasi Manusia.
- Ia menentang pemberian hak pilih lokal kepada warga negara asing yang berstatus penduduk tetap di Jepang.
- Terkait insiden bunuh diri Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Toshikatsu Matsuoka, dan komentar Perdana Menteri Shinzo Abe mengenai tidak adanya penyelidikan oleh otoritas, Nagase menjelaskan bahwa Kementerian Kehakiman telah melaporkan jawaban Kantor Kejaksaan Distrik Tokyo kepada media (bahwa tidak ada penyelidikan terhadap Matsuoka) kepada Sekretariat Kabinet dan tidak melihat masalah dengan komentar Abe tersebut.
3. Karakter dan Penilaian
Jinen Nagase dianggap sebagai sosok kunci dalam faksi konservatif di Partai Demokrat Liberal. Ia dikenal atas perannya dalam mendukung Shinzo Abe dan kontribusinya dalam berbagai reformasi kebijakan, terutama di bidang kesejahteraan sosial dan peradilan. Namun, beberapa pandangan dan tindakannya juga memicu kontroversi.
3.1. Orientasi dan Peran Politik
Nagase memiliki peran yang signifikan dalam mendukung Shinzo Abe saat Abe menjabat sebagai Kepala Sekretaris Kabinet. Ia merupakan anggota inti dari "Kelompok Pendukung Shinzo Abe" dan terlibat dalam perumusan visi dan platform politik untuk Kabinet Abe Pertama.
Ia menjabat sebagai Ketua Federasi Cabang Prefektur Toyama Partai Demokrat Liberal dari tahun 2000 hingga 2012. Nagase juga merupakan Ketua Nihon Kaigi Cabang Toyama dan Penasihat Khusus untuk Kuil Gokoku Prefektur Toyama.
3.2. Pencapaian dan Kontribusi Utama
Nagase aktif berkontribusi dalam perumusan garis besar reformasi sistem layanan kesehatan dan langkah-langkah untuk mengatasi tingkat kelahiran yang menurun di Jepang. Ia juga menjabat sebagai ketua subkomite partai dalam pengenalan Sistem Hakim Awam (Saiban-in System), memainkan peran koordinatif yang penting. Ia memiliki pemahaman mendalam tentang kebijakan jaminan sosial, khususnya isu-isu pensiun.
Di antara kontribusi utamanya adalah promosi pengembangan Shinkansen Hokuriku, pembentukan sistem pensiun iuran pasti, dan pengesahan berbagai undang-undang terkait pensiun, medis, dan perawatan jangka panjang. Ia juga berperan dalam pembentukan "Hari Showa". Nagase juga berkontribusi pada pengesahan revisi Hukum Pidana Jepang (termasuk kejahatan kelalaian mengemudi yang menyebabkan kematian atau cedera) dan revisi Undang-Undang Remaja (menurunkan usia untuk penempatan di lembaga pelatihan remaja). Selain itu, ia juga menunjukkan perannya yang signifikan dalam kebijakan ketenagakerjaan.
3.3. Agama dan Afiliasi
Agama Jinen Nagase adalah Tenrikyo. Selain itu, ia memiliki afiliasi yang kuat dengan organisasi-organisasi konservatif, seperti Nihon Kaigi (sebagai Ketua Cabang Toyama) dan Kuil Gokoku Prefektur Toyama (sebagai Penasihat Khusus). Ia juga merupakan anggota Kaukus Anggota Parlemen Asosiasi Spiritual Shinto.
Pada Mei 2006, Nagase mengirimkan telegram ucapan selamat kepada "Pertemuan Pemulihan Tanah Air Jepang" (祖国郷土還元日本大会), sebuah upacara pernikahan massal yang juga berfungsi sebagai pertemuan umum, yang diselenggarakan di Nagoya oleh Federasi Perdamaian Universal (UPF). UPF merupakan organisasi terafiliasi dengan Federasi Keluarga untuk Perdamaian dan Penyatuan Dunia (juga dikenal sebagai Gereja Unifikasi), yang telah menjadi subjek kontroversi besar terkait hubungannya dengan politisi Jepang dan dugaan praktik kultus serta isu-isu sosial.
3.4. Hubungan Keluarga
Jinen Nagase berasal dari keluarga dengan latar belakang politik yang kuat di Prefektur Toyama.
- Kakek dari pihak ayah: Jiroshiro Nagase, mantan kepala desa Uenokata (sekarang bagian dari Kota Uozu).
- Ayah: Jinsho Nagase, mantan anggota Dewan Kota Uozu.
- Ibu: Toyo Nagase, putri dari Hisayasu Kakuma.
- Kakek dari pihak ibu: Hisayasu Kakuma, seorang petani dan politikus, mantan Ketua Majelis Prefektur Toyama.
- Paman: Yasumasa Kakuma, seorang politikus, mantan anggota Dewan Penasihat Jepang.
- Sepupu: Shoichi Kakuma, seorang politikus, saat ini anggota Majelis Prefektur Toyama.
4. Kontroversi dan Kritikan
Selama karier publiknya, Jinen Nagase menghadapi beberapa kontroversi dan kritik yang menyoroti integritas dan tindakannya.
4.1. Tunggakan Pensiun Nasional
Pada tahun 2004, dalam konteks skandal tunggakan pensiun yang melibatkan sejumlah politisi di Jepang, terungkap bahwa Nagase memiliki tunggakan iuran Pensiun Nasional selama lima bulan.
4.2. Laporan Dana Politik Palsu
Pada 20 Februari 2007, surat kabar Yomiuri Shimbun melaporkan adanya ketidaksesuaian dalam laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pemilihan umum Nagase pada tahun 2005. Laporan tersebut menunjukkan bahwa penerimaan dan pengeluaran dana kampanye telah "sangat cocok" tanpa adanya sisa, padahal seharusnya pengeluaran lebih besar karena adanya dana bantuan publik. Kantor Nagase menjelaskan bahwa bendahara lupa mencantumkan bagian dana bantuan publik dalam pengeluaran dan "menyesuaikan" jumlah sumbangan dari cabang Partai Demokrat Liberal agar penerimaan dan pengeluaran cocok. Setelah penyelidikan Yomiuri Shimbun, laporan tersebut dikoreksi. Bendahara menyatakan, "Saya berasumsi bahwa penerimaan dan pengeluaran harus cocok dan melupakan dana bantuan publik."
4.3. Kontroversi Rumah Tidak Terdaftar
Pada 14 Juni 2007, dilaporkan bahwa rumah keluarga Nagase di Uozu, Prefektur Toyama, masih belum terdaftar di catatan kepemilikan properti, melanggar Undang-Undang Pendaftaran Properti. Masalah ini sebenarnya sudah pernah disoroti pada tahun 1995 ketika ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Parlemen untuk Kesejahteraan. Saat itu, Nagase menyatakan akan mendaftarkannya jika dianggap "tidak etis secara sosial," namun rumah tersebut tetap tidak terdaftar.
4.4. Sumbangan Quid Pro Quo Terkait Visa
Pada 7 Agustus 2007, sebuah kontroversi terungkap terkait dugaan penerimaan sumbangan sebagai imbalan. Kantor Nagase, atas permintaan "Koperasi Bisnis Internasional Fushin" (富瀋国際事業協同組合), sebuah organisasi penerima peserta pelatihan asing tempat Nagase menjadi penasihat (ia mengundurkan diri setelah masalah ini terungkap), telah menanyakan status penerbitan visa kepada Biro Imigrasi Kementerian Kehakiman. Ia diduga menerima sumbangan sebesar 500.00 K JPY dari koperasi tersebut sebagai imbalan atas bantuan dalam permohonan visa.
4.5. Kontroversi Terkait Gereja Unifikasi
Pada Mei 2006, Jinen Nagase diketahui mengirimkan telegram ucapan selamat kepada "Pertemuan Pemulihan Tanah Air Jepang" (祖国郷土還元日本大会) yang diselenggarakan di Nagoya oleh Federasi Perdamaian Universal (UPF). UPF merupakan organisasi yang berafiliasi dengan Federasi Keluarga untuk Perdamaian dan Penyatuan Dunia (sebelumnya dikenal sebagai Gereja Unifikasi), sebuah organisasi yang sangat kontroversial di Jepang karena berbagai tuduhan terkait taktik perekrutan yang agresif, praktik penipuan, dan pengaruh politik. Keterkaitan Nagase dengan organisasi ini telah menimbulkan kritik dan kekhawatiran publik mengenai hubungan antara politisi dan kelompok-kelompok yang dianggap bermasalah.
5. Organisasi dan Liga Parlemen yang Pernah Diikuti
Jinen Nagase adalah anggota atau aktif dalam berbagai organisasi politik dan liga parlemen selama kariernya:
- Sosei "Nihon" (創生「日本」) (Wakil Ketua)
- Nihon Kaigi国会議員懇談会 (Nihon Kaigi Diet Members' Caucus)
- Liga Parlemen Persatuan Politik Shinto (神道政治連盟国会議員懇談会, Shinto Association of Spiritual Leadership Diet Members' Caucus)
- 憲法20条を考える会 (Asosiasi untuk Mempertimbangkan Pasal 20 Konstitusi)
- Liga Parlemen Jepang-Korea (日韓議員連盟)
- 労働政策推進議員連盟 (Liga Parlemen Promosi Kebijakan Ketenagakerjaan) (Ketua)
- 「Hari Showa」推進議員連盟 (Liga Parlemen Promosi "Hari Showa") (Sekretaris Jenderal)
- 建築板金業振興議員連盟 (Liga Parlemen Promosi Industri Lembaran Logam Bangunan) (Wakil Ketua)
- 配置薬議員連盟 (Liga Parlemen Obat Haiso) (Ketua)
- Shinkansen Hokuriku建設促進議員連盟 (Liga Parlemen Promosi Pembangunan Shinkansen Hokuriku)
- 整備Shinkansen建設促進議員連盟 (Liga Parlemen Promosi Pembangunan Shinkansen Pemeliharaan)
- 社会保険労務士議員懇談会 (Kelompok Anggota Parlemen Konsultan Jaminan Sosial)
- 自民党自動車整備議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Pemeliharaan Otomotif LDP) (Sekretaris)
- 病院理学療法問題議員懇話会 (Kelompok Anggota Parlemen Masalah Terapi Fisik Rumah Sakit)
- 薬種商問題議員協議会 (Dewan Anggota Parlemen Masalah Yakushusho (Toko Obat)) (Sekretaris Jenderal)
- 21世紀の社会保障制度を考える議員連盟 (Liga Anggota Parlemen untuk Mempertimbangkan Sistem Jaminan Sosial Abad ke-21)
- 少子化社会対策議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Tindakan Penanggulangan Masyarakat Berpenduduk Menurun)
- 介護労働問題議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Masalah Tenaga Kerja Perawatan)
- 介護福祉議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Kesejahteraan Perawatan)
- 自民党全国保育関係議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Nasional terkait Pengasuhan Anak LDP)
- 自由民主党議員柔道整復師会 (Asosiasi Terapis Judo Anggota Parlemen Partai Demokrat Liberal)
- 自民党薬剤師問題議員懇談会 (Kelompok Anggota Parlemen Masalah Apoteker LDP) (Wakil Ketua)
- 確定拠出型Pensiun iuran pasti導入推進議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Promosi Pengenalan Pensiun Iuran Pasti)
- Sistem Hakim Awam制度推進議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Promosi Sistem Hakim Awam)
- 矯正施設の過剰収容等緊急対策議員懇談会 (Kelompok Anggota Parlemen Tindakan Darurat Penanggulangan Kelebihan Kapasitas Lembaga Pemasyarakatan)
- 農民の健康を創る会 (Kelompok Penciptaan Kesehatan Petani)
- 水と緑と食糧を守る議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Pelindung Air, Hijau, dan Pangan)
- 獣医師問題議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Masalah Dokter Hewan) (Sekretaris)
- 環境衛生議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Kebersihan Lingkungan)
- 浄化槽対策議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Penanggulangan Septic Tank)
- 田園住宅建設促進議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Promosi Pembangunan Perumahan Pedesaan)
- 血液事業研究議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Penelitian Bisnis Darah)
- 日本・ネパール友好国会議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Persahabatan Jepang-Nepal)
- CIQ(関税・出入国管理・検疫)体制拡充整備推進議員連盟 (Liga Anggota Parlemen Promosi Perluasan dan Perbaikan Sistem CIQ (Bea Cukai, Imigrasi, Karantina))
- ソフトボール振興議員懇談会 (Kelompok Anggota Parlemen Promosi Sofbol)
- 税理士制度改革推進議員連盟ワーキングチーム (Tim Kerja Liga Anggota Parlemen Promosi Reformasi Sistem Akuntan Pajak)
- TPP交渉における国益を守り抜く会 (Kelompok untuk Melindungi Kepentingan Nasional dalam Negosiasi TPP)
6. Publikasi
Jinen Nagase telah menulis atau turut menulis beberapa buku dan publikasi yang berfokus pada isu-isu sosial, hukum, dan ekonomi di Jepang:
6.1. Karya Tunggal
- シルバー人材センターShirubā Jinzai SentāBahasa Jepang (Pusat Sumber Daya Manusia Perak) (Institut Administrasi Ketenagakerjaan)
- 豊かな勤労者生活に向けてYutakana Kinrōsha Seikatsu ni MuketeBahasa Jepang (Menuju Kehidupan Pekerja yang Sejahtera) (Asosiasi Penelitian Ekonomi Tenaga Kerja Modern)
- 確定拠出年金が産声をあげるまでKakutei Kyoshutsu Nenkin ga Ubugoe wo Ageru MadeBahasa Jepang (Hingga Pensiun Iuran Pasti Lahir) (Institut Administrasi Ketenagakerjaan, 2000)
- 新しい食品衛生法のあらましAtarashii Shokuhin Eisei-hō no AramashiBahasa Jepang (Garis Besar Undang-Undang Sanitasi Makanan yang Baru) (Institut Administrasi Ketenagakerjaan, 2003)
- 甚遠のおもしろ草子Jin'en no Omishiro SōshiBahasa Jepang (Catatan Menarik Jin'en) (Komite Publikasi Karya Jin'en Nagase, 2014)
6.2. Karya Kolaborasi
- 労働組合よしっかりしろRōdō Kumiai yo Shikkari Shikkari ShiroBahasa Jepang (Serikat Buruh, Tegarlah) (Asosiasi Pemimpin Jepang, 2000)
- 一問一答 金庫株解禁等に伴う商法改正Ichimon Ittō Kinkokabu Kaikin tō ni Tomonau Shōhō KaiseiBahasa Jepang (Tanya Jawab: Revisi Hukum Komersial Seiring dengan Liberalisasi Saham Perbendaharaan, dll.) (Asosiasi Riset Hukum Komersial, 2001)
7. Penghargaan dan Kehormatan
- Sarjana Hukum (Universitas Tokyo, 1966)
- Grand Cordon of the Order of the Rising Sun (November 2013)
- Warga Kehormatan Kota Uozu, Prefektur Toyama (November 2014)