1. Overview
Selva Lewis Burdette, Jr. (22 November 1926 - 6 Februari 2007) adalah seorang pemain bisbol profesional Amerika Serikat yang berposisi sebagai pelempar awal tangan kanan. Ia dikenal luas atas kariernya bersama Boston / Milwaukee Braves, menjadi pelempar utama yang krusial bagi tim selama masa keemasannya di Milwaukee. Burdette merupakan Pemain Terbaik World Series 1957, memimpin tim meraih gelar pertama mereka dalam 43 tahun, dan satu-satunya gelar dalam sejarah Milwaukee. Sebagai pelempar kontrol yang luar biasa, rata-rata walk kariernya sebesar 1.84 per sembilan inning menempatkannya di belakang nama-nama legendaris seperti Robin Roberts, Greg Maddux, Carl Hubbell, dan Juan Marichal di antara pelempar dengan setidaknya 3.000 inning sejak tahun 1920.
2. Kehidupan Awal dan Debut Profesional
Lewis Burdette lahir dengan nama Selva Lewis Burdette, Jr. pada 22 November 1926 di Nitro, West Virginia, Amerika Serikat. Perjalanan karier profesionalnya di bisbol dimulai ketika ia menandatangani kontrak dengan New York Yankees pada tahun 1947. Setelah membuat dua penampilan sebagai pelempar relief untuk tim tersebut pada September 1950, ia kemudian ditukar ke Boston Braves pada Agustus 1951. Pertukaran ini melibatkan Johnny Sain, seorang pelempar yang telah mencatat 20 kemenangan sebanyak empat kali.
3. Karier Major League
Lewis Burdette menghabiskan sebagian besar karier Major League Baseball (MLB) sebagai pelempar inti yang sangat diandalkan, terutama selama masa jayanya bersama Boston dan Milwaukee Braves. Ia membentuk salah satu rotasi pelempar awal terbaik di liga dan terus berkontribusi bahkan setelah meninggalkan Braves, hingga masa pensiunnya.
3.1. Era Boston/Milwaukee Braves
Setelah bergabung dengan Boston Braves pada Agustus 1951, Burdette menjadi bagian integral dari rotasi pelempar awal tim yang kemudian pindah ke Milwaukee. Bersama Warren Spahn dan Bob Buhl, ia membentuk salah satu rotasi pelempar awal terbaik di Major League selama tahun 1950-an. Sepanjang periode 1953 hingga 1961, Burdette mencatat 15 kemenangan atau lebih sebanyak delapan kali. Pada tahun 1956, ia memimpin pelempar National League dalam rata-rata run yang diperoleh (ERA) dengan 2.70 ERA.
Puncak kariernya datang saat Milwaukee Braves memenangkan World Series 1957 melawan New York Yankees. Burdette menjadi pelempar pertama dalam 37 tahun yang memenangkan tiga pertandingan lengkap dalam satu seri, dan yang pertama sejak Christy Mathewson pada tahun World Series 1905 yang mencatat dua shutout (Game 5 dan Game 7). Ia bahkan memulai Game 7 setelah pelempar utama Warren Spahn, yang memulai Game 1 dan Game 4, terkena flu. Penampilannya yang dominan ini mengamankan kejuaraan pertama bagi waralaba Braves dalam 43 tahun, dan satu-satunya gelar dalam sejarah Milwaukee.
Namun, di World Series 1958, New York Yankees berhasil mengalahkan Burdette dua kali dalam tiga pertandingan yang ia mulai. Salah satu momen penting terjadi di Game 2, di mana Burdette memberikan intentional walk kepada Mickey Mantle di inning pertama. Kekalahan terakhir datang di Game 7, di mana ia kembali memulai pertandingan hanya dengan dua hari istirahat, sebuah keputusan yang menuai banyak kritik terhadap manajer Fred Haney. Akibat kekalahan ini, Yankees berhasil meraih gelar juara dunia ke-18 mereka.
Selain menjadi pelempar 20 kemenangan pada tahun 1958, Burdette juga berbagi posisi teratas di National League dengan Spahn dengan 21 kemenangan pada tahun 1959. Ia juga mencatat 19 kemenangan pada tahun 1956 dan 1960, 18 kemenangan pada tahun 1961, dan 17 kemenangan pada tahun 1957.
3.2. Pertandingan Penting dan Rekor
Karier Lewis Burdette juga diwarnai oleh beberapa pertandingan bersejarah dan rekor individu yang menonjol. Pada 26 Mei 1959, Burdette menjadi pelempar pemenang ketika Harvey Haddix dari Pittsburgh Pirates melempar pertandingan sempurna selama 12 inning melawan Braves, tetapi kemudian kalah di inning ke-13. Dalam pertandingan tersebut, Burdette sendiri melempar shutout 1-0, meskipun ia membiarkan 12 hit. Setelah musim itu, ia bercanda, "Saya pelempar terhebat yang pernah hidup. Pertandingan terhebat yang pernah dilempar dalam bisbol tidak cukup baik untuk mengalahkan saya, jadi saya harus menjadi yang terhebat!"
Pada 18 Agustus 1960, di Milwaukee County Stadium, Burdette melempar no-hitter 1-0 melawan Philadelphia Phillies, menghadapi jumlah minimum 27 pemukul. Satu-satunya pemukul lawan yang mencapai base adalah Tony González, yang terkena lemparan di inning kelima tetapi kemudian tereliminasi dalam double play. Burdette juga membantu dirinya sendiri dengan mencetak satu-satunya run dalam pertandingan tersebut; setelah memukul double untuk memimpin di inning kedelapan, ia mencetak run atas double dari Bill Bruton. Lima hari setelah no-hitter-nya, ia melempar shutout ketiganya berturut-turut.
Secara keseluruhan, Burdette dua kali memimpin National League dalam shutout (1956, 1959). Ia juga memimpin liga dalam kemenangan (1959), jumlah pertandingan dimulai (1959), pertandingan lengkap (1960), dan ERA (1956), masing-masing satu kali.
3.3. Karier Selanjutnya
Setelah meninggalkan Milwaukee Braves, Lewis Burdette melanjutkan kariernya di beberapa tim Major League lainnya. Pada tahun 1963, ia ditukar ke St. Louis Cardinals, di mana ia bermain hingga tahun 1964. Kemudian, pada tahun 1964, ia dikirim ke Chicago Cubs dan pada tahun 1965 ke Philadelphia Phillies.
Pada tahun 1966, Burdette menandatangani kontrak dengan California Angels. Di Angels, ia beralih peran dan bermain secara eksklusif sebagai pelempar relief pada tahun 1966 dan 1967. Setelah musim 1967, Burdette memutuskan untuk pensiun dari bisbol profesional.
4. Gaya Melempar dan Karakteristik
Lewis Burdette dikenal memiliki gaya melempar yang sangat unik dan gelisah, yang sering kali menjadi pusat perhatian dan memicu kontroversi. Ia adalah pelempar yang sangat resah, terus-menerus menggaruk-garuk dirinya dan merapikan seragamnya sebelum melakukan lemparan. Mantan manajernya, Fred Haney, pernah berkomentar, "Burdette bahkan bisa membuat kopi merasa gugup."
Gerakan yang sering ia ulangi, seperti menyentuhkan jari ke bibir dan mengusap keringat dari dahinya, menyebabkan beredarnya rumor bahwa ia melempar bola ludah (spitball), sebuah lemparan yang dilarang pada masa itu. Setelah pertandingan kedua musim 1957, Birdie Tebbetts, manajer Cincinnati Reds, secara terbuka menyebut Burdette sebagai "pelempar spitball yang curang." Ini mendorong General Manager Reds, Gabe Paul, untuk mengajukan protes resmi kepada National League. Presiden National League saat itu, Warren Giles, menanggapi dengan pernyataan yang mengklarifikasi bahwa pelempar boleh membasahi tangan mereka selama kelembaban tidak dipindahkan ke bola bisbol. Giles menambahkan, "Sampai seseorang-wasit atau siapa pun-menunjukkan bukti bahwa Burdette menggunakan spitball, saya tidak akan melakukan apa-apa."
Burdette sendiri menanggapi rumor ini dengan jenaka, mengatakan, "Itu adalah lemparan terbaik yang saya miliki-dan saya tidak melemparnya." Namun, rumor tersebut tetap bertahan. Don Hoak pernah berkata, "Hanya sekali saya melihat air terbang dari spitball, dan orang yang melempar lemparan itu kepada saya adalah Burdette." The Sporting News pada tahun 1967 menulis, "Mungkin tidak ada pelempar yang menimbulkan lebih banyak kontroversi mengenai spitball daripada Lou Burdette." Penulis olahraga New York Times, Red Smith, bahkan menulis, "Seharusnya ada 3 statistik melempar untuk Burdette: Kemenangan, Kekalahan, dan Kelembaban Relatif." Burdette sendiri mengacu pada reputasi ini saat mengatakan ia pensiun karena "mereka mulai memukul sisi kering dari bola."
Meskipun kontroversi ini, Burdette tetap dianggap sebagai pelempar kontrol yang sangat efektif, dengan kemampuannya membatasi walk menjadikannya salah satu yang terbaik dalam sejarah.
5. Statistik Karier
Selama 18 tahun kariernya di Major League Baseball, Lewis Burdette mencatat statistik yang mengesankan dan menunjukkan konsistensinya sebagai salah satu pelempar top di eranya.
Berikut adalah ringkasan statistik kariernya:
Kategori | Statistik |
---|---|
Musim Bermain | 18 |
Rekor Menang-Kalah | 203-144 |
Rata-rata Run yang Diperoleh (ERA) | 3.66 |
Strikeout | 1.074 |
Inning yang Dilempar | 3,067.1 |
Complete Game | 158 |
Shutout | 33 |
Average Walks per 9 Innings | 1.84 |
Selain statistik di atas, Burdette juga memiliki beberapa pencapaian penting:
- Dalam dua Pertandingan All-Star yang ia ikuti (1957 dan 1959), ia hanya membiarkan satu run dalam tujuh inning yang dilempar.
- Pada tahun 1956, ia memimpin pelempar National League dengan ERA terendah sebesar 2.70 ERA.
- Ia dua kali menjadi pelempar 20 kemenangan dalam satu musim dan dua kali memimpin National League dalam jumlah shutout.
- Ia juga pernah memimpin National League dalam kemenangan, ERA, inning, dan complete game, masing-masing satu kali.
- Total kemenangan, pertandingan, dan inning yang ia catat bersama Braves hanya kalah dari Warren Spahn dan Kid Nichols dalam sejarah waralaba.
- Ia memenangkan satu-satunya penghargaan Pemain Bulan National League pada Agustus 1958, dengan catatan 7-1, ERA 1.89, dan 38 strikeout.
- Sebagai pemukul, ia mencatat rata-rata pukulan .183 (185-for-1,011) dengan 75 RBI dan 12 home run.
- Dua home run pertamanya terjadi dalam pertandingan yang sama pada tahun 1957, dan ia kemudian memiliki dua pertandingan lagi dengan dua home run.
- Ia juga memukul home run di Game 2 World Series 1958, menjadi pelempar pertama yang melakukannya sejak Bucky Walters pada tahun 1940.
6. Kehidupan Pribadi dan Pasca-Pensiun
Setelah pensiun dari bisbol, Lewis Burdette tetap menjadi figur yang dikenang dan dihormati. Pada tahun 1998, ia dilantik ke dalam Florida Sports Hall of Fame, sebuah pengakuan atas kontribusinya yang signifikan dalam dunia olahraga.
Burdette juga memiliki beberapa keterlibatan dengan budaya populer. Pada tahun 1958, sebuah referensi tentang Burdette muncul dalam episode Leave It to Beaver, sebuah acara televisi populer di Amerika Serikat. Teks "Lew Burdette baru saja memukul home run dan Milwaukee memimpin tujuh banding satu dalam seri," muncul sebentar dalam beberapa frame yang menampilkan surat dari kepala sekolah kepada orang tua Beaver. Di tahun yang sama, Burdette bahkan merilis sebuah single musik dengan dua lagu Rockabilly berjudul "Three Strikes and You're Out" di sisi A dan "Mary Lou" di sisi B.
Warisan bisbol Burdette juga berlanjut melalui keluarganya. Cucunya, Nolan Fontana, adalah seorang mantan pemain bisbol profesional yang pernah bermain untuk Los Angeles Angels.
7. Kematian
Lewis Burdette meninggal dunia pada 6 Februari 2007, di usia 80 tahun. Ia wafat di Winter Garden, Florida, Amerika Serikat, akibat Kanker paru-paru. Kepergiannya menjadi duka bagi komunitas bisbol dan penggemar yang mengenang kontribusinya dalam olahraga tersebut.
8. Penilaian dan Penghargaan
Lewis Burdette diakui sebagai salah satu pelempar paling konsisten dan efektif di generasinya, terutama selama masa emasnya bersama Milwaukee Braves. Karier 18 tahunnya ditandai oleh kemampuan kontrol yang luar biasa, meminimalkan base on balls dan memaksimalkan efisiensi di atas bukit pelempar.
Pencapaian dan penghargaan signifikan yang diterimanya meliputi:
- Pemain Terbaik World Series (1957), yang menjadi kunci keberhasilan Milwaukee Braves meraih gelar juara.
- Dua kali terpilih sebagai All-Star (1957, 1959), menunjukkan pengakuan atas performa puncaknya.
- Mencatat posisi ketiga dalam pemungutan suara Cy Young Award pada tahun 1958, menandakan dirinya sebagai salah satu pelempar terbaik di liga.
- Memimpin liga dalam kemenangan (1959), jumlah pertandingan dimulai (1959), dan pertandingan lengkap (1960).
- Dua kali memimpin liga dalam shutout (1956, 1959).
- Lima kali masuk dalam empat besar pelempar dengan kemenangan terbanyak di liga (1956-58, 1960-61), menyoroti konsistensinya dari tahun ke tahun.
- Dianugerahi penghargaan Pemain Bulan untuk Agustus 1958.
- Dilantik ke dalam Florida Sports Hall of Fame pada tahun 1998.
Kontribusi Burdette tidak hanya tercermin dalam statistik pribadinya, tetapi juga dalam perannya yang tak tergantikan bagi Braves, terutama dalam meraih gelar World Series 1957. Kemampuannya untuk tampil dominan di bawah tekanan, seperti yang ditunjukkan oleh tiga pertandingan lengkap dan dua shutout di World Series 1957, mengukuhkan statusnya sebagai salah satu pelempar Major League Baseball yang paling berkesan.