1. Gambaran Umum
Mitoizumi Masayuki (lahir 2 September 1962 dengan nama Masato Koizumi) adalah seorang mantan pegulat sumo profesional asal Mito, Ibaraki, Jepang. Dikenal luas dengan julukan "Pengocok Garam" (Salt ShakerBahasa Inggris) karena kebiasaannya menaburkan garam pemurnian dalam jumlah besar ke atas ring sumo (dohyō) sebelum pertandingan, Mitoizumi memiliki karier yang luar biasa panjang selama 22 tahun, dari tahun 1978 hingga pensiun pada tahun 2000. Peringkat tertingginya adalah sekiwake. Sepanjang kariernya, ia meraih lebih dari 800 kemenangan dan berhasil memenangkan satu-satunya kejuaraan divisi teratas (yūshō) pada tahun 1992. Setelah pensiun, ia tetap aktif di dunia sumo sebagai pelatih dan saat ini dikenal dengan nama tetua Nishikido (Nishikido Oyakata), memimpin Nishikido stable.
2. Kehidupan Awal dan Masuk ke Dunia Sumo
Mitoizumi Masayuki memulai perjalanannya menuju dunia sumo dari latar belakang keluarga yang sederhana, didorong oleh tekad untuk membahagiakan ibunya dan kesempatan yang muncul secara kebetulan.
2.1. Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
Mitoizumi Masayuki, yang memiliki nama lahir Masato Koizumi, lahir pada 2 September 1962. Ia berasal dari Mito, Ibaraki, Jepang. Sejak kecil, ia dan adiknya, Shōji (yang kemudian dikenal sebagai Umenosato, mantan pegulat jūryō 13), dibesarkan oleh ibu tunggal setelah ayah mereka meninggal dunia. Atas saran ibunya, Mitoizumi muda menekuni judo selama masa SMP di SMP Ifu Kota Mito, Prefektur Ibaraki, bahkan berhasil meraih sabuk hitam dan pertama.
2.2. Perekrutan dan Pelatihan Awal dalam Sumo
Titik balik dalam hidup Mitoizumi terjadi pada akhir tahun 1977 ketika ia secara tak sengaja bertemu dengan pegulat sumo terkenal Takamiyama dan Fujinishiki di sebuah acara tanda tangan. Mitoizumi mengira acara tersebut adalah untuk Takanohana, namun saat itu Takamiyama yang tertarik dengan perawakannya yang besar, mengajaknya untuk bergabung dengan dunia sumo. Beberapa hari kemudian, ia juga dibujuk oleh Oyakata Takasago (mantan ōzeki Asashio) yang bahkan memberinya sepasang sepatu ukuran 29 cm yang sulit didapat, meyakinkannya untuk bergabung. Mitoizumi membuat debut profesionalnya pada Maret 1978 di Takasago stable. Nama shikona-nya, Mitoizumi, diberikan oleh Oyakata Takasago, merujuk pada kampung halamannya Mito, nama aslinya Koizumi, dan harapan agar ia maju "seperti mata air yang tak pernah kering."
Pada masa-masa awal di stable, Mitoizumi berlatih dengan Nagaoka (kemudian menjadi ōzeki Asashio ke-4), yang merupakan teman seangkatan meski 7 tahun lebih tua dan telah memenangkan dua gelar juara mahasiswa. Latihan dengan Asashio sangat berat bagi seorang remaja yang baru lulus SMP, namun pengalaman ini menjadi fondasi penting bagi karier Mitoizumi. Banyak kisah menarik dari masa itu, termasuk insiden ketika Mitoizumi lupa celana dalam Asashio yang baru dicuci di sebuah kuil. Asashio juga pernah merasa ingin menyerah pada sumo sekitar September 1979, namun Mitoizumi dengan santai bertanya, "Mengapa Anda tidak berlatih hari ini?", yang membantunya bangkit kembali.
3. Karier Sumo Profesional
Karier profesional Mitoizumi ditandai dengan pencapaian gemilang, gaya bertarung yang khas, namun juga perjuangan panjang melawan cedera yang menguji ketahanan fisiknya.
3.1. Awal Karier dan Perkembangan Peringkat
Mitoizumi melakoni debut profesionalnya pada Maret 1978. Awalnya bertarung dengan nama belakangnya Koizumi, ia kemudian beralih ke shikona Mitoizumi pada tahun 1981. Pada awal kariernya, ia menghadapi berbagai masalah kesehatan dan cedera. Pada tahun 1982, ia mengalami cedera lutut parah yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit selama empat bulan, menyebabkan ia absen dari turnamen dan peringkatnya anjlok. Ini hanyalah awal dari serangkaian cedera yang akan ia alami sepanjang kariernya.
Ia berhasil masuk ke jajaran pegulat berpenghasilan (sekitori) pada Mei 1984 ketika ia mencapai divisi jūryō. Dua turnamen kemudian, pada September 1984, ia dipromosikan ke divisi teratas makuuchi. Di turnamen ketiganya di makuuchi, ia meraih 11 kemenangan dan memenangkan penghargaan semangat bertarung (Kantō-shō) pertamanya. Namun, kemalangan kembali menimpa. Pada Mei 1985, sesaat sebelum turnamen, ia terlibat dalam kecelakaan mobil, menyebabkan luka di wajahnya, dan terpaksa absen sebagian dari turnamen. Akibat insiden ini, Asosiasi Sumo Jepang melarang pegulat aktif mengendarai mobil, peraturan yang masih berlaku hingga kini (meskipun kepemilikan dan perpanjangan SIM tidak dilarang). Setelah turnamen berikutnya, ia kembali terdegradasi ke jūryō.
Pada Maret 1986, ia kembali ke makuuchi dan berhasil meraih 12 kemenangan dengan 3 kekalahan, memenangkan penghargaan semangat bertarung kedua. Kemudian pada September 1986, setelah berhasil kembali ke divisi teratas dan mencapai peringkat tertinggi barunya yaitu sekiwake, ia kembali menderita cedera lutut parah dalam pertarungan melawan Ōzeki Ōnokuni, memaksa ia absen dari tiga turnamen berturut-turut dan kembali ke divisi kedua. Para dokter bahkan menyarankan ia untuk menyerah pada sumo setelah melihat kondisi lututnya yang parah. Ia baru berhasil kembali ke divisi teratas pada Januari 1988 dan bertahan di sana selama sebelas tahun berikutnya.
Pada September 1988, ia meraih 10 kemenangan dan 5 kekalahan sebagai komusubi, mengalahkan satu yokozuna dan satu ōzeki, dan memenangkan penghargaan kinerja luar biasa (Shukun-shō). Namun, ia kembali menderita cedera pergelangan kaki kiri dalam pertarungan lain dengan Ōnokuni, yang akan menjadi masalah baginya hingga akhir kariernya.
3.2. Gaya Unik dan Julukan "Pengocok Garam"
Mitoizumi dikenal luas dengan julukan "Pengocok Garam" (Salt ShakerBahasa Inggris). Julukan ini diberikan kepadanya oleh penggemar sumo Inggris yang mengikuti pertandingannya di Channel 4 dan pameran di Royal Albert Hall pada tahun 1991. Julukan ini merujuk pada kebiasaannya yang unik selama ritual pra-pertandingan, yaitu mengambil segenggam besar garam pemurnian (konon mencapai 600 g dalam sekali lemparan) dan melemparkannya tinggi-tinggi ke udara, terutama pada lemparan terakhir saat waktu persiapan hampir habis. Kebiasaan ini dimulai atas saran tsukebito (asisten pribadi) Amamifuji, yang menyarankan agar ia menaburkan garam secara dramatis saat ia sedang tidak beruntung dalam pertandingan.
Selain lemparan garam, Mitoizumi juga memiliki kebiasaan menepuk wajah dan mawashi (sabuk)nya dengan keras untuk membangkitkan semangat. Ia pernah mengatakan bahwa kebiasaan ini dimulai tanpa disadarinya, dan baru diketahui setelah seorang penggemar menunjukkan kepadanya. Meskipun ia berusaha melakukannya secara sadar saat diminta di acara publik, ia mengaku sering kesulitan. Meskipun demikian, rutinitas pra-pertandingan Mitoizumi sangat populer di kalangan penonton dan bahkan setelah pensiun, rutinitas ini diteruskan oleh maegashira Kitazakura dan kemudian Terutsuyoshi. Ketika ia bertanding melawan Asanowaka, yang juga menaburkan garam dalam jumlah besar, penonton akan bersorak menyaksikan kedua pegulat tersebut.
Di sisi lain, kebiasaannya yang sering melakukan shikiri (persiapan sebelum pertarungan) berulang kali tanpa niat untuk bertarung sampai waktu habis, membuatnya mendapat kritik dari beberapa penggemar. Hal ini sering kali mengganggu jalannya pertandingan, terutama saat ia berhadapan dengan pegulat yang sering langsung bertarung seperti Takanohana (saat itu Takanohana Koji) dan Naminohana.
3.3. Kejuaraan Makuuchi dan Puncak Performa
Puncak karier Mitoizumi terjadi pada Juli 1992 ketika ia berhasil meraih satu-satunya gelar juara divisi teratas (yūshō). Saat itu, ia berada di peringkat maegashira 1. Ia diuntungkan oleh absennya ōzeki Akebono yang baru dipromosikan, yang mengalami cedera jari kaki kiri saat berlatih di Eropa dan tidak dapat berpartisipasi dalam turnamen. Mitoizumi sendiri tidak ikut tur Eropa karena masalah punggung, yang secara tidak langsung membantunya menghindari jadwal padat dan jet lag yang dialami pegulat lain, sehingga ia bisa tampil dalam kondisi prima.
Ia memulai turnamen dengan tujuh kemenangan beruntun, pencapaian yang belum pernah ia raih sebelumnya di divisi teratas. Ia memimpin sendirian dalam perburuan gelar juara. Meskipun ia kalah dari komusubi Takanohana di hari ke-8 dan ōzeki Kirishima di hari ke-10, ia tetap memimpin. Pada hari ke-13, ia mengalahkan sekiwake Kotonishiki dengan kimarite tsukiotoshi setelah tachi-ai (serangan awal) yang kuat. Pada hari ke-14, ia mengalahkan maegashira 12 Takanonami dengan uwatenage. Kemenangannya ini sangat dramatis; ia berhasil bertahan dari dorongan Takanonami dan membalikkan keadaan dengan uwatenage ketika Takanonami mencoba sotogake. Dengan kemenangan ini, rekornya menjadi 12 kemenangan dan 2 kekalahan.
Secara mengejutkan, tiga pegulat yang mengejarnya dengan rekor 10-3, yaitu Musashimaru, Konishiki, dan Kirishima, semuanya kalah di hari yang sama, dan saat itu jugalah gelar juara Mitoizumi dipastikan. Di ruang ganti, Mitoizumi yang telah menunggu kemungkinan juara, terkejut mendengar berita kekalahan tiga pegulat tersebut dan berteriak, "Mustahil!?", lalu memeluk adiknya, Umenosato, sambil menangis haru. Tangisannya saat itu digambarkan sebagai tangisan kegembiraan yang paling dramatis yang pernah dilihat wartawan. Ia mengakhiri turnamen dengan rekor 13 kemenangan dan 2 kekalahan. Ini adalah kejuaraan hiramaku (pegulat di peringkat maegashira) ke-24 dalam sejarah sumo. Menariknya, tempat kemenangannya, Nagoya, adalah tempat yang sama di mana mentornya, Fujinishiki, juga memenangkan gelar juara hiramaku pada tahun 1964.
Dalam parade kemenangan, Konishiki, yang saat itu berperingkat ōzeki dan juga bersaing memperebutkan gelar, secara mengejutkan menjadi pembawa bendera juara untuk Mitoizumi. Hal ini tidak biasa, karena seorang ōzeki jarang menjadi pembawa bendera untuk pegulat berperingkat lebih rendah, dan Konishiki sempat mendapat kritik. Namun, bagi Konishiki, Mitoizumi adalah sosok yang telah menjadi sahabat karib dan kakak sejak mereka bergabung di Takasago stable, dan mereka telah lama menjadi rekan berlatih. Konishiki menyatakan, "Mitoizumi adalah orang yang berjasa bagiku, jadi siapapun yang mengatakan apapun, aku akan memegang bendera ini," dan menambahkan, "Mitoizumi-sekitori pernah menjadi pembawa bendera tiga kali ketika aku juara. Ini adalah balas budi kecilku." Konishiki bahkan terlihat tersenyum di hanamichi (jalur masuk arena) setelah kalah di hari ke-14, seolah-olah sudah yakin Mitoizumi akan juara. Mitoizumi sendiri sambil tersenyum kecut mengatakan bahwa ia hampir secara tidak sadar mengambil bendera juara sendiri, seperti yang biasa ia lakukan untuk pegulat lain.
3.4. Panjangnya Karier dan Perjuangan Melawan Cedera
Mitoizumi dikenal memiliki karier yang luar biasa panjang di dunia sumo profesional, bertahan lebih dari 22 tahun. Namun, kariernya juga diwarnai oleh berbagai cedera serius yang membuatnya dijuluki "toko serba ada cedera." Total 99 kali absen dari turnamen selama 79 basho di divisi makuuchi menjadi jumlah terbanyak di antara pegulat selain yokozuna dan ōzeki pada masanya (rekor ini kemudian dipecahkan oleh Wakanosato pada tahun 2009).
Cedera lutut parah pada September 1986, yang bahkan menyebabkan dokter menyarankan ia untuk pensiun, adalah salah satu yang paling signifikan. Ia menggambarkan keputusasaan saat melihat lututnya yang pucat setelah gips dilepas. Meskipun sempat berpikir untuk pensiun, ia terinspirasi oleh semangat positif pasien rehabilitasi yang lebih muda darinya namun menderita cacat parah, dan juga oleh keinginannya untuk berbakti kepada ibunya. Dorongan dari sang ibu untuk meraih yūshō agar tidak hanya menjadi pembawa bendera juga memotivasinya.
Meskipun meraih gelar juara pada Juli 1992, Mitoizumi tidak pernah lagi mencapai peringkat setinggi itu. Setelah penampilan terakhirnya di san'yaku (tiga peringkat teratas di bawah ōzeki) pada November 1992, ia tetap bertahan di divisi teratas hingga Maret 1999. Ia kemudian melanjutkan pertarungan di divisi jūryō hingga September 2000, ketika ia akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya pada usia 38 tahun, daripada harus terdegradasi ke divisi ketiga makushita. Ia mengakhiri kariernya dengan total 807 kemenangan, yang merupakan jumlah kemenangan tertinggi ke-12 dalam sejarah sumo pada saat itu. Ia tidak pernah mendapatkan kinboshi (kemenangan atas yokozuna saat berada di peringkat maegashira) karena semua kemenangannya atas yokozuna terjadi saat ia berperingkat komusubi atau sekiwake.
Pada Januari 1993, ia mengubah shikona-nya menjadi Mitoizumi Masayuki, merasa bahwa "Masato" terdengar seperti politikus dan kurang pas untuk seorang pegulat. Namun, setelah itu, masalah lututnya sering kambuh, dan ia tidak pernah bisa kembali ke peringkat san'yaku.
4. Gaya Bertarung
Mitoizumi Masayuki memiliki gaya bertarung yang khas, memadukan kekuatan fisik yang superior dengan teknik favorit yang efektif, meskipun ia tidak dikenal sebagai pegulat yang berteknik tinggi.
Mitoizumi tidak terkenal sebagai pegulat dengan teknik yang rumit dan tidak pernah memenangkan penghargaan teknik (Ginō-shō). Teknik kemenangan favoritnya (kimarite) adalah yori-kiri, yaitu memaksa lawan keluar ring dengan dorongan lurus, yang menyumbang lebih dari separuh kemenangannya di level sekitori. Selain itu, karena tinggi dan kekuatannya, ia juga sering menggunakan kimedashi (memaksa keluar lawan dengan mengunci lengan), sebuah teknik yang jarang terlihat saat ini.
Ia memiliki fisik yang mengesankan, yang dianggap "tidak seperti orang Jepang", dan sejak menjadi shin-deshi (murid baru), ia sudah dipandang sebagai pegulat dengan potensi besar. Meskipun tangan dominannya adalah kiri, ia ahli dalam posisi hidari yotsu (memegang sabuk lawan dengan tangan kiri di dalam dan tangan kanan di luar). Ia juga sangat kuat dalam dorongan tsuri-gimi no yori (dorongan mengangkat) dan memiliki pukulan uwatenage (lemparan atas) yang menghancurkan, bahkan pernah menjatuhkan yokozuna Takanohana dengan teknik ini. Para lawannya sering kali sangat mewaspadai pegangan tangan kanan atasnya, menjadikan pertahanan terhadap pegangan ini sebagai bagian terpenting dalam pertarungan melawannya. Meskipun ia lebih dominan di sisi kiri, ia juga bisa bertarung dengan migi yotsu (pegangan tangan kanan di dalam) dan sering menggunakan tipuan atau mengunci lengan lawan untuk bertahan.
Namun, ia juga memiliki kelemahan, yaitu posisi pinggul yang tinggi dan ketiak yang longgar, yang sering membuatnya rentan terhadap serangan moro-zashi (lawan memasukkan kedua tangan ke dalam lengan lawan) dan terdorong keluar ring dengan mudah oleh pegulat gaya oshi-zumo (dorongan). Kekuatan tubuh bagian atasnya berbanding terbalik dengan kelemahan tubuh bagian bawahnya, terutama lututnya, yang sering kali menanggung beban berat saat bertarung dengan pegulat berbadan besar seperti Ōnokuni. Potensinya yang tinggi membuat Kitafuji pernah mengatakan bahwa "jika tidak ada cedera lutut, ia pasti menjadi ōzeki." Berbagai cedera yang berulang kali menghambatnya mencapai peringkat ōzeki sangat disayangkan.
5. Pensiun dan Kehidupan sebagai Tetua Sumo
Setelah pensiun dari karier aktif, Mitoizumi Masayuki bertransisi menjadi seorang tetua sumo, memainkan peran penting dalam pelatihan dan administrasi Asosiasi Sumo Jepang, meskipun juga menghadapi tantangan pribadi dan kesehatan.
5.1. Upacara Pensiun dan Menjadi Tetua
Mitoizumi secara resmi mengakhiri karier gulat aktifnya pada September 2000. Upacara pemotongan rambut resminya (danpatsu-shiki) diadakan pada 9 Juni 2001. Acara ini dihadiri oleh rekor 470 orang (para pelindung, pegulat, dan pelatih) yang berpartisipasi dalam ritual pemotongan oichomage (gaya rambut jambul atas), menjadikannya jumlah peserta terbanyak dalam sejarah. Sebagai perbandingan, pada tahun 2015, upacara danpatsu-shiki Wakaarao dihadiri oleh 450 orang. Setelah pensiun, ia mewarisi nama tetua Nishikido dan menjadi Nishikido Oyakata, melanjutkan kiprahnya di dunia sumo sebagai pelatih.
5.2. Pendirian dan Kepemimpinan Nishikido Stable
Setelah pensiun, Mitoizumi awalnya menjadi pelatih di Takasago stable. Ia bahkan sempat menjadi penerus kepala stable tersebut saat sang kepala, mantan komusubi Fujinishiki, sakit. Namun, ia kehilangan kesempatan untuk menggantikannya karena masalah pribadi terkait pertunangannya, yang akhirnya putus. Mantan tunangannya ini sempat menjadi sorotan media karena berbagai kontroversi yang melibatkan pegulat lain. Akhirnya, kendali Takasago stable beralih ke mantan ōzeki Asashio. Sebagai hasilnya, pada Desember 2002, Mitoizumi mendirikan heya (sasana pelatihan) sendiri, yaitu Nishikido stable. Di samping pintu masuk stable ini, terpampang bingkai foto kemenangannya di yūshō. Namun, stable-nya butuh waktu lama untuk menghasilkan seorang sekitori; Mitoryū baru dipromosikan ke jūryō pada November 2017.
5.3. Peran dalam Asosiasi Sumo Jepang
Sebagai tetua sumo, Nishikido Oyakata mengemban berbagai posisi dan tanggung jawab dalam Asosiasi Sumo Jepang. Ia lama menjabat sebagai juri pertandingan (shimpan-iin). Pada April 2014, ia terpilih sebagai Ketua Asosiasi Tetua (Toshiyori-kai), yang terdiri dari para oyakata non-eksekutif. Ia menyatakan niatnya untuk mereformasi rapat umum yang selama ini bersifat formalistik, dengan tujuan membangun "Asosiasi Tetua yang lebih baik" dengan mengumpulkan masukan dari semua anggota demi kemajuan Asosiasi Sumo. Pada Maret 2018, ia dipromosikan menjadi Komite Eksekutif (Yakunin Taigu Iin) dan Wakil Kepala Departemen Juri (Shimpan-bu Fuku-bucho), meskipun ia sempat mengundurkan diri sebagai juri pada Agustus 2016. Ia juga sempat absen dari turnamen pada Maret 2019 dan Maret 2021 karena masalah kesehatan. Pada 30 Maret 2022, ia kembali ditunjuk sebagai Komite Eksekutif.
5.4. Tantangan Kesehatan dan Kesadaran Publik
Sejak pensiun, Mitoizumi menghadapi masalah kesehatan serius yang kemudian menjadi sorotan publik. Pada 28 Oktober 2016, ia muncul di acara televisi Bakuhou! THE Friday (TBS) dan mengungkapkan bahwa ia menderita gagal ginjal stadium akhir yang memerlukan dialisis jangka panjang. Ia juga menjelaskan bahwa laporan pers mengenai pegulat yang meninggalkan stable-nya karena "pemberontakan terhadap Oyakata" sebenarnya disebabkan oleh masalah usia, cedera, dan penyakit. Ia juga mengungkapkan kesulitan finansial yang dihadapi stable-nya karena berkurangnya jumlah murid, yang berdampak pada subsidi dari Asosiasi Sumo. Dalam acara yang sama, istrinya, yang sebelumnya dituduh media menjalani gaya hidup mewah dan dianggap gagal sebagai okamisan, ditampilkan melakukan tugas-tugas rumah tangga stable sejak pagi, membuat grafik latihan para murid, menyiapkan makanan, dan mendengarkan masalah mereka di luar jam kerja, membantah tuduhan negatif tersebut.
Pada Januari 2022, istri Mitoizumi dinyatakan positif COVID-19, dan keesokan harinya, Mitoizumi sendiri juga terinfeksi. Ia dan empat pegulat dari stable-nya terpaksa absen dari turnamen Januari. Setelah diagnosis, kondisi Mitoizumi memburuk, ia mengalami demam tinggi, dan karena memiliki penyakit penyerta, ia dirawat di bangsal isolasi yang ditunjuk oleh pusat kesehatan masyarakat. Ia akhirnya dipulangkan setelah demamnya turun pada hari ke-14 turnamen. Selain itu, pada Agustus 2020, ia menerima sanksi teguran karena muridnya, Gokushindō, melanggar pedoman COVID-19 Asosiasi Sumo dengan mendampingi Abi dalam sebuah insiden.
6. Kehidupan Pribadi dan Minat
Di luar arena sumo dan perannya sebagai tetua, Mitoizumi Masayuki juga dikenal memiliki kehidupan pribadi yang menarik dengan berbagai minat dan hobi.
6.1. Keluarga dan Pernikahan
Mitoizumi memiliki seorang adik laki-laki bernama Shōji, yang juga seorang pegulat sumo di Takasago stable dengan shikona Umenosato. Umenosato berkarier selama 21 tahun (1980-2001) namun hanya sekali mencapai divisi jūryō pada Juli 1993. Setelah pensiun, Umenosato menjadi manajer di Nishikido stable.
Meskipun Nishikido Oyakata (Mitoizumi) tetap melajang selama bertahun-tahun, yang tidak biasa bagi kepala stable, ia akhirnya menikah dengan seorang penyanyi soprano bernama Yukiko Ono pada Februari 2016. Istrinya 22 tahun lebih muda darinya.
6.2. Hobi dan Minat Lainnya
Mitoizumi dikenal memiliki minat mendalam pada melukis, sebuah hobi yang ia tekuni sejak usia muda. Saat kecil, ia sering menggambar di potongan kertas, menyalin karya-karya maestro manga seperti Osamu Tezuka, Tetsuya Chiba, dan Akio Chiba, untuk mengatasi kesepian karena ibunya sering pergi bekerja. Ketertarikannya pada sketsa ini membantu mengasah kemampuan menggambar dan bahkan membuatnya memenangkan penghargaan di kompetisi kota saat kelas 3 SD.
Ketika ia menjadi sekitori dan memiliki waktu luang, ia diperkenalkan pada lukisan minyak oleh istri kepala Takasago stable (mantan komusubi Fujinishiki). Ia terkesima dengan luasnya ekspresi yang bisa dicapai dengan menggunakan palet dan kuas. Ia bahkan bisa melukis selama 5-6 jam tanpa makan, sehingga ia terpaksa menahan diri untuk tidak melukis selama turnamen. Pada tahun 2023, ia masih memamerkan lukisannya di pameran dan menyertakan sketsa pemandangan favoritnya dalam surat kepada para pendukung.
Selain itu, ia adalah penggemar berat bisbol, khususnya tim Yomiuri Giants. Pada Juli 1992, saat ia sendiri bersaing memperebutkan gelar juara makuuchi, ia pernah bercanda dengan wartawan, "Peluang juara? 100 persen. Tentu saja, itu untuk Giants." (meskipun Giants finis di posisi ke-2 tahun itu). Ia juga seorang penggemar berat video game, bahkan pernah meminta tsukebito-nya saat itu, Tōki, untuk membantu menaikkan level karakternya di permainan Dragon Quest. Tōki kemudian menjadi pelatih di Nishikido stable setelah pensiun pada tahun 2012.
7. Pencapaian dan Rekor Keseluruhan
Mitoizumi Masayuki memiliki karier yang panjang dan produktif di dunia sumo. Berikut adalah rangkuman pencapaian dan rekor-rekor pentingnya:
Kategori | Detail |
---|---|
Total Karier | 807 kemenangan-766 kekalahan-162 kali absen (Tingkat kemenangan: 51,3%) |
Karier di Makuuchi | 530 kemenangan-556 kekalahan-99 kali absen (Tingkat kemenangan: 48,7%) |
Lama Berada di Dunia Sumo | 136 basho |
Lama Berada di Makuuchi | 79 basho |
Lama Berada di San'yaku | 11 basho (Sekiwake: 4 basho, Komusubi: 7 basho) |
Penghargaan Spesial (Sanshō) | 7 kali |
Shukun-shō (Kinerja Luar Biasa) | 1 kali (September 1988) |
Kantō-shō (Semangat Bertarung) | 6 kali (Januari 1985, Maret 1986, Juli 1986, Mei 1988, November 1989, Juli 1992) |
Kejuaraan Divisi | |
Makuuchi Yūshō (Divisi Teratas) | 1 kali (Juli 1992) |
Jūryō Yūshō (Divisi Kedua) | 1 kali (Januari 1986) |
Makushita Yūshō (Divisi Ketiga) | 1 kali (Maret 1984) |
Kinboshi (Kemenangan Yokozuna sebagai Maegashira) | Tidak Ada |
Ia mengalahkan yokozuna beberapa kali saat berada di peringkat san'yaku (komusubi atau sekiwake), namun tidak pernah saat di peringkat maegashira, sehingga tidak pernah mendapatkan kinboshi.
8. Penerimaan dan Warisan
Mitoizumi Masayuki meninggalkan jejak yang tak terlupakan di dunia sumo, dikenang karena ketahanannya, kepribadiannya yang unik, serta beberapa kontroversi yang menyertainya.
8.1. Evaluasi Positif dan Kontribusi
Mitoizumi dikenang dengan julukan "Mitoizumi yang Menangis" (泣きの水戸泉Naki no MitoizumiBahasa Jepang) karena kebiasaannya menitikkan air mata saat mencoba meyakinkan murid-muridnya yang ingin berhenti dari sumo. Ia sering mengatakan, "Aku juga dulu lemah," dan percakapan itu sering berakhir dengan ia sendiri yang menangis. Konishiki, yang pernah mengalami diskriminasi tidak langsung saat baru bergabung dengan dunia sumo, mengakui bahwa Mitoizumi adalah salah satu dari sedikit pegulat yang memperlakukannya dengan ramah dan tanpa prasangka. Konishiki memuji kepribadian Mitoizumi yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Faktor lain yang berkontribusi pada warisannya adalah dedikasinya pada ibunya. Ia selalu menyatakan bahwa ia ingin menjadi pegulat untuk "berbakti kepada ibunya yang telah banyak berkorban." Kemenangan yūshō-nya pada tahun 1992 adalah bukti nyata dari tekad ini, terutama setelah ibunya pernah mendorongnya untuk memenangkan gelar dan tidak hanya menjadi pembawa bendera bagi pegulat lain.
Ia juga dikenal sebagai pembawa bendera juara yang handal dalam parade kemenangan. Dengan banyaknya yokozuna (Chiyonofuji, Hokutoumi, Akebono) dan ōzeki (Konishiki) dari ichimon (kelompok stable) yang sama, ia sering menjadi pembawa bendera. Bahkan, di stable yang baru saja memiliki juara pertama, Mitoizumi sering dimintai nasihat tentang tata cara parade kemenangan.
Mitoizumi juga menceritakan dua pertarungan yang tak terlupakan baginya: kemenangan pertamanya atas Chiyonofuji di hari ke-8 turnamen Juli 1989, dan pertarungan melawan Kirishima di hari pertama turnamen Mei 1988 yang berakhir dengan tiga kali torinaoshi (pertarungan ulang) setelah mono-ii (musyawarah juri), yang akhirnya ia menangkan.
8.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun populer, Mitoizumi juga menghadapi kritik. Rutinitas shikiri-nya yang panjang dan terkadang tampak kurang serius, terutama saat ia tidak berniat untuk bertarung sampai waktu habis, sering kali dikritik oleh sebagian penggemar sumo.
Insiden kecelakaan mobil yang melukainya sebelum turnamen Mei 1985 juga menjadi kontroversi. Kecelakaan ini menjadi pemicu dikeluarkannya larangan bagi pegulat aktif untuk mengemudi, yang masih berlaku hingga sekarang.
Di luar arena, pada 11 September 2007, saat ia bertugas sebagai juri di sisi dohyō Barat, terjadi insiden di mana seorang penonton wanita dengan sejumlah leaflet tiba-tiba mencoba naik ke atas ring sebelum pertarungan Gōeidō dan Gōfū dimulai. Mitoizumi, bersama dengan Takamisakari dan lainnya, dengan cepat menarik wanita tersebut dari ring.
Pada Juli 2020, ketika Terunofuji memenangkan kejuaraan makuuchi sebagai makushita, manajemen turnamen yang dipimpin oleh Nishikido (sebagai kepala juri) mendapat kritik karena tidak mengatur pertarungan dengan agresif untuk menantang Terunofuji. Ia dilaporkan masih santai di hari ke-11, beranggapan bahwa ia akan "memastikan untuk memindahkan Tamawashi ke san'yaku jika ia menang," yang menunjukkan kurangnya antisipasi terhadap potensi juara dari peringkat rendah.