1. Kehidupan Awal dan Karier Judo
Paweł Nastula memiliki perjalanan yang mengesankan dari masa kecilnya hingga mencapai puncak karier sebagai judoka, ditandai dengan pelatihan yang intens dan pencapaian luar biasa di tingkat internasional.
1.1. Kehidupan Awal dan Pelatihan

Paweł Marcin Nastula lahir pada 26 Juni 1970 di Warsawa, Polandia. Ia memulai pelatihan judo pada usia 10 tahun di klub AZS AWF, sebuah pusat olahraga yang terkenal di Warsawa. Sejak awal, Nastula menunjukkan bakat alami dan dedikasi yang tinggi dalam olahraga ini, menjadikannya salah satu prospek paling menjanjikan dalam judo Polandia.
1.2. Prestasi Judo Internasional
Nastula diakui sebagai salah satu judoka terkemuka di dunia, dengan segudang prestasi di kompetisi Eropa dan dunia. Ia memenangkan medali emas di Olimpiade Musim Panas 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, dalam kategori berat -95 kg. Selain itu, ia juga menjadi Juara Dunia Judo sebanyak dua kali, yaitu pada tahun Kejuaraan Dunia Judo 1995 di Chiba, Jepang, dan Kejuaraan Dunia Judo 1997 di Paris, Prancis, juga di kategori -95 kg.
Ia juga meraih kesuksesan besar di Kejuaraan Judo Eropa, memenangkan medali emas tiga kali berturut-turut dari tahun 1994 hingga 1996, serta medali perak pada tahun 1999 dalam kategori -100 kg. Di tingkat junior, ia meraih dua medali perunggu di Kejuaraan Judo Junior Eropa pada tahun 1989 dan 1990 dalam kategori -86 kg.
Salah satu pencapaian paling monumental dalam karier Nastula adalah rekor 312 kemenangan beruntun tanpa terkalahkan dalam judo, yang berlangsung selama 1.220 hari dari Februari 1994 hingga Maret 1998. Selama periode tersebut, ia memenangkan setiap kompetisi yang ia ikuti. Rekor kemenangannya terhenti ketika kategori berat diubah dari -95 kg menjadi -100 kg.
Nastula dikenal karena kemampuan tekniknya yang luar biasa, baik dalam teknik berdiri maupun teknik dasar. Ia mahir dalam menggunakan teknik seperti Ippon Seoi Nage (lemparan bahu satu poin) dan Kuchiki Daoshi (sapuan kaki pohon lapuk). Selain itu, ia dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Eropa dalam Ne-waza (teknik pertarungan di tanah). Ia juga berpartisipasi dalam tiga Olimpiade berturut-turut, yaitu Olimpiade Musim Panas 1992 di Barcelona, Olimpiade Musim Panas 1996 di Atlanta, dan Olimpiade Musim Panas 2000 di Sydney.
1.3. Pensiun dari Judo
Paweł Nastula secara resmi pensiun dari olahraga judo profesional pada tahun 2004, mengakhiri karier yang gemilang dan penuh prestasi di dunia olahraga ini.
2. Karier Seni Bela Diri Campuran
Setelah dominasinya di dunia judo, Paweł Nastula membuat transisi yang berani ke seni bela diri campuran (MMA), menghadapi tantangan baru dan bertarung melawan beberapa nama besar dalam olahraga tersebut.
2.1. Transisi ke MMA
Minat Paweł Nastula terhadap seni bela diri campuran (MMA) mulai tumbuh setelah ia menyaksikan pertarungan pertama antara Hidehiko Yoshida dan Royce Gracie pada tahun 2002. Terinspirasi oleh pertarungan tersebut, Nastula memutuskan untuk beralih ke olahraga ini. Tak lama kemudian, ia menandatangani kontrak dengan promosi Jepang terkemuka, PRIDE Fighting Championships, dan bergabung dengan tim Takada Dojo. Di sana, ia berlatih di bawah bimbingan para petarung berpengalaman seperti Kazushi Sakuraba dan lainnya, untuk menguasai teknik-teknik yang diperlukan dalam MMA. Karena rekor dan dominasinya yang luar biasa dalam judo, Nastula sering dibandingkan dengan legenda Jiu-jitsu Brasil, Rickson Gracie.
2.2. PRIDE Fighting Championships

Debut Paweł Nastula di PRIDE terbilang sangat berat, karena ia langsung dihadapkan dengan salah satu petarung kelas berat dan profesional paling tangguh di PRIDE, Antônio Rodrigo Nogueira, dalam ajang PRIDE Critical Countdown 2005 pada 26 Juni 2005. Mengingat kondisi kesehatannya dan kurangnya pengalaman dalam MMA, Nastula mencoba bernegosiasi untuk pertarungan dengan aturan PRIDE Bushido yang lebih singkat dan penggunaan gi, namun Nogueira menolak. Meskipun demikian, Nastula tampil cukup baik di awal pertarungan, mampu menahan diri dalam pertukaran kuncian untuk paruh pertama ronde. Namun, kurangnya pengalamannya terlihat jelas ketika Nogueira memanfaatkan keunggulan striking-nya, mendapatkan posisi atas di mat dengan beberapa tendangan lutut ke kepala. Setelah menerima pukulan keras, Nastula berhasil melakukan takedown, tetapi ia terlalu lelah untuk tetap dalam posisi menyerang, dan Nogueira pun dengan mudah melancarkan ground and pound hingga wasit menghentikan pertarungan.
Lawan keduanya mungkin menjadi pertarungan yang lebih sulit lagi, yaitu Alexander Emelianenko, seorang praktisi sambo dan saudara dari legenda Fedor Emelianenko. Pertarungan ini berlangsung di PRIDE Shockwave 2005 pada 31 Desember 2005. Nastula menunjukkan performa yang lebih baik dan mengendalikan aksi di awal pertarungan, baik dalam posisi berdiri maupun di tanah, mencoba armbar dan mengambil punggung Emelianenko. Namun, staminanya kembali menjadi masalah. Ketika lawannya mulai lelah, Alexander membalikkan posisi, mendapatkan posisi mount, dan mengunci Rear-naked choke untuk mendapatkan kemenangan submission.
Pada pertarungan ketiganya di PRIDE, yang berlangsung di PRIDE Critical Countdown Absolute pada 1 Juli 2006, Nastula dengan mudah mengalahkan profesional MMA yang sebelumnya tak terkalahkan, Edson Drago. Paweł mengancam Drago dengan inverted armbar dari bawah dan kemudian naik ke posisi mount, melancarkan pukulan-pukulan ke arah petarung Brasil itu hingga membuka luka di matanya. Pada akhirnya, Nastula mengunci armbar lain dari posisi bawah dan membuat Drago tap out, menandai kemenangan pertamanya di PRIDE.
Pertarungan terakhir Paweł di PRIDE adalah melawan pegulat catch wrestling, Josh Barnett, di PRIDE 32 pada 21 Oktober 2006. Judoka ini kembali menunjukkan performa yang sangat baik, berhasil melakukan takedown pada Barnett beberapa kali dan mendaratkan hook kiri yang efektif. Namun, Josh membalikkan posisi di kemudian hari dalam pertarungan dan mengeksekusi toe hold untuk mengalahkan Nastula dengan submission.
Setelah pertarungan tersebut, diumumkan bahwa Nastula gagal dalam tes obat-obatan yang dilakukan oleh Nevada Athletic Commission (NSAC). Ia dinyatakan positif menggunakan zat terlarang nandrolone (steroid anabolik) serta stimulan terlarang seperti phenylpropanolamine, pseudoephedrine, dan ephedrine. Nastula membantah kebenaran hasil tes tersebut, mengklaim bahwa stimulan tersebut terserap ke dalam sistem tubuhnya dari suplemen yang dijual bebas, dan bahwa nandrolone, zat pembentuk massa, tidak akan berguna baginya karena ia tidak mendapatkan massa otot sejak bergabung dengan PRIDE. Dalam sebuah wawancara, Nastula menyatakan telah menyewa pengacara untuk menyelesaikan situasi ini. Akibatnya, ia menerima larangan bertanding selama 9 bulan dan denda sebesar 6.50 K USD.
2.3. World Victory Road dan Promosi Lainnya
Setelah runtuhnya PRIDE, Nastula menandatangani kontrak dengan World Victory Road dan berkompetisi di Sengoku 4 pada 24 Agustus 2008. Ia menghadapi Yang Dong Yi dan kalah melalui TKO kontroversial. Setelah Dong Yi nyaris lolos dari upaya armbar dari Nastula, Nastula tidak dapat menjawab panggilan wasit untuk berdiri, karena sebelumnya menerima beberapa pukulan ke selangkangan. Pada saat itu, Nastula mengindikasikan masalah dengan pelindung vitalnya, tetapi alih-alih memerintahkan untuk memeriksanya, wasit secara tak terduga menghentikan pertarungan dan menyatakan Yang Dong Yi sebagai pemenang dengan TKO.
Selain itu, Nastula sempat menandatangani kontrak dengan promosi baru dari Polandia, MCC (Martial Combat Club), dan dijadwalkan menghadapi Koji Kanechika pada acara mereka di bulan Mei 2008. Namun, promosi tersebut akhirnya dibubarkan dan acara tersebut dibatalkan.
2.4. Karier MMA Selanjutnya
Meskipun banyak upaya kembali ke ring yang gagal dan tidak ada pertarungan sejak kekalahan di Sengoku pada Agustus 2008, Paweł Nastula tetap aktif. Ia menjalankan klubnya (Nastula Club) di Warsawa dan berlatih dengan petarung seperti Robert Jocz, Jan Błachowicz, dan Krzysztof Kułak. Ia juga beberapa kali dikabarkan bernegosiasi dengan berbagai promosi di Polandia, termasuk KSW.
Pada suatu titik, Nastula dilaporkan akan menghadapi Mariusz Pudzianowski di KSW XIII, yang kemudian diubah menjadi KSW XIV. Namun, setelah kalah dari Tim Sylvia, Pudzianowski menarik diri dari pertarungan itu. Nastula kemudian menyatakan dalam wawancara bahwa ia akan pensiun jika tidak mendapatkan kesempatan bertarung pada tahun 2010.
Pada Juli 2010, Nastula menandatangani kontrak dengan promosi Polandia baru lainnya, Fighters Arena. Paweł melakukan comeback yang dinanti-nantikan (dan penampilan pertamanya di ring di Polandia) pada acara perdana promosi tersebut di Atlas Arena di Łódź, Polandia, menghadapi Yusuke Masuda (rekan latihan Hidehiko Yoshida) di acara utama. Nastula membuktikan dirinya dalam kondisi prima, ia dengan cepat menjatuhkan lawannya dan melanjutkan dengan rentetan pukulan di tanah, memaksa wasit menghentikan pertarungan pada 0:26 di ronde pertama.
Pada KSW 24 (28 September 2013), Nastula berkompetisi untuk memperebutkan gelar juara kelas berat KSW pertama melawan Karol Bedorf. Ia kalah dalam pertarungan tersebut karena kelelahan di ronde kedua. Ia juga menghadapi Kevin Asplund di KSW 22 (16 Maret 2013), memenangkan pertarungan melalui submission dengan americana. Pada 1 Oktober 2011, ia memenangkan Kejuaraan Kelas Berat Streetfighters Team Cup setelah mengalahkan Jimmy Ambriz melalui submission karena cedera tangan. Ia juga mengalahkan Andrzej Wronski via TKO (pukulan) pada 20 Agustus 2011.
Pertarungan terakhir Nastula di MMA adalah melawan Mariusz Pudzianowski di KSW 29 pada 6 Desember 2014, di mana ia kalah melalui keputusan bulat juri. Pertarungan ini kemudian dianugerahi sebagai "Fight of the Night".
3. Kehidupan Pribadi dan Citra Publik
Selain karier olahraganya yang cemerlang, Paweł Nastula juga memiliki kehidupan pribadi yang stabil dan citra publik yang positif, mencerminkan kesuksesannya di berbagai bidang.
3.1. Keluarga dan Penghargaan
Paweł Nastula telah menikah dengan Joanna dan memiliki dua putri. Untuk prestasinya yang luar biasa di bidang olahraga, ia menerima Salib Ksatria Orde Polonia Restituta (Kelas 5) pada tahun 1996, salah satu penghargaan sipil tertinggi di Polandia.
3.2. Penampilan Media dan Aktivitas Bisnis

Nastula juga dikenal sebagai penulis buku My Judo (2000), di mana ia menjelaskan teknik-teknik judo favoritnya dan kombinasinya. Ia juga berpartisipasi dalam versi Polandia dari acara televisi Dancing with the Stars pada tahun 2009, di mana ia berhasil menempati posisi keenam secara keseluruhan.
Sebagai seorang pengusaha, Nastula sukses mengelola klub kebugaran judo miliknya sendiri yang bernama "Nastula Judo Fitness Club" di Warsawa. Klub ini dilengkapi dengan dojo judo, tempat Nastula sendiri mengajar judo kepada berbagai kelompok, termasuk pemula, umum, wanita, dan anak-anak.
Di tanah kelahirannya, Polandia, Paweł Nastula dianggap sebagai Pahlawan Nasional. Ia sering kali menerima permintaan untuk tampil di televisi dan sering dimintai tanda tangan oleh penggemar saat berjalan di tempat umum, mencerminkan popularitas dan pengakuan luas yang ia dapatkan. Dalam bahasa aslinya, namanya `Paweł Marcin NastulaPa-vehw Mar-cheen Nas-tu-laBahasa Polandia`. "Paweł Nastula" adalah nama ring-nya yang bergaya Inggris.
4. Prestasi dan Penghargaan
Paweł Nastula memiliki daftar panjang prestasi dan penghargaan yang diraihnya sepanjang karier gemilangnya di judo dan seni bela diri campuran.
Judo
- Olimpiade
- 1996 Atlanta: Medali Emas (-95 kg)
- Kejuaraan Dunia
- 1991 Barcelona: Medali Perak (-95 kg)
- 1995 Chiba: Medali Emas (-95 kg)
- 1997 Paris: Medali Emas (-95 kg)
- Kejuaraan Eropa
- 1994 Gdańsk: Medali Emas (-95 kg)
- 1995 Birmingham: Medali Emas (-95 kg)
- 1996 Den Haag: Medali Emas (-95 kg)
- 1999 Bratislava: Medali Perak (-100 kg)
- Kejuaraan Eropa Junior
- 1989 Athena: Medali Perunggu (-86 kg)
- 1990 Ankara: Medali Perunggu (-86 kg)
- Prestasi Judo Lainnya
- 1991 Piala Dunia Judo Suwon: Medali Perunggu (-95 kg)
- 1992 Piala Dunia Warsawa: Juara 1 (-95 kg)
- 1992 Piala Kano: Juara 1 (-95 kg)
- 1993 Grand Slam Paris: Posisi 5 (-95 kg)
- 1993 Piala Dunia Wina: Medali Perunggu (-95 kg)
- 1993 Piala Dunia Seoul: Medali Perunggu (-95 kg)
- 1994 Grand Slam Paris: Medali Perunggu (-95 kg)
- 1994 Piala Dunia Warsawa: Juara 1 (-95 kg)
- 1995 Grand Slam Paris: Juara 1 (-95 kg)
- 1995 Piala Dunia Warsawa: Juara 1 (-95 kg)
- 1996 Grand Slam Paris: Juara 1 (-95 kg)
- 1996 Piala Dunia Warsawa: Juara 1 (-95 kg)
- 1998 Piala Dunia Warsawa: Juara 2 (-100 kg)
- 1999 Piala Kano: Juara 2 (-100 kg)
- 1999 Piala Dunia Warsawa: Juara 2 (-100 kg)
- 2000 Grand Slam Paris: Medali Perunggu (-100 kg)
- 2000 Grand Prix Düsseldorf: Juara 2 (-100 kg)
- 2000 Piala Dunia Warsawa: Posisi 5 (-100 kg)
- 2000 Grand Prix Rotterdam: Juara 1 (-100 kg)
- 2001 Piala Dunia Warsawa: Juara 1 (-100 kg)
- 2002 Grand Prix Düsseldorf: Posisi 5 (-100 kg)
- 2002 Piala Dunia Praha: Juara 1 (-100 kg)
- 2004 Grand Prix Düsseldorf: Medali Perunggu (-100 kg)
- 2004 Piala Dunia Tbilisi: Juara 2 (-100 kg)
Seni Bela Diri Campuran
- Streetfighters Team Cup
- Juara Kelas Berat Streetfighters Team Cup (1 kali)
- KSW
- Fight of the Night (1 kali)
5. Warisan dan Penerimaan Publik
Paweł Nastula telah meninggalkan warisan yang signifikan dalam dunia olahraga, khususnya di Polandia, judo, dan seni bela diri campuran. Sebagai seorang Olimpian yang meraih medali emas, ia telah menjadi inspirasi bagi banyak atlet muda di negaranya. Rekor tak terkalahkannya dalam judo selama empat tahun dan dominasinya di kelas berat menjadikannya legenda dalam olahraga tersebut.
Transisinya ke MMA, meskipun menghadapi tantangan berat, menunjukkan keberanian dan kemampuan beradaptasi. Meskipun tidak mencapai tingkat dominasi yang sama seperti di judo, ia tetap bertarung melawan beberapa nama terbesar di MMA dan menunjukkan keterampilan yang patut diacungi jempol.
Di Polandia, Nastula dipandang sebagai Pahlawan Nasional, simbol kebanggaan dan ketahanan. Aktivitasnya di luar ring, seperti menjadi penulis dan mengelola klub kebugaran judo, semakin memperkuat citranya sebagai figur publik yang berprestasi dan berdedikasi. Penerimaan publik yang positif terhadap dirinya, baik sebagai atlet maupun sebagai pengusaha dan tokoh media, menegaskan warisannya sebagai salah satu tokoh olahraga paling berpengaruh di Polandia.
6. Rekor Profesional
Berikut adalah rekor pertandingan profesional seni bela diri campuran (MMA) Paweł Nastula:
Res. | Rekor | Lawan | Metode | Acara | Tanggal | Ronde | Waktu | Lokasi | Catatan |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kalah | 5-6 | Mariusz Pudzianowski | Keputusan (unanimous) | KSW 29 | 6 Desember 2014 | 3 | 3:00 | Kraków, Polandia | Fight of the Night. |
Kalah | 5-5 | Karol Bedorf | TKO (kelelahan) | KSW 24 | 28 September 2013 | 2 | 2:25 | Łódź, Polandia | Untuk Kejuaraan Kelas Berat KSW perdana. |
Menang | 5-4 | Kevin Asplund | Submission (americana) | KSW 22 | 16 Maret 2013 | 1 | 2:33 | Warsawa, Polandia | |
Menang | 4-4 | Jimmy Ambriz | Submission (cedera tangan) | STC: Bydgoszcz vs. Torun | 1 Oktober 2011 | 1 | 1:50 | Bydgoszcz, Polandia | Memenangkan Kejuaraan Kelas Berat Streetfighters Team Cup. |
Menang | 3-4 | Andrzej Wronski | TKO (pukulan) | Wieczór Mistrzów | 20 Agustus 2011 | 1 | 1:09 | Koszalin, Polandia | |
Menang | 2-4 | Yusuke Masuda | TKO (pukulan) | FAL: Fighters Arena Łódź | 3 September 2010 | 1 | 0:26 | Łódź, Polandia | |
Kalah | 1-4 | Yang Dong Yi | TKO (kelelahan) | World Victory Road Presents: Sengoku 4 | 24 Agustus 2008 | 2 | 2:15 | Saitama, Jepang | |
Kalah | 1-3 | Josh Barnett | Submission (toe hold) | Pride 32 - The Real Deal | 21 Oktober 2006 | 2 | 3:04 | Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat | Nastula positif menggunakan steroid. |
Menang | 1-2 | Edson Claas Vieira | Submission (armbar) | Pride FC - Critical Countdown Absolute | 1 Juli 2006 | 1 | 4:33 | Saitama, Jepang | |
Kalah | 0-2 | Alexander Emelianenko | Submission (rear-naked choke) | Pride Shockwave 2005 | 31 Desember 2005 | 1 | 8:45 | Saitama, Jepang | |
Kalah | 0-1 | Antônio Rodrigo Nogueira | TKO (pukulan) | Pride Critical Countdown 2005 | 26 Juni 2005 | 1 | 8:38 | Saitama, Jepang |