Johnnie To

1. Kehidupan Awal dan Pendidikan

Johnnie To Kei-fung lahir pada 22 April 1955 di Sham Shui Po, Kowloon, Hong Kong Britania. Ia memulai kariernya pada usia 17 tahun sebagai pembawa pesan untuk studio televisi Hong Kong, TVB. Pada tahun 1973, ia memasuki akademi akting TVB, kemudian melanjutkan kariernya sebagai staf di sana.

2. Awal Karier

Setelah menyelesaikan pendidikannya di TVB, To mulai terlibat dalam berbagai tahapan produksi acara televisi, dari asisten produksi hingga sutradara dan produser. Ia bekerja di bawah produser terkenal TVB, Gam Guk-leung, dalam penyutradaraan drama televisi.

Pada tahun 1978, To menyutradarai film layar lebar pertamanya, meskipun ia tetap aktif bekerja di televisi. Film debutnya adalah The Enigmatic Case pada tahun 1980. Pada tahun 1983, ia menyutradarai dan menulis skenario untuk serial televisi yang diakui kritis, The Legend of the Condor Heroes, sebuah serial drama yang diadaptasi dari novel seni bela diri berjudul sama karya Jin Yong.

Meskipun terus bekerja sebagai asisten sutradara TV selama era Shaw Studios, To menyutradarai All About Ah-Long (1989), yang dibintangi oleh Chow Yun-fat. Film ini menjadi salah satu film terlaris pada tahun tersebut. Pada tahun 1988, ia ikut menyutradarai The Big Heat, film aksi pertamanya yang diproduksi oleh Tsui Hark. Akhir tahun 1980-an juga menjadi masa kesuksesan komersial terbesar bagi To, sebagian besar melalui film-film komedi. Filmnya pada tahun 1988, The Eighth Happiness, menjadi film dengan pendapatan kotor tertinggi pada tahun itu. Pada tahun 1993, To menyutradarai film populer lainnya, The Heroic Trio, yang dibintangi oleh tiga aktris ternama: Anita Mui, Maggie Cheung, dan Michelle Yeoh.

3. Pendirian Milkyway Image dan Perkembangan Karier

Pada tahun 1996, Johnnie To, bersama kolaborator lamanya Wai Ka-fai, mendirikan Milkyway Image. Perusahaan produksi ini mengkhususkan diri pada film-film independen yang hemat biaya, yang dibuat oleh To dan Wai, serta kolaborator mereka yang sering, dari Law Wing-cheung hingga penulis skenario Yau Nai-hoi. Pendirian Milkyway Image ini menandai dimulainya era "gaya Johnnie To" yang khas dalam sinema Hong Kong.

Dari tahun 1999 hingga 2001, To menjabat sebagai kepala pejabat operasional China Star Entertainment Group. Pada tahun 2004, To diangkat sebagai anggota Hong Kong Arts Development Council dan segera setelah itu memimpin Kelompok Seni Film dan Media. To dikenal karena produktivitasnya dan gaya penyutradaraan yang beragam; ia tidak hanya sukses dengan film-film komedi populer seperti Needing You... (2000) dan Love on a Diet (2001) - keduanya dibintangi oleh Andy Lau dan Sammi Cheng - tetapi juga mampu membuat film-film kriminal yang sangat diakui seperti Running Out of Time (1999) dan The Mission (1999). Film The Mission juga membantunya memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik di Penghargaan Film Hong Kong untuk pertama kalinya.

Film Running on Karma (2003) menjadi titik balik bagi To ketika ia mencoba tema filosofis yang lebih dalam, dengan elemen aksi atau komedi yang lebih sedikit dari karya-karyanya sebelumnya. Eksperimen ini berhasil, karena film tersebut tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga memenangkan banyak penghargaan di Penghargaan Film Hong Kong, termasuk Film Terbaik, Aktor Terbaik (untuk Andy Lau), Aktris Terbaik (untuk Cecilia Cheung), dan penghargaan Sutradara Terbaik kedua untuk To. Pada tahun yang sama, To juga menyutradarai Turn Left, Turn Right (2003), sebuah film romantis yang merupakan kolaborasi antara Hong Kong dan Singapura.

Dalam beberapa tahun terakhir, To kembali ke tema kriminal dan "triad" yang akrab dalam sinema Hong Kong dengan tiga film: Election (2005), Election 2 (2006), dan Exiled (2006). Meskipun temanya tidak baru, cara penyutradaraan To yang unik membuat ketiga film ini sukses secara komersial dan mendapat pujian kritis. Di antaranya, Election memberinya penghargaan Sutradara Terbaik ketiga di Penghargaan Film Hong Kong. Hingga saat ini, Johnnie To dan Ann Hui adalah sutradara dengan kemenangan terbanyak dalam kategori ini, masing-masing dengan tiga kali penghargaan.

4. Gaya Penyutradaraan dan Tema

Johnnie To dikenal karena gaya penyutradaraannya yang multifaset dan kameleonis, mampu beralih genre dan nada antar film. Meskipun demikian, ia mempertahankan gaya yang konsisten yang memadukan realisme yang tenang dan observasi sosial dengan elemen visual dan akting yang sangat bergaya. Film-filmnya sering kali menampilkan palet warna yang dingin, pencahayaan yang dramatis, dan komposisi yang presisi, menciptakan suasana yang khas. Ia sering menggunakan tembakan kamera yang panjang dan gerakan kamera yang mengalir untuk membangun ketegangan dan imersi.



Tema-tema berulang dalam karyanya meliputi persahabatan, nasib, kesetiaan, dan sifat moralitas yang ambigu dalam dunia kriminal. Ia sering menggambarkan karakter-karakter yang terjebak dalam dilema moral yang kompleks, di mana garis antara baik dan jahat menjadi kabur. To juga secara konsisten mengeksplorasi perubahan yang terjadi pada masyarakat Hong Kong, terutama identitas kota tersebut di tengah transisi politik.

Dalam film-film aksinya, ia menciptakan adegan baku tembak yang koreografi dengan cermat dan realistis, seringkali menekankan konsekuensi kekerasan. Sementara di sisi lain, film-film komedi romantisnya menunjukkan sisi yang lebih ringan, namun tetap mempertahankan sentuhan gaya khasnya dalam penggambaran hubungan antarmanusia. Pengaruh sutradara King Hu terlihat dalam pendekatan To terhadap genre, khususnya dalam penggunaan ruang, gerakan, dan ketegangan yang terkontrol.

5. Karya Utama dan Filmografi

Johnnie To telah menyutradarai dan/atau memproduseri banyak film yang diakui secara kritis dan sukses secara komersial. Berikut adalah filmografi utama yang menyoroti perannya:

6. Peran Produser dan Aktivitas Industri Lainnya

Selain sebagai sutradara, Johnnie To juga memiliki peran penting sebagai produser film, baik untuk film-film yang disutradarainya sendiri maupun karya-karya sutradara lain, terutama di bawah bendera Milkyway Image. Ia dikenal karena memberikan platform bagi talenta-talenta baru dan mempertahankan kualitas sinematik dalam produksi perusahaan.

Di luar produksi film, To juga aktif terlibat dalam organisasi industri film. Ia diangkat sebagai anggota Dewan Pengembangan Seni Hong Kong pada tahun 2004, dan tak lama kemudian menjabat sebagai ketua Kelompok Seni Film dan Media di dewan tersebut. Keterlibatannya ini menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan sinema Hong Kong secara lebih luas.

Johnnie To juga sering diundang sebagai anggota juri di berbagai festival film internasional bergengsi, menegaskan statusnya sebagai tokoh perfilman yang dihormati secara global. Peran ini termasuk menjadi juri di Festival Film Cannes ke-64 pada Mei 2011, menjabat sebagai Presiden Juri untuk Asian Film Awards ke-10 pada 2016, dan menjadi anggota juri di Festival Film Internasional Berlin ke-73 pada Februari 2023. Ia juga diangkat sebagai anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences pada Juni 2017. Pada Juni 2019, To diumumkan sebagai Presiden Juri untuk Golden Horse Awards ke-56, meskipun ia kemudian mengundurkan diri dari posisi tersebut pada September 2019. Pada tahun 2024, To diangkat sebagai anggota juri untuk bagian 'Kompetisi Internasional' di Festival Film Internasional Tokyo ke-37.

7. Penghargaan dan Kehormatan

Johnnie To telah menerima banyak penghargaan dan kehormatan sepanjang kariernya, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu sutradara paling berpengaruh di Hong Kong dan dunia.

Ia telah memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik sebanyak tiga kali (dari total 13 nominasi) di Penghargaan Film Hong Kong untuk film-film berikut:

• 2000, The Mission
• 2004, Running on Karma
• 2006, Election

Di Golden Horse Awards Taiwan, To juga telah dua kali dianugerahi penghargaan Sutradara Terbaik:

• 2000, untuk film The Mission
• 2004, untuk film Breaking News

Penghargaan lainnya meliputi:

• Penghargaan Pencapaian Karier "Time Machine"** di Festival Film Sitges (Festival Internasional Film Fantastis Catalunya), festival film paling bergengsi di Eropa yang mengkhususkan diri pada film genre, pada tahun 2005.
• "Filmmaker in Focus"** di Festival Film Internasional Rotterdam pada tahun 2007.
• Penghargaan Sutradara Terbaik** di Golden Bauhinia Awards untuk film PTU dan Exiled.
• Officier de l'Ordre des Arts et des Lettres** (Petugas Orde Seni dan Sastra Prancis) oleh Menteri Kebudayaan Prancis pada Mei 2009, sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam perfilman.
• Presiden Juri** di Festival Film Fantastis Internasional Yubari pada tahun 2010.

8. Pengakuan Internasional dan Partisipasi Festival

Film-film Johnnie To, yang sukses secara komersial di Hong Kong, secara rutin tampil di festival-festival internasional, terutama di Eropa dan Amerika Utara. Ia dianggap sebagai salah satu sutradara Hong Kong yang paling mewakili identitas sinema kota tersebut di mata dunia.



Enam film To telah ditampilkan di Festival Film Cannes:

• Breaking News tayang perdana sebagai pemutaran tengah malam di luar kompetisi pada Festival Film Cannes 2004.
• Election berkompetisi di Festival Film Cannes 2005.
• Sekuelnya, Election 2 (alias Triad Election), diputar sebagai pemutaran tengah malam di luar kompetisi pada Festival Film Cannes 2006.
• Triangle diputar sebagai pemutaran tengah malam di luar kompetisi pada Festival Film Cannes 2007.
• Vengeance bersaing untuk Palme d'Or yang bergengsi di Festival Film Cannes 2009.
• Blind Detective diputar sebagai pemutaran tengah malam di luar kompetisi pada Festival Film Cannes 2013.

Di Festival Film Internasional Berlin, film Sparrow ditampilkan dalam kompetisi pada tahun 2008.

Di Festival Film Internasional Venesia, beberapa karyanya juga diputar:

• Throw Down diputar di luar kompetisi pada 2004.
• Exiled ditampilkan dalam kompetisi di festival tersebut pada 2006.
• Mad Detective ditampilkan dalam kompetisi pada 2007.
• Life Without Principle ditampilkan dalam kompetisi pada 2011.

Di Amerika Utara, film-film To secara konsisten diputar di Festival Film Internasional Toronto. Film-film seperti The Mission, Fulltime Killer, PTU, Breaking News, Throw Down, dan Mad Detective semuanya diputar antara tahun 1999 dan 2007. Pada tahun 2006, Election, Election 2, dan Exiled juga diputar di sana.

Festival Film Internasional Hong Kong edisi ke-45 pada April 2021 menampilkan film antologi 2020 berjudul Septet: The Story of Hong Kong, di mana To menyutradarai salah satu segmen. Film ini merupakan kolaborasi dengan sutradara lain seperti Sammo Hung, Ann Hui, Patrick Tam, Tsui Hark, Yuen Woo-ping, dan Ringo Lam. Film-film pendek tersebut direkam seluruhnya menggunakan film 35mm, masing-masing menyajikan cerita yang nostalgia dan menyentuh hati yang berlatar di berbagai periode waktu, sebagai sebuah ode untuk kota Hong Kong.

9. Kehidupan Pribadi

Johnnie To menikah dengan Wong Po-ling pada tahun 1978. Informasi tentang kehidupan pribadinya di luar karier profesionalnya sangat minim dalam catatan publik.

10. Pengaruh dan Evaluasi

Johnnie To diakui sebagai salah satu pembuat film paling luar biasa dalam sinema Hong Kong, dengan karyanya yang diterima dengan antusias oleh penonton dan kritikus internasional. Ia telah menciptakan gaya "Johnnie To" yang khas yang menjadi identik dengan kualitas dan inovasi dalam sinema kejahatan dan aksi. Kritikus sering memuji kemampuannya untuk menggabungkan narasi yang intens dengan gaya visual yang sangat rapi.

Pengaruhnya meluas pada generasi pembuat film baru di Hong Kong dan sekitarnya, yang terinspirasi oleh pendekatannya yang unik terhadap penceritaan dan genre. Film-filmnya sering kali menjadi tolok ukur bagi genre noir Hong Kong, dan ia dihormati karena kemampuannya mempertahankan relevansi dan kualitas sinema Hong Kong di panggung global. Ia memiliki pengikut setia, terutama di kalangan penggemar film kultus dan sutradara lain seperti Quentin Tarantino, yang mengagumi film-film gangster-nya.

Johnnie To dianggap sebagai sutradara yang paling merepresentasikan "Hong Kong-nya" di festival-festival film luar negeri saat ini. Pada tahun 2009, Festival Film Internasional Busan mengadakan "Pameran Khusus Johnnie To: Dunia Film Johnnie To", yang menampilkan sembilan karyanya dari All About Ah-Long hingga Vengeance. Ini adalah bukti pengakuan internasional yang mendalam terhadap kontribusinya pada seni sinema.

11. Buku dan Penelitian Terkait

Karya Johnnie To telah menjadi subjek berbagai studi kritis dan penelitian akademik:

• Johnnie To Kei-Fung's PTU oleh Michael Ingham (Hong Kong University Press, 2009). Buku ini menganalisis secara mendalam salah satu film To yang paling ikonik, PTU.
• Director in Action: Johnnie To and the Hong Kong Action Film oleh Stephen Teo (Hong Kong University Press, 2007). Karya ini memberikan tinjauan komprehensif tentang karier To dan kontribusinya terhadap film aksi Hong Kong.
• The Rise of Johnnie To oleh Marie Jost.

Selain itu, ada beberapa film dokumenter yang berfokus pada karier dan pandangan sinematik Johnnie To:

• Johnnie Got His Gun! (2010), sebuah film dokumenter berdurasi 59 menit karya sutradara Prancis Yves Montmayeur. Film ini diputar di Festival Film Fantastis Internasional Yubari dan Festival Film Asia Osaka pada tahun 2011.
• Boundless (2013), juga dikenal sebagai 無涯：杜琪峰的电影世界_{Wúyá: Dù Qífēng de Diànyǐng ShìJiè}^{Bahasa Tionghoa}, sebuah film dokumenter berdurasi 95 menit yang disutradarai oleh Ferris Lin dari Hong Kong. Film ini telah didistribusikan di platform seperti Netflix.