1. Gambaran Umum
Lee Bae-Yong (lahir 1 Januari 1947) adalah seorang sejarawan terkemuka dan pendidik asal Korea Selatan. Ia dikenal luas sebagai presiden ke-13 Universitas Wanita Ewha, sebuah institusi pendidikan tinggi bergengsi di Seoul. Sepanjang kariernya, Lee Bae-Yong telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang sejarah Korea, khususnya sejarah perempuan, serta memainkan peran penting dalam kebijakan pendidikan, branding nasional, dan pelestarian warisan budaya.
2. Kehidupan
Lee Bae-Yong menjalani masa kecil dan remajanya di Korea Selatan, yang kemudian membentuk dasar bagi minatnya dalam bidang sejarah dan pendidikan. Perjalanan akademisnya dimulai di salah satu universitas wanita terkemuka di negaranya, di mana ia mengukir prestasi dalam studinya.
2.1. Kelahiran dan Pendidikan
Lee Bae-Yong lahir pada tanggal 1 Januari 1947. Ia menempuh pendidikan tingginya di Universitas Wanita Ewha, tempat ia meraih gelar sarjana dalam bidang Sejarah pada tahun 1969. Dua tahun kemudian, pada tahun 1971, ia menyelesaikan pendidikan pascasarjana di universitas yang sama, memperoleh gelar magister dengan spesialisasi dalam sejarah Korea. Ketertarikannya yang mendalam terhadap sejarah mendorongnya untuk melanjutkan studi doktoral di Universitas Sogang, di mana ia meraih gelar doktor dalam bidang sejarah Korea pada tahun 1984. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Lee Bae-Yong memulai kariernya sebagai profesor di Universitas Wanita Ewha pada tahun 1985, mengabdi selama 21 tahun 6 bulan.
3. Karier dan Aktivitas Utama
Sepanjang kariernya, Lee Bae-Yong telah memegang berbagai posisi penting yang mencerminkan keahliannya di bidang akademik, kepemimpinan universitas, kebijakan publik, dan pelestarian budaya. Kontribusinya meluas dari ruang kelas hingga forum-forum kebijakan nasional, membentuk lanskap pendidikan dan budaya Korea.
3.1. Aktivitas Profesor dan Akademik
Sejak tahun 1985, Lee Bae-Yong telah mengabdi sebagai seorang profesor di Universitas Wanita Ewha selama lebih dari dua dekade, memberikan pengajaran dan bimbingan kepada banyak mahasiswa. Selain perannya di Ewha, ia juga aktif dalam berbagai organisasi akademik. Pada tahun 2004, ia menjabat sebagai presiden Asosiasi Sejarah Wanita Korea (Korean Association of Women's HistoryBahasa Inggris), sebuah posisi yang menyoroti komitmennya terhadap studi dan promosi sejarah perempuan. Pada tahun 2006, ia menjadi presiden Masyarakat Sejarah Dinasti Joseon (Choseon Dynasty Historical SocietyBahasa Inggris), memperkuat posisinya sebagai otoritas dalam sejarah Korea. Selain itu, ia juga menjadi anggota komite di Institut Sejarah Nasional Korea (National Institute of Korean HistoryBahasa Inggris) pada tahun 2003. Pada tahun 2009, ia menjabat sebagai direktur ketiga Institut Penelitian Keluarga & Wanita Gyeonggi-do (Gyeonggi-do Family & Women's Research InstituteBahasa Inggris). Pada tahun 2013, Lee Bae-Yong diangkat sebagai presiden ke-16 Akademi Studi Korea (한국학중앙연구원Hangukak Jungang YeonguwonBahasa Korea), sebuah lembaga riset terkemuka yang berfokus pada studi Korea.
3.2. Presiden Universitas Wanita Ewha
Pada tahun 2006, Lee Bae-Yong diangkat sebagai presiden ke-13 Universitas Wanita Ewha, menjabat hingga Juli 2010. Selama masa kepemimpinannya, ia bertanggung jawab atas administrasi dan pengembangan salah satu universitas wanita terbesar dan paling berpengaruh di Korea Selatan. Perannya sebagai presiden menandai puncak karier akademisnya dan memberikan kesempatan baginya untuk membentuk arah pendidikan tinggi bagi perempuan di negara tersebut.
3.3. Aktivitas Branding Nasional dan Kebijakan Publik
Lee Bae-Yong juga terlibat aktif dalam perumusan kebijakan publik dan upaya branding nasional Korea Selatan. Pada tahun 2008, ia menjabat sebagai konsultan di Dewan Penasihat Kepresidenan ke-17. Kontribusinya dalam mempromosikan citra Korea di panggung global semakin diperkuat ketika ia diangkat sebagai ketua kedua Dewan Kepresidenan untuk Branding Nasional (Presidential Council on Nation BrandingBahasa Inggris) pada tahun 2010. Pada tahun 2022, ia diberikan kepercayaan sebagai penasihat khusus untuk presiden terpilih ke-20 dan juga memimpin Kelompok Penasihat Pengelolaan dan Pemanfaatan Cheong Wa Dae (청와대관리활용자문단Cheongwadae Gwalli Hwalyong JamundanBahasa Korea). Selain itu, ia juga menjabat sebagai penasihat untuk Asosiasi Persahabatan Korea-Amerika (Korea-US Friendship AssociationBahasa Inggris).
3.4. Aktivitas Kebijakan dan Penasihat Pendidikan
Kontribusi Lee Bae-Yong dalam bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada lingkungan universitas. Sejak tahun 2022, ia menjabat sebagai ketua Komisi Pendidikan Nasional (국가교육위원회Gukga Gyoyuk WiwonhoeBahasa Korea), sebuah peran krusial dalam membentuk arah kebijakan pendidikan di Korea Selatan. Di bawah Komisi Pendidikan Nasional, ia memimpin dua komite khusus: pada tahun 2023, ia menjadi ketua Komite Khusus Pendidikan Holistik (전인교육 특별위원회Jeonin Gyoyuk Teukbyeol WiwonhoeBahasa Korea), dan pada tahun 2024, ia memimpin Komite Khusus Nilai Dasar dan Arah Pendidikan Masa Depan di Era Transformasi Besar (대전환시대 미래교육의 기본가치와 방향 특별위원회Daejeonhwansidae Mirae Gyoyugui Gibongachiwa Banghyang Teukbyeol WiwonhoeBahasa Korea).
3.5. Aktivitas Cagar Budaya dan Penelitian Regional
Selain perannya dalam pendidikan dan kebijakan, Lee Bae-Yong juga menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian warisan budaya dan penelitian regional. Pada tahun 1999, ia menjadi anggota komite di Komite Kompilasi Sejarah Kota Seoul (Seoul History Compilation committeeBahasa Inggris). Kemudian, pada tahun 2005, ia menjabat sebagai anggota dewan musyawarah di Komite Aset Budaya Seoul (Seoul Cultural Assets CommitteeBahasa Inggris), yang bertanggung jawab atas perlindungan dan pengelolaan cagar budaya di ibu kota Korea Selatan.
4. Pemikiran dan Dampak Sosial
Pemikiran Lee Bae-Yong sangat berakar pada pemahaman mendalam tentang sejarah, khususnya sejarah Korea dan peran perempuan di dalamnya. Sebagai seorang sejarawan perempuan terkemuka dan mantan presiden universitas wanita, ia telah secara konsisten menyuarakan pentingnya pendidikan yang komprehensif dan inklusif. Melalui perannya di Asosiasi Sejarah Wanita Korea, ia berkontribusi pada pengakuan dan penceritaan kembali narasi sejarah dari perspektif perempuan, yang sebelumnya mungkin terpinggirkan.
Dampak sosial dari aktivitasnya terlihat jelas dalam upayanya untuk memajukan pendidikan dan kesetaraan gender. Kepemimpinannya di Universitas Wanita Ewha kemungkinan besar memperkuat posisi universitas tersebut sebagai pusat keunggulan bagi pendidikan perempuan. Perannya dalam Dewan Kepresidenan untuk Branding Nasional menunjukkan visinya untuk memproyeksikan citra Korea yang kaya budaya dan modern ke dunia. Lebih lanjut, keterlibatannya dalam Komisi Pendidikan Nasional dan komite-komite terkait pendidikan mencerminkan dedikasinya untuk membentuk masa depan pendidikan yang lebih baik, yang menekankan nilai-nilai dasar dan pendidikan holistik. Kontribusinya pada komite cagar budaya dan kompilasi sejarah regional juga menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian identitas nasional dan warisan budaya yang kaya.
5. Kehidupan Pribadi
Lee Bae-Yong diketahui menganut agama Protestan. Informasi lebih lanjut mengenai aspek kehidupan pribadinya seperti pernikahan, keluarga, atau hobi tidak tersedia dalam sumber yang diberikan.