1. Overview
Munjong adalah raja kelima Dinasti Joseon yang memerintah dari tahun 1450 hingga 1452. Ia adalah putra sulung Sejong yang Agung dan Permaisuri Soheon. Sebelum naik takhta, Munjong menjabat sebagai Putra Mahkota selama 29 tahun, periode terpanjang dalam sejarah Joseon, di mana ia banyak berkontribusi pada urusan negara, termasuk pengembangan Hangul dan penemuan alat pengukur air. Meskipun masa pemerintahannya sebagai raja singkat, ia melanjutkan kebijakan ayahnya dalam mempromosikan beasiswa, memperkuat pertahanan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia digantikan oleh putranya, Danjong, setelah meninggal pada usia 37 tahun.
2. Life
Munjong lahir sebagai putra mahkota dan menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam persiapan untuk menjadi raja, termasuk periode panjang sebagai wali raja.
2.1. Early Life and Education
Munjong lahir pada 15 November 1414 (tanggal 3 bulan 10 kalender lunar) di Hanseong (sekarang Seoul). Ia adalah putra sulung dari Sejong yang Agung dan Permaisuri Soheon dari klan Shim Cheongsong. Pada Januari 1421, saat berusia delapan tahun, Sejong memerintahkan agar putranya dididik oleh para sarjana dari Balai Kebajikan. Pada Oktober tahun yang sama, ia diangkat sebagai Putra Mahkota dan dikirim untuk belajar di Sungkyunkwan, institusi pendidikan tinggi terkemuka di Joseon.
Sejak kecil, Munjong dikenal memiliki kepribadian yang murah hati dan baik hati, disukai oleh banyak orang. Ia sangat menyukai ilmu pengetahuan, menguasai astronomi, I Ching (ilmu perubahan), aritmatika, dan kaligrafi. Ia juga dikenal cermat dalam mengambil keputusan. Guru Putra Mahkota, Ha Yeon, adalah salah satu mentor utamanya dalam bidang akademik.
2.2. Heir Apparent Period and Regency
Yi Hyang memegang posisi sebagai Putra Mahkota selama 29 tahun, dari tahun 1421 hingga 1450, menjadikannya Putra Mahkota dengan masa jabatan terlama selama periode Joseon. Selama periode ini, ia banyak membantu ayahnya, Raja Sejong, dalam mengelola urusan negara.
Dari tahun 1442 hingga kenaikannya ke takhta pada tahun 1450, Yi Hyang menjabat sebagai wali raja dan mengurus urusan negara selama tahun-tahun terakhir pemerintahan ayahnya, karena Sejong menderita berbagai penyakit dan gangguan kesehatan. Berkat masa wali raja ini, tidak ada kekosongan kekuasaan yang berarti ketika ia naik takhta. Sejong, yang prihatin dengan kesehatan Munjong yang juga lemah, bahkan memanggil para sarjana Balai Kebajikan untuk meminta mereka menjaga cucunya, Danjong, setelah kematiannya.
Meskipun banyak orang mengaitkan penemuan alat pengukur air dengan Jang Yeong-sil, Babad Dinasti Joseon menyatakan bahwa Putra Mahkota Munjonglah yang menemukan metode pengukuran ketinggian air di tanah. Munjong juga berkontribusi pada pengembangan aksara vernakular Korea, yang sekarang dikenal sebagai Hangul, yang diprakarsai oleh ayahnya.
Pada masa ini, ia juga aktif dalam hal militer. Ia mereformasi militer menjadi lima divisi (sa) dari dua belas divisi sebelumnya dan mengembangkan Hwacha, sebuah peluncur panah api multi-roket.
3. Reign
Yi Hyang naik takhta sebagai Raja Munjong pada tahun 1450. Masa pemerintahannya yang singkat, hanya berlangsung dua tahun tiga bulan, ditandai dengan upaya untuk melanjutkan kebijakan ayahnya sambil menghadapi tantangan kesehatan yang memburuk.
Meskipun pemerintahannya singkat, Munjong berupaya menerapkan kebijakan yang terbuka dan kuat. Ia mengizinkan audiensi hingga pejabat tingkat enam, mendengarkan pendapat dari pejabat tingkat rendah untuk memahami sentimen rakyat. Ia juga melanjutkan upaya ayahnya dalam menyusun buku-buku sejarah dan militer, seperti Dongguk Pyegam, Goryeosa, dan Goryeosa Jeolyo, untuk memperkuat dasar sosial dan sistem negara.
Selama masa pemerintahannya, ia juga sangat tertarik pada urusan militer. Ia mereformasi sistem militer dan mengembangkan Hwacha yang baru, sebuah peluncur panah api yang telah dibuat pada masa Raja Taejong, sebagai persiapan untuk pertahanan nasional.
Selama pemerintahannya, Balai Gyejodang, sebuah bangunan di dalam Istana Gyeongbokgung yang digunakan Munjong saat menjadi Putra Mahkota untuk mengurus urusan negara atas nama ayahnya dan menerima utusan asing, dihancurkan.

Namun, masa pemerintahannya juga menandai awal ketidakseimbangan kekuasaan di istana Joseon. Kim Bi-hwan menggambarkan bahwa interaksi antara otoritas kerajaan, kekuasaan administratif, kekuasaan remonstratif, dan otoritas kolektif para sarjana di luar kantor, yang sebelumnya memungkinkan Joseon berfungsi secara konstitusional, runtuh selama pemerintahan Munjong. Hal ini membuka jalan bagi saudaranya, Pangeran Suyang (kemudian Raja Sejo), untuk melakukan kudeta pada tahun 1452 terhadap putra Munjong.
4. Major Achievements and Activities
Munjong meninggalkan beberapa pencapaian dan aktivitas penting, baik sebagai Putra Mahkota maupun sebagai Raja.
4.1. Civil Governance and Scholarship
Munjong sangat menjunjung tinggi beasiswa dan berkontribusi pada penyusunan beberapa karya sejarah penting. Ia memerintahkan penyusunan Goryeosa (Sejarah Goryeo), sebuah karya sejarah komprehensif tentang Dinasti Goryeo, dan Goryeosa Jeolyo, ringkasan dari Goryeosa. Ia juga menyusun Dongguk Pyegam, sebuah buku tentang strategi militer. Melalui upaya-upaya ini, Munjong berupaya menetapkan dasar sosial dan memperkuat sistem negara dengan mengorganisir sejarah dan strategi militer.
4.2. Defense and Military
Munjong memiliki minat yang mendalam dalam urusan militer. Sebagai Putra Mahkota, ia menyusun taktik militer dan mereformasi tentara. Ia mengubah struktur militer dari dua belas divisi menjadi lima divisi (sa), bertujuan untuk meningkatkan kekuatan militer dan stabilitas pertahanan nasional. Ia juga berperan penting dalam pengembangan Hwacha, sebuah peluncur panah api yang ditingkatkan dari versi yang ada sebelumnya, yang menjadi terkenal pada masanya. Kontribusinya dalam bidang pertahanan bertujuan untuk mempersiapkan negara menghadapi kemungkinan perang.
4.3. Science and Invention
Meskipun sering dikaitkan dengan Jang Yeong-sil, catatan sejarah Joseon menegaskan bahwa Munjong memiliki peran sentral dalam penemuan alat pengukur air hujan (Cheugugi), alat pengukur curah hujan kuantitatif pertama di dunia. Ia juga menunjukkan kemampuan luar biasa dalam astronomi dan aritmatika. Penemuan Cheugugi ini menunjukkan minatnya yang mendalam pada kemajuan ilmiah dan teknologi.
5. Personal Life and Family
Kehidupan pribadi Munjong ditandai dengan beberapa pernikahan dan kelahiran anak-anak, meskipun ia menghadapi tragedi dalam kehidupan rumah tangganya.
5.1. Parents and Siblings
Munjong adalah putra sulung dari Sejong yang Agung (lahir 15 Mei 1397 - wafat 8 April 1450), raja keempat Joseon, dan Permaisuri Soheon (lahir 12 Oktober 1395 - wafat 19 April 1446) dari klan Shim Cheongsong.
Ia memiliki beberapa saudara kandung, termasuk:
- Kakak perempuan: Putri Jeongso (1412-1424)
- Adik perempuan: Putri Jeongui (1415-1477)
- Adik laki-laki: Pangeran Suyang (kemudian Raja Sejo) (1417-1468)
- Adik laki-laki: Pangeran Anpyeong (1418-1453)
- Adik laki-laki: Pangeran Imyeong (1420-1469)
- Adik laki-laki: Pangeran Gwangpyeong (1425-1444)
- Adik laki-laki: Pangeran Geumseong (1426-1457)
- Adik laki-laki: Pangeran Pyeongwon (1427-1445)
- Adik laki-laki: Pangeran Yeongeung (1434-1467)
5.2. Consorts and Children
Munjong memiliki beberapa permaisuri dan selir, yang memberinya beberapa anak.
Gelar | Nama Klan | Rentang Hidup | Orang Tua | Keturunan | Catatan |
---|---|---|---|---|---|
Putri Mahkota Hwi (废世子嬪 徽嬪) | Klan Andong Kim (lama) | 1410-1429 | Kim O-mun | Tidak ada | Menikah 1427, dicopot 1429 karena menggunakan sihir dan membakar sepatu selir Munjong. |
Putri Mahkota Sun (废世子嬪 純嬪) | Klan Haeum Bong | 1414-1436 | Bong Ryeo | Tidak ada | Menikah 1429, dicopot 1436 karena perilaku kekerasan, minum alkohol, dan hubungan homoseksual dengan pelayan istana bernama So-ssang. |
Permaisuri Hyeondeok (顯德王后) | Klan Andong Gwon | 1418-1441 | Gwon Jeon | * Putri tidak bernama (1432-1433) * Putri Gyeonghye (1436-1473) * Yi Hong-wi, Putra Mahkota (1441-1457) | Asalnya selir (Seung-hwi), menjadi Putri Mahkota. Meninggal sehari setelah melahirkan Danjong. Diberi gelar anumerta sebagai Ratu Hyeondeok setelah Munjong naik takhta. |
Selir Mulia Kerajaan Suk (肅嬪) | Klan Namyang Hong | 1418-? | Hong Sim | * Putri tidak bernama (1441-1444) | Dipilih pada 1431. |
Selir Kerajaan Suk-ui (淑儀) | Klan Nampyeong Mun | 1426-1508 | Mun Min | Tidak ada | Menikah 1442. |
Selir Kerajaan So-yong (昭容) | Klan Munhwa Yu | Tidak diketahui | Yu Sang-yeong | Tidak ada | |
Selir Kerajaan So-yong (昭容) | Klan Andong Gwon | Tidak diketahui | Gwon Gyeok | Tidak ada | |
Selir Kerajaan So-yong (昭容) | Klan Dongnae Jeong | Tidak diketahui | Jeong Gap-son | * Putra tidak bernama | |
Selir Kerajaan So-yong (昭容) | Klan Papyeong Yun | Tidak diketahui | Yun Hui | Tidak ada | Sepupu dari pihak ibu Sukbin Hong. |
Pelayan Istana Sa-chik (司則) | Klan Yang | Tidak diketahui | Tidak diketahui | * Putri Gyeongsuk (1439-1482) * Putri tidak bernama (1450-1451) | |
Pelayan Istana Sang-gung (尙宮) | Klan Jang | Tidak diketahui | Tidak diketahui | * Putra tidak bernama |
6. Genealogy
Berikut adalah silsilah Raja Munjong:
Diri Sendiri | Orang Tua | Kakek Nenek | Kakek Buyut | Kakek Canggah |
---|---|---|---|---|
Munjong dari Joseon | Sejong yang Agung | Taejong dari Joseon | Taejo dari Joseon | Yi Ja-chun (Hwanjo dari Joseon) |
Permaisuri Uihye dari klan Yeongheung Choe | ||||
Permaisuri Sinui dari klan Cheongju Han | Han Gyeong, Pangeran Internal Ancheon | |||
Permaisuri Wongyeong dari klan Yeoheung Min | Min Je, Pangeran Internal Yeoheung | Min Byeon | ||
Lady Heo dari klan Yangcheon Heo | ||||
Lady Song dari klan Yeosan Song | Song Seon | |||
Permaisuri Soheon dari klan Cheongsong Shim | Shim On, Pangeran Internal Cheongcheon | Shim Deok-bu | Shim Ryong | |
Lady Gim | ||||
Lady Mun dari klan Incheon Mun | Mun Pil-dae | |||
Lady Ahn dari klan Sunheung Ahn | Ahn Cheon-bo | |||
Lady Gim dari klan Yeongju Gim |
7. Death
Munjong meninggal dunia pada 10 Juni 1452 (tanggal 14 bulan 5 kalender lunar) di Istana Gyeongbokgung, tepatnya di Aula Cheonchu, pada usia 37 tahun. Kesehatannya memburuk drastis setelah ia menjalani tiga tahun masa berkabung berturut-turut untuk ayahnya, Raja Sejong, dan ibunya, Permaisuri Soheon. Karena kondisi kesehatannya yang sangat lemah, Kim Jong-seo, salah satu menteri utama yang ditunjuk oleh Sejong, sempat mengambil alih peran sebagai wali raja.
Setelah kematiannya, Munjong dimakamkan di Hyenlleung (顯陵), yang terletak di Donggureung, Guri, Gyeonggi-do. Awalnya, Permaisuri Hyeondeok, istrinya, dimakamkan di So-reung. Namun, setelah Kudeta Gyeyujeongnan pada tahun 1457, ia dicopot gelarnya dan jenazahnya dibuang ke laut. Baru pada tahun 1512, pada masa pemerintahan Raja Jungjong, Permaisuri Hyeondeok dimakamkan kembali bersama Munjong di Hyenlleung.
Sebuah anekdot menarik tentang potret Munjong terjadi sekitar 180 tahun setelah kematiannya, pada tahun 1636, setelah Invasi Qing. Para menteri menemukan sebuah potret raja di Balai Seonwonjeon. Potret itu menggambarkan seorang raja dengan janggut panjang dan tebal, serta penampilan yang gagah dan berwibawa. Awalnya, terjadi perdebatan di antara para menteri mengenai identitas raja dalam potret tersebut, dengan beberapa mengklaim bahwa itu adalah Raja Injong. Namun, ketika salah satu menteri membuka bagian belakang potret, ditemukan tulisan 'Eojin Raja Munjong' (文宗大王御眞), yang mengonfirmasi bahwa itu adalah potret Raja Munjong.
8. Evaluation and Impact
Meskipun masa pemerintahan Munjong sangat singkat, ia diakui sebagai raja yang cakap dan berintelektual tinggi. Banyak dari pencapaiannya yang paling signifikan sebenarnya terjadi saat ia menjabat sebagai Putra Mahkota, di mana ia secara efektif membantu ayahnya, Sejong yang Agung, dalam mengelola urusan negara. Kemampuannya dalam bidang ilmu pengetahuan, militer, dan administrasi menunjukkan potensi besar yang sayangnya tidak dapat sepenuhnya terwujud karena kesehatannya yang buruk dan kematiannya yang terlalu cepat.
Kematian Munjong yang mendadak meninggalkan takhta kepada putranya yang masih sangat muda, Danjong. Keadaan ini menciptakan ketidakstabilan politik yang parah di istana Joseon, yang pada akhirnya membuka jalan bagi Pangeran Suyang, adik Munjong, untuk melakukan kudeta dan merebut takhta. Peristiwa ini, yang dikenal sebagai Kudeta Gyeyujeongnan, memiliki dampak besar pada sejarah Joseon berikutnya, mengubah dinamika kekuasaan dan memicu serangkaian konflik politik. Dengan demikian, meskipun Munjong sendiri adalah seorang penguasa yang baik, masa pemerintahannya yang singkat secara tidak langsung berkontribusi pada periode kekacauan politik setelah kematiannya.
9. In Popular Culture
Raja Munjong telah digambarkan dalam berbagai karya budaya populer, termasuk drama televisi dan film:
- Dalam drama televisi:
- Pacheonmu (KBS, 1980), diperankan oleh Baek Yoon-sik.
- Seoljungmae (MBC, 1984), diperankan oleh Im Jeong-ha.
- Pacheonmu (KBS, 1990), diperankan oleh Hong Seung-il.
- Han Myeong-hoe (KBS, 1994), diperankan oleh Song Seung-hwan.
- King and Queen (KBS, 1998), diperankan oleh Jeon Moo-song.
- The Great King, Sejong (KBS, 2008), diperankan oleh Lee Sang-yeob, Kang Bit, dan Oh Eun-chan.
- The Princess' Man (KBS, 2011), diperankan oleh Jung Dong-hwan.
- Insu, The Queen Mother (JTBC, 2011), diperankan oleh Sunwoo Jae-duk.
- Jang Yeong-sil (KBS, 2016), diperankan oleh Han Jeong-woo dan Choi Seung-hoon.
- Grand Prince - Draw Love (TV Chosun, 2018), diperankan oleh Song Jae-hee.
- Dalam film:
- The Divine Weapon (2008), diperankan oleh Park Jung-chul.
- The Face Reader (2013), diperankan oleh Kim Tae-woo.
- Forbidden Dream (2019), diperankan oleh Park Sung-hoon.
- Dalam novel:
- Chaehong oleh Kim Byeol-a, diterbitkan oleh Haenaem Publishing House, 2011.
- Haesiui Sinru oleh Yoon Yi-su, awalnya diterbitkan sebagai web novel di Naver (2015-2016), kemudian diterbitkan oleh Haenaem Publishing House, 2016.