1. Overview
Masao Takemoto (竹本 正男Takemoto MasaoBahasa Jepang, 29 September 1919 - 2 Februari 2007) adalah seorang pesenam artistik asal Jepang yang diakui secara luas sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah senam Jepang dan dunia. Dikenal dengan julukan "Dewa Senam" (体操の神様Taiso no KamisamaBahasa Jepang), ia telah meraih banyak penghargaan sepanjang kariernya, termasuk dua gelar juara dunia dan tujuh medali Olimpiade. Kontribusinya tidak hanya terbatas pada pencapaian atletiknya, tetapi juga meluas ke pengembangan teknik senam dan pembinaan generasi atlet selanjutnya sebagai pelatih dan akademisi. Artikel ini akan menguraikan perjalanan hidup dan karier Takemoto, dari masa kecil dan pendidikannya, pencapaian atletik yang gemilang di panggung internasional, hingga perannya dalam pelayanan publik serta warisan yang ditinggalkannya bagi dunia senam.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Masao Takemoto lahir pada tanggal 29 September 1919 di Hamada, Shimane, sebuah kota di Prefektur Shimane, Jepang. Ia memiliki tinggi badan sekitar 160 cm. Ia menempuh pendidikan awalnya di bekas Sekolah Menengah Hamada (旧制浜田中Kyūsei Hamada ChūBahasa Jepang), yang kini dikenal sebagai Sekolah Menengah Atas Prefektur Shimane Hamada. Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Takemoto melanjutkan studi di Universitas Ilmu Olahraga Nippon (日本体育大学Nippon Taiiku DaigakuBahasa Jepang), tepatnya di Sekolah Guru Tinggi Asosiasi Pendidikan Jasmani Jepang (日本体育会体操学校高等師範科Nippon Taiiku-kai Taiso Gakko Koto Shihan-kaBahasa Jepang), yang merupakan cikal bakal dari Universitas Ilmu Olahraga Nippon saat ini. Di universitas inilah ia memperoleh gelar dalam bidang pendidikan jasmani, yang menjadi fondasi bagi karier atletik dan akademiknya di kemudian hari.
3. Karier Atletik
Karier atletik Masao Takemoto sebagai pesenam dimulai pada masa pasca-perang di Jepang dan mencapai puncaknya di panggung dunia, menjadikannya salah satu ikon senam artistik Jepang. Ia secara konsisten menunjukkan keunggulannya di berbagai nomor, terutama di senam lantai, dan berhasil mengoleksi banyak medali dari ajang-ajang besar seperti Olimpiade Musim Panas dan Kejuaraan Dunia Senam Artistik.
3.1. Awal Karier dan Kejuaraan Nasional
Masao Takemoto memulai aktivitas atletiknya dengan gemilang di kompetisi domestik. Pada tahun 1947, ia mengikuti Kejuaraan Senam Seluruh Jepang yang pertama dan berhasil meraih gelar juara umum individu. Dominasinya terus berlanjut di kejuaraan nasional, di mana ia mencatatkan rekor lima kemenangan beruntun di nomor juara umum individu. Secara keseluruhan, ia berhasil meraih total tujuh gelar juara di Kejuaraan Senam Seluruh Jepang, yang menjadi bukti awal bakat dan kegigihannya dalam olahraga senam.
3.2. Olimpiade
Masao Takemoto adalah seorang veteran Olimpiade yang telah berpartisipasi dalam tiga edisi Olimpiade Musim Panas, yaitu Olimpiade Helsinki 1952, Olimpiade Melbourne 1956, dan Olimpiade Roma 1960. Ia berhasil meraih total tujuh medali Olimpiade, termasuk satu medali emas, tiga medali perak, dan tiga medali perunggu, yang menjadikannya salah satu atlet Jepang paling berprestasi di cabang olahraga senam.
3.2.1. Olimpiade Helsinki 1952
Penampilan pertama Masao Takemoto di ajang internasional besar adalah pada Olimpiade Musim Panas 1952 yang diselenggarakan di Helsinki, Finlandia. Dalam debut Olimpiadenya, Takemoto berhasil meraih medali perak di nomor kuda-kuda lompat putra. Ia mencetak skor 19.150, hanya terpaut 0.050 poin dari peraih medali emas, pesenam Uni Soviet, Viktor Chukarin (Виктор ЧукаринViktor ChukarinBahasa Rusia).

3.2.2. Olimpiade Melbourne 1956
Pada Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne, Australia, Masao Takemoto dihormati sebagai kapten tim delegasi Jepang. Dalam ajang ini, ia berhasil mengoleksi empat medali. Ia meraih medali perak sebagai bagian dari tim senam putra Jepang. Selain itu, Takemoto juga memenangkan tiga medali perunggu individu di nomor palang tunggal, palang sejajar, dan gelang-gelang.
3.2.3. Olimpiade Roma 1960
Puncak karier Olimpiade Masao Takemoto terjadi pada Olimpiade Musim Panas 1960 di Roma, Italia. Dalam kompetisi ini, Takemoto bersama rekan-rekan setimnya, Nobuyuki Aihara, Yukio Endō, Takashi Mitsukuri, Takashi Ono, dan Shuji Tsurumi, berhasil meraih medali emas di nomor tim putra. Ini merupakan medali emas Olimpiade pertama yang diraih oleh tim senam putra Jepang, menandai era dominasi Jepang dalam olahraga tersebut. Selain medali emas tim, Takemoto juga meraih medali perak di nomor palang tunggal individu, menempati posisi kedua di bawah rekan senegaranya, Takashi Ono.
3.3. Kejuaraan Dunia Senam Artistik
Selain sukses di Olimpiade, Masao Takemoto juga menorehkan prestasi gemilang di Kejuaraan Dunia Senam Artistik, sebuah ajang yang mempertemukan pesenam terbaik dari seluruh dunia. Ia berhasil meraih dua gelar juara dunia dan beberapa medali lainnya, menunjukkan konsistensi dan keunggulannya di level teratas.
3.3.1. Kejuaraan Dunia 1954
Pada Kejuaraan Dunia Senam Artistik 1954 yang diselenggarakan di Roma, Italia, Masao Takemoto berhasil meraih medali emas di nomor senam lantai putra. Ia berbagi gelar juara pertama dengan Valentin Muratov (Валентин МуратовValentin MuratovBahasa Rusia) dari Uni Soviet, dengan kedua pesenam mencetak skor yang sama yaitu 19.250 poin. Selain medali emas tersebut, Takemoto juga meraih medali perak bersama tim Jepang dan medali perunggu di nomor palang sejajar.
3.3.2. Kejuaraan Dunia 1958
Empat tahun kemudian, pada Kejuaraan Dunia Senam Artistik 1958 di Moskow, Uni Soviet, Masao Takemoto sekali lagi menunjukkan kehebatannya di senam lantai. Ia berhasil mempertahankan gelar juara dunianya di nomor tersebut, kali ini sebagai pemenang tunggal. Di kejuaraan ini, ia juga meraih dua medali perak, masing-masing di nomor kuda-kuda lompat dan kompetisi tim, serta satu medali perunggu di nomor palang tunggal.
4. Karier Pasca Pensiun dan Pelayanan Publik
Setelah pensiun dari karier atletiknya pasca Olimpiade Roma 1960, Masao Takemoto tidak meninggalkan dunia senam. Ia melanjutkan kontribusinya melalui berbagai peran penting sebagai pelatih, akademisi, dan pejabat dalam organisasi olahraga, serta menerima berbagai penghargaan atas dedikasinya.
4.1. Peran Pelatih dan Akademik
Masao Takemoto mendedikasikan dirinya untuk membimbing generasi pesenam berikutnya. Ia menjabat sebagai pelatih tim nasional senam putra Jepang dalam beberapa edisi Olimpiade, termasuk Olimpiade Tokyo 1964, Olimpiade München 1972, dan Olimpiade Montreal 1976. Di Universitas Ilmu Olahraga Nippon, tempat ia mengenyam pendidikan, Takemoto menjabat sebagai profesor dan melakukan penelitian dalam bidang senam. Ia juga pernah menduduki posisi administratif penting seperti Wakil Rektor Universitas Ilmu Olahraga Nippon, Direktur universitas, dan Wakil Rektor Sekolah Tinggi Wanita Junior Universitas Ilmu Olahraga Nippon. Pada akhirnya, ia diangkat sebagai Profesor Emeritus di Universitas Ilmu Olahraga Nippon. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua dan Penasihat Asosiasi Senam Jepang.
4.2. Penghargaan dan Kehormatan
Atas kontribusi luar biasanya terhadap olahraga senam, Masao Takemoto menerima sejumlah penghargaan dan kehormatan bergengsi sepanjang hidupnya. Pada tahun 1980, ia dianugerahi Medali Pita Ungu (紫綬褒章Shiju HōshōBahasa Jepang), sebuah penghargaan dari pemerintah Jepang yang diberikan kepada individu dengan pencapaian luar biasa dalam bidang akademik, seni, dan olahraga. Kemudian, pada tahun 1993, ia menerima Orde Harta Karun Suci Kelas III (勲三等瑞宝章Kun Santō ZuihōshōBahasa Jepang). Pengakuan internasional tertinggi datang pada tahun 1997, ketika ia menjadi orang Jepang pertama yang dilantik ke dalam International Gymnastics Hall of Fame. Setelah kematiannya, ia secara anumerta dianugerahi peringkat Junior Fifth Rank (正五位Shō-goiBahasa Jepang).
4.3. Kontribusi terhadap Senam
Salah satu kontribusi spesifik Masao Takemoto terhadap perkembangan teknik senam adalah perannya dalam penciptaan nama untuk gerakan senam yang ikonik. Ia dikenal sebagai individu yang mengusulkan penamaan untuk gerakan "Tsukahara" (月面宙返りGekimen ChūgaeriBahasa Jepang), sebuah gerakan akrobatik yang melibatkan salto ke belakang ganda dengan putaran, yang pertama kali diperkenalkan oleh pesenam Jepang lainnya, Mitsuo Tsukahara. Penamaan ini kemudian menjadi standar internasional dan merupakan bagian penting dari nomenklatur senam modern.
5. Kehidupan Pribadi dan Kematian
Informasi mengenai kehidupan pribadi Masao Takemoto di luar kariernya sebagai pesenam dan akademisi relatif terbatas di ranah publik. Namun, detail mengenai kematiannya telah dicatat.
5.1. Kematian
Masao Takemoto meninggal dunia pada tanggal 2 Februari 2007, pada usia 87 tahun. Ia menghembuskan napas terakhirnya di Kanagawa, sebuah prefektur di Jepang. Penyebab kematiannya adalah kanker duktus empedu (cholangiocarcinomaBahasa Inggris), sebuah jenis kanker yang menyerang saluran empedu.
6. Warisan dan Penerimaan
Masao Takemoto dikenang sebagai salah satu pionir dan figur sentral dalam sejarah senam Jepang dan dunia. Julukannya sebagai "Dewa Senam" (体操の神様Taiso no KamisamaBahasa Jepang) mencerminkan pengakuan atas keahliannya yang luar biasa, dominasinya di berbagai kompetisi, dan dedikasinya terhadap olahraga ini. Sebagai warga kehormatan Hamada, Shimane, kota kelahirannya, ia dihormati atas kontribusinya dan menjadi inspirasi bagi banyak generasi atlet muda. Warisannya mencakup tidak hanya medali-medali yang ia raih, tetapi juga perannya dalam memajukan teknik senam, membina talenta-talenta baru, dan mengangkat posisi Jepang sebagai kekuatan global dalam senam artistik. Ia tetap menjadi simbol keunggulan, ketekunan, dan semangat olahraga.