1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
1.1. Masa Kecil dan Pendidikan

John Dutton Frost lahir di Poona, India Britania, pada 31 Desember 1912. Ia adalah putra dari Frank Dutton Frost, seorang perwira Angkatan Darat Britania, dan istrinya, Elsie Dora (née Bright). Frost menempuh pendidikan awalnya di Wellington College, Berkshire. Namun, pada tahun 1929, ia dipindahkan ke Monkton Combe School, Somerset, karena kurangnya kemajuan. Ia kemudian memilih untuk tidak mencantumkan Monkton Combe School dalam entri Who's Who miliknya.
1.2. Karier Awal
Setelah lulus dari Royal Military College, Sandhurst pada 1 September 1932, Frost ditugaskan sebagai letnan dua di Cameronians (Scottish Rifles), mengikuti jejak ayahnya. Ia dipromosikan menjadi letnan pada 1 September 1935. Frost bertugas dengan Batalion ke-2 resimennya di Britania Raya, yang saat itu dipimpin oleh Letnan Kolonel Thomas Riddell-Webster. Kemudian, batalion tersebut, di bawah komando Letnan Kolonel Douglas Graham, dikirim ke Mandat Palestina selama tahap awal Pemberontakan Arab di Palestina 1936-1939. Dari tahun 1938 hingga 1941, Frost bekerja dengan Iraq Levies, sebuah pasukan Arab di bawah kendali Britania di Irak, dan menerima promosi menjadi kapten pada 1 September 1940. Ia fasih berbahasa Arab, yang membuatnya sangat dibutuhkan di Irak.
2. Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, John Frost berpartisipasi dalam berbagai operasi militer penting, menunjukkan kepemimpinan dan keberaniannya dalam misi-misi lintas udara yang berbahaya.
2.1. Bergabung dengan Pasukan Parasut
Kembali ke Britania Raya pada September 1941, Frost awalnya bertugas dengan Batalion ke-10, Cameronians, sebuah unit Territorial Army (TA) yang merupakan bagian dari Brigade ke-45 Divisi Infanteri ke-15 (Skotlandia) di bawah Mayor Jenderal Philip Christison. Pada tahun yang sama, ia secara sukarela bergabung dengan Resimen Parasut yang baru dibentuk. Ia ditempatkan di Batalion Parasut ke-2, yang merupakan bagian dari Brigade Parasut ke-1 di bawah Brigadir Richard Gale, yang sendiri merupakan bagian dari Divisi Lintas Udara ke-1 di bawah Mayor Jenderal Frederick Browning.
2.2. Operasi Biting (Serangan Bruneval)
Frost menunjukkan keunggulannya dalam Operasi Biting, sebuah serangan untuk membongkar dan mencuri komponen radar Radar Würzburg Jerman di Bruneval, dekat Le Havre, Prancis. Serangan ini merupakan kali kedua resimen parasut Britania yang baru lahir dipanggil untuk beraksi. Radar Würzburg memungkinkan Jerman mendeteksi pesawat dan pergerakan kapal Britania yang mendekati pantai Prancis, yang menyebabkan banyak pesawat ditembak jatuh. Bangunan radar itu memiliki pertahanan yang kuat dari arah laut, sehingga serangan oleh pasukan komando tidak memungkinkan.
Lord Louis Mountbatten, Panglima Operasi Gabungan, meminta serangan lintas udara yang disebut Operasi Biting untuk menyerang stasiun radar tersebut. Karena pemerintah Britania khawatir kehilangan seluruh batalion yang dikirim, mereka mengecilkan pasukan penyerang menjadi hanya satu kompi. Mayor John Frost memimpin Kompi "C" dari Batalion Parasut ke-2 (2 Para) untuk serangan tersebut, meskipun saat itu ia belum menyelesaikan seluruh latihannya sebagai pasukan parasut. Setelah serangan, pasukan ini seharusnya mundur menggunakan kapal motor cepat (MGB) Angkatan Laut Kerajaan dan akan dibantu oleh pasukan komando. Informasi intelijen selama perencanaan menyatakan bahwa pertahanan di stasiun radar telah ditingkatkan dengan pembangunan tiga bunker beton. Meskipun demikian, serangan tetap dilanjutkan.
Penerjunan berjalan lancar, dan kelompok penyerang berkumpul di titik kumpul. Serangan dilakukan dengan cepat dan sesuai rencana. Frost bersama 12 prajuritnya berhasil mematahkan serangan dari tentara Jerman yang berkubu di Le Presbytère. Frost kemudian membawa pasukannya ke pantai untuk dievakuasi ke Portsmouth. Operasi ini mencapai keberhasilan yang cemerlang. Atas kepemimpinannya, Frost dianugerahi Military Cross.
2.3. Kampanye Afrika Utara
Selama pendaratan Sekutu di Afrika Utara, unit-unit lintas udara Britania, termasuk Brigade Parasut ke-1, mendarat di Tunisia. Brigade ini kemudian dipisahkan dari divisi utama dan berada di bawah komando Brigadir Edwin Flavell. Saat itu, Frost, yang telah menjadi letnan kolonel sementara dan komandan batalionnya, ditugaskan untuk menyerang lapangan udara musuh di dekat Depienne, 48280 m (30 mile) selatan Tunis. Namun, lapangan udara tersebut ditemukan telah ditinggalkan, dan kolom lapis baja yang seharusnya mereka temui di Oudna tidak pernah tiba, meninggalkan batalion Frost 80467 m (50 mile) di belakang garis musuh. Meskipun kalah jumlah dan terus-menerus diserang dalam perjalanan keluar, mereka berhasil bertempur kembali ke garis Sekutu, tetapi kehilangan 16 perwira dan 250 prajurit. Batalion tersebut terus bertempur bersama Angkatan Darat Pertama Britania hingga ke Tunis. Atas aksi ini, ia dianugerahi Distinguished Service Order (DSO) pertamanya pada 11 Februari 1943.
2.4. Kampanye Sisilia dan Italia
Pada tahun 1943, batalion Frost, bersama dengan sisa Brigade Parasut ke-1 yang kini di bawah Brigadir Gerald Lathbury, mendarat di Sisilia selama Operasi Husky dengan perintah untuk merebut jembatan jalan yang dikenal sebagai Ponte di Primosole. Brigade tersebut tersebar luas, dan 295 perwira serta prajurit yang berhasil mencapai jembatan mendapati diri mereka berhadapan dengan Resimen Parasut ke-4 Jerman dan kehilangan jembatan tersebut hingga kedatangan unit-unit Angkatan Darat Kedelapan lainnya.
Aksi terakhir Frost di teater ini adalah di Italia, ketika seluruh Divisi Lintas Udara ke-1, yang saat itu dipimpin oleh Mayor Jenderal Ernest Down (tetapi digantikan pada Januari 1944 oleh Mayor Jenderal Roy Urquhart setelah Mayor Jenderal George F. Hopkinson terbunuh pada September 1943), mendarat di Taranto melalui laut.
2.5. Operasi Market Garden dan Pertempuran Arnhem

Frost paling dikenal karena keterlibatannya dalam Pertempuran Arnhem selama Operasi Market Garden. Dalam pertempuran ini, Frost ditugaskan untuk memimpin serangan Divisi Lintas Udara ke-1 terhadap jembatan di Arnhem dan mempertahankannya sementara sisa divisi bergerak menuju sana. Jika semua berjalan sesuai rencana, hampir 9.000 prajurit seharusnya mempertahankan Jembatan Arnhem selama dua hari yang diperkirakan dibutuhkan oleh Korps XXX (Britania Raya) Letnan Jenderal Brian Horrocks untuk mencapai mereka.
Pada 17 September 1944, sebagai komandan Batalion Parasut ke-2, Frost memimpin kelompok campuran yang terdiri dari sekitar 745 prajurit bersenjata ringan yang mendarat di dekat Oosterbeek dan berbaris menuju Arnhem. Batalion tersebut berhasil mencapai jembatan dan merebut ujung utaranya. Namun, Frost kemudian menyadari bahwa pasukannya dikepung oleh Korps Panzer SS II dan terputus dari sisa Divisi Lintas Udara ke-1.
Frost memimpin selama pertempuran sengit empat hari berikutnya, di mana Jerman menghujani posisi pasukan parasut dengan tembakan artileri, serta mengirim tank dan infanteri dalam pertempuran paling intens yang pernah disaksikan oleh kedua belah pihak, dengan sedikit belas kasihan. Jerman sangat terkejut dengan penolakan pasukan lintas udara untuk menyerah dan serangan balasan mereka yang terus-menerus. Setelah gencatan senjata singkat pada hari ketiga untuk mengevakuasi 250 prajurit yang terluka, pertempuran berlanjut hingga pasukan parasut yang tersisa kehabisan amunisi. Saat itu, hanya tersisa sekitar seratus prajurit parasut. Frost sendiri terluka di kaki akibat ledakan mortir.
3. Kehidupan sebagai Tawanan Perang
Setelah ditangkap di Arnhem, Frost ditahan sebagai tawanan perang di Oflag IX-A/H di kastil Spangenberg. Ia kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Obermassfeldt. Frost dibebaskan ketika daerah tersebut direbut oleh pasukan Amerika pada Maret 1945. Pada 20 September 1945, ia dianugerahi bar untuk DSO-nya atas kepemimpinannya di Arnhem.
4. Karier Pasca-Perang
Setelah Perang Dunia II, John Frost melanjutkan dinas militernya dalam berbagai peran komando dan staf, sebelum akhirnya pensiun dan menjalani kehidupan sipil.
4.1. Dinas Militer Pasca-Perang
Frost tetap berada di Angkatan Darat setelah perang. Selama periode ini, ia memimpin Sekolah Pertempuran Divisi Lintas Udara ke-1 dan kembali dari Norwegia bersama divisi tersebut, yang masih di bawah Mayor Jenderal Urquhart, kembali ke Britania Raya, di mana divisi itu dibubarkan. Ia kemudian kembali ke Batalion Parasut ke-2, yang masih menjadi bagian dari Brigade Parasut ke-1 tetapi dipindahkan ke Divisi Lintas Udara ke-6. Frost memimpin batalion lamanya selama Keadaan Darurat Palestina (lihat Divisi Lintas Udara ke-6 di Palestina). Saat di Palestina, ia bertemu dengan calon istrinya, Jean McGregor Lyle, yang berada di sana sebagai pekerja sosial. Mereka menikah pada 31 Desember 1947 dan memiliki dua anak, seorang putra dan seorang putri.
Kembali ke Inggris pada akhir 1946, ia mengikuti Staff College, Camberley, dan setelah lulus, menjadi Perwira Staf Umum Tingkat 2 (GSO2) dengan Divisi Infanteri ke-52 (Lowland), sebuah formasi TA, sebelum bertugas sebagai GSO1 dengan Divisi Gurkha ke-17 selama Keadaan Darurat Malaya. Kembali ke Britania Raya, dari tahun 1955 hingga 1957, ia memimpin Sayap Senjata Pendukung di Sekolah Infanteri. Ia kemudian memimpin Brigade Parasut ke-44 (V), formasi TA lainnya yang terdiri dari prajurit paruh waktu, sebelum menerima promosi menjadi mayor jenderal sementara pada 11 Oktober 1961, dan kembali ke Divisi ke-52, kali ini sebagai Komandan Umum (GOC) selama hampir tiga tahun.
4.2. Pensiun
Pada saat pensiun dari Angkatan Darat pada tahun 1968, Frost telah mencapai pangkat permanen mayor jenderal. Selain penghargaan masa perangnya, ia juga diangkat sebagai Companion of the Order of the Bath dalam 1964 New Year Honours. Pada tahun 1982, Frost diangkat sebagai Deputy Lieutenant di County West Sussex, di mana ia telah memulai usaha peternakan sapi potong setelah pensiun. Ia menjadi subjek episode program televisi This Is Your Life pada 6 April 1977.
5. Kehidupan Pribadi
John Frost menikah dengan Jean McGregor Lyle pada 31 Desember 1947. Mereka bertemu di Palestina, tempat Jean bekerja sebagai pekerja sosial. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua orang anak, seorang putra dan seorang putri.
6. Penghargaan dan Tanda Jasa
John Dutton Frost menerima beberapa penghargaan militer dan tanda jasa atas dinasnya yang luar biasa:
- Companion of the Order of the Bath (CB)
- Distinguished Service Order (DSO) dengan bar
- Military Cross (MC)
- Deputy Lieutenant (DL)
- Grand Officer of the Sovereign Military Order of Malta
7. Karya Tulis
John Frost juga dikenal sebagai penulis beberapa buku, termasuk otobiografinya yang terbagi dalam dua bagian dan sebuah buku tentang batalionnya.
- 1980: A Drop Too Many - otobiografi (bagian 1)
- 1983: 2 PARA Falklands: The Battalion at War
- 1991: Nearly There - otobiografi (bagian 2)
8. Penggambaran dalam Media dan Peringatan
Kehidupan dan karier John Frost, terutama perannya dalam Pertempuran Arnhem, telah digambarkan dalam berbagai media dan diabadikan dalam bentuk peringatan.
8.1. Penggambaran dalam Media
Pada tahun 1945, Army Film and Photographic Unit (AFPU) Britania dan J. Arthur Rank Organisation memulai produksi film dokumenter berjudul Theirs is the Glory, tentang Operasi Biting dan Pertempuran Arnhem, yang disutradarai oleh Brian Desmond Hurst. Film ini mencakup reka ulang fiksi dari peristiwa-peristiwa pertempuran, dan John Frost termasuk di antara 120 veteran Arnhem yang memerankan diri mereka sendiri dalam banyak adegan.
Pada tahun 1974, peran Frost di Arnhem ditampilkan secara menonjol dalam buku non-fiksi terlaris Cornelius Ryan berjudul A Bridge Too Far. Pada tahun 1976, Frost bertindak sebagai konsultan militer untuk Richard Attenborough dalam adaptasi film dari buku Ryan. Dalam film tersebut, Frost diperankan oleh Anthony Hopkins. Ia juga menjadi subjek episode program televisi This Is Your Life pada 6 April 1977.
8.2. Peringatan dan Penghormatan

Jembatan di atas Sungai Rhine di Arnhem secara resmi dinamai John Frostbrug ("Jembatan John Frost") untuk menghormatinya pada tahun 1978, meskipun Frost dilaporkan enggan menerima penghormatan tersebut.
9. Kematian
Mayor Jenderal John Dutton Frost meninggal dunia pada 21 Mei 1993, pada usia 80 tahun. Ia dimakamkan di Pemakaman Milland, West Sussex.
10. Evaluasi dan Warisan
John Frost dikenang sebagai salah satu perwira lintas udara paling berani dan berprestasi dalam sejarah militer Britania, terutama karena kepemimpinannya yang luar biasa di Arnhem.
10.1. Evaluasi Sejarah
Kinerja militer Frost ditandai oleh keberanian, inisiatif, dan kepemimpinan yang tak tergoyahkan, terutama dalam situasi kritis. Ia adalah seorang perwira yang mampu memimpin pasukannya jauh di belakang garis musuh, menghadapi perlawanan sengit, dan tetap mempertahankan semangat juang. Perannya dalam Operasi Biting menunjukkan kemampuannya dalam perencanaan dan eksekusi misi khusus yang berisiko tinggi. Di Arnhem, ia memimpin pasukannya dalam pertempuran yang luar biasa melawan kekuatan musuh yang jauh lebih besar dan lebih lengkap, menunjukkan ketahanan dan tekad yang menginspirasi. Meskipun pertempuran di jembatan berakhir dengan kekalahan, tindakan Frost dan pasukannya menjadi salah satu kisah paling heroik dalam Perang Dunia II.
10.2. Dampak
Warisan Frost terutama terpusat pada pengakuan atas keberaniannya yang luar biasa di Arnhem. Ia menjadi simbol ketahanan dan pengorbanan pasukan lintas udara Britania. Penamaan Jembatan Arnhem sebagai Jembatan John Frost adalah penghormatan abadi atas perannya yang tak terlupakan dalam pertempuran tersebut. Kisahnya terus diceritakan dalam buku dan film, memastikan bahwa kontribusinya terhadap sejarah militer Britania dan ingatan kolektif tentang Pertempuran Arnhem tetap hidup.