1. Tinjauan Umum

Kim Un-bae (김은배Bahasa Korea; 金恩培Kin OnbaiBahasa Jepang) adalah seorang pelari maraton Korea dan tokoh olahraga yang signifikan. Ia dikenal atas partisipasinya dalam Olimpiade Los Angeles 1932, di mana ia berhasil meraih posisi keenam dalam cabang maraton. Pada masa itu, Korea berada di bawah kekuasaan Jepang, sehingga Kim Un-bae terpaksa berkompetisi sebagai perwakilan Jepang dengan nama Jepangnya, Kin Onbai. Perjalanan kariernya menjadi simbol perjuangan identitas di tengah era kolonialisme, terutama karena terkait dengan "Insiden Penghapusan Bendera Jepang" yang ikonik oleh surat kabar Dong-a Ilbo saat melaporkan prestasinya. Setelah kemerdekaan Korea, Kim Un-bae mendedikasikan dirinya pada pengembangan olahraga di Korea Selatan, memegang berbagai posisi kepemimpinan dalam organisasi atletik. Terdapat perbedaan dalam catatan sejarah mengenai tahun kelahirannya, dengan beberapa sumber menyebutkan 1907 dan yang lain 1913, serta perbedaan tanggal kematiannya.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Kim Un-bae lahir di Gyeongseong (sekarang Seoul), dari keluarga yang berkecukupan. Pada tahun 1928, ia mendaftar di Yangjeong Higher Common School, sebuah institusi yang setara dengan sekolah menengah atas pada masa itu. Di sekolah ini, ia bergabung dengan klub atletik dan mulai menunjukkan bakat luar biasa dalam lari jarak jauh.
Sejak tahun ketiganya di Yangjeong, Kim Un-bae menjadi anggota kunci tim atletik sekolah. Ia aktif berkompetisi dalam berbagai ajang atletik dan ekiden (lomba lari estafet jarak jauh) yang diselenggarakan baik di Korea maupun di Jepang. Kontribusinya sangat signifikan dalam membangun reputasi Yangjeong Higher Common School sebagai institusi terkemuka dalam bidang atletik. Keberhasilan tim atletik Yangjeong juga tidak lepas dari upaya dan dedikasi pelatihnya, Shōtarō Minegishi, seorang guru berkebangsaan Jepang.
3. Karier Atletik
Kim Un-bae memiliki karier atletik yang cemerlang, terutama sebagai pelari maraton, yang mencapai puncaknya dengan partisipasinya di Olimpiade.
3.1. Karier Awal dan Prestasi
Pada Oktober 1931, Kim Un-bae berpartisipasi dalam maraton di Turnamen Meiji Jingu Joseon ke-7 dan berhasil meraih kemenangan dengan catatan waktu 2 jam 26 menit 12 detik. Meskipun catatan waktu ini secara signifikan melampaui rekor dunia pada saat itu, rekor tersebut tidak diakui secara resmi karena jalur perlombaan belum disertifikasi. Keraguan juga muncul karena ini adalah maraton pertama bagi Kim.
Namun, pada November 1931, ia kembali berkompetisi dalam maraton di Turnamen Atletik Meiji Jingu (pendahulu Festival Olahraga Nasional saat ini). Ia berhasil menempati posisi kedua di belakang Shiohachi Tamao dengan catatan waktu 2 jam 34 menit 58 detik, yang sekaligus memecahkan rekor nasional Jepang. Prestasi ini membuatnya mendapatkan perhatian luas sebagai pelari maraton. Pada bulan yang sama, ia memenangkan Maraton Gyeongyeong (jalur yang dipersingkat) yang diadakan antara Gyeongseong dan Yeongdeungpo.
Prestasi Kim Un-bae ini bahkan menarik perhatian Son Ki-jeong, yang kelak akan meraih medali emas maraton di Olimpiade Berlin 1936. Son Ki-jeong dilaporkan pertama kali mengenal istilah "maraton" setelah mendengar berita kemenangan Kim saat ia menghadiri kompetisi lain di Gyeongseong. Son Ki-jeong kemudian mendaftar di Yangjeong Higher Common School pada tahun berikutnya dan menjadi rekan satu tim Kim.
3.2. Olimpiade Los Angeles 1932
Pada Mei 1932, Kim Un-bae menempati posisi kedua di belakang Kwon Tae-ha dalam lomba kualifikasi terakhir untuk maraton Olimpiade Los Angeles 1932. Berkat hasil ini, ia terpilih untuk mewakili Jepang di Olimpiade, bersama dengan Kwon Tae-ha dan petinju Hwang Eul-su. Mereka menjadi atlet etnis Korea pertama yang berpartisipasi dalam ajang Olimpiade.
Selama Olimpiade yang berlangsung pada bulan Agustus, Kim Un-bae berhasil menyelesaikan maraton di posisi keenam dengan catatan waktu 2 jam 37 menit 28 detik. Partisipasinya di Olimpiade di bawah bendera Jepang secara jelas menyoroti status kolonial Korea pada masa itu, di mana atlet-atlet Korea dipaksa untuk mewakili penjajah mereka.

3.3. Hakone Ekiden
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Yangjeong Higher Common School, Kim Un-bae melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Politik di Universitas Waseda di Jepang. Selama menjadi mahasiswa di Waseda, ia berpartisipasi dalam Hakone Ekiden (Lomba Lari Estafet Antar Universitas Tokyo-Hakone) pada tahun 1934 dan 1935.
Pada tahun 1934, ia berlari di etape ke-7 dan berhasil memenangkan penghargaan etape tersebut, memberikan kontribusi penting bagi kemenangan keseluruhan Universitas Waseda dalam kompetisi tersebut.
4. Aktivitas Pasca-Kemerdekaan
Setelah pembebasan Korea dari kekuasaan Jepang pada tahun 1945, Kim Un-bae kembali ke Korea dan menetap di Korea Selatan. Ia melanjutkan dedikasinya pada dunia olahraga dengan peran yang lebih besar.
Bersama dengan sesama pelari maraton terkenal seperti Kwon Tae-ha, Son Ki-jeong, dan Nam Sung-yong, ia mendirikan "Asosiasi Populerisasi Maraton" (마라톤 보급회Bahasa Korea). Organisasi ini bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan olahraga maraton di negara yang baru merdeka tersebut.
Kim Un-bae juga memegang berbagai posisi kepemimpinan penting dalam bidang atletik dan olahraga di Korea Selatan. Ia pernah menjabat sebagai ketua Federasi Atletik Amatir Korea. Selain itu, ia juga dipercaya sebagai direktur tim atletik Korea untuk Olimpiade Helsinki 1952, menunjukkan perannya yang berkelanjutan dalam membimbing generasi atlet Korea berikutnya di panggung internasional.
5. Kematian
Kim Un-bae meninggal dunia pada 15 Februari 1980, menurut catatan yang terdapat dalam sumber berbahasa Inggris dan Jepang. Namun, terdapat perbedaan informasi mengenai tanggal kematiannya. Sumber berbahasa Korea menyebutkan bahwa ia meninggal pada 6 Maret 1980, dengan berita duka yang diterbitkan pada 7 Maret 1980, yang menyatakan bahwa ia meninggal pada usia 70 tahun.
Selain itu, terdapat juga ketidaksesuaian mengenai tahun kelahirannya. Sumber berbahasa Inggris dan Jepang mencatat tanggal lahirnya pada 21 Agustus 1913, sedangkan beberapa sumber Korea, seperti ensiklopedia nasional, menyatakan tahun 1907. Perbedaan ini menunjukkan adanya catatan historis yang bervariasi mengenai detail biografinya.
6. Evaluasi dan Dampak
Kim Un-bae meninggalkan warisan yang signifikan dalam sejarah olahraga Korea, tidak hanya sebagai atlet berprestasi tetapi juga sebagai tokoh yang berkontribusi pada pengembangan atletik di negaranya.
6.1. Keterkaitan dengan Insiden Penghapusan Bendera Jepang
Salah satu peristiwa paling signifikan yang terkait dengan Kim Un-bae adalah "Insiden Penghapusan Bendera Jepang" (일장기 말소사건). Insiden ini terjadi ketika surat kabar Korea, Dong-a Ilbo, melaporkan berita tentang Kim Un-bae yang meraih posisi keenam dalam maraton Olimpiade Los Angeles 1932. Dalam pemberitaan tersebut, bendera Jepang yang seharusnya tertera di samping nama Kim Un-bae telah dihapus.
Meskipun bukan Kim Un-bae sendiri yang melakukan penghapusan, insiden ini menjadi simbol penting dari perlawanan nasional Korea dan perjuangan untuk identitas dan kedaulatan. Peristiwa ini mencerminkan sentimen anti-kolonial yang kuat di Korea dan menjadi preseden untuk insiden serupa di kemudian hari, terutama yang melibatkan Son Ki-jeong setelah kemenangannya di Olimpiade Berlin 1936. Insiden ini secara historis menegaskan bahwa meskipun atlet Korea dipaksa berkompetisi di bawah bendera penjajah, semangat nasionalisme dan keinginan untuk kemerdekaan tetap membara di hati rakyat Korea.
6.2. Dampak pada Olahraga Korea
Kim Un-bae tidak hanya dikenal sebagai atlet berprestasi tetapi juga sebagai tokoh kunci dalam pengembangan olahraga Korea setelah kemerdekaan. Melalui perannya dalam "Asosiasi Populerisasi Maraton" dan sebagai administrator di berbagai organisasi atletik, ia membantu membangun kembali dan mengembangkan fondasi olahraga di Korea Selatan yang sempat terhambat selama masa kolonial.
Kontribusinya, termasuk menjadi direktur tim atletik Olimpiade, menunjukkan dedikasinya yang mendalam untuk memajukan olahraga di negaranya. Warisan Kim Un-bae mencakup inspirasi bagi generasi atlet berikutnya dan perannya dalam membentuk struktur administrasi olahraga yang mendukung pertumbuhan atletik Korea hingga saat ini.