1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang Skotlandia
Mary Anne MacLeod menghabiskan masa kecilnya di Pulau Lewis, Skotlandia, dalam lingkungan yang keras dan berbahasa Gaelik, sebelum memutuskan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Amerika Serikat.
1.1. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
Mary Anne MacLeod lahir pada 10 Mei 1912, di desa Tong, Lewis, di Pulau Lewis, Hebrida Luar, Skotlandia. Ia adalah anak bungsu dari sepuluh bersaudara yang lahir dari pasangan Malcolm MacLeod (1866-1954) dan Mary Ann MacLeod (née Smith; 1867-1963). Ayahnya adalah seorang petani gurem (crofter), nelayan, dan petugas wajib sekolah di sekolah Mary.
Kakek-nenek dari pihak ayahnya adalah Alexander MacLeod dan Anne MacLeod, sementara kakek-nenek dari pihak ibunya adalah Donald Smith dan Mary MacAulay. Mereka berasal dari daerah Vatisker dan South Lochs. Donald Smith meninggal di laut pada usia 34 tahun ketika kapal layarnya tenggelam, nasib umum bagi banyak pria di wilayah tersebut yang sangat bergantung pada perikanan. Beberapa generasi sebelumnya dari keluarganya telah dipaksa meninggalkan tanah mereka sebagai bagian dari Highland Clearances, sebuah periode penggusuran paksa di dataran tinggi Skotlandia. Menurut catatan silsilah, keluarga-keluarga yang terusir di desa Mary hidup dalam "kesengsaraan manusia" sementara tanah pertanian di dekatnya digunakan untuk beternak domba. Sejarawan lokal menggambarkan properti pada masa itu sebagai "sangat kotor" dan bahwa keluarga di daerah tersebut menjalani kehidupan yang keras sebagai nelayan, petani, dan penggali gambut. Pecahnya Perang Dunia I semakin melemahkan ekonomi daerah tersebut dan mengurangi populasi laki-laki.
1.2. Masa Kecil dan Pendidikan
Mary Anne dibesarkan dalam rumah tangga berbahasa bahasa Gaelik Skotlandia. Bahasa Inggris adalah bahasa keduanya, yang ia pelajari di sekolah yang ia hadiri hingga sekolah menengah. Ia dikenal sebagai salah satu siswa paling fasih di sekolahnya.
2. Imigrasi ke Amerika Serikat
Keputusan Mary Anne MacLeod untuk berimigrasi ke Amerika Serikat didorong oleh kondisi ekonomi yang sulit di Skotlandia dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di Dunia Baru.
2.1. Keputusan Berimigrasi dan Perjalanan
Dengan beberapa saudara kandungnya yang telah lebih dulu menetap di Amerika Serikat, MacLeod mungkin pertama kali mengunjungi negara tersebut untuk kunjungan singkat pada Desember 1929. Ia kemudian diberikan visa imigrasi nomor 2669191 di Glasgow pada 17 Februari 1930. Pada 2 Mei, MacLeod meninggalkan Glasgow dengan menumpangi RMS Transylvania dan tiba di New York City pada 11 Mei, sehari setelah ulang tahunnya yang ke-18. Ia menyatakan niatnya untuk menjadi warga negara Amerika Serikat dan akan tinggal secara permanen di Amerika. Ia adalah salah satu dari puluhan ribu pemuda Skotlandia yang berangkat ke Amerika Serikat atau Kanada selama periode ini, karena Skotlandia telah sangat menderita akibat konsekuensi dari Highland Clearances dan Perang Dunia I. Daftar penumpang asing kapal Transylvania mencantumkan pekerjaannya sebagai pembantu rumah tangga.
2.2. Kehidupan Awal di New York
Setibanya di Amerika Serikat dengan hanya 50 USD (setara dengan 945 USD pada tahun 2024), MacLeod tinggal bersama kakak perempuannya, Christina Matheson, di Astoria, Queens, New York. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama setidaknya empat tahun. Salah satu pekerjaannya tampaknya sebagai pengasuh anak untuk keluarga kaya di pinggiran kota New York, tetapi posisi tersebut dihilangkan karena kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh Depresi Besar. Seperti yang digambarkan oleh surat kabar Skotlandia The National pada tahun 2016, ia "memulai hidup di Amerika sebagai pelayan yang sangat miskin, melarikan diri dari kemiskinan yang bahkan lebih buruk di tanah kelahirannya."
2.3. Proses Perolehan Kewarganegaraan
Setelah memperoleh Izin Masuk Kembali AS-yang hanya diberikan kepada imigran yang berniat untuk tinggal dan memperoleh kewarganegaraan-ia kembali ke Skotlandia dengan SS Cameronia pada 12 September 1934. Ia tercatat tinggal di New York pada April 1935 dalam Sensus Amerika Serikat 1940. Meskipun formulir sensus tahun 1940 yang diajukan oleh Mary Anne dan suaminya, Fred Trump, menyatakan bahwa ia adalah warga negara naturalisasi, ia sebenarnya baru menjadi warga negara pada 10 Maret 1942. Namun, tidak ada bukti bahwa ia melanggar hukum imigrasi sebelum naturalisasinya, karena ia sering bepergian secara internasional dan setelah itu dapat masuk kembali ke Amerika Serikat. MacLeod sering kembali ke daerah asalnya di Skotlandia sepanjang hidupnya dan berbicara bahasa Gaelik Skotlandia ketika ia berada di sana.
3. Pernikahan, Keluarga, dan Aktivitas Sosial
Mary Anne MacLeod Trump membangun keluarga besar bersama Fred Trump dan dikenal atas dedikasinya yang mendalam terhadap kegiatan filantropi dan sosial di komunitasnya.
3.1. Pertemuan dan Pernikahan dengan Fred Trump
Pada pertengahan tahun 1930-an, ketika Mary Anne tinggal bersama saudara perempuannya di Queens, ia bertemu Fred Trump-yang saat itu sudah menjadi pengembang properti dan pembangun-di sebuah pesta. Dalam kunjungan berikutnya ke Skotlandia, ia memberi tahu keluarganya bahwa ia telah bertemu calon suaminya. Mereka menikah di Madison Avenue Presbyterian Church di Upper East Side, Manhattan, pada 11 Januari 1936, dengan George Arthur Buttrick sebagai pemimpin upacara. Resepsi pernikahan untuk 25 tamu diadakan di Carlyle Hotel di Manhattan. Mereka berbulan madu di Atlantic City, New Jersey.
3.2. Anak-anak
Pada 5 April 1937, ia melahirkan anak pertama mereka, Maryanne (1937-2023), diikuti oleh Fred C. Trump Jr. (1938-1981), Elizabeth (lahir 1942), Donald (lahir 1946), dan Robert (1948-2020). Kelahiran anak bungsunya menyebabkan histerektomi darurat, yang hampir tidak dapat ia selamatkan. Putra tertuanya, Fred C. Trump Jr., meninggal pada tahun 1981 karena komplikasi akibat alkoholisme. Robert Trump meninggal pada tahun 2020.


3.3. Kehidupan Keluarga dan Keyakinan
Keluarga ini tinggal di Jamaica, Queens, dan kemudian secara khusus di Jamaica Estates. Awalnya, pasangan ini tinggal di rumah ibu mertua MacLeod, tetapi pada tahun 1940, mereka telah mengalami mobilitas sosial ke atas, dengan rumah tangga mereka sendiri yang dilengkapi dengan seorang pembantu rumah tangga Skotlandia. Menurut Harry Hurt III, seorang biografer keluarga, MacLeod menghabiskan waktu mengumpulkan koin dari mesin cuci di gedung apartemen milik keluarga; hal ini juga diklaim oleh anak-anak MacLeod tentang ibu Fred Trump, Elizabeth Christ Trump, serta oleh Donald tentang dirinya sendiri.
MacLeod membesarkan anak-anaknya dalam iman Presbiterian yang ia anut sejak kecil. Pada 20 Januari 2017, Presiden AS terpilih Donald Trump mengambil sumpah jabatannya menggunakan salinan Revised Standard Version Alkitab yang diberikan kepadanya oleh ibunya pada tahun 1955 ketika ia lulus dari sekolah minggu Presbiterian. MacLeod mengendarai Rolls-Royce yang memiliki plat nomor pribadi "MMT," inisial namanya, Mary MacLeod Trump. Sebagai orang tua, MacLeod lebih pendiam daripada suaminya. Teman-teman anak-anak mengamati interaksi yang lebih sedikit dengannya daripada dengan Fred. Dalam penampilan, MacLeod bertubuh kecil tetapi dikenal dengan gaya rambutnya yang rumit, yang dalam satu catatan disebut "pusaran oranye dinamis," mirip dengan gaya rambut yang kemudian dikenal dari putranya, Donald.
3.4. Filantropi dan Kerelawanan
MacLeod juga aktif sebagai sukarelawan di rumah sakit dan terlibat dalam kegiatan sekolah serta amal, termasuk untuk peningkatan kualitas hidup penderita cerebral palsy dan upaya untuk meningkatkan kehidupan orang dewasa penyandang disabilitas intelektual. Keluarga Trump aktif dalam Bala Keselamatan, Boy Scouts of America, dan Lighthouse for the Blind, di antara badan amal lainnya. MacLeod memiliki peran penting di Women's Auxiliary of Jamaica Hospital dan juga di Jamaica Day Nursery. Ia dan suaminya menyumbangkan waktu, upaya, layanan, dan beberapa bangunan medis di sekitar New York. Sebuah paviliun panti jompo berkapasitas 228 tempat tidur di Jamaica Hospital Medical Center, tempat ia menghabiskan bertahun-tahun menjadi sukarelawan, dinamai untuk menghormatinya. MacLeod juga menjadi anggota beberapa klub sosial.
4. Kehidupan Akhir dan Kematian
Pada masa tuanya, kesehatan Mary Anne MacLeod Trump menurun, dan ia mengalami insiden pribadi yang signifikan sebelum meninggal dunia.
4.1. Masalah Kesehatan dan Insiden Perampokan
Seiring bertambahnya usia, Trump menderita osteoporosis parah. Pada 31 Oktober 1991, pada usia 79 tahun, ia menjadi korban perampokan saat berbelanja di Union Turnpike di Long Island dekat rumahnya. Ia melawan upaya perampok untuk mencuri tasnya, yang berisi 14 USD, dan kemudian dijatuhkan ke tanah serta dipukuli. Ia menderita patah tulang rusuk, memar di wajah, beberapa fraktur, pendarahan otak, dan kerusakan permanen pada penglihatan dan pendengarannya. Seorang pengemudi truk roti bernama Lawrence Herbert menangkap penyerangnya yang berusia 16 tahun, dan atas tindakan tersebut, Herbert kemudian diberi imbalan oleh Donald Trump dengan cek yang mencegahnya kehilangan rumah karena penyitaan. Penyerangnya kemudian mengaku bersalah atas perampokan dan penyerangan, dan dijatuhi hukuman tiga hingga sembilan tahun penjara.
4.2. Kematian Suami
Suami Mary Anne, Fred Trump, meninggal dunia pada usia 93 tahun pada 25 Juni 1999, setelah jatuh sakit akibat pneumonia.
4.3. Kematian dan Pemakaman
Mary Anne meninggal setahun kemudian pada 7 Agustus 2000, di Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York, pada usia 88 tahun. Upacara pemakaman diadakan di Marble Collegiate Church di Manhattan, dan ia dimakamkan bersama suami dan putranya (Fred Jr.) di Lutheran All Faiths Cemetery di Middle Village, Queens. Pemberitahuan kematian di surat kabar kampung halamannya di Skotlandia, Stornoway Gazette, berbunyi: "Dengan damai di New York pada 7 Agustus, Mary Ann - Trump, berusia 88 tahun. Putri dari mendiang Malcolm dan Mary MacLeod, 5 Tong. Sangat dirindukan."
5. Warisan dan Peringatan
Mary Anne MacLeod Trump meninggalkan warisan abadi melalui dedikasi filantropisnya, yang terus memberikan dampak positif pada masyarakat.
5.1. Warisan Melalui Filantropi
Warisan pekerjaan amalnya sangat terasa di komunitas New York. Sebuah paviliun panti jompo berkapasitas 228 tempat tidur di Jamaica Hospital Medical Center, tempat ia menghabiskan bertahun-tahun menjadi sukarelawan, dinamai untuk menghormatinya. Fasilitas ini menjadi bukti nyata kontribusinya yang berkelanjutan terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan perawatan medis dan dukungan. Melalui upaya filantropisnya, Mary Anne MacLeod Trump dikenang sebagai individu yang berdedikasi untuk meningkatkan kehidupan orang lain.