1. Kehidupan dan Latar Belakang
Kehidupan Kim Jong-ki ditandai oleh pengalaman pribadi yang mendalam dan peristiwa-peristiwa penting yang membentuk jalannya menjadi seorang aktivis sosial, dari masa kecilnya hingga pendidikan dan tragedi keluarga yang menjadi titik baliknya.
1.1. Kelahiran dan Hubungan Keluarga
Kim Jong-ki lahir pada tanggal 4 Juli 1947. Kehidupan keluarganya mengalami tragedi yang mendalam ketika putranya, Kim Dae-hyun (lahir 1979), meninggal dunia pada tanggal 8 Juni 1995. Putranya meninggal akibat bunuh diri setelah mengalami penderitaan berkelanjutan dari kekerasan di sekolah, melompat dari apartemennya. Peristiwa tragis ini menjadi titik balik krusial dalam hidup Kim Jong-ki, memicu dedikasinya yang tak tergoyahkan untuk melawan kekerasan di sekolah.
1.2. Pendidikan
Riwayat pendidikan Kim Jong-ki mencakup beberapa institusi di Korea Selatan. Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Mokpo Bukgyo, dilanjutkan di Sekolah Menengah Mokpo. Pada tahun 1966, ia lulus dari Sekolah Menengah Gyeongbok. Ia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sungkyunkwan, di mana ia lulus dengan gelar Sarjana dalam bidang Administrasi Publik pada tahun 1975.
2. Karier Bisnis
Sebelum mengabdikan dirinya sepenuhnya pada gerakan sosial, Kim Jong-ki memiliki karier yang sukses di dunia korporat sebagai seorang pengusaha terkemuka di Korea Selatan.
2.1. Aktivitas Bisnis Awal
Setelah menyelesaikan pendidikan universitasnya pada tahun 1975, Kim Jong-ki memulai karier profesionalnya dengan bergabung dengan Samsung Group, salah satu konglomerat terbesar di Korea Selatan. Dari tahun 1975 hingga 1985, ia menjabat di Kantor Sekretaris Samsung Group, di mana ia memperoleh pengalaman luas dalam berbagai aspek operasional dan strategis perusahaan.
Kemudian, dari tahun 1985 hingga 1991, ia memegang posisi sebagai Kepala Cabang Samsung Electronics di Hong Kong, memainkan peran kunci dalam ekspansi global perusahaan. Pada tahun 1991, ia menjadi eksekutif yang bertanggung jawab atas Ekspor Strategis di Samsung Electronics, menunjukkan keahliannya dalam perdagangan internasional. Setelah berkarier di Samsung, pada tahun 1992, ia bergabung dengan Shinwon Group sebagai Direktur Pelaksana dan Kepala Kantor Perencanaan dan Koordinasi, terus membangun reputasi profesionalnya di sektor bisnis.
3. Gerakan Pencegahan Kekerasan di Sekolah
Transformasi dari pengusaha menjadi aktivis sosial dimulai setelah tragedi pribadi yang dialami Kim Jong-ki. Ia mengabdikan dirinya untuk mengatasi masalah kekerasan di sekolah, yang mengarah pada pendirian dan pengembangan Yayasan Pohon Biru serta berbagai kontribusi signifikan di bidang tersebut.
3.1. Awal Mula Gerakan
Awal mula gerakan Kim Jong-ki untuk mencegah kekerasan di sekolah berakar pada tragedi pribadi yang mendalam: kematian putranya pada 8 Juni 1995, yang merupakan korban bunuh diri akibat perundungan di sekolah. Peristiwa ini menjadi pemicu langsung yang mendorongnya untuk meninggalkan karier bisnisnya dan berfokus pada masalah kekerasan di sekolah. Pada saat itu, kekerasan di sekolah belum menjadi isu yang secara terbuka diakui atau ditangani secara sistematis di Korea Selatan. Kehilangan putranya mengilhami Kim Jong-ki untuk mengubah kesedihan pribadi menjadi misi sosial yang lebih besar, untuk melindungi kaum muda lainnya dari penderitaan serupa.
3.2. Pendirian dan Perkembangan Yayasan Blue Tree
Pada tahun 1995, setelah tragedi yang menimpa putranya, Kim Jong-ki mendirikan Yayasan Pencegahan Kekerasan Pemuda (Foundation for Preventing Youth ViolenceFPYVBahasa Inggris), dengan dirinya sebagai ketua pendiri pertama. Yayasan ini didirikan dengan misi utama untuk mencegah kekerasan di kalangan pemuda, meningkatkan kesadaran tentang masalah perundungan, dan mengembangkan program-program yang mendukung perkembangan positif kaum muda. Sepanjang perkembangannya, yayasan ini memperluas jangkauan aktivitasnya, menjadi salah satu organisasi terdepan dalam upaya pencegahan kekerasan di sekolah di Korea Selatan. Pada tahun 2019, FPYV secara resmi mengubah namanya menjadi Yayasan Pohon Biru (The Blue Tree FoundationBTFBahasa Inggris), merefleksikan pertumbuhan dan perluasan misinya.
3.3. Aktivitas dan Kontribusi Utama
Di luar perannya sebagai ketua yayasan yang didirikannya, Kim Jong-ki telah terlibat dalam berbagai aktivitas sosial dan memberikan kontribusi signifikan untuk pencegahan kekerasan di sekolah di Korea Selatan. Ia menjabat sebagai wakil bersama di Dewan Nasional Penanggulangan Kekerasan di Sekolah (학교폭력대책국민협의회Bahasa Korea), sebuah posisi yang memungkinkannya untuk memengaruhi kebijakan dan strategi di tingkat nasional. Selain itu, ia juga menjabat sebagai ketua bersama Komite Kekerasan di Sekolah (학교폭력위원회Bahasa Korea), di mana ia bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyusun dan mengimplementasikan solusi komprehensif terhadap masalah ini. Melalui perannya di berbagai forum ini, Kim Jong-ki secara efektif memobilisasi semua sektor masyarakat Korea Selatan dalam upaya nasional yang telah mengubah baik kebijakan maupun perilaku terhadap pembangunan masyarakat yang lebih lembut dan nir-kekerasan.
4. Karya Tulis
Sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan kesadaran dan berbagi pengalamannya, Kim Jong-ki juga telah menerbitkan sebuah karya tulis yang mengungkapkan perjalanan dan dedikasinya.
4.1. Publikasi Utama
Pada tahun 2013, Kim Jong-ki menerbitkan buku otobiografinya yang berjudul <아버지의 이름으로> (아버지의 이름으로Dalam Nama Seorang AyahBahasa Korea). Buku ini diterbitkan oleh Eunhaengnamu dan menjadi wadah bagi Kim Jong-ki untuk membagikan kisah pribadi yang menyakitkan dari kehilangan putranya akibat kekerasan di sekolah, serta bagaimana tragedi tersebut mendorongnya untuk mendirikan gerakan pencegahan kekerasan di sekolah. Pesan utama yang terkandung dalam buku ini adalah pentingnya keberanian dalam mengubah kesedihan menjadi misi sosial, serta dedikasi untuk menanamkan nilai-nilai harga diri, toleransi, dan saling menghormati di kalangan kaum muda. Publikasi buku ini memiliki signifikansi besar karena tidak hanya menceritakan perjalanan pribadinya tetapi juga memberikan wawasan tentang masalah serius kekerasan di sekolah di Korea Selatan, memicu diskusi lebih lanjut dan memobilisasi dukungan untuk gerakan yang dipimpinnya.
5. Penghargaan dan Penilaian
Dedikasi dan kontribusi Kim Jong-ki yang tak kenal lelah dalam memerangi kekerasan di sekolah telah diakui secara luas, baik di tingkat domestik maupun internasional, melalui berbagai penghargaan bergengsi.
5.1. Penghargaan Domestik
Kim Jong-ki telah menerima serangkaian penghargaan penting di Korea Selatan sebagai pengakuan atas dampak sosial yang luar biasa dari pekerjaannya:
- MBC '99 Good Korean Citizen Award, Grand Prize pada tahun 1999, menandai awal pengakuan publik atas upayanya.
- Youth Protection Award ke-5 pada tahun 2002, menyoroti kontribusinya dalam perlindungan kaum muda.
- Yujip Award, Silver Medal pada tahun 2004, sebagai pengakuan atas komitmennya dalam pelayanan sukarela.
- Order of Civil Merit, Dongbaekjang pada tahun 2010, sebuah penghargaan sipil yang tinggi dari pemerintah Korea Selatan.
- Grand Prize pada ASAN Award ke-24 pada tahun 2012, yang menggarisbawahi penghargaan terhadap kepemimpinannya dalam filantropi dan inovasi sosial.
5.2. Pengakuan Internasional
Kontribusi Kim Jong-ki juga telah mendapatkan pengakuan global yang signifikan:
- Pada tahun 2014, ia mencapai tonggak sejarah dengan menjadi Ashoka Senior Fellow pertama di Korea Selatan, sebuah pengakuan atas inovasi dan kepemimpinannya sebagai wirausaha sosial.
- Pada tahun 2018, ia dianugerahi Inchon Award ke-32 dalam kategori Pendidikan. Penghargaan ini menjadi kasus langka karena Kim Jong-ki adalah individu non-pendidik pertama dan terakhir yang terpilih dalam kategori tersebut, menyoroti dampak besar karyanya di bidang pendidikan meskipun bukan dari latar belakang formal pendidik.
- Pada tahun 2019, ia menerima Ramon Magsaysay Award ke-61, yang dianggap sebagai Hadiah Nobel Asia. Penghargaan ini diberikan atas advokasinya bagi kaum muda. Kim Jong-ki diakui atas "keberaniannya yang tenang dalam mengubah kesedihan pribadi menjadi misi untuk melindungi kaum muda Korea dari ancaman perundungan dan kekerasan; dedikasinya yang tak henti-hentinya untuk menanamkan di kalangan anak muda nilai-nilai harga diri, toleransi, dan saling menghormati; serta kemampuannya yang efektif dalam memobilisasi semua sektor negara dalam gerakan nasional yang telah mengubah kebijakan dan perilaku menuju pembangunan masyarakat yang lebih lembut dan tanpa kekerasan." Pengakuan internasional ini mengukuhkan perannya sebagai tokoh global dalam isu hak asasi anak dan perdamaian sosial.
6. Warisan dan Dampak
Gerakan pencegahan kekerasan di sekolah yang dipelopori oleh Kim Jong-ki telah meninggalkan warisan yang mendalam, secara konkret memengaruhi masyarakat, kebijakan, dan lingkungan perlindungan kaum muda di Korea Selatan.
6.1. Dampak Sosial dan Kebijakan
Aktivitas Kim Jong-ki dan Yayasan Pohon Biru telah secara fundamental mengubah kesadaran sosial tentang masalah kekerasan di sekolah di Korea Selatan. Melalui advokasi tanpa henti dan program-program yang dijalankan, isu yang sebelumnya tersembunyi kini menjadi perhatian publik dan agenda nasional yang penting. Perjuangannya telah berkontribusi signifikan pada perumusan undang-undang dan kebijakan terkait yang bertujuan untuk mencegah kekerasan di sekolah dan melindungi korban.
Upayanya juga telah memobilisasi berbagai sektor masyarakat, termasuk pemerintah, sekolah, organisasi non-pemerintah, dan orang tua, dalam sebuah gerakan nasional. Kolaborasi ini telah menghasilkan peningkatan signifikan dalam lingkungan perlindungan pemuda, menciptakan mekanisme yang lebih baik untuk melaporkan, menanggapi, dan mencegah insiden kekerasan. Warisannya adalah masyarakat yang lebih sadar, lebih responsif, dan lebih proaktif dalam menjaga kesejahteraan dan keamanan generasi muda, sebuah perubahan yang dimulai dari keberanian seorang ayah dalam menghadapi tragedi pribadi.