1. Kehidupan
Munenori Akagi menghabiskan masa hidupnya dengan terlibat dalam berbagai peristiwa penting dalam sejarah Jepang modern, mulai dari masa kecilnya di pedesaan hingga menjadi tokoh politik nasional dan sejarawan terkemuka.
1.1. Masa Muda dan Pendidikan
Munenori Akagi lahir pada 2 Desember 1904, di Desa Ueno, Distrik Makabe, Prefektur Ibaraki (sekarang bagian dari Chikusei). Ia berasal dari keluarga terpandang yang secara turun-temurun menjabat sebagai `名主nanushiBahasa Jepang` (kepala desa atau pemimpin lokal). Akagi kehilangan ayahnya, Yasusuke, di usia muda, sehingga ia dibesarkan oleh ibunya, Mume, dan kakeknya, Kihachiro.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Shimotsuma (sekolah sistem lama) dan Sekolah Tinggi Mito (sekolah sistem lama), Akagi melanjutkan studinya di Universitas Kekaisaran Tokyo (sekarang Universitas Tokyo). Ia lulus dari Fakultas Hukum, jurusan hukum, pada tahun 1927.
1.2. Karier Politik Awal
Setelah lulus dari universitas, Munenori Akagi kembali ke daerah asalnya dan memulai karier politiknya di tingkat lokal. Pada tahun 1931, ia terpilih sebagai kepala desa Ueno. Ia kemudian terpilih sebagai anggota Majelis Prefektur Ibaraki pada tahun 1935 dan menjabat hingga tahun 1944.
Pada tahun 1937, Akagi mencalonkan diri dalam pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat Jepang dan berhasil terpilih untuk pertama kalinya. Namun, karier awalnya sempat terhenti. Setahun kemudian, pada tahun 1938, pemilihannya dibatalkan karena pelanggaran biaya kampanye yang berlebihan, yang membuatnya kehilangan kursi di parlemen. Ia berhasil terpilih kembali dalam pemilihan umum 1942, yang dikenal sebagai "Pemilihan Umum Yokusan" atau "Pemilihan Umum Sayap Pendukung", setelah menerima rekomendasi dari `翼賛政治体制協議会Yokusan Seiji Taisei KyōgikaiBahasa Jepang` (Asosiasi Bantuan Pemerintahan Kekaisaran). Setelah terpilih kembali, ia bergabung dengan `護国同志会Gokoku DoshikaiBahasa Jepang`, sebuah kelompok politik yang dipimpin oleh Nobusuke Kishi, sebelum kemudian menjadi bagian dari Partai Koperasi Jepang.
1.3. Pembersihan Publik Pasca-Perang dan Kembali ke Politik
Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Munenori Akagi menjadi sasaran pembersihan publik oleh Komando Tertinggi Sekutu (SCAP) karena dukungannya terhadap militerisme Jepang selama perang. Pembersihan ini membuatnya dilarang memegang jabatan publik.
Selama masa pembersihannya, istrinya, Akagi Hisa, melangkah maju untuk melanjutkan komitmen keluarga terhadap pelayanan publik. Dalam pemilihan umum lokal terpadu pertama pada tahun 1947, Akagi Hisa terpilih sebagai Kepala Desa Ueno, menjadi salah satu dari hanya tiga perempuan yang menjabat sebagai kepala daerah di seluruh Jepang pada saat itu. Hisa terpilih kembali pada tahun 1951 dan terus menjabat hingga Desa Ueno digabungkan menjadi Kota Akino pada tahun 1954.
Setelah larangan pembersihan dicabut pada tahun 1952, Munenori Akagi segera kembali ke dunia politik. Ia berhasil memenangkan kembali kursi lama di Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemilihan umum 1952 sebagai kandidat dari Partai Liberal. Setelah kembali, ia aktif dalam upaya untuk menjatuhkan pemerintahan Shigeru Yoshida. Pada tahun 1954, ia meninggalkan Partai Liberal dan bergabung dengan Partai Demokrat Jepang yang dipimpin oleh Ichirō Hatoyama. Ketika terjadi `保守合同hoshu gōdōBahasa Jepang` (konservasi gabungan) pada tahun 1955, yang menyatukan partai-partai konservatif, Akagi menjadi anggota Partai Liberal Demokrat (PLD) dan bergabung dengan faksi Kishi yang dipimpin oleh Nobusuke Kishi.
1.4. Aktivitas Jabatan Publik Utama
Sepanjang karier politiknya, Munenori Akagi memegang sejumlah jabatan penting dalam pemerintahan Jepang, memainkan peran kunci dalam berbagai kebijakan dan peristiwa.
1.4.1. Sebagai Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Munenori Akagi pertama kali diangkat sebagai Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada Juli 1957 dalam Kabinet Kishi Pertama (reorganisasi). Selama masa jabatannya, ia terlibat dalam negosiasi penting mengenai isu-isu perikanan Jepang dengan Uni Soviet. Ia memimpin apa yang dikenal sebagai "negosiasi perikanan 100 hari" yang intens pada tahun 1958 dengan Menteri Perikanan Soviet, Ishkov, untuk menyelesaikan sengketa penangkapan salmon di Laut Okhotsk. Keberhasilannya dalam negosiasi ini menjadi dasar bagi perannya di kemudian hari sebagai Ketua Asosiasi Persahabatan Jepang-Soviet.
Pada tahun 1965, ia kembali dikirim ke Uni Soviet untuk bernegosiasi mengenai _modus vivendi_ terkait penangkapan ikan di Kepulauan Kuril Selatan yang disengketakan. Pada tahun 1971, sengketa lain pecah antara Jepang dan Uni Soviet mengenai hak penangkapan kepiting di Laut Okhotsk. Sengketa ini berpusat pada pertanyaan apakah kepiting hanya merayap atau juga bisa berenang. Jika kepiting hanya merayap, maka mereka akan dianggap sebagai bagian dari landas kontinen Uni Soviet dan nelayan Jepang akan dilarang menangkapnya; namun, jika kepiting bisa berenang, maka nelayan Jepang akan diizinkan untuk menangkapnya. Sekali lagi, Akagi dikirim ke Moskow oleh Perdana Menteri Eisaku Satō untuk menegosiasikan kompromi. Ia menjabat sebagai Menteri Pertanian sebanyak tiga kali (periode ke-25, ke-32 hingga ke-34, dan ke-42).
1.4.2. Sebagai Sekretaris Kabinet Utama
Dari Juni 1958 hingga Juni 1959, Akagi menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Utama dalam Kabinet Kishi Kedua. Dalam peran ini, ia bertindak sebagai koordinator utama antara kantor perdana menteri dan berbagai kementerian, serta juru bicara pemerintah.
1.4.3. Sebagai Direktur Jenderal Badan Pertahanan dan Protes Anpo
Pada tahun 1959, Munenori Akagi diangkat sebagai Direktur Jenderal Badan Pertahanan dalam Kabinet Kishi Kedua (reorganisasi). Peran ini menempatkannya di garis depan kebijakan keamanan Jepang.

Puncak karier Akagi di jabatan ini adalah selama Protes Anpo tahun 1960, sebuah gerakan demonstrasi besar-besaran yang menentang Perjanjian Keamanan AS-Jepang. Ketika ribuan demonstran mengepung Gedung Diet, Perdana Menteri Nobusuke Kishi mempertimbangkan untuk mengerahkan Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) untuk menekan paksa para pengunjuk rasa. Namun, Munenori Akagi, sebagai menteri yang bertanggung jawab, menentang keras usulan tersebut. Ia berargumen bahwa tindakan semacam itu dapat memicu pemberontakan rakyat massal dan menegaskan bahwa "JSDF tidak bisa menjadi musuh rakyat" (`自衛隊が国民の敵になりかねないJieitai ga kokumin no teki ni nari-kanenaiBahasa Jepang`). Penolakan tegas Akagi ini dianggap krusial dalam mencegah penggunaan kekerasan militer terhadap warga sipil, sehingga menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia di Jepang. Penolakannya ini turut berkontribusi pada keputusan Kishi untuk mengundurkan diri.
1.5. Aktivitas dalam Partai Liberal Demokrat
Di dalam Partai Liberal Demokrat (PLD), Munenori Akagi memegang posisi-posisi penting yang menunjukkan pengaruhnya dalam struktur partai dan pembentukan kebijakan.
Pada tahun 1962, ketika Kishi menyatakan niatnya untuk menyerahkan kendali faksi kepada Takeo Fukuda, Akagi menentangnya dengan keras. Ia kemudian membentuk faksi Kawashima (`交友クラブKōyū KurabuBahasa Jepang`) bersama Shojiro Kawashima dan Etsusaburo Shiina, menandai perpisahannya dengan Kishi. Setelah kematian Kawashima, ia mengikuti Shiina, dan setelah faksi Shiina bubar, ia bergabung dengan faksi Miki/Kōmoto.
Akagi menjabat sebagai Ketua Dewan Umum PLD (periode ke-8) dari tahun 1961 hingga 1963. Dalam kapasitas ini, ia berperan dalam membentuk sistem konsultasi legislatif di dalam partai. Ia mengirim surat kepada Sekretaris Kabinet Utama, Masayoshi Ōhira, meminta agar RUU diberitahukan kepada Dewan Umum sebelum disetujui dalam rapat kabinet. Ōhira menyetujui permintaan ini, yang menciptakan sistem di mana undang-undang yang diajukan oleh kabinet harus terlebih dahulu dibahas dan disetujui oleh PLD. Sistem ini memperkuat peran partai dalam proses pembuatan kebijakan dan bertahan hingga pemerintahan Junichiro Koizumi.
Ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Riset Kebijakan PLD (periode ke-13) dari tahun 1965 hingga 1966. Selain itu, ia pernah menjadi Wakil Sekretaris Jenderal PLD dan Ketua Federasi Cabang Prefektur Ibaraki PLD.
1.6. Kegiatan sebagai Pendidik dan Sejarawan
Selain karier politiknya yang gemilang, Munenori Akagi juga menunjukkan komitmen pada bidang pendidikan dan sejarah. Ia menjabat sebagai kepala sekolah Sekolah Menengah Atas Kasumigaura dari tahun 1956 hingga 1990. Selama periode yang sama, dari tahun 1956 hingga 1967, ia juga merangkap jabatan sebagai Ketua Dewan Pengawas Sekolah tersebut.
Akagi memiliki minat yang mendalam pada sejarah Jepang abad pertengahan dan diakui sebagai sejarawan. Ia terkenal karena penelitiannya tentang Taira no Masakado, seorang pejuang samurai abad ke-10 yang legendaris. Ia mengarang beberapa buku tentang kehidupan Masakado, termasuk `平将門Taira no MasakadoBahasa Jepang` (Kadokawa Sensho, Kadokawa Shoten), `将門地誌Masakado ChishiBahasa Jepang` (tiga volume, Furusato Bunko, Tsukuba Shorin, yang kemudian diterbitkan ulang), dan `私の平将門Watashi no Taira no MasakadoBahasa Jepang` (Run Shobō).
1.7. Pensiun dari Politik dan Masa Tua
Munenori Akagi mengalami kekalahan dalam pemilihan umum 1976, namun ia berhasil kembali ke dunia politik pada tahun 1979. Akhirnya, pada tahun 1990, ia memutuskan untuk pensiun dari dunia politik dengan tidak mencalonkan diri dalam pemilihan umum. Daerah pemilihannya kemudian diserahkan kepada cucunya, Norihiko Akagi, yang saat itu menjabat sebagai birokrat di Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.
Munenori Akagi wafat pada 11 November 1993, pada usia 88 tahun. Setelah kematiannya, ia secara anumerta dianugerahi peringkat `正三位Shō SanmiBahasa Jepang` (Peringkat Ketiga Junior) dan sepasang cangkir perak.
2. Karya Tulis
Munenori Akagi dikenal sebagai seorang penulis prolifik, terutama dalam bidang politik, pertanian, dan sejarah. Berikut adalah daftar utama karya tulisnya:
- `その後Sono GoBahasa Jepang` (Setelah Itu) (1938)
- `南方圏を視るNampōken o MiruBahasa Jepang` (Melihat Wilayah Selatan) (1941, ditulis bersama Choji Hase)
- `パプアの農業建設 ニューギニア開発の方針Papua no Nōgyō Kensetsu Nyūginia Kaihatsu no HōshinBahasa Jepang` (Pembangunan Pertanian di Papua: Kebijakan untuk Pembangunan Nugini) (1943)
- `苦悩する農村 農業問題管見Kunō suru Nōson Nōgyō Mondai KankenBahasa Jepang` (Desa Pertanian yang Menderita: Pandangan tentang Masalah Pertanian) (1953)
- `わが百姓の記Waga Hyakushō no KiBahasa Jepang` (Catatan Petani Saya) (1958)
- `ラテン・Amerika no Tabi YoriBahasa Jepang` (Dari Perjalanan ke Amerika Latin) (1958)
- `平将門Taira no MasakadoBahasa Jepang` (1960, edisi revisi 1970). Karya ini membahas secara mendalam kehidupan dan warisan Taira no Masakado.
- `将門記 真福寺本評釈Masakado Ki Shinpukuji-bon HyōshakuBahasa Jepang` (Kritik Catatan Masakado Versi Shinpukuji) (1964)
- `ふるさとの心Furusato no KokoroBahasa Jepang` (Hati Kampung Halaman) (1966)
- `記者席からみた国会十年の側面史 安保から安保までKishaseki kara Mita Kokkai Jūnen no Sokumenshi Anpo kara Anpo MadeBahasa Jepang` (Sejarah Sampingan Sepuluh Tahun Diet dari Kursi Wartawan: Dari Anpo hingga Anpo) (1969, diedit bersama Takanobu Suzuki)
- `あの日その時Ano Hi Sono TokiBahasa Jepang` (Hari Itu, Saat Itu) (1971)
- `将門地誌Masakado ChishiBahasa Jepang` (Geografi Masakado) (1972)
- `今だからいうIma Dakara IuBahasa Jepang` (Mengatakannya Sekarang) (1973)
- `初心生涯Shoshin ShōgaiBahasa Jepang` (Pikiran Pemula Sepanjang Hidup) (1975)
- `赤城宗徳と平将門Akagi Munenori to Taira no MasakadoBahasa Jepang` (Munenori Akagi dan Taira no Masakado) (1976)
- `素顔のソ連邦Sugao no Soren-pōBahasa Jepang` (Wajah Asli Uni Soviet) (1980)
- `日ソ関係を考える 激動の大正・昭和を生きてNisso Kankei o Kangaeru Gekidō no Taishō Shōwa o IkiteBahasa Jepang` (Memikirkan Hubungan Jepang-Soviet: Hidup Melalui Era Taisho dan Showa yang Bergejolak) (1982)
- `私の平将門Watashi no Taira no MasakadoBahasa Jepang` (Taira no Masakado Saya) (1983)
- `わが百姓の記 日本の農業と農村を想うWaga Hyakushō no Ki Nihon no Nōgyō to Nōson o OmouBahasa Jepang` (Catatan Petani Saya: Pemikiran tentang Pertanian dan Desa Jepang) (1985, pamflet)
3. Keluarga
Munenori Akagi berasal dari keluarga terpandang di Prefektur Ibaraki yang secara tradisional menjabat sebagai kepala desa. Anggota keluarganya yang juga dikenal dalam aktivitas publik meliputi:
- Istri: Akagi Hisa. Ia berperan penting dalam menjaga kehadiran politik keluarga selama masa pembersihan publik Akagi. Hisa terpilih sebagai Kepala Desa Ueno pada tahun 1947, menjadikannya salah satu dari sedikit perempuan yang memimpin pemerintahan lokal di Jepang pada masa itu. Ia menjabat hingga desa tersebut digabungkan.
- Ayah: Akagi Yasusuke, meninggal saat Munenori masih muda.
- Ibu: Mume, yang membesarkan Munenori bersama kakeknya.
- Kakek: Akagi Kihachiro.
- Saudara: Akagi Masatake, yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Senior NHK (Perusahaan Penyiaran Jepang).
- Cucu: Norihiko Akagi. Ia mengikuti jejak kakeknya dalam politik, menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan juga pernah memegang jabatan sebagai Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Munenori Akagi secara langsung menyerahkan daerah pemilihannya kepada Norihiko saat ia pensiun pada tahun 1990.
4. Penilaian dan Warisan
Munenori Akagi dikenang sebagai politikus yang teguh dalam prinsipnya, terutama dalam menjaga stabilitas domestik dan melindungi hak-hak warga negara.
4.1. Penilaian Positif
Salah satu kontribusi terpenting Munenori Akagi adalah perannya dalam meredakan Protes Anpo 1960. Sebagai Direktur Jenderal Badan Pertahanan, ia secara tegas menolak usulan Perdana Menteri Nobusuke Kishi untuk mengerahkan Pasukan Bela Diri Jepang guna menekan demonstran. Penolakannya ini, yang didasarkan pada prinsip bahwa "JSDF tidak bisa menjadi musuh rakyat," adalah sebuah tindakan yang sangat penting untuk melindungi kebebasan sipil dan mencegah potensi kekerasan negara terhadap warga negara. Keputusannya ini menunjukkan komitmen kuat terhadap nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia, serta kepedulian terhadap keamanan warga sipil di atas kepentingan politik sesaat.
Di bidang kebijakan, Akagi diakui atas keahlian diplomatiknya, terutama dalam negosiasi perikanan yang kompleks dengan Uni Soviet. Kemampuannya mencapai kompromi dalam sengketa-sengketa krusial, seperti masalah penangkapan salmon dan kepiting di Laut Okhotsk, menunjukkan kepemimpinan yang efektif dan berkontribusi pada hubungan yang lebih baik antara kedua negara. Perannya sebagai Ketua Asosiasi Persahabatan Jepang-Soviet juga mencerminkan upaya-upaya positif dalam diplomasi.
Dalam struktur internal PLD, Akagi memainkan peran krusial dalam pembentukan sistem konsultasi RUU pra-kabinet. Melalui permintaannya kepada Sekretaris Kabinet Utama Masayoshi Ōhira, ia memastikan bahwa RUU yang diusulkan oleh kabinet akan terlebih dahulu dibahas dan disetujui oleh PLD. Sistem ini memperkuat transparansi dan akuntabilitas internal partai, serta memastikan bahwa keputusan penting memiliki dukungan luas dari anggota partai sebelum diimplementasikan.
Di luar arena politik, Munenori Akagi memberikan kontribusi signifikan dalam bidang pendidikan dan sejarah. Pelayanannya yang panjang sebagai kepala sekolah dan ketua dewan pengawas Sekolah Menengah Atas Kasumigaura menunjukkan dedikasinya terhadap pengembangan generasi muda. Sebagai sejarawan, penelitiannya yang mendalam tentang Taira no Masakado menghasilkan beberapa publikasi penting yang memperkaya pemahaman tentang sejarah Jepang abad pertengahan. Kehidupan politik dan akademisnya yang beragam menunjukkan sosok yang berdedikasi pada pelayanan publik dan pengembangan intelektual.
4.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun memiliki karier yang diakui, Munenori Akagi juga menghadapi beberapa kritik dan kontroversi. Insiden paling awal yang menodai catatan politiknya adalah pembatalan pemilihannya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada tahun 1938. Pembatalan ini disebabkan oleh pelanggaran biaya kampanye yang berlebihan, yang merupakan pukulan bagi reputasinya di awal kariernya.
Selain itu, keterlibatannya dalam `翼賛政治体制協議会Yokusan Seiji Taisei KyōgikaiBahasa Jepang` (Asosiasi Bantuan Pemerintahan Kekaisaran) dan dukungannya terhadap militerisme Jepang selama Perang Dunia II menjadi catatan yang relevan. Meskipun ia kemudian menjalani pembersihan publik oleh otoritas Sekutu pasca-perang, periode ini tetap menjadi bagian dari warisan politiknya yang mencerminkan keterlibatan dalam sistem yang tidak demokratis pada masa perang.
5. Penghargaan dan Tanda Kehormatan
Sepanjang hidupnya, Munenori Akagi menerima beberapa penghargaan dan tanda kehormatan atas jasanya kepada negara dan masyarakat:
- `正三位Shō SanmiBahasa Jepang` (Peringkat Ketiga Junior): Diberikan secara anumerta setelah wafatnya pada 11 November 1993.
- `勲一等旭日大綬章Kun'ittō Kyokujitsu DaijushōBahasa Jepang` (Grand Kordon Ordo Matahari Terbit): Diterima pada musim semi tahun 1975, ini adalah salah satu tanda kehormatan tertinggi di Jepang.
- `紺綬褒章Konjū HōshōBahasa Jepang` (Medali Pita Biru Tua): Diberikan pada 12 Februari 1966, sebagai pengakuan atas kontribusinya sebesar 100.00 K JPY untuk pembangunan Balai Warga Shimoyakata.
- Anggota Diet Berjangka Panjang: Ia diakui sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang telah menjabat dalam waktu yang sangat lama.
- `法学士HōgakushiBahasa Jepang` (Sarjana Hukum): Gelar akademis yang diperolehnya dari Universitas Kekaisaran Tokyo pada tahun 1927.
6. Riwayat Pemilu
Berikut adalah catatan partisipasi Munenori Akagi dalam berbagai pemilihan umum sepanjang karier politiknya:
Tahun | Pemilu | Periode | Jabatan | Daerah Pemilihan | Partai | Jumlah Suara | Persentase Suara | Peringkat | Hasil | Sistem Pemilu |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1937 | Umum | 20 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Independen | 2 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal | ||
1942 | Umum | 21 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | `大政翼賛会Taisei YokusankaiBahasa Jepang` | 1 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal | ||
1952 | Umum | 25 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal | 44.086 | 14 | 2 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1953 | Umum | 26 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal | 38.311 | 12,5 | 4 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1955 | Umum | 27 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Demokrat Jepang | 47.112 | 14,9 | 1 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1958 | Umum | 28 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 67.953 | 21,2 | 1 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1960 | Umum | 29 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 58.348 | 18,1 | 2 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1963 | Umum | 30 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 74.318 | 23,8 | 1 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1967 | Umum | 31 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 68.647 | 21,49 | 1 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1969 | Umum | 32 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 63.849 | 18,4 | 2 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1972 | Umum | 33 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 65.297 | 17,58 | 1 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1976 | Umum | 34 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 44.466 | 10 | 6 | Kalah | Sistem multi-anggota tunggal |
1979 | Umum | 35 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 92.267 | 22,09 | 1 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1980 | Umum | 36 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 74.154 | 16,29 | 3 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1983 | Umum | 37 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 67.977 | 14,56 | 4 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
1986 | Umum | 38 | Anggota DPR | Ibaraki ke-3 | Partai Liberal Demokrat | 62.625 | 12,62 | 5 | Menang | Sistem multi-anggota tunggal |
7. Lihat pula
- Abe Kan
- Eisaku Satō
- Etsusaburo Shiina
- Protes Anpo
- Shōmonki
- Pusat Pelatihan Miho