1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Bagian ini mengulas asal-usul sederhana Tigellinus, pengasingannya di bawah Caligula, dan bagaimana ia kembali meraih pengaruh, terutama dengan Nero.
q=Roman Empire 1st century AD|position=right
1.1. Kelahiran dan Latar Belakang
Gaius Ofonius Tigellinus lahir sekitar tahun 10 M. Ia berasal dari latar belakang yang sederhana. Keluarganya, yang diduga keturunan Yunani (atau mungkin Hispania), berasal dari Agrigentum di Sisilia. Ayahnya dikabarkan hidup sebagai pengasingan di Scyllaceum di Italia Selatan, dan Tigellinus kemungkinan besar lahir di sana.
1.2. Pengasingan oleh Caligula dan Kembali ke Roma
Pada usia dua puluhan, Tigellinus tinggal di Roma dan memiliki kontak dengan keluarga kekaisaran. Pada tahun 39 M, selama pemerintahan Kaisar Caligula, ia diasingkan dari kota. Ia dituduh melakukan perzinahan dengan dua saudara perempuan Caligula yang masih hidup, Agrippina Muda dan Julia Livilla. Pengasingannya berakhir di bawah kaisar baru, Claudius, pada tahun 41 M, namun ia dilarang memasuki Istana Kekaisaran.
1.3. Meraih Dukungan Nero
Sejarawan Romawi Tacitus menggambarkan masa muda Tigellinus sebagai masa yang tidak bermoral dan masa tuanya sebagai masa yang kejam. Sebagai orang dewasa, ia awalnya bekerja sebagai pedagang di Yunani. Kemudian, ia mewarisi kekayaan, membeli tanah di Apulia dan Calabria di daratan Italia, dan mengabdikan diri pada pembiakan kuda pacu. Melalui profesi inilah ia akhirnya mendapatkan perkenalan dan dukungan dari Kaisar Nero, yang ia bantu dan dorong dalam berbagai keburukan dan kekejaman. Sekitar tahun 60 M, ia menetap di Roma dan menjadi Prefek Urban dari tiga Cohortes Urbanae, pasukan polisi paramiliter kota.
2. Prefek Praetorian di Bawah Nero
Bagian ini merinci perannya sebagai Prefek Praetorian, kekejamannya, keterlibatannya dalam peristiwa kunci seperti Kebakaran Besar Roma dan Konspirasi Piso, serta gaya hidupnya yang dekaden.
2.1. Penunjukan sebagai Prefek dan Rekan Prefek
Setelah kematian Sextus Afranius Burrus pada tahun 62 M, Tigellinus menggantikannya sebagai Prefek Pasukan Praetorian. Ia menjabat posisi ini, pertama bersama Faenius Rufus, dan kemudian bersama Nymphidius Sabinus. Untuk mengamankan posisinya sebagai salah satu penasihat terdekat dan paling tepercaya Nero, ia menganiaya rekan-rekan prefeknya secara berturut-turut.
2.2. Kekejaman, Korupsi, dan Penyalahgunaan Kekuasaan
Sebagai seorang sahabat Nero, Tigellinus dengan cepat mendapatkan reputasi di seluruh Roma karena kekejaman dan ketidakpeduliannya. Ia memalsukan bukti untuk membenarkan pembunuhan istri pertama Nero, Claudia Octavia. Ia juga bertanggung jawab atas berbagai pembersihan politik dan eksekusi yang berdampak pada individu yang rentan dan mengganggu stabilitas sosial. Tindakannya menunjukkan tingkat korupsi dan penyalahgunaan wewenang yang tinggi, mencerminkan sisi gelap kekuasaan pada masa Nero.
2.3. Peran dalam Peristiwa Penting
Pada Juli 64 M, Tigellinus dicurigai melakukan pembakaran sehubungan dengan Kebakaran Besar Roma. Setelah api awalnya mereda, kebakaran kembali terjadi di perkebunan Tigellinus di distrik Amaelian kota, yang menyebabkan klaim oleh Tacitus bahwa Tigellinus adalah seorang pembakar.
Pada tahun 65 M, selama penyelidikan terhadap konspirasi yang gagal oleh Gaius Calpurnius Piso, Tigellinus dan istri kedua Nero, Poppaea Sabina, membentuk semacam dewan penasihat kekaisaran. Mereka secara salah menuduh Petronius Arbiter, seorang punggawa dan novelis, melakukan pengkhianatan. Petronius, yang berada di bawah tahanan rumah di resor pesisir Cumae, tidak menunggu hukuman mati dijatuhkan. Sebaliknya, ia memilih untuk bunuh diri dengan berulang kali menyayat dan membalut pergelangan tangannya-tampaknya selama beberapa hari, di mana ia menghibur teman-temannya-hingga akhirnya ia memilih untuk kehabisan darah secara fatal. Sebagai hasil dari penumpasan konspirasi ini, Tigellinus dianugerahi kehormatan triumphal, bersama dengan Marcus Cocceius Nerva dan Publius Petronius Turpilianus, dan diizinkan untuk mendirikan patung dirinya di forum.
Pada tahun 67 M, Tigellinus menemani Nero dalam perjalanannya ke Yunani. Ia juga berperan dalam kematian jenderal terkenal Gnaeus Domitius Corbulo, yang juga diundang datang ke Yunani tetapi diperintahkan untuk bunuh diri.
2.4. Gaya Hidup Mewah dan Pesta Poranda
Pada tahun 64 M, Tigellinus membuat dirinya terkenal karena pesta pora yang ia selenggarakan di Cekungan Agrippa. Pesta-pesta ini dan praktik-praktik dekaden lainnya mencerminkan gaya hidupnya yang berlebihan dan korupsi moral serta sosial pada masanya.
3. Kejatuhan dan Kematian
Bagian ini menggambarkan pembelotan Tigellinus dari Nero, upayanya untuk bertahan di bawah Galba, dan akhirnya perintah bunuh diri dari Otho.
3.1. Pembelotan dari Nero
Pada tahun 68 M, ketika kejatuhan Nero tampak tak terhindarkan, Tigellinus meninggalkan kaisar, konon menderita 'penyakit tubuh yang tidak dapat disembuhkan' (ia kemungkinan menderita kanker). Bersama rekan prefeknya, Nymphidius Sabinus, ia menyebabkan pembelotan Pasukan Praetorian. Nymphidius kemudian memerintahkannya untuk menyerahkan komandonya.
3.2. Masa Pemerintahan Galba dan Otho
Di bawah kaisar baru, Galba, Tigellinus berhasil menyelamatkan nyawanya dengan menghujani hadiah kepada Titus Vinius, kesayangan Galba, dan putrinya yang janda, yang nyawanya pernah diselamatkan oleh Tigellinus. Namun, kaisar berikutnya, Otho, setelah naik takhta pada Januari 69 M, bertekad untuk menyingkirkan seseorang yang sangat dibenci oleh rakyat.
3.3. Bunuh Diri
Di perkebunan pedesaannya dekat kota spa pesisir Sinuessa, Tigellinus menerima perintah kekaisaran untuk kembali ke Roma. Mengetahui bahwa ia akan menghadapi kematian, ia berusaha menyelamatkan nyawanya dengan menyuap-ia telah menyiapkan kapal-kapal yang berlabuh di teluk untuk kemungkinan seperti itu. Ketika upaya itu gagal, ia memberikan uang suap sebagai hadiah kepada utusan Otho dan diizinkan mengadakan pesta perpisahan. Setelah itu, dengan dalih bahwa ia perlu bercukur sebelum pergi, ia bunuh diri dengan memotong tenggorokannya sendiri menggunakan pisau cukur.
4. Evaluasi Sejarah dan Pengaruh
Bagian ini menilai reputasi Tigellinus yang kejam dalam sejarah dan bagaimana ia digambarkan dalam berbagai karya seni dan sastra.
4.1. Kritik dan Kontroversi
Ofonius Tigellinus secara luas dikenang sebagai salah satu tokoh paling kejam dan korup di bawah pemerintahan Nero. Perannya dalam pembersihan politik, seperti pembunuhan Claudia Octavia dan penganiayaan terhadap Petronius Arbiter, menunjukkan penyalahgunaan kekuasaan yang ekstrem dan pengabaian terhadap hak asasi manusia. Gaya hidupnya yang mewah dan keterlibatannya dalam pesta pora yang terkenal mencerminkan dekadensi moral yang meluas di kalangan elit Romawi pada masanya. Kontribusinya terhadap ketidakstabilan kekaisaran dan penderitaan individu menjadikannya figur yang sangat dikritik dalam catatan sejarah.
4.2. Penggambaran dalam Sastra dan Seni
Tigellinus telah digambarkan dalam berbagai karya seni dan sastra sepanjang sejarah, sering kali sebagai tokoh antagonis yang kejam:
- Ia muncul sebagai karakter dalam opera Neró i Acté (1928) oleh Juan Manén.
- Tigellinus muncul dalam drama The Sign of the Cross (1895) dan film The Sign of the Cross (1932).
- Ia digambarkan sebagai penjahat dalam novel Quo Vadis (1895) karya Henryk Sienkiewicz dan dalam miniseri 6 jam A.D. (1985).
- Ia juga muncul dalam novel fiksi ilmiah Triplanetary (1934) karya E. E. "Doc" Smith.
- Dalam film Quo Vadis (1951), yang berdasarkan novel tersebut, Tigellinus (diperankan oleh Ralph Truman) secara tidak historis ditikam hingga tewas oleh seorang prajurit pemberontak dengan teriakan Pedang dari Plautius! di Sirkus Nero ketika rakyat Romawi memberontak melawan kaisar menjelang akhir film.
- Ia adalah karakter terkemuka dalam tahap-tahap akhir novel The Kingdom of the Wicked (1985) karya Anthony Burgess.
- Ia adalah karakter utama dalam novel The Conspiracy (1972) karya John Hersey, yang menggambarkan Roma sebagai negara polisi.
- Tigellinus muncul dalam novel Praetorian (2011) karya Simon Scarrow (berlatar tahun 51 M) sebagai seorang optio (perwira junior) Pasukan Praetorian; pada akhir novel, ia dipromosikan menjadi wakil komandan Prefek Burrus, dan berharap untuk menggantikannya setelah Nero naik takhta.