1. Masa muda dan latar belakang
Maria Cristina memiliki latar belakang keluarga bangsawan yang kuat, lahir sebagai putri dari penguasa Dua Sisilia dan cucu dari Maria Theresia dari Austria, seorang tokoh berpengaruh di Eropa. Masa kecilnya ditandai oleh kehidupan di istana dan kedekatan dengan ibunya.
1.1. Kelahiran dan masa kanak-kanak
Maria Cristina lahir pada 17 Januari 1779 di Istana Caserta di Caserta, Italia. Ia adalah anak keenam dan putri keempat dari Raja Ferdinand I dari Dua Sisilia dan istrinya, Maria Carolina dari Austria. Lingkungan masa kecilnya adalah istana kerajaan yang megah, di mana ia menerima pengasuhan yang sesuai dengan statusnya.

q=Caserta Palace|position=left
1.2. Hubungan keluarga dan pengasuhan
Maria Cristina adalah putri dari Ferdinand I, Raja Napoli dan Sisilia (kemudian Raja Dua Sisilia), dan Maria Carolina dari Austria, yang merupakan putri dari Permaisuri Maria Theresia dari Austria. Ia adalah anak kesayangan ibunya. Maria Cristina juga memiliki seorang saudara kembar, Maria Cristina Amelia, yang meninggal dunia pada 26 Februari 1783 karena cacar pada usia empat tahun. Kehilangan saudara kembarnya pada usia muda merupakan bagian dari pengalaman masa kecilnya yang membentuknya.
2. Pernikahan dan Adipatni Genoa
Maria Cristina menikah dengan Pangeran Charles Felix dari Savoy pada tahun 1807, sebuah peristiwa yang menandai awal kehidupannya sebagai anggota keluarga kerajaan Savoy. Sebelum suaminya naik takhta sebagai Raja Sardinia, ia dikenal dengan gelar Adipatni Genoa.
2.1. Pernikahan dengan Charles Felix
Maria Cristina menikah pada 6 April 1807 di Palermo dengan Pangeran Charles Felix dari Savoy. Charles Felix adalah putra kelima dari Victor Amadeus III, dan pada saat pernikahan mereka, ia tidak diperkirakan akan mewarisi takhta. Namun, karena kakak-kakaknya tidak memiliki pewaris laki-laki yang sah, Charles Felix kemudian naik takhta sebagai Raja Sardinia setelah kakak tertuanya, Victor Emmanuel I, turun takhta pada tahun 1821.
2.2. Adipatni Genoa (1807-1821)
Setelah pernikahannya pada tahun 1807, Maria Cristina menyandang gelar Adipatni Genoa. Ia memegang gelar ini selama empat belas tahun, yaitu hingga suaminya, Charles Felix, menjadi Raja Sardinia pada tahun 1821. Periode ini menjadi masa transisi baginya sebelum mengambil peran yang lebih besar sebagai seorang ratu.
3. Ratu Sardinia (1821-1831)
Sebagai Ratu Sardinia, Maria Cristina aktif dalam mendukung seni dan budaya serta memberikan patronase signifikan terhadap proyek-proyek arkeologi, menunjukkan minatnya yang mendalam pada warisan sejarah.
3.1. Kediaman kerajaan dan patronase budaya
Sebagai ratu, Maria Cristina bersama suaminya, Raja Charles Felix, menunjukkan minat yang besar terhadap seni dan para seniman. Mereka mengubah kediaman kerajaan seperti Kastil Agliè di Agliè dan Villa Rufinella di Frascati menjadi tempat tinggal yang nyaman dan indah. Selama masa pemerintahan suaminya, mereka juga tinggal di Palazzo Chiablese, tempat Raja Charles Felix kemudian meninggal pada tahun 1831.
3.2. Dukungan untuk penggalian arkeologi
Maria Cristina secara aktif mendukung bidang arkeologi. Pada tahun 1825, ia menunjuk arkeolog Marsekal Luigi Biondi (1776-1839) untuk memimpin pekerjaan penggalian yang menghasilkan penemuan situs Tusculum. Maria Cristina secara pribadi membiayai proyek penggalian penting ini. Kemudian, pada tahun 1839 dan 1840, arsitek dan arkeolog Luigi Canina (1795-1856) juga dipekerjakan oleh keluarga kerajaan untuk menggali area Teater Tusculum. Artefak kuno yang ditemukan selama penggalian ini dikirimkan ke Kastil Agliè milik Adipati Savoy di Piedmont, menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian dan koleksi warisan sejarah.
4. Kehidupan selanjutnya dan kematian
Setelah kematian suaminya, Maria Cristina menjalani kehidupan sebagai janda. Ia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di berbagai lokasi yang menjadi kediaman favoritnya, sebelum akhirnya meninggal dunia pada tahun 1849 tanpa meninggalkan keturunan.
4.1. Masa janda dan tahun-tahun terakhir
Raja Charles Felix meninggal pada tahun 1831 setelah sepuluh tahun memerintah. Setelah kematian suaminya, Maria Cristina menjalani sisa hidupnya sebagai janda. Ia menghabiskan waktunya di beberapa lokasi, termasuk Turin, Napoli, Agliè, dan Frascati, yang semuanya merupakan tempat-tempat yang memiliki makna penting baginya atau keluarganya.
4.2. Kematian dan pemakaman
Maria Cristina meninggal dunia pada 11 Maret 1849 di Savona, Liguria. Ia dimakamkan di samping suaminya, Raja Charles Felix, di Biara Hautecombe, Saint-Pierre-de-Curtille, sebuah lokasi yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi banyak anggota keluarga Savoy. Raja Charles Felix dan Maria Cristina tidak memiliki anak kandung.
q=Hautecombe Abbey|position=right
5. Silsilah
Berikut adalah silsilah keluarga Maria Cristina dari Napoli dan Sisilia yang menunjukkan leluhur utamanya:
Leluhur | Hubungan |
---|---|
Maria Cristina dari Napoli dan Sisilia | Diri Sendiri |
Ferdinand I dari Dua Sisilia | Ayah |
Maria Carolina dari Austria | Ibu |
Charles III dari Spanyol | Kakek (dari ayah) |
Maria Amalia dari Sachsen | Nenek (dari ayah) |
Francis I, Kaisar Romawi Suci | Kakek (dari ibu) |
Maria Theresia | Nenek (dari ibu) |
Philip V dari Spanyol | Kakek buyut (dari ayah, pihak ayah) |
Elisabeth Farnese | Nenek buyut (dari ayah, pihak ayah) |
Augustus III dari Polandia | Kakek buyut (dari ayah, pihak ibu) |
Maria Josepha dari Austria | Nenek buyut (dari ayah, pihak ibu) |
Leopold, Adipati Lorraine | Kakek buyut (dari ibu, pihak ayah) |
Élisabeth Charlotte dari Orléans | Nenek buyut (dari ibu, pihak ayah) |
Charles VI, Kaisar Romawi Suci | Kakek buyut (dari ibu, pihak ibu) |
Elisabeth Christine dari Brunswick | Nenek buyut (dari ibu, pihak ibu) |
6. Warisan dan penilaian
Warisan utama Maria Cristina dari Napoli dan Sisilia terutama terletak pada dukungannya yang signifikan terhadap seni, budaya, dan arkeologi. Sebagai seorang ratu, ia tidak hanya memenuhi perannya dalam lingkungan istana, tetapi juga secara aktif mempromosikan dan membiayai proyek-proyek penting seperti penggalian di Tusculum. Dukungannya terhadap para arkeolog dan pelestarian artefak kuno mencerminkan minat pribadinya dan kontribusinya terhadap pengetahuan sejarah. Penilaian terhadapnya sering menekankan perannya sebagai patronase seni dan arkeologi, yang meninggalkan dampak positif pada warisan budaya Piedmont dan sekitarnya. Meskipun tidak memiliki keturunan, warisannya hidup melalui dukungan terhadap ilmu pengetahuan dan budaya.