1. Overview
Putri Cheongyeon (청연공주Cheongyeon GongjuBahasa Korea; lahir 14 Juli 1754 - wafat 7 Juli 1821) adalah seorang putri kerajaan dari Dinasti Joseon. Ia adalah putri tertua dari Putra Mahkota Sado dan Lady Hyegyeong. Meskipun ia terlahir dengan gelar 군주GunjuBahasa Korea (郡主, Putri Komandery) karena merupakan putri dari seorang Putra Mahkota, ia kemudian dianugerahi gelar 'Putri' (공주, 공주GongjuBahasa Korea) secara anumerta oleh Kaisar Gojong. Kehidupannya terjalin dengan peristiwa-peristiwa penting di istana Joseon, termasuk tragedi yang menimpa ayahnya, Putra Mahkota Sado, yang menjadi korban intrik politik, suatu aspek kritis dari sistem monarki otoriter Joseon. Artikel ini akan menguraikan kehidupannya, hubungan keluarganya, dan kehadirannya dalam budaya populer.
2. Kehidupan
Kehidupan Putri Cheongyeon ditandai oleh posisinya yang unik di dalam istana Joseon, sebagai putri dari seorang putra mahkota yang tragis nasibnya, serta perannya dalam keluarga kerajaan.
2.1. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
Putri Cheongyeon dilahirkan pada tanggal 14 Juli 1754, yang merupakan tahun ke-30 pemerintahan Raja Yeongjo dari Joseon. Ia adalah putri sulung dari Putra Mahkota Sado dan istrinya, Lady Hyegyeong dari Klan Pungsan Hong. Dari pihak ayahnya, ia memiliki dua kakak laki-laki: Yi Jeong, Putra Mahkota Uiso, yang meninggal dunia saat masih bayi, dan Yi San, Jeongjo dari Joseon, yang kemudian menjadi raja ke-22 Joseon. Ia juga memiliki seorang adik perempuan, Putri Cheongseon.
Ayah Putri Cheongyeon, Putra Mahkota Sado, adalah putra mahkota dari Raja Yeongjo, namun ia secara tragis wafat pada tahun 1762. Kematiannya, yang terjadi akibat perintah Raja Yeongjo yang memerintahkan agar Putra Mahkota Sado dikurung di dalam peti beras, disebabkan oleh tuduhan palsu dari seorang pejabat bernama Na Gyeong-eon. Peristiwa ini mencerminkan betapa rentannya individu terhadap intrik politik dan kekejaman yang dapat timbul dari sistem kekuasaan yang absolut pada masa itu. Lady Hyegyeong, ibu Putri Cheongyeon, adalah putri dari Hong Bong-han. Beliau kemudian menulis memoar terkenal berjudul *Hanjungrok*, yang menjadi catatan penting dari sastra istana dan memberikan perspektif mendalam mengenai tragedi yang menimpa suaminya, Putra Mahkota Sado, serta kehidupan di istana dari sudut pandang korban.
2.2. Masa sebagai Gunju dan Pernikahan
Sebagai putri yang lahir dari seorang putra mahkota yang sah, Putri Cheongyeon awalnya menyandang gelar 군주GunjuBahasa Korea (郡主), atau Putri Komandery. Gelar ini merupakan pangkat senior tingkat 2 yang secara khusus diberikan kepada putri-putri sah dari seorang putra mahkota. Berbeda dengan putri dari selir putra mahkota yang akan menerima gelar 현주HyeonjuBahasa Korea (縣主, Putri Kabupaten) dengan pangkat junior tingkat 3. Perbedaan gelar ini menunjukkan adanya hierarki yang ketat dalam sistem kebangsawanan Joseon.
Pada tahun 1765, yang merupakan tahun ke-41 pemerintahan Raja Yeongjo, Putri Cheongyeon menikah dengan Kim Du-seong dari Klan Gwangsan Kim, putra dari Kim Sang-ik yang pernah menjabat sebagai Chamui (참의). Setelah menikah, Kim Du-seong kemudian mengubah namanya menjadi Kim Gi-seong (김기성). Dengan pernikahannya dengan Putri Cheongyeon, Kim Gi-seong dianugerahi gelar 광은부위GwangeunbuwiBahasa Korea (光恩副尉), sebuah gelar berpangkat junior tingkat 3 yang diberikan kepada mereka yang menikahi putri sah dari seorang putra mahkota.
Pada musim semi tahun 1773, di tahun ke-49 pemerintahan Raja Yeongjo, Putri Cheongyeon, bersama dengan adik perempuannya, Putri Cheongseon, dan Selir Mulia Uibin Seong (selir dari Jeongjo dari Joseon), berpartisipasi dalam penyalinan novel *Gwakjangyangmunrok*. Kegiatan ini menunjukkan minatnya dalam bidang literasi dan kontribusinya terhadap budaya sastra di lingkungan istana Joseon.
2.3. Kematian dan Penghargaan Anumerta
Putri Cheongyeon wafat pada tanggal 7 Juli 1821 (tanggal 9 Juni 1821 menurut kalender lunar) pada usia 68 tahun (menurut perhitungan usia Korea). Wafatnya sangat disesali oleh Raja Sunjo, yang menyatakan kesedihan mendalam dan memerintahkan agar prosesi pemakamannya diurus secara khusus oleh 해조HaejoBahasa Korea, sebuah badan pemerintahan yang bertanggung jawab atas upacara kenegaraan dan pemakaman. Perintah khusus ini menegaskan pentingnya status Putri Cheongyeon dalam hierarki kerajaan bahkan setelah ia meninggal dunia.
Bertahun-tahun kemudian, ketika Kaisar Gojong mendirikan Kekaisaran Korea dan secara anumerta mengangkat kembali status mendiang Putra Mahkota Sado sebagai Raja Jangjo dengan gelar kehormatan Jangjo dari Joseon, serta ibunya, Lady Hyegyeong, sebagai Permaisuri Heongyeong dengan gelar anumerta Heongyeong, Putri Cheongyeon juga turut dianugerahi gelar anumerta Putri (공주, 공주GongjuBahasa Korea). Bersamaan dengan itu, suaminya, Kim Gi-seong, juga dinaikkan gelarnya menjadi 광은위GwangeunwiBahasa Korea (光恩尉).
3. Hubungan Keluarga
Putri Cheongyeon memiliki ikatan keluarga yang erat dengan beberapa tokoh penting dalam sejarah Joseon, baik dari pihak kerajaan maupun pihak mertuanya.
3.1. Keluarga Kerajaan Klan Jeonju Yi
Putri Cheongyeon berasal dari Klan Jeonju Yi, yang merupakan keluarga kerajaan Dinasti Joseon.
- Ayah: Putra Mahkota Sado (사도세자Sado SejaBahasa Korea; 13 Februari 1735 - 12 Juli 1762), yang kemudian secara anumerta dianugerahi gelar Kaisar Jangjo.
- Kakek (dari pihak ayah): Raja Yeongjo dari Joseon (조선 영조Joseon YeongjoBahasa Korea; 31 Oktober 1694 - 22 April 1776).
- Nenek (dari pihak ayah): Permaisuri Mulia Yeongbin Yi dari Klan Jeonui Yi (영빈 전의 이씨Yeongbin Jeonui Yi-ssiBahasa Korea; 15 Agustus 1696 - 23 Agustus 1764).
- Nenek angkat: Ratu Jeongseong dari Klan Daegu Seo (정성왕후 서씨Jeongseong Wanghu Seo-ssiBahasa Korea; 12 Januari 1693 - 3 April 1757).
- Ibu: Lady Hyegyeong dari Klan Pungsan Hong (혜경궁 풍산 홍씨Hyegyeonggung Pungsan Hong-ssiBahasa Korea; 6 Agustus 1735 - 13 Januari 1816), yang kemudian secara anumerta dianugerahi gelar Permaisuri Heongyeong.
- Kakek (dari pihak ibu): Hong Bong-han (홍봉한Hong Bong-hanBahasa Korea; 1713 - 1778).
- Nenek (dari pihak ibu): Istri Pangeran Dalam Hansan dari Klan Hansan Yi (한산부부인 한산 이씨Hansan Bubuin Hansan Yi-ssiBahasa Korea; 1713 - 1755).
- Saudara kandung:
- Kakak laki-laki: Yi Jeong, Putra Mahkota Uiso (의소세자 이정Uiso Seja Yi JeongBahasa Korea; 27 September 1750 - 17 April 1752).
- Kakak laki-laki: Yi San, Raja Jeongjo dari Joseon (왕세손 이산Wangseson Yi SanBahasa Korea; 28 Oktober 1752 - 18 Agustus 1800).
- Adik perempuan: Putri Cheongseon (청선공주Cheongseon GongjuBahasa Korea; 1756 - 20 Juli 1802).
3.2. Keluarga Mertua Klan Gwangsan Kim
Putri Cheongyeon menikah ke dalam Klan Gwangsan Kim, salah satu klan bangsawan berpengaruh di Joseon.
- Suami: Kim Gi-seong, Pangeran Pendamping Gwangeun (김기성 광은위Kim Gi-seong GwangeunwiBahasa Korea; 1752 - 1811).
- Ayah mertua: Kim Sang-ik (김상익Kim Sang-ikBahasa Korea; 1721 - 1781).
- Ibu mertua: Lady Hong (홍씨Hong-ssiBahasa Korea; 1722 - 1786).
- Anak-anak: Putri Cheongyeon dan Kim Gi-seong memiliki dua putra dan satu putri yang tercatat, serta lima putra dan satu putri lainnya yang meninggal dunia pada usia muda.
- Putra: Kim Jae-chang (김재창Kim Jae-changBahasa Korea; 1770 - 1849). Ia menjabat sebagai Ijo Panseo (Menteri Personalia) dan Panjungchubusa (Pejabat Senior Kanselari).
- Menantu perempuan: Lady Lee (이씨Yi-ssiBahasa Korea; 1770 - 1818).
- Putri: Lady Kim dari Klan Gwangsan Kim (광산 김씨Gwangsan Kim-ssiBahasa Korea; 1772 - 1787).
- Menantu laki-laki: Jo Jae-gyu dari Klan Imcheon Jo (조재규Jo Jae-gyuBahasa Korea; 1772 - 1843).
- Putra: Kim Jae-sam (김재삼Kim Jae-samBahasa Korea; 1775 - 1837). Ia meniti karier di pemerintahan melalui jalur 음보eumboBahasa Korea (hak istimewa yang diberikan kepada keturunan pejabat tinggi) dan pernah menjabat sebagai Uijubu-yun (Gubernur Uiju).
- Menantu perempuan: Lady Yi (이씨Yi-ssiBahasa Korea; 1776 - 1852).
- Selain itu, Putri Cheongyeon dan Kim Gi-seong memiliki lima putra dan satu putri lainnya yang meninggal pada usia muda.
- Putra: Kim Jae-chang (김재창Kim Jae-changBahasa Korea; 1770 - 1849). Ia menjabat sebagai Ijo Panseo (Menteri Personalia) dan Panjungchubusa (Pejabat Senior Kanselari).
4. Dalam Budaya Populer
Kehidupan Putri Cheongyeon, yang terkait erat dengan salah satu periode paling tragis dalam sejarah Joseon, telah diangkat dalam beberapa karya budaya populer:
- Dalam serial televisi MBC tahun 1998, *The Great King's Road*, Putri Cheongyeon diperankan oleh aktris Jang Su-hye.
- Dalam serial televisi CGV tahun 2007, *Eight Days, Assassination Attempts against King Jeongjo*, ia diperankan oleh Seol Ji-yun.
- Dalam serial televisi MBC tahun 2021, *The Red Sleeve*, Putri Cheongyeon diperankan oleh aktris Kim I-on.