1. Overview
Patrick Soon-Shiong (lahir 29 Juli 1952) adalah seorang pengusaha, investor, peneliti medis, dan ahli bedah transplantasi berkebangsaan Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Dikenal sebagai penemu obat Abraxane, yang digunakan untuk pengobatan kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker pankreas, Soon-Shiong telah memainkan peran krusial dalam inovasi medis dan pengembangan bisnis global. Sebagai pendiri NantWorks, sebuah jaringan perusahaan rintisan di bidang layanan kesehatan, bioteknologi, dan kecerdasan buatan, ia telah membangun kerajaan bisnis yang luas sambil tetap aktif dalam ranah akademik sebagai profesor.
Artikel ini akan menguraikan perjalanan hidup Patrick Soon-Shiong, mulai dari latar belakang keluarganya di Afrika Selatan dan pendidikan awalnya, hingga karier medis dan akademisnya yang inovatif, serta ekspansinya yang signifikan ke dunia bisnis farmasi, bioteknologi, energi, dan media. Selain membahas pencapaian luar biasa yang telah mengubah paradigma dalam pengobatan kanker dan diabetes, artikel ini juga akan menyelidiki aktivitas filantropinya, keterlibatannya dalam dunia politik, dan, yang terpenting, berbagai kontroversi yang melingkupinya, terutama terkait kepemilikan dan manajemen Los Angeles Times. Melalui pembahasan ini, artikel ini bertujuan untuk menyajikan potret seimbang seorang tokoh berpengaruh yang dampaknya meluas melampaui batas-batas kedokteran, bisnis, dan media, sekaligus mengkaji kritik terhadapnya dari perspektif yang mengedepankan akuntabilitas publik dan integritas.
2. Kehidupan awal dan pendidikan

Soon-Shiong lahir pada 29 Juli 1952 di Port Elizabeth, yang saat itu merupakan bagian dari Persatuan Afrika Selatan dan kini menjadi Afrika Selatan. Orang tuanya adalah imigran Tionghoa berdarah Hakka dari Distrik Meixian di Provinsi Guangdong, yang melarikan diri dari Tiongkok selama pendudukan Jepang di Tiongkok pada Perang Dunia II. Nama leluhurnya adalah Huang (黃).
Soon-Shiong menunjukkan kecerdasan luar biasa sejak dini, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas pada usia 16 tahun. Ia melanjutkan studi di Universitas Witwatersrand, tempat ia lulus pada usia 23 tahun dengan gelar Sarjana Kedokteran (MBBCh) dan menempati peringkat keempat dari 189 mahasiswa di kelasnya. Ia menyelesaikan program internship medisnya di Rumah Sakit Umum Johannesburg.
Kemudian, ia melanjutkan studinya di University of British Columbia, Kanada, di mana ia meraih gelar master pada tahun 1979. Selama studi masternya, Soon-Shiong menerima beberapa penghargaan penelitian dari American College of Surgeons, Royal College of Physicians and Surgeons of Canada, dan American Association of Academic Surgery. Setelah itu, ia berimigrasi ke Amerika Serikat dan memulai pelatihan bedah di University of California, Los Angeles (UCLA), di mana ia menjadi ahli bedah bersertifikat pada tahun 1984. Soon-Shiong adalah Anggota Royal College of Surgeons (Kanada) dan Anggota American College of Surgeons. Ia juga memperoleh Kewarganegaraan Amerika Serikat.
3. Karier medis dan akademis
Patrick Soon-Shiong mengawali karier akademisnya dengan bergabung di UCLA Medical School pada tahun 1983, tempat ia mengabdi sebagai ahli bedah transplantasi hingga tahun 1991. Selain itu, antara tahun 1984 dan 1987, ia menjabat sebagai penyelidik rekanan di Pusat Penelitian dan Pendidikan Ulkus.
Selama masa jabatannya di UCLA, Soon-Shiong melakukan transplantasi pankreas utuh pertama di universitas tersebut. Ia juga memelopori dan pertama kali melakukan pengobatan eksperimental untuk diabetes tipe 1 yang dikenal sebagai transplantasi sel pulau Langerhans manusia yang dienkapsulasi, serta melakukan "transplantasi sel pulau Langerhans dari babi ke manusia pertama pada pasien diabetes". Setelah periode bekerja di industri swasta, Soon-Shiong kembali ke UCLA pada tahun 2009 sebagai profesor mikrobiologi, imunologi, genetika molekuler, dan bioteknologi. Pada tahun 2011, ia juga menjadi profesor tamu di Imperial College London.
Pada tahun 2010, Soon-Shiong mendirikan Healthcare Transformation Institute (HTI) bersama Arizona State University dan University of Arizona. HTI didirikan dengan misi untuk mendorong pergeseran dalam sistem layanan kesehatan di Amerika Serikat dengan mengintegrasikan tiga domain yang sebelumnya terpisah: ilmu kedokteran, penyediaan layanan kesehatan, dan pendanaan layanan kesehatan.
Pada awal 2016, Soon-Shiong meluncurkan Koalisi Imunoterapi Nasional (National Immunotherapy Coalition) untuk mendorong perusahaan-perusahaan farmasi yang saling bersaing agar bekerja sama dalam menguji kombinasi obat-obatan antitumor. Ia juga bertemu dengan Joe Biden untuk membahas pendekatan dalam memerangi kanker, termasuk melakukan pengurutan genom pada 100.000 pasien untuk menciptakan basis data besar faktor genetik potensial.
Pada Januari 2017, Soon-Shiong bertemu dengan Presiden terpilih Donald Trump di kediamannya di Bedminster, New Jersey, untuk membahas prioritas medis nasional, seperti yang diumumkan oleh sekretaris pers Sean Spicer. Menurut laporan Politico, Soon-Shiong sempat berupaya mendapatkan posisi di kabinet Trump. Pada Mei 2017, ia ditunjuk oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Paul Ryan sebagai anggota Komite Penasihat Teknologi Informasi Kesehatan, sebuah komite yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Cures Abad ke-21. Pada tahun 2017, Soon-Shiong dan istrinya diundang oleh Smithsonian Institution untuk menjadi bagian dari pameran permanen "Many Voices, One Nation" di National Museum of American History di Washington, D.C..
Pada pertengahan 2021, ImmunityBio, salah satu perusahaannya, telah mengembangkan vaksin penguat universal COVID-19 yang menginduksi sel T dan mencapai uji klinis Fase III di negara asalnya, Afrika Selatan. Tujuan yang dinyatakan adalah untuk sepenuhnya memblokir penularan dan membendung gelombang varian COVID-19 yang endemik. Pada Desember 2021, Soon-Shiong membagikan hasil praklinis pemberian dua platform vaksin berbeda (heterolog) dan menunjukkan tingkat sel T yang bermanfaat menggunakan teknologi vaksin adenovirus dan mRNA.
Pada September 2021, Soon-Shiong dan Presiden Cyril Ramaphosa dari Afrika Selatan mengumumkan melalui konferensi pers virtual sebuah usaha baru bernama NantSA, bekerja sama dengan NantWorks, untuk memperluas kemampuan pengembangan vaksin untuk Sub-Sahara Afrika. NantWorks telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri (Council for Scientific and Industrial Research) pemerintah Afrika Selatan, Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan (SAMRC), dan Pusat Respons dan Inovasi Epidemi. Pada Januari 2022, Soon-Shiong membuka fasilitas manufaktur dan kampus baru di Cape Town, Afrika Selatan, bersama Presiden Ramaphosa. Dilaporkan bahwa Soon-Shiong dan entitasnya berinvestasi lebih dari 4.00 B ZAR (sekitar 250.00 M USD) di benua tersebut.
Pada Februari 2022, Soon-Shiong mengumumkan hasil uji klinis dari ImmunityBio terkait kanker kandung kemih non-invasif otot (NMIBC) dengan durasi median 24,1 bulan dan tingkat remisi lengkap 71%.
4. Karier bisnis
Selain karier medis dan ilmiahnya, Soon-Shiong aktif sebagai pebisnis sejak akhir 1990-an dan investor sejak awal 2010-an, membangun kerajaan di berbagai sektor.
4.1. Farmasi dan bioteknologi
Pada tahun 1991, Soon-Shiong meninggalkan UCLA untuk mendirikan VivoRx Inc., sebuah perusahaan bioteknologi yang berfokus pada diabetes dan kanker. Perusahaan ini kemudian menjadi cikal bakal pendirian APP Pharmaceuticals pada tahun 1997. Soon-Shiong memiliki 80% saham yang beredar di APP Pharmaceuticals, yang akhirnya dijual kepada Fresenius SE senilai 4.60 B USD pada Juli 2008.
Sebelumnya, pada tahun 1998, Soon-Shiong mengakuisisi Fujisawa, sebuah perusahaan yang menjual obat generik suntik. Kemudian, ia mendirikan Abraxis BioScience, perusahaan yang mengembangkan Abraxane. Abraxane merupakan obat kemoterapi yang sudah ada, paclitaxel, yang dibungkus dalam protein sehingga lebih mudah mencapai tumor. Penemuan ini meraih persetujuan regulator dan berhasil memasuki pasar, membuat Soon-Shiong sangat kaya. Abraxis kemudian dijual kepada Celgene pada tahun 2010 dalam kesepakatan tunai dan saham senilai 2.90 B USD, menghasilkan keuntungan sekitar 533.00 M USD bagi Soon-Shiong.
Pada tahun 2007, Soon-Shiong mendirikan NantHealth untuk menyediakan infrastruktur data berbasis serat optik dan komputasi awan guna berbagi informasi layanan kesehatan. Kemudian, pada September 2011, ia mendirikan NantWorks, sebuah perusahaan yang misinya adalah untuk "menggabungkan teknologi semikonduktor berdaya sangat rendah, superkomputasi, jaringan canggih berkinerja tinggi dan aman, serta kecerdasan tambahan untuk mengubah cara kita bekerja, bermain, dan hidup." NantWorks memiliki sejumlah perusahaan teknologi di bidang layanan kesehatan, perdagangan, hiburan digital, serta sebuah firma modal ventura di sektor layanan kesehatan, pendidikan, sains, dan teknologi. Teknologi khususnya mencakup penglihatan mesin, pengenalan objek dan pengenalan suara, elektronik berdaya rendah, superkomputasi, dan teknologi jaringan. Pada Januari 2013, Soon-Shiong mendirikan perusahaan bioteknologi lain, NantOmics, untuk mengembangkan obat kanker berdasarkan penghambat protein kinase. NantOmics dan perusahaan saudaranya, NantHealth, adalah anak perusahaan dari NantWorks.
Pada Juli 2015, Soon-Shiong memulai IPO untuk NantKwest (sebelumnya ConkWest), yang merupakan IPO bioteknologi bernilai tertinggi dalam sejarah, dengan nilai pasar 2.60 B USD. Pada April 2016, Los Angeles Times melaporkan bahwa Soon-Shiong menerima paket gaji pada tahun 2015 dari NantKwest senilai hampir 148.00 M USD, menjadikannya salah satu CEO dengan gaji tertinggi. Soon-Shiong juga merupakan anggota Dewan Abad ke-21 di Berggruen Institute.
Pada awal 2021, Soon-Shiong menggabungkan NantKwest (NASDAQ: NK) yang telah terdaftar di bursa dengan ImmunityBio (sebelumnya NantCell) yang dimiliki secara privat. Entitas publik baru setelah merger ini dikenal sebagai ImmunityBio, Inc., yang diperdagangkan di NASDAQ dengan simbol saham IBRX. Pada tahun yang sama, Soon-Shiong mengumumkan investasi baru sebesar 29.00 M USD dalam sebuah perusahaan bioterbarukan bernama NantRenewables di SeaPoint, Savannah, Georgia.
Pada Januari 2022, Soon-Shiong membuka fasilitas manufaktur dan kampus baru di Cape Town, Afrika Selatan, bersama Presiden Ramaphosa. Ia dan entitasnya dilaporkan menginvestasikan lebih dari 4.00 B ZAR (sekitar 250.00 M USD) di benua tersebut.
4.2. Investasi lain dan teknologi
Pada tahun 2013, Soon-Shiong menjadi investor awal di Zoom, sebuah perusahaan konferensi video. Pada September 2014, NantWorks LLC, perusahaan yang dipimpin oleh Soon-Shiong, menginvestasikan 2.50 M USD di AccuRadio. Pada tahun 2015, NantWorks LLC juga berinvestasi di Wibbitz dalam pendanaan Seri B mereka sebesar 8.00 M USD. Pada tahun 2019, Soon-Shiong menjadi investor di Directa Plus, sebuah perusahaan teknologi berbasis grafena di Eropa, di mana ia memiliki 28 persen saham perusahaan tersebut. Pada Februari 2022, Soon-Shiong berinvestasi di Sienza, sebuah perusahaan baterai litium yang berlokasi di Pasadena, California.
4.3. Energi dan energi terbarukan hayati
Pada September 2018, perusahaannya, NantEnergy, mengumumkan pengembangan baterai seng-udara dengan proyeksi biaya 100 USD per kilowatt-jam, yang kurang dari sepertiga biaya baterai litium-ion. NantRenewables adalah sebuah perusahaan bioterbarukan yang menerima investasi baru dari Soon-Shiong.
5. Kepemilikan Los Angeles Times dan kontroversi terkait
Patrick Soon-Shiong dikenal luas karena akuisisinya terhadap Los Angeles Times, sebuah langkah yang kemudian diwarnai oleh berbagai kontroversi terkait independensi editorial dan manajemen media.
5.1. Akuisisi dan manajemen awal media
Pada Februari 2018, perusahaan investasi Soon-Shiong, NantCapital, mencapai kesepakatan untuk membeli Los Angeles Times dan The San Diego Union-Tribune dari Tronc Inc. dengan nilai "hampir 500.00 M USD secara tunai" serta asumsi 90.00 M USD dalam kewajiban dana pensiun. Dengan akuisisi ini, Soon-Shiong menjadi salah satu orang Asia-Amerika pertama yang menjadi pemilik media melalui kepemilikan surat kabar harian besar di Amerika Serikat. Penjualan ini resmi ditutup pada 18 Juni 2018.
5.2. Kontroversi intervensi editorial dan dampaknya
Sejak Soon-Shiong mengambil alih kepemilikan Los Angeles Times, serangkaian insiden telah menimbulkan kekhawatiran tentang independensi editorial surat kabar tersebut. Pada tahun 2020, Soon-Shiong memblokir dewan editorial untuk membuat dukungan dalam pemilihan pendahuluan presiden Partai Demokrat 2020, membatalkan dukungan yang seharusnya diberikan kepada Elizabeth Warren. Meskipun demikian, surat kabar tersebut kemudian mendukung Joe Biden dalam pemilihan umum.
Putri Soon-Shiong, Nika Soon-Shiong, juga dilaporkan berupaya memengaruhi liputan surat kabar, baik di ruang berita maupun di halaman opini. Banyak staf Times menyatakan kekhawatiran atas aktivitas Nika, yang mereka anggap sebagai campur tangan, termasuk menghubungi staf secara pribadi dan publik untuk mengadvokasi pandangannya.
Pada Juli 2023, Soon-Shiong menjual San Diego Union-Tribune kepada MediaNews Group. Namun, kontroversi yang lebih besar muncul pada Oktober 2024, ketika dewan editorial Los Angeles Times sedang mempersiapkan dukungan untuk Kamala Harris dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2024, Soon-Shiong memblokir surat kabar tersebut untuk membuat dukungan apa pun. Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 2004 surat kabar tersebut tidak mendukung calon presiden. Sebagai tanggapan atas keputusan Soon-Shiong untuk memblokir dukungan Harris, beberapa anggota dewan editorial surat kabar tersebut mengundurkan diri sebagai bentuk protes, termasuk editor editorial Mariel Garza dan dua penulis editorial, peraih Hadiah Pulitzer Robert Greene, serta Karin Klein. Hampir 2.000 pelanggan surat kabar membatalkan langganan mereka setelah keputusan tersebut. Sehari kemudian, TheWrap melaporkan bahwa dewan editorial Los Angeles Times telah merencanakan serangkaian artikel sementara berjudul "The Case Against Trump" yang dibatalkan oleh Soon-Shiong.
Pada November 2024, Los Angeles Times memecat seluruh dewan editorialnya, dan Soon-Shiong mengumumkan rencana untuk mengganti mereka dengan tim baru. Soon-Shiong membela restrukturisasi ini demi "surat kabar yang adil dan seimbang," menggemakan slogan Fox News. Soon-Shiong lebih lanjut menjanjikan "kelahiran kembali" untuk surat kabar tersebut, menambahkan bahwa "pandangan setiap orang Amerika harus didengar."
Pada Desember 2024, Soon-Shiong mengumumkan bahwa Los Angeles Times akan menggunakan "pengukur bias" bertenaga kecerdasan buatan untuk liputan surat kabar. Pengumuman ini datang setelah Soon-Shiong menyatakan keinginannya untuk menyertakan lebih banyak suara konservatif di bagian opini surat kabar, menyusul kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden 2024. Keputusan ini memicu gelombang pembatalan langganan, kemarahan staf, dan pengunduran diri tokoh-tokoh penting, termasuk Robert Greene dan Harry Litman. Harry Litman menyatakan, "Pengunduran diri saya adalah protes dan reaksi naluriah terhadap perilaku pemilik surat kabar, Dr. Patrick Soon-Shiong."
Pada Januari 2025, Soon-Shiong dituduh menyimpang dari makna opini Los Angeles Times yang menentang konfirmasi Robert F. Kennedy Jr. sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat. Soon-Shiong sebelumnya telah mendukung Kennedy Jr. untuk posisi tersebut. Penulis op-ed tersebut, Eric Reinhart, menyatakan bahwa bagian-bagian dari tulisannya yang secara eksplisit menentang konfirmasi dipotong tanpa persetujuannya, sesaat sebelum publikasi. Salah satu kutipan yang dihapus berpendapat bahwa Kennedy Jr. akan "menyebabkan kematian yang dapat dicegah pada [jutaan orang Amerika]" karena "pengabaian egomaniakalnya terhadap bukti ilmiah". Op-ed tersebut diterbitkan dengan judul "Gangguan layanan kesehatan Trump bisa membuahkan hasil - jika ia mendorong reformasi nyata". Sebaliknya, judul yang disarankan Reinhart adalah "Puing-puing RFK Jr. Tidak Akan Memperbaiki Kesehatan Masyarakat". Ketika op-ed tersebut diterbitkan, Soon-Shiong membagikannya di X bersama dengan komentar yang mengatakan bahwa Kennedy Jr. adalah "kesempatan terbaik kita untuk [mendorong reformasi dalam sistem layanan kesehatan Amerika]".
6. Filantropi
Patrick Soon-Shiong terlibat dalam kegiatan filantropi melalui Chan Soon-Shiong NantHealth Foundation, yayasan yang dinamai sesuai nama istrinya. Yayasan ini berfokus pada pendanaan penelitian di bidang layanan kesehatan dan akses pendidikan. Namun, pengelolaan yayasan ini juga menghadapi sejumlah kontroversi terkait transparansi dan penggunaan dana.
Sebuah laporan Politico tahun 2017 menemukan bahwa Chan Soon-Shiong NantHealth Foundation menghabiskan lebih dari 70% dananya untuk bisnis dan organisasi nirlaba yang dikendalikan oleh Soon-Shiong. Selain itu, sebagian besar hibahnya diberikan kepada organisasi yang berbisnis dengan perusahaan-perusahaan milik Soon-Shiong. Yayasan ini juga membayar beberapa karyawan dari perusahaan Soon-Shiong, yang berpotensi menjadi penggunaan dana amal yang tidak pantas untuk menutupi biaya operasional bisnis yang tidak terkait.
Sebagai contoh, yayasan tersebut menyumbangkan seperempat dari donasi 12.00 M USD oleh organisasi yang dikendalikan Soon-Shiong kepada University of Utah untuk mendirikan proyek pemetaan gen. Kendali atas spesifikasi hibah diberikan kepada organisasi penyumbang milik Soon-Shiong, dan perusahaannya, NantHealth, diberikan kontrak senilai 10.00 M USD. Sebuah laporan audit berikutnya oleh pemerintah Utah menemukan bahwa universitas tersebut telah gagal mematuhi undang-undang pengadaan negara yang mengharuskan proses penawaran yang kompetitif untuk institusi publik. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Utah, Greg Hughes, menggambarkan audit tersebut menunjukkan bahwa kesepakatan itu "mencoba untuk 'menyulap' sesuatu untuk satu orang, atau untuk satu entitas". Universitas tersebut menerima hasil audit dan menyatakan bahwa perubahan yang direkomendasikan akan dilakukan. Yayasan keluarga ini juga telah bermitra dengan Clinton Foundation.
7. Aktivitas dan pandangan politik
Patrick Soon-Shiong memiliki keterlibatan dalam dunia politik Amerika Serikat. Ia dan keluarganya merupakan donor utama bagi kampanye kepresidenan Hillary Clinton 2016. Menurut laporan Politico, Soon-Shiong bertemu secara pribadi dua kali dengan Donald Trump selama masa transisi kepresidenannya pada 2016-2017 dalam upaya yang tidak berhasil untuk mendapatkan posisi di pemerintahan.
Soon-Shiong juga bertemu dengan Cheryl Hines dan aktor/komedian Rob Schneider untuk membahas pembentukan acara bincang-bincang yang dibayangkan Schneider sebagai versi konservatif dari The View. Hal ini menunjukkan ketertarikannya pada platform media yang cenderung mendukung pandangan konservatif.
8. Kehidupan pribadi
Patrick Soon-Shiong menikah dengan mantan aktris Michele B. Chan. Mereka memiliki dua anak, termasuk Nika Soon-Shiong, dan tinggal di Los Angeles. Soon-Shiong telah berkomitmen pada The Giving Pledge, sebuah inisiatif yang mendorong miliarder untuk menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaan mereka untuk filantropi.
9. Penilaian dan kritik
Patrick Soon-Shiong menerima penilaian yang beragam dalam kariernya di bidang medis, bisnis, dan media. Meskipun ia diakui atas inovasinya yang transformatif, ia juga menghadapi kritik tajam terkait praktik bisnisnya, masalah etika, dan dugaan pelanggaran kebebasan pers.
9.1. Penilaian positif
Soon-Shiong dipuji sebagai salah satu dokter terkaya di dunia dan orang terkaya di Los Angeles, yang menunjukkan keberhasilannya dalam dunia bisnis dan medis. Ia dihormati atas kontribusi inovatifnya dalam penelitian medis, terutama sebagai penemu Abraxane, sebuah obat revolusioner untuk pengobatan kanker paru-paru, payudara, dan pankreas. Pengembangannya terhadap teknik transplantasi pankreas utuh pertama di UCLA dan transplantasi sel pulau Langerhans manusia yang dienkapsulasi untuk diabetes tipe 1, termasuk transplantasi sel pulau Langerhans dari babi ke manusia, menegaskan perannya sebagai pelopor di bidang bedah dan penelitian.
Di bidang bisnis, ia berhasil mendirikan dan mengelola perusahaan-perusahaan besar seperti APP Pharmaceuticals dan Abraxis BioScience, yang kemudian dijual dengan nilai miliaran dolar. Pendirian NantWorks dan berbagai anak perusahaannya di bidang kesehatan, bioteknologi, dan kecerdasan buatan menunjukkan visinya untuk mengintegrasikan teknologi canggih dalam pelayanan kesehatan. Upayanya dalam meluncurkan Koalisi Imunoterapi Nasional untuk mendorong kolaborasi dalam pengembangan obat kanker juga merupakan langkah positif.
Selain itu, ia diakui atas investasinya dalam teknologi masa depan seperti baterai seng-udara dan energi terbarukan hayati, serta inisiatifnya untuk memperluas pengembangan vaksin di Afrika melalui NantSA, yang melibatkan investasi signifikan untuk fasilitas produksi di Afrika Selatan. Keterlibatannya dalam komite penasihat pemerintah dan pameran Smithsonian juga mencerminkan pengakuan atas kontribusinya.
9.2. Kontroversi dan kritik
Meskipun prestasinya mengesankan, Soon-Shiong telah menghadapi kritik substansial terkait berbagai aspek kariernya. Salah satu tuduhan paling serius adalah praktik "tangkap dan bunuh" (catch and kill) terkait obat Cynviloq. Pada tahun 2015, NantPharma, perusahaan Soon-Shiong, membeli obat Cynviloq dari Sorrento Therapeutics seharga 90.00 M USD, termasuk lebih dari 1.00 B USD dalam kompensasi untuk pencapaian regulasi dan penjualan. Namun, Soon-Shiong tidak melanjutkan persetujuan FDA sebagaimana diatur dalam perjanjian, dan justru membiarkan paten-paten penting serta tenggat waktu kedaluwarsa. Hal ini diduga karena ia memiliki kepentingan finansial pada obat lain yang akan bersaing dengan Cynviloq. Praktik ini dianggap sebagai pola praktik bisnis yang meragukan, bahkan aktris dan musisi terkenal Cher menuduhnya melakukan "penjarahan".
Dalam ranah filantropi, yayasan penelitian Soon-Shiong, Chan Soon-Shiong NantHealth Foundation, dikritik karena kurangnya transparansi. Sebuah laporan Politico tahun 2017 mengungkapkan bahwa lebih dari 70% dana yayasan dihabiskan untuk bisnis dan organisasi nirlaba yang ia kendalikan. Sebagian besar hibah diberikan kepada organisasi yang berbisnis dengan perusahaan-perusahaan Soon-Shiong, dan yayasan bahkan membayar beberapa karyawan dari perusahaan Soon-Shiong, yang diduga merupakan penggunaan dana amal yang tidak tepat untuk biaya operasional bisnis yang tidak terkait. Skandal ini diperparah oleh audit pemerintah Utah yang menemukan bahwa University of Utah melanggar undang-undang pengadaan negara dengan tidak mengadakan proses penawaran kompetitif untuk kontrak 10.00 M USD yang diberikan kepada perusahaan Soon-Shiong.
Kontroversi paling menonjol baru-baru ini adalah terkait kepemilikannya atas Los Angeles Times. Soon-Shiong dituduh melakukan intervensi editorial yang merusak independensi surat kabar. Ia memblokir dewan editorial dari mendukung kandidat dalam pemilihan pendahuluan presiden 2020 dan 2024, termasuk Elizabeth Warren dan Kamala Harris. Selain itu, putrinya, Nika Soon-Shiong, juga dituduh mencampuri liputan berita, memicu kekhawatiran di kalangan staf. Pada Oktober 2024, Soon-Shiong membatalkan seri artikel berjudul "The Case Against Trump" yang direncanakan oleh dewan editorial, dan pada November 2024, ia memecat seluruh dewan editorial, berjanji untuk menciptakan surat kabar yang "adil dan seimbang" - sebuah frasa yang sangat mirip dengan slogan Fox News. Pada Desember 2024, pengumumannya tentang penggunaan "pengukur bias" bertenaga AI di artikel berita, untuk memasukkan lebih banyak suara konservatif, memicu gelombang pembatalan langganan dan pengunduran diri staf terkemuka yang memprotes campur tangan tersebut. Pada Januari 2025, ia dituduh menyimpang dari makna op-ed yang menentang konfirmasi Robert F. Kennedy Jr. sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang ia dukung.
Secara keseluruhan, kritik terhadap Soon-Shiong berkisar pada dugaan konflik kepentingan, kurangnya transparansi dalam kegiatan filantropi, dan, yang paling signifikan, intervensi terhadap independensi jurnalistik, yang menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmennya terhadap kebebasan pers dan akuntabilitas publik.