1. Karier Bermain
Nereo Rocco memiliki karier bermain yang sederhana namun signifikan, terutama di klub-klub Italia, sebelum beralih ke dunia kepelatihan.
1.1. Karier Klub
Rocco bermain sebagai pemain sayap di lini tengah. Sebagian besar karier bermainnya dihabiskan bersama klub-klub seperti Triestina, Napoli, dan Padova. Selama 11 musim, ia tampil dalam 287 pertandingan Serie A dan mencetak 69 gol.
Rincian karier klubnya adalah sebagai berikut:
Klub | Durasi | Penampilan | Gol |
---|---|---|---|
Triestina | 1930-1937 | 232 | 66 |
Napoli | 1937-1940 | 52 | 7 |
Padova | 1940-1942 | 47 | 14 |

1.2. Karier Internasional
Rocco hanya membuat satu penampilan untuk tim nasional sepak bola Italia. Penampilan tunggalnya terjadi di bawah seleksi Vittorio Pozzo dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 1934 pada 25 Maret 1934 melawan Yunani, yang berakhir dengan kemenangan 4-0 di kandang.
2. Karier Melatih
Karier melatih Nereo Rocco ditandai dengan inovasi taktis dan kesuksesan besar, terutama dengan AC Milan, di mana ia meraih berbagai gelar domestik dan Eropa.
2.1. Awal Karier Melatih (Triestina, Treviso)
Rocco memulai debut kepelatihannya untuk Triestina pada tahun 1947, hanya dua tahun setelah ia pensiun sebagai pemain. Ia berhasil membawa timnya meraih posisi kedua yang mengejutkan di Serie A, yang hingga kini masih menjadi hasil tertinggi yang pernah dicapai oleh klub tersebut. Ia meninggalkan Triestina beberapa tahun kemudian karena ketidaksepakatan dengan jajaran direksi klub. Pada tahun 1950, ia sempat melatih Treviso untuk waktu yang singkat, sebelum kembali ke Triestina pada tahun 1953.
2.2. Masa di Padova dan Pengenalan Catenaccio
Pada tahun 1953, Rocco menandatangani kontrak sebagai pelatih tim Serie B Padova. Ia berhasil menyelamatkan tim dari degradasi dan mengamankan promosi ke Serie A pada musim berikutnya. Periode Rocco di Serie A bersama Padova masih dikenang sebagai masa paling sukses dalam sejarah tim, meskipun mereka adalah tim kecil. Di bawah asuhannya, Padova mampu meraih posisi ketiga pada musim 1957-58. Selama masa kepelatihannya di Padova, ia juga melatih tim Olimpiade Italia bersama Giuseppe Viani di Olimpiade Musim Panas 1960 di Roma, di mana mereka finis di posisi keempat. Rocco dikenal sebagai salah satu pendukung pertama taktik catenaccio di Italia, yang kemudian ia kembangkan dan populerkan.
2.3. Era Pertama AC Milan
Pada tahun 1961, Rocco ditunjuk sebagai pelatih baru AC Milan, menandai dimulainya salah satu periode paling sukses bagi Rossoneri. Ia membangun tim yang pekerja keras dan solid secara defensif di sekitar playmaker muda bintang tim, Gianni Rivera. Hubungan penting antara Rocco dan Rivera terbentuk sepanjang karier mereka, dan bersama-sama, mereka memainkan peran kunci dalam kesuksesan klub. Di bawah kepemimpinannya, Milan memenangkan Serie A pada tahun 1962 dan Piala Eropa pada tahun 1963.
2.4. Karier di Torino dan Era Kedua AC Milan
Setelah periode yang sukses di Torino, di mana ia meraih hasil terbaik sejak tragedi Grande Torino, Rocco kembali ke Milan pada tahun 1967. Sekembalinya, ia langsung memenangkan Scudetto (gelar Serie A) lainnya dan Piala Winners UEFA. Ia meninggalkan Milan pada tahun 1973, setelah juga memenangkan Piala Eropa lainnya pada tahun 1969 (mengalahkan Ajax 4-1), sebuah Piala Interkontinental, dua Piala Italia, dan satu lagi Piala Winners UEFA.
2.5. Akhir Karier Melatih (Fiorentina, Direktur Teknis)
Setelah satu tahun di Fiorentina (1974-1975), Rocco memutuskan untuk mengakhiri karier kepelatihannya pada tahun 1975. Namun, pada tahun 1977, ia kembali ke Milan dan diangkat sebagai Direktur Teknis serta Asisten pelatih Nils Liedholm. Rocco adalah manajer dengan masa jabatan terlama di Milan, mengelola klub dalam 459 pertandingan (323 sebagai pelatih kepala dan 136 sebagai direktur teknis).
3. Gaya Manajemen dan Taktik
Rocco dikenal sebagai salah satu manajer terhebat sepanjang masa. Ia adalah salah satu pelopor taktik catenaccio di Italia dan berhasil menggunakan taktik tersebut dengan sangat sukses. Mengambil inspirasi dari taktik Karl Rappan, tim-timnya menggunakan sweeper yang akan berada di belakang garis pertahanan dan membersihkan bola, seringkali menggunakan formasi 1-3-3-3.
Tim-tim asuhannya dikenal karena etos kerja dan fisik yang kuat, serta strategi taktis yang sederhana namun efektif dan pragmatis. Mereka menonjol dalam kekuatan defensif, kemampuan melakukan serangan balik cepat dengan umpan panjang, dan mencetak gol setelah memenangkan penguasaan bola, alih-alih menampilkan permainan yang estetis. Selama waktunya bersama Milan, ia memanfaatkan Gianni Rivera sebagai playmaker tim di lini tengah, yang mengambil tanggung jawab kreatif tim.
Rocco juga dikenal sebagai motivator yang sangat baik. Ia mengembangkan hubungan pribadi yang kuat dengan para pemainnya untuk menciptakan lingkungan tim yang baik dan menumbuhkan mentalitas pemenang. Ia sering mendiskusikan taktik tim dan peran penjagaan individu pemain saat makan malam, bukan di papan tulis selama sesi latihan. Selain kecerdasan taktisnya, Rocco juga dikenal karena kepribadiannya yang karismatik, kepemimpinan, dan selera humornya, meskipun ia memiliki sifat pemalu. Ia adalah sosok yang sangat bersemangat di bangku cadangan selama pertandingan. Ia juga menjadi populer karena ucapan-ucapan lucunya yang sering ia lontarkan kepada para pemain dan jurnalis. Rocco, yang populer dengan julukan El Paròn (El ParònSang MasterBahasa Italia, dalam dialek Triestin), juga dikenal karena sering menggunakan dialek Triestin asalnya. Mantan manajer Parma, Nevio Scala, yang pernah bermain di bawah Rocco, terinspirasi oleh karisma Rocco sebagai manajer, dan karena memberikan lebih banyak kebebasan kepada para pemainnya dengan mengurangi penekanan pada taktik dan set piece selama latihan.
4. Kematian dan Warisan
Nereo Rocco meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia sepak bola Italia, baik melalui taktik inovatifnya maupun warisan yang terus dikenang.
4.1. Kematian
Rocco meninggal dunia pada 20 Februari 1979, pada usia 66 tahun, di kota kelahirannya, Trieste.
4.2. Warisan dan Pengaruh
Pada 18 Oktober 1992, sebuah stadion baru di Trieste, yang dinamai sesuai namanya, diresmikan sebagai penghormatan atas kontribusinya.
Taktik Rocco sangat memengaruhi manajer Giovanni Trapattoni, yang kemudian menjadi salah satu pendukung utama zona mista ("zona campuran," dalam bahasa Italia), atau gioco all'italiana, yang mengambil elemen dari sistem penjagaan individu seperti catenaccio Italia, dan sistem penjagaan zona seperti total football Belanda.
5. Penghargaan
Nereo Rocco meraih berbagai penghargaan baik sebagai pelatih tim maupun pengakuan individu atas kontribusinya dalam sepak bola.
5.1. Sebagai Pelatih
AC Milan
- Serie A: 1961-62, 1967-68
- Piala Italia: 1971-72, 1972-73, 1976-77
- Piala Eropa: 1962-63, 1968-69
- Piala Winners UEFA: 1967-68, 1972-73
- Piala Interkontinental: 1969
5.2. Penghargaan Individu
- Seminatore d'Oro: 1962-63
- Italian Football Hall of Fame: 2012
- France Football Pelatih Terhebat Sepanjang Masa Peringkat ke-17: 2019
- World Soccer Pelatih Terhebat Sepanjang Masa Peringkat ke-36: 2013