1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Luo Xuejuan lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok.
1.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Ia mulai berlatih renang pada tahun 1991, ketika ia berusia tujuh tahun. Keputusan untuk memulai renang didorong oleh orang tuanya yang merasa bahwa ia terlalu kurus dan membutuhkan latihan fisik untuk menjadi lebih kuat dan sehat.
2. Karier
Perjalanan karier renang Luo Xuejuan dimulai dari kompetisi domestik hingga mencapai panggung Olimpiade, di mana ia menunjukkan dominasinya terutama dalam gaya dada.
2.1. Karier Awal dan Kompetisi Domestik
Luo pertama kali menarik perhatian dunia olahraga ketika ia memenangkan nomor 100 meter gaya dada pada Uji Coba Olimpiade Tiongkok tahun 2000 di Jinan dengan waktu 1 menit 8,87 detik. Ia juga menempati posisi kedua dalam nomor 200 meter gaya dada dengan waktu 2 menit 27,29 detik. Namun, secara mengejutkan, ia hanya dipilih untuk berenang di nomor 200 meter gaya dada, yang merupakan nomor yang lebih lemah baginya, pada Olimpiade Musim Panas 2000 di Sydney beberapa bulan kemudian. Di Olimpiade tersebut, ia mencatat waktu terbaik pribadinya 2 menit 25,86 detik di semifinal, namun performanya menurun di final dan ia finis di posisi ke-8 dengan waktu 2 menit 27,33 detik.
Pada tahun 2001, Luo menunjukkan perkembangan pesat. Di Kejuaraan Nasional Tiongkok pada bulan April, ia mencetak rekor nasional 1 menit 7,85 detik di nomor 100 meter gaya dada dan menempati posisi kedua di nomor 200 meter gaya dada (2 menit 26,37 detik), yang dimenangkan oleh Qi Hui dengan rekor dunia 2 menit 22,99 detik. Tak lama setelah itu, Luo kembali memecahkan rekor nasional 100 meter gaya dada menjadi 1 menit 7,42 detik di Pesta Olahraga Asia Timur 2001 di Osaka.
2.2. Kejuaraan Dunia
Luo Xuejuan memiliki rekam jejak yang mengesankan di berbagai edisi Kejuaraan Dunia Renang, baik di lintasan panjang maupun lintasan pendek.
2.2.1. Kejuaraan Dunia (Lintas Air Panjang)
Pada Kejuaraan Dunia Akuatik 2001 di Fukuoka, Luo berhasil meraih empat medali, termasuk medali emas di nomor 50 meter gaya dada dengan waktu 30,84 detik (rekor Asia, hanya terpaut 0.01 detik dari rekor dunia) dan 100 meter gaya dada dengan waktu 1 menit 7,18 detik (rekor Asia). Ia juga meraih medali perunggu di nomor 200 meter gaya dada dengan waktu terbaik pribadi 2 menit 25,29 detik dan di estafet 4x100 meter gaya ganti dengan waktu 4 menit 2,53 detik. Dalam estafet tersebut, catatan waktu split gaya dadanya adalah 1 menit 6,47 detik, yang merupakan waktu tercepat kedua sepanjang sejarah saat itu. Luo kemudian memenangkan 100 meter gaya dada di Pesta Olahraga Nasional Tiongkok 2001 dengan waktu 1 menit 6,96 detik (rekor Asia).
Sebelum Kejuaraan Dunia Akuatik 2003 di Barcelona, Luo menargetkan untuk memecahkan rekor dunia Penny Heyns 1 menit 6,52 detik. Rekor tersebut memang terpecahkan di Barcelona, namun bukan oleh Luo melainkan oleh peraih medali perak Olimpiade 2000 dari Australia, Leisel Jones, di semifinal dengan waktu 1 menit 6,37 detik. Luo, sebagai juara bertahan, langsung menjadi kuda hitam karena ia lolos dengan waktu tercepat ketiga (1 menit 7,76 detik). Di final, saat semua mata tertuju pada Jones, Luo memulai perlombaan dengan sangat cepat, mencatat waktu split yang luar biasa 30,87 detik pada tanda 50 meter. Strategi ini berhasil karena Jones terganggu oleh kecepatan Luo yang mengerikan. Luo berhasil mempertahankan keunggulannya dan memenangkan perlombaan dengan rekor Asia lainnya, 1 menit 6,80 detik, yang merupakan waktu tercepat ketiga dalam sejarah. Jones hanya mampu meraih perunggu di posisi ketiga dengan waktu 1 menit 7,47 detik, sementara Amanda Beard dari Amerika Serikat meraih perak dengan waktu 1 menit 7,42 detik. Luo juga berhasil mempertahankan gelar juara dunia 50 meter gaya dada dengan waktu 30,67 detik (30,64 detik di semifinal, hanya terpaut 0.07 detik dari rekor dunia), dan mencatat waktu split estafet gaya dada tercepat (1 menit 5,79 detik) untuk membantu Tiongkok memenangkan estafet 4x100 meter gaya ganti dengan waktu 3 menit 59,89 detik (rekor Asia dan waktu tercepat kedua dalam sejarah; tim kedua setelah Amerika Serikat yang berhasil menembus batas 4 menit).
Pada Kejuaraan Dunia Akuatik 2005 di Montreal, Luo gagal mempertahankan gelar juara 50 meter dan 100 meter gaya dada. Ia menempati posisi keempat di 100 meter gaya dada (1 menit 7,60 detik) dan ketujuh di 50 meter gaya dada (31,50 detik). Namun, hal ini dapat dimaklumi karena Luo berpartisipasi dalam seluruh kejuaraan dengan cedera pergelangan kaki tetapi tetap bersikeras untuk berkompetisi.
2.2.2. Kejuaraan Dunia (Lintas Air Pendek)
Tahun 2002 tidak dimulai dengan baik bagi Luo. Ia gagal memenangkan medali emas di Kejuaraan Dunia Lintasan Pendek FINA 2002 di Moskow, finis kedua di 50 meter gaya dada (30,17 detik) dan ketiga di 100 meter gaya dada (1 menit 6,36 detik). Ia juga meraih perunggu di estafet 4x100 meter gaya ganti.
Setelah Olimpiade Athena 2004, Luo berkompetisi di Kejuaraan Dunia Lintasan Pendek FINA 2004 di mana ia finis di posisi kelima dalam nomor 50 meter gaya dada dengan waktu 31,15 detik. Luo melewatkan Kejuaraan Dunia Lintasan Pendek FINA 2006 di Shanghai.
2.3. Kompetisi Internasional Lainnya
Selain Kejuaraan Dunia dan Olimpiade, Luo Xuejuan juga berpartisipasi dan meraih prestasi di berbagai kompetisi internasional lainnya.
2.3.1. Kejuaraan Pan Pasifik
Kejuaraan Renang Pan Pasifik 2002 di Yokohama juga mengecewakan, di mana Luo hanya berhasil meraih medali perunggu di nomor 100 meter gaya dada (1 menit 8,70 detik) dan menempati posisi keempat di nomor 200 meter. Ironisnya, waktu yang ia catat di semifinal 100 meter gaya dada (1 menit 8,14 detik) sebenarnya sudah cukup untuk memenangkan medali emas di final. Luo melewatkan Kejuaraan Renang Pan Pasifik 2006 di Vancouver.
2.3.2. Universitasid Musim Panas
Pada Universitasid Musim Panas 2003 di Daegu, Luo meraih tiga medali emas di nomor 50 meter gaya dada, 100 meter gaya dada, dan estafet 4x100 meter gaya ganti. Ia juga meraih medali perak di nomor 200 meter gaya dada.
2.3.3. Pesta Olahraga Asia (Asian Games)
Luo akhirnya bersinar di Pesta Olahraga Asia 2002 di Busan, memenangkan medali emas dengan rekor Asia di nomor 100 meter gaya dada (1 menit 6,84 detik, waktu tercepat secara global pada tahun 2002) dan estafet 4x100 meter gaya ganti (4 menit 0,21 detik). Ia juga menempati posisi kedua di nomor 200 meter gaya dada di belakang pemegang rekor dunia Qi Hui (2 menit 24,67 detik berbanding 2 menit 24,01 detik).
Pada Uji Coba Pesta Olahraga Asia 2006, Luo berhasil memenangkan 50 meter gaya dada (31,75 detik) dan menempati posisi kedua di 100 meter gaya dada (1 menit 9,14 detik), tetapi namanya tidak muncul dalam daftar resmi atlet.
2.4. Olimpiade
Partisipasi Luo Xuejuan di Olimpiade menjadi puncak kariernya, terutama pada Olimpiade Athena 2004.
2.4.1. Olimpiade Sydney 2000
Pengalaman pertamanya di Olimpiade adalah pada Olimpiade Musim Panas 2000 di Sydney. Meskipun ia tampil baik di uji coba nasional, ia hanya dipilih untuk berkompetisi di nomor 200 meter gaya dada. Ia berhasil mencapai semifinal dengan waktu terbaik pribadi, namun finis di posisi kedelapan pada final.
2.4.2. Olimpiade Athena 2004
Puncak karier Luo adalah di Olimpiade Musim Panas 2004 di Athena, di mana ia meraih medali emas di nomor 100 meter gaya dada dengan rekor Olimpiade baru 1 menit 6,64 detik. Ini merupakan waktu tercepat ketiga dalam sejarah dan hanya terpaut 0.27 detik dari rekor dunia. Prestasi ini sangat luar biasa mengingat ia adalah salah satu kualifikasi terlambat untuk final dan berenang di jalur terluar. Leisel Jones hanya meraih perunggu (1 menit 7,16 detik), setelah sebelumnya mencetak rekor Olimpiade 1 menit 6,78 detik di semifinal.
Luo menarik diri dari perlombaan 200 meter gaya dada untuk berkonsentrasi pada estafet 4x100 meter gaya ganti. Sayangnya, tim Tiongkok hanya menempati posisi keempat dengan waktu 4 menit 3,35 detik. Luo berenang di perlombaan tersebut dengan masalah jantung dan harus dibantu keluar dari kolam oleh rekan satu timnya setelah menyelesaikan leg gaya dadanya (split 1 menit 8,82 detik).
3. Rekor dan Penghargaan Utama
Luo Xuejuan adalah mantan pemegang rekor dunia dalam nomor 50 meter gaya dada (lintasan pendek). Ia juga memegang rekor Olimpiade di nomor 100 meter gaya dada dengan waktu 1 menit 6,64 detik yang dicetak pada Olimpiade Athena 2004.
Sepanjang kariernya, ia memecahkan beberapa rekor Asia:
- 50 meter gaya dada: 30,84 detik (2001)
- 100 meter gaya dada: 1 menit 7,18 detik (2001), kemudian 1 menit 6,96 detik (2001), 1 menit 6,84 detik (2002), dan 1 menit 6,80 detik (2003).
- Estafet 4x100 meter gaya ganti: 4 menit 2,53 detik (2001), kemudian 4 menit 0,21 detik (2002), dan 3 menit 59,89 detik (2003).
Ia juga mencatat waktu split estafet gaya dada tercepat dalam sejarah pada beberapa kesempatan:
- 1 menit 6,47 detik (2001)
- 1 menit 5,79 detik (2003)
- 1 menit 5,69 detik (2005)
Secara keseluruhan, ia telah memenangkan:
- 1 medali emas Olimpiade
- 5 medali emas Kejuaraan Dunia (lintasan panjang)
- 1 medali perak Kejuaraan Dunia (lintasan pendek)
- 2 medali perunggu Kejuaraan Dunia (lintasan panjang)
- 2 medali perunggu Kejuaraan Dunia (lintasan pendek)
- 1 medali perunggu Kejuaraan Pan Pasifik
- 3 medali emas Universitasid Musim Panas
- 1 medali perak Universitasid Musim Panas
- 2 medali emas Pesta Olahraga Asia
- 1 medali perak Pesta Olahraga Asia
4. Filosofi dan Nilai
Luo Xuejuan dikenal karena pandangannya yang kuat tentang etika olahraga dan nilai-nilai Olimpiade. Pada Pesta Olahraga Nasional Tiongkok 2001, ia mengucapkan kutipan yang sangat terkenal, "Air di kolam ini tidak terlalu bersih, tetapi saya sendiri adalah perenang yang bersih." Pernyataan ini merujuk pada serangkaian waktu yang sangat cepat yang dicatat oleh beberapa perenang yang sama sekali tidak dikenal, yang sangat dicurigai menggunakan doping pada Pesta Olahraga Nasional tersebut.
Sebagai pembawa obor Olimpiade, Luo Xuejuan juga menyatakan pandangannya tentang cita-cita Olimpiade: "Sebagai pembawa obor, saya pikir semangat Olimpiade berarti kemurnian, permainan yang adil, persahabatan, gairah, perdamaian, dan harmoni."
5. Masalah Kesehatan dan Kesulitan
Selama kariernya, Luo Xuejuan menghadapi berbagai tantangan fisik dan mental. Ia diketahui berenang dengan masalah jantung pada Olimpiade Athena 2004, yang membuatnya harus dibantu keluar dari kolam setelah menyelesaikan leg gaya dadanya. Pada Kejuaraan Dunia Akuatik 2005 di Montreal, ia berkompetisi dengan cedera pergelangan kaki.
Pada tahun 2006, ia melewatkan semua pertemuan internasional besar, termasuk Kejuaraan Dunia Lintasan Pendek di Shanghai dan Kejuaraan Pan Pasifik di Vancouver. Penjelasan resmi untuk tidak memilihnya dalam Pesta Olahraga Asia 2006 adalah bahwa Luo membutuhkan lebih banyak waktu untuk sepenuhnya merehabilitasi kondisi jantungnya sebagai persiapan untuk Olimpiade Musim Panas 2008. Media berspekulasi bahwa Luo hampir pensiun. Rumor juga beredar bahwa Luo memiliki perselisihan dengan pelatih lamanya, Zhang Yadong, yang ditunjuk sebagai pelatih kepala tim nasional Tiongkok dan karenanya tidak lagi memiliki banyak waktu dan perhatian dalam melatih Luo seperti sebelumnya. Luo dikatakan telah "diasingkan" kembali untuk berlatih di provinsi asalnya, Zhejiang, meskipun otoritas renang bersikeras bahwa ia masih menjadi anggota tim nasional.
6. Pensiun dan Aktivitas Pasca-Pensiun
Keputusan Luo Xuejuan untuk pensiun dari dunia renang profesional didorong oleh masalah kesehatan yang serius, dan setelah itu ia memulai babak baru dalam hidupnya.
6.1. Pengumuman Pensiun
Pada 24 Januari 2007, Luo mengumumkan dalam konferensi pers bahwa ia pensiun dari renang kompetitif karena kegagalan operasi jantung. Menurut Luo, dokter menyarankan bahwa hidupnya mungkin dalam bahaya jika ia terus berlatih dengan intensitas yang dibutuhkan untuk atlet tingkat Olimpiade.
6.2. Aktivitas Pasca-Pensiun
Setelah pensiun, Luo melanjutkan studi universitasnya. Pada 24 Maret 2008, ia menjadi pembawa obor kedua dalam estafet obor Olimpiade Musim Panas 2008 dan pembawa obor pertama untuk Tiongkok. Sejak tahun 2018, ia telah bekerja sebagai guru pendidikan jasmani di Universitas Studi Asing Beijing.
7. Evaluasi dan Dampak
Luo Xuejuan meninggalkan warisan yang signifikan dalam dunia renang Tiongkok dan internasional. Dikenal sebagai perenang yang berani dan gigih, ia tidak hanya meraih berbagai medali emas dan memecahkan rekor, tetapi juga menjadi suara penting dalam isu-isu etika olahraga, terutama dalam menentang doping. Kemenangan dramatisnya di Olimpiade Athena 2004, di mana ia mengatasi kondisi kesehatan dan persaingan ketat, mengukuhkan statusnya sebagai salah satu atlet paling inspiratif di Tiongkok. Meskipun kariernya dipersingkat oleh masalah jantung, dedikasinya terhadap olahraga bersih dan nilai-nilai Olimpiade terus menjadikannya panutan bagi generasi atlet berikutnya.
