1. Biografi
Suzuki Miekichi menjalani hidup yang kaya dengan pengalaman sastra, dari masa kanak-kanak hingga menjadi salah satu tokoh terpenting dalam sejarah sastra anak Jepang.
1.1. Masa Kanak-kanak dan Pendidikan Awal
Miekichi Suzuki dilahirkan pada 29 September 1882, di Sarugaku-chō, Hiroshima (sekarang Kamiya-chō, Naka-ku), sebagai putra ketiga dari Etsuji dan Fusa Suzuki. Pada tahun 1889, ia masuk Sekolah Dasar Honkawa Hiroshima. Sayangnya, ibunya, Fusa, meninggal dunia ketika Miekichi baru berusia sembilan tahun pada tahun 1891. Dua tahun kemudian, pada usia 11 tahun, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Tingkat Atas Pertama. Minat menulisnya mulai terlihat jelas sejak usia muda. Pada tahun 1896, ia masuk Sekolah Menengah Hiroshima Prefektur (sekarang Sekolah Menengah Atas Hiroshima Kokutaiji). Saat berusia 15 tahun pada tahun 1897, karya-karyanya seperti Mobo o Shitou (亡母を慕ふMengenang Ibunda yang Telah TiadaBahasa Jepang) diterbitkan di majalah Shōnen Kurabu edisi April, dan Tenchōsetsu no Ki (天長節の記Catatan Hari Ulang Tahun KaisarBahasa Jepang) dimuat di majalah Shōkokumin edisi ke-2, volume 9 (keduanya diterbitkan oleh Hokuryūkan). Pada masa ini, ia juga mengirimkan tulisan ke majalah Shinsei dan publikasi lainnya dengan nama pena Eizan. Saat di kelas dua sekolah menengah, dongengnya yang berjudul Ahō Hato (あほう鳩Si Merpati BodohBahasa Jepang) juga dimuat di Shōnen Kurabu.
1.2. Pendidikan Tinggi dan Perkembangan Sastra
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Suzuki melanjutkan studi di Dai San Kōtō Gakkō (Sekolah Lanjutan Atas III, kini bagian dari Universitas Kyoto) pada tahun 1901. Ia kemudian melanjutkan ke Jurusan Sastra Inggris di Universitas Kekaisaran Tokyo (sekarang Universitas Tokyo), di mana ia berkesempatan menghadiri kuliah dari sastrawan besar Natsume Sōseki.
Pada usia 23 tahun, tepatnya tahun 1905, Suzuki mengalami neurasthenia (gangguan saraf) dan mengambil cuti dari universitas untuk beristirahat di Pulau Nōmi, Distrik Saeki, Hiroshima (sekarang Etajima). Pengalamannya selama masa pemulihan ini memberinya inspirasi untuk menulis cerpen Chidori (千鳥Burung CerekBahasa Jepang). Pada Maret 1906, setelah menyelesaikan Chidori, ia mengirimkan naskahnya kepada Natsume Sōseki. Sōseki sangat memuji cerpen tersebut dan merekomendasikannya untuk diterbitkan di majalah Hototogisu edisi Mei. Sejak saat itu, Suzuki secara resmi menjadi salah satu murid Sōseki dan aktif berpartisipasi dalam pertemuan mingguan "Mokuyōkai" (Pertemuan Kamis) yang diadakan di kediaman Sōseki. Melalui pertemuan ini, ia menjalin persahabatan erat dengan sastrawan lain seperti Takahama Kyoshi, Morita Sōhei, Terada Torahiko, dan Komiya Toyotaka. Pada Januari 1907, cerpennya Yamahiko (山彦GemaBahasa Jepang) juga dimuat di Hototogisu edisi Januari, dan pada bulan April tahun yang sama, ia menerbitkan Chiyogami (千代紙Kertas BerpolaBahasa Jepang) melalui penerbit Haishodō. Pada Juli 1908, ia lulus dari Jurusan Sastra Universitas Kekaisaran Tokyo.
1.3. Karier Awal dan Peralihan ke Sastra Anak
Setelah lulus kuliah, Suzuki Miekichi sempat bekerja sebagai guru bahasa Inggris di beberapa sekolah menengah sambil terus menulis. Dari April hingga Juli 1906, ia menjadi dosen di sebuah sekolah menengah swasta di Hiroshima. Kemudian, pada Oktober 1908, ia ditunjuk sebagai kepala sekolah di Sekolah Menengah Narita dan mengajar bahasa Inggris. Pada Maret 1910, ia mulai mempublikasikan novel panjangnya berjudul Kotori no Su (小鳥の巣Sarang Burung KecilBahasa Jepang) secara bersambung di surat kabar Kokumin Shimbun.
Pada tahun 1911, di usia 29 tahun, Suzuki mengundurkan diri dari Sekolah Menengah Narita dan pindah ke Tokyo, menjadi dosen di Sekolah Menengah Kaijō. Pada Mei tahun yang sama, ia menikah dengan Fuji. Periode ini ditandai dengan aktivitas kreatif yang intens, di mana ia menerbitkan banyak karyanya di berbagai majalah serta buku-buku seperti Kaeranu Hi (返らぬ日Hari yang Takkan KembaliBahasa Jepang) dan Omitsusan (お三津さんNyonya OmitsuBahasa Jepang). Pada April 1913, ia menjadi dosen di Universitas Chuo. Mulai Juli 1913, novelnya Kuwa no Mi (桑の実Buah MulbeiBahasa Jepang) dimuat bersambung di Kokumin Shimbun dari 25 Juli hingga 15 November, dan nama Suzuki mulai dikenal luas sebagai novelis. Novel ini kemudian diterbitkan dalam bentuk buku oleh Shunyōdō pada Januari tahun berikutnya.
Namun, setelah ini, Suzuki menghadapi kebuntuan kreatif dalam menulis novel, dan ia berhenti menulis fiksi dewasa sejak tahun 1915. Pada tahun yang sama, ia memulai penerbitan Miekichi Zensakushū (三重吉全作集Kumpulan Karya Lengkap MiekichiBahasa Jepang) yang direncanakan 13 jilid. Pada April 1915, ia menerbitkan Hachi no Baka (八の馬鹿Delapan Orang BodohBahasa Jepang) di Chūō Kōron. Titik balik dalam kariernya datang pada tahun 1916, ketika ia mulai menulis cerita anak setelah putrinya, Suzuko (lahir dari hubungan dengan Raku Kawakami), lahir. Ia menciptakan kumpulan dongeng berjudul Kosui no Onna (湖水の女Wanita DanauBahasa Jepang) untuk putrinya, yang menandai awal fokusnya pada sastra anak. Pada Juli 1916, istrinya, Fuji, meninggal dunia. Pada April 1917, ia memulai penerbitan Sekai Dōwa Shū (世界童話集Kumpulan Dongeng DuniaBahasa Jepang), dengan Shimizu Yoshio sebagai desainer dan ilustrator, yang kemudian berlanjut menjadi hubungan erat dalam majalah Akai Tori. Pada Januari 1918, putra sulungnya, Sankichi, lahir. Pada Oktober 1921, Suzuki, pada usia 39 tahun, menikah lagi dengan Hama Koizumi.
2. Majalah Akai Tori dan Gerakan Sastra Anak
Pendirian majalah "Akai Tori" oleh Suzuki Miekichi merupakan tonggak penting dalam sejarah sastra anak Jepang, yang memicu sebuah gerakan revolusioner dalam bidang ini.
2.1. Pendirian dan Filosofi Akai Tori
Majalah sastra anak Akai Tori (赤い鳥Burung MerahBahasa Jepang) didirikan dan diterbitkan oleh Suzuki Miekichi pada Juni 1918, dengan edisi pertamanya keluar pada Juli. Suzuki mengundurkan diri dari Sekolah Menengah Kaijō dan mengambil cuti dari Universitas Chuo pada September 1918 untuk sepenuhnya mendedikasikan dirinya pada majalah ini.
Filosofi di balik Akai Tori sangat revolusioner untuk zamannya. Majalah ini menekankan pembelajaran dari observasi dan pengalaman, daripada pembelajaran hafalan atau dogmatis. Selain itu, Akai Tori juga fokus pada penggunaan bahasa sehari-hari atau bahasa percakapan, alih-alih hanya mengandalkan bahasa seremonial atau kaku yang sering digunakan dalam literatur anak sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengangkat kualitas artistik sastra anak, menjauhkannya dari kesan semata-mata sebagai alat pengajaran moral, dan mempromosikan pendekatan yang lebih bebas dan ekspresif dalam pendidikan anak. Suzuki Miekichi berupaya menciptakan literatur anak yang tidak hanya mendidik tetapi juga memelihara imajinasi dan apresiasi estetika anak-anak.
2.2. Penulis dan Karya Penting yang Berkontribusi
Akai Tori berhasil menarik banyak sastrawan terkemuka pada masanya untuk berkontribusi, termasuk beberapa murid Natsume Sōseki dan penulis-penulis besar lainnya. Sejak awal, beberapa nama besar yang setuju menyumbangkan tulisan mereka antara lain Izumi Kyōka, Osanai Kaoru, Tokuda Shūsei, Takahama Kyoshi, Nogami Toyoichirō, Nogami Yaeko, Komiya Toyotaka, Arishima Ikuma, Ryūnosuke Akutagawa, Kitahara Hakushū, Shimazaki Tōson, Mori Ōgai, dan Morita Sōhei.
Dalam tahun-tahun berikutnya, daftar kontributor semakin bertambah dengan masuknya penulis seperti Ogawa Mimei, Tanizaki Jun'ichirō, Kume Masao, Kubota Mantarō, Takeo Arishima, Akita Ujaku, Saijō Yaso, Satō Haruo, Kikuchi Kan, Miki Rofū, Yamada Kōsaku, Narita Tamezō, dan Konoe Hidemaro.
Beberapa karya klasik sastra anak Jepang lahir dari halaman-halaman Akai Tori:
- Ryūnosuke Akutagawa menyumbangkan cerita anak-anak berjudul Kumo no Ito (蜘蛛の糸Jaring Laba-labaBahasa Jepang).
- Takeo Arishima menulis Hitofusa no Budō (一房の葡萄Setangkai Buah AnggurBahasa Jepang).
- Kitahara Hakushū dan yang lainnya menyumbangkan dongeng (童謡dōyōBahasa Jepang).
- Osanai Kaoru dan Kubota Mantarō berkontribusi dalam naskah drama anak-anak.
Meskipun banyak penulis terkenal yang namanya dicantumkan sebagai kontributor, diketahui bahwa beberapa di antaranya melakukan penulisan oleh orang lain (daisaku), terutama oleh Kojima Masajirō. Penulis lain yang secara aktif berkontribusi termasuk Ibuse Masuji, Uchida Hyakken, Uno Kōji, Uno Chiyo, Kamitsukasa Shōken, Toyoshima Yoshio, Nakamura Seiko, Hayashi Fumiko, Hirotsu Kazuo, dan Murō Saisei. Melalui karya-karya ini, Akai Tori berhasil menciptakan momentum untuk meningkatkan kualitas artistik bacaan anak-anak, yang sebelumnya seringkali hanya bersifat didaktis atau berisi pelajaran moral.
2.3. Dampak dan Akhir Penerbitan Akai Tori
Majalah Akai Tori memberikan dampak yang sangat besar pada perkembangan sastra anak Jepang. Selama 17 tahun penerbitannya, majalah ini berhasil menerbitkan 196 edisi. Pada masa kejayaannya, oplah Akai Tori dikabarkan mencapai lebih dari 30 ribu eksemplar, sebuah angka yang luar biasa untuk majalah pada masa itu. Jumlah pembacanya diperkirakan jauh lebih banyak lagi, karena majalah yang dibeli oleh sekolah dan perkumpulan pemuda di desa-desa seringkali dibaca secara bergilir oleh banyak orang.
Majalah ini tidak hanya menjadi wadah bagi karya-karya sastrawan terkemuka, tetapi juga berhasil menemukan dan mempromosikan bakat-bakat baru dalam sastra anak. Tokoh-tokoh seperti Jōji Tsubota dan Nankichi Niimi (penulis cerita terkenal "Gon, the Little Fox" yang merupakan karya masa mudanya pada usia 18 tahun) memulai karier mereka atau sering menulis untuk Akai Tori. Majalah ini juga melahirkan para penulis lagu anak-anak seperti Tatsumi Seika, komposer lagu anak-anak seperti Narita Tamezō dan Kusakawa Shin, serta ilustrator anak seperti Shimizu Yoshio.
Yang tak kalah penting, Akai Tori membuka kolom khusus untuk tulisan-tulisan kiriman anak-anak, di mana Suzuki Miekichi, Kitahara Hakushū, dan Yamamoto Kanae menjadi juri dan memberikan ulasan. Inisiatif ini menciptakan dampak besar dalam dunia pendidikan, sejalan dengan meningkatnya gerakan pendidikan yang menghargai suara anak-anak.
Namun, penerbitan Akai Tori akhirnya terhenti pada Agustus 1936, tepatnya setelah edisi ke-196, menyusul kematian Suzuki Miekichi pada 27 Juni 1936. Edisi terakhir yang terbit setelah kematiannya adalah "Akai Tori Edisi Peringatan Suzuki Miekichi" pada Oktober 1936.
3. Karya Utama
Berikut adalah daftar beberapa karya penting yang ditulis atau diedit oleh Suzuki Miekichi:
- Chiyogami (千代紙Kertas BerpolaBahasa Jepang) (1907)
- Onna to Akai Tori (女と赤い鳥Wanita dan Burung MerahBahasa Jepang) (1911)
- Omitsusan (お三津さんNyonya OmitsuBahasa Jepang) (1912)
- Kaeranu Hi (返らぬ日Hari yang Takkan KembaliBahasa Jepang) (1912)
- Kotori no Su (小鳥乃巣Sarang Burung KecilBahasa Jepang) (1912)
- Kushi (櫛SisirBahasa Jepang) (1913)
- Onnabato (女鳩Merpati WanitaBahasa Jepang) (1913)
- Kiri no Ame (桐の雨Hujan PaulowniaBahasa Jepang) (1913)
- Kuwa no Mi (桑の実Buah MulbeiBahasa Jepang) (1914)
- Asagao (朝顔Bunga Morning GloryBahasa Jepang) (1914)
- Akai Tori (赤い鳥Burung MerahBahasa Jepang) (buku) (1915)
- Zange (懺悔Pengakuan DosaBahasa Jepang) (terjemahan karya Maksim Gorky) (1915)
- Miekichi Zensakushū (三重吉全作集Kumpulan Karya Lengkap MiekichiBahasa Jepang) (13 volume) (1915-1916)
- Kosui no Onna (湖水の女Wanita DanauBahasa Jepang) (1916)
- Sekai Dōwa Shū (世界童話集Kumpulan Dongeng DuniaBahasa Jepang) (1917)
- Kojiki Monogatari (古事記物語Hikayat KojikiBahasa Jepang) (1920) - Rangkuman literatur klasik Jepang Kojiki dalam bahasa yang mudah dipahami anak-anak, yang kemudian juga disenangi oleh orang dewasa.
- Kyūgotai (救護隊Tim PenyelamatBahasa Jepang) (1921)
- Andersen Dōwa Shū (アンデルセン童話集Kumpulan Dongeng AndersenBahasa Jepang) (terjemahan karya Hans Christian Andersen) (1927)
- Nihon Kenkoku Monogatari (日本建国物語Kisah Pendirian JepangBahasa Jepang) (1930)
- Gendai Nihon Bungaku Zenshū Dai 42 Hen Suzuki Miekichi Shū Morioka Sōhei Shū (現代日本文学全集 第42篇 鈴木三重吉集・森田草平集Kumpulan Sastra Jepang Modern Lengkap Jilid 42: Kumpulan Suzuki Miekichi dan Morita SōheiBahasa Jepang) (1930)
- Chidori (千鳥Burung CerekBahasa Jepang) (1935)
- Tsudzuri Kata Tokuhon (綴方読本Buku Pelajaran MengarangBahasa Jepang) (diedit) (1935)
- Suzuki Miekichi Zenshū (鈴木三重吉全集Kumpulan Karya Lengkap Suzuki MiekichiBahasa Jepang) (6 volume) (1938)
- Miekichi Dōwa Tokuhon (三重吉童話読本Buku Pelajaran Dongeng MiekichiBahasa Jepang) (10 volume) (1948-1949)
- Suzuki Miekichi Dōwa Zenshū (鈴木三重吉童話全集Kumpulan Dongeng Lengkap Suzuki MiekichiBahasa Jepang) (9 volume + 1 volume suplemen) (1975)
- Suzuki Miekichi Zenshū (鈴木三重吉全集Kumpulan Karya Lengkap Suzuki MiekichiBahasa Jepang) (6 volume + 1 volume suplemen) (1982)
4. Pemikiran dan Keyakinan
Suzuki Miekichi sangat meyakini bahwa pendidikan anak-anak harus didasarkan pada observasi dan pengalaman nyata, bukan sekadar hafalan. Filosofi ini menjadi inti dari majalah Akai Tori, yang mendorong anak-anak untuk belajar dari lingkungan sekitar dan menggunakan bahasa yang hidup dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Ia berpendapat bahwa sastra anak harus membebaskan diri dari belenggu moralistik dan didaktis yang terlalu kuat pada masanya, serta memfokuskan pada nilai-nilai artistik dan estetika yang dapat memperkaya jiwa anak-anak.
Pada tahun 1928, ia mendirikan Kidō Shōnendan (騎道少年団Pasukan Pemuda BerkudaBahasa Jepang), sebuah organisasi yang bertujuan untuk mendidik mental dan spiritual para pemuda melalui kegiatan menunggang kuda. Ini menunjukkan keyakinannya bahwa pendidikan fisik dan pengalaman di luar ruang kelas juga penting untuk perkembangan karakter anak. Selain itu, karyanya Tsudzuri Kata Tokuhon (綴方読本Buku Pelajaran MengarangBahasa Jepang) yang ia mulai tulis pada tahun 1935, menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan kemampuan berekspresi anak-anak melalui tulisan, mempromosikan pendekatan yang lebih bebas dan pribadi dalam komposisi.
5. Kehidupan Pribadi dan Relasi
Kehidupan pribadi Suzuki Miekichi juga diwarnai dengan dinamika yang menarik, termasuk hubungannya dengan istri-istri dan rekan-rekan penulisnya.
5.1. Karakteristik dan Anecdote
Suzuki Miekichi dikenal memiliki karakter yang kuat dan beberapa kebiasaan pribadi yang kadang menimbulkan konflik. Ia adalah seorang peminum berat yang mampu menghabiskan satu shō (sekitar 1.8 L) sake dalam semalam. Ketika mabuk, ia sering menjadi tak terkendali, dan insiden seperti asbak yang beterbangan dalam pertengkaran besar bukanlah hal yang jarang terjadi.
Salah satu anekdot terkenal diceritakan oleh Satomi Ton, yang mengungkapkan bahwa Suzuki pernah memarahi Satomi dengan sangat keras karena memanggil Izumi Kyōka sebagai "Izumi-san" dan bukan "Guru Izumi", meskipun Kyōka bukanlah guru langsungnya. Ini menunjukkan betapa protektif dan kerasnya Suzuki terhadap norma-norma hierarki dalam dunia sastra.
Kojima Masajirō, dalam memoarnya Ganchū no Hito (眼中の人Orang di Mata SayaBahasa Jepang), menggambarkan secara rinci kebiasaan minum Suzuki yang buruk dan praktik penulisan oleh orang lain (daisaku) yang terjadi di bawah namanya.
Selain itu, Suzuki juga mengalami keretakan hubungan dengan Kitahara Hakushū, seorang kolaborator setia di Akai Tori. Meskipun ada desas-desus umum bahwa perpisahan mereka yang terjadi setelah tahun 1933 disebabkan oleh pertengkaran saat mabuk, sebuah surat yang ditulis Suzuki kepada Nagashima Shinkichi mengindikasikan bahwa alasan utamanya adalah keterlambatan Hakushū dalam menyerahkan naskah. Namun, detail pasti mengenai keretakan ini masih menjadi misteri bagi banyak orang pada masa itu, dan seringkali dispekulasikan bahwa itu adalah akibat dari kesalahpahaman.
Suzuki Miekichi menikah dua kali. Istri pertamanya adalah Fuji, yang dinikahinya pada Mei 1911. Fuji meninggal pada Juli 1916. Pada Oktober 1921, ia menikah lagi dengan Hama Koizumi. Ia memiliki seorang putri bernama Suzuko (lahir 1916) dari hubungannya dengan Raku Kawakami, dan seorang putra bernama Sankichi (lahir 1918) dari pernikahannya dengan Fuji.
6. Kematian
Pada Oktober 1935, Suzuki Miekichi, di usia 53 tahun, mulai terbaring sakit karena asma. Kondisinya memburuk secara signifikan. Pada 24 Juni 1936, ia dirawat di Departemen Penyakit Dalam Manabe di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Kekaisaran Tokyo.
Suzuki Miekichi meninggal dunia tiga hari kemudian, pada 27 Juni 1936, pukul 06.30 pagi, akibat kanker paru-paru. Ia wafat pada usia 53 tahun. Nama anumertanya adalah Tenshin-in Keiteki Nichijū Koji. Upacara pemakamannya diadakan pada 29 Juni 1936, di kediamannya di Nishi Ōkubo.
Kematian Suzuki Miekichi secara langsung menyebabkan penghentian penerbitan majalah Akai Tori. Edisi terakhir majalah tersebut adalah edisi Agustus 1936. Namun, sebagai bentuk penghormatan dan kenangan, "Akai Tori Edisi Peringatan Suzuki Miekichi" diterbitkan pada Oktober 1936.
7. Penilaian dan Warisan
Warisan Suzuki Miekichi dalam sastra Jepang, khususnya sastra anak, sangatlah signifikan dan berdampak jangka panjang.
7.1. Dampak Positif dan Prestasi
Suzuki Miekichi secara luas diakui sebagai "Bapak Gerakan Budaya Anak Jepang" karena kontribusinya yang tak ternilai dalam mengangkat sastra anak dari sekadar alat pengajaran menjadi bentuk seni yang dihormati. Melalui Akai Tori, ia berhasil mengubah lanskap literatur anak yang sebelumnya didominasi oleh nilai-nilai didaktis dan moralistik yang kaku. Ia mengedepankan pendekatan artistik, menekankan keindahan bahasa dan narasi, serta mendorong penggunaan bahasa sehari-hari yang lebih dekat dengan dunia anak-anak.
Majalah Akai Tori juga menjadi wadah penting untuk penemuan bakat-bakat baru dalam berbagai bidang, termasuk penulis dongeng seperti Jōji Tsubota dan Nankichi Niimi (yang "Gon, the Little Fox" adalah salah satu karya pentingnya), penulis lagu anak-anak seperti Tatsumi Seika, komposer lagu anak-anak seperti Narita Tamezō dan Kusakawa Shin, serta ilustrator anak-anak seperti Shimizu Yoshio. Kolom kiriman anak-anak di majalahnya, yang dinilai oleh Suzuki sendiri bersama Kitahara Hakushū dan Yamamoto Kanae, menjadi platform bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri dan memicu gelombang baru dalam gerakan pendidikan yang menghargai partisipasi dan kreativitas anak.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap warisannya, "Penghargaan Suzuki Miekichi" didirikan pada tahun 1948, tepat pada peringatan 13 tahun kematiannya. Penghargaan ini diberikan kepada esai dan puisi terbaik dari anak-anak di seluruh Jepang, melanjutkan semangat Suzuki dalam mendorong kemampuan menulis dan berekspresi pada generasi muda.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun prestasinya luar biasa, kehidupan pribadi Suzuki Miekichi tidak lepas dari kritik dan kontroversi. Salah satu masalah yang paling sering dibahas adalah kebiasaan minum alkoholnya yang parah, yang terkadang menyebabkan pertengkaran hebat dan memengaruhi hubungannya dengan rekan-rekan sastrawan. Perselisihannya yang panjang dengan Kitahara Hakushū, meskipun penyebab pastinya tidak sepenuhnya jelas, sering dikaitkan dengan kebiasaan minum Suzuki dan atau keterlambatan pengiriman naskah.
Selain itu, terdapat pula isu mengenai praktik "penulisan oleh orang lain" (daisaku) di Akai Tori, di mana beberapa penulis, seperti Kojima Masajirō, diketahui menulis sebagian karya yang kemudian diterbitkan atas nama Suzuki atau nama penulis terkenal lainnya. Meskipun praktik ini mungkin umum pada masanya dalam konteks editorial, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang otentisitas dan transparansi dalam beberapa publikasi majalah tersebut. Meskipun demikian, isu-isu ini tidak mengurangi dampak positif dan peran pionir Suzuki Miekichi dalam mengubah dan mengembangkan sastra anak di Jepang secara fundamental.
8. Peringatan dan Memorial
Untuk mengenang dan menghormati kontribusi Suzuki Miekichi, beberapa monumen dan situs peringatan telah didirikan.
Sebuah monumen untuk menandai tempat kelahirannya di Sarugaku-chō, Hiroshima, kini berdiri di dinding gedung utama Edion Hiroshima.

Sebuah monumen sastra yang didedikasikan untuk Suzuki Miekichi, karya Entsuba Katsuzō, berdiri di sebelah barat Kubah Bom Atom di Hiroshima. Prasasti pada monumen ini berbunyi: "Saya memiliki mimpi abadi / Hanya saja, tidak seperti di masa muda saya, / penderitaan yang saya alami karenanya dangkal saja." (私は永久に夢を持つ / ただ年少時のごとく / ために悩むこと浅きのみWatashi wa towa ni yume o motsu / Tada nenshō-ji no gotoku / Tame ni nayamu koto asaki nomiBahasa Jepang).


Jenazah Suzuki Miekichi dimakamkan di makam keluarga Suzuki di Chōonji, Hiroshima, yang merupakan bodaiji (kuil keluarga) mereka. Di sebelah kanan makam keluarga, sebuah batu nisan khusus untuk Miekichi didirikan pada peringatan 13 tahun kematiannya. Tulisan di batu nisan tersebut, "Tempat Peristirahatan Abadi Miekichi: Makam Miekichi dan Hama", ditulis sendiri oleh Miekichi sebelum ia meninggal.
9. Lihat Pula
- Sastra Jepang
- Daftar penulis Jepang
- Akai Tori
- Tsudzuri Kata Kyōshitsu
10. Pranala luar
- [http://www.pref.hiroshima.lg.jp/www/contents/1174293940156/html/common/45ff513d017.html Biografi Suzuki Miekichi] di situs web Prefektur Hiroshima
- [http://www.aozora.gr.jp/index_pages/person107.html Daftar karya dan teks lengkap karya Suzuki Miekichi] di situs Aozora Bunko
- [http://akaitori.jpn.org/ Suzuki Miekichi Akai Tori no Kai] Kelompok pemerhati bacaan anak
- [https://web.archive.org/web/20071118100700/http://www.koetaba.net/3book/suzukimi/index.html Buku audio Bukubuku Naganaga Hinome Kozō] di situs Koe no Hanataba
- [https://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Miekichi_Suzuki Wikimedia Commons: Miekichi Suzuki]