1. Kehidupan Awal dan Pendidikan di Inggris
Richard Mather lahir pada tahun 1596 di Lowton, paroki Winwick, Lancashire, Inggris. Ia berasal dari keluarga yang meskipun dalam keadaan sulit secara finansial, namun berhak menyandang lambang kebesaran keluarga.
Ia menempuh pendidikan di sekolah tata bahasa Winwick, di mana pada usia lima belas tahun ia diangkat menjadi guru. Pada tahun 1612, ia meninggalkan sekolah tersebut untuk menjadi kepala sekolah di sekolah yang baru didirikan di Toxteth Park, Liverpool. Setelah beberapa bulan belajar di Brasenose College, Oxford, ia mulai berkhotbah di Toxteth pada November 1618 dan ditahbiskan di sana pada awal 1619, kemungkinan hanya sebagai diakon.
2. Pelayanan dan Aktivitas Nonkonformis di Inggris
Antara Agustus dan November 1633, Richard Mather diskors karena ketidaksesuaian dalam hal-hal seremonial gereja. Pada tahun 1634, ia kembali diskors oleh para pengunjung Richard Neile, uskup agung York, yang mendengar bahwa ia tidak pernah mengenakan surplis selama lima belas tahun pelayanannya. Uskup Neile menolak untuk mengembalikannya ke posisi semula dan bahkan menyatakan bahwa "lebih baik baginya jika ia memiliki tujuh anak haram" karena ketidakpatuhannya.
Meskipun menghadapi penangguhan, Mather memiliki reputasi besar sebagai pengkhotbah di dan sekitar Liverpool. Namun, atas nasihat dan surat dari John Cotton dan Thomas Hooker, ia dibujuk untuk bergabung dengan kelompok peziarah pada Mei 1635 dan berangkat dari Bristol menuju New England untuk mencari kehidupan baru yang lebih sesuai dengan keyakinan keagamaannya.
3. Migrasi ke New England
Pada tanggal 4 Juni 1635, Richard Mather, istrinya Katherine, dan anak-anak mereka Samuel, Timothy, Nathaniel, dan Joseph, semuanya berlayar menuju Dunia Baru dengan menaiki kapal James. Saat mereka mendekati New England, sebuah badai dahsyat menerjang, memaksa mereka untuk bertahan di lepas pantai Hampton, New Hampshire modern. Menurut catatan log kapal dan Journal of Richard Mather. 1635: His life and death. 1670 yang ditulis oleh Increase Mather, pada saat badai memuncak, mereka merasa hidup mereka telah hilang. Namun, dalam sekejap, Tuhan membalikkan arah angin, menjauhkan mereka dari batu-batu karang yang mengancam nyawa. Layar kapal robek dan terbelah menjadi beberapa bagian, seolah-olah terbuat dari kain lap busuk.
Mereka mencoba untuk berlabuh selama badai di luar Isles of Shoals, tetapi kehilangan ketiga jangkar mereka karena tidak ada kanvas atau tali yang dapat menahan. Meskipun demikian, pada tanggal 17 Agustus 1635, dengan kapal yang compang-camping dan tanpa satu pun korban jiwa, lebih dari seratus penumpang kapal James berhasil mencapai Pelabuhan Boston.
4. Pelayanan di New England
Sebagai seorang pengkhotbah terkenal, Richard Mather sangat diinginkan di Plymouth, Dorchester, dan Roxbury. Ia memilih untuk pergi ke Dorchester, di mana jemaat gereja telah sangat berkurang karena migrasi ke Windsor, Connecticut. Setelah penundaan beberapa bulan, pada Agustus 1636, sebuah gereja didirikan dengan persetujuan para hakim dan pendeta, di mana ia menjabat sebagai "guru" hingga kematiannya di Dorchester pada 22 April 1669.
Sebagai pastor, ia mengawasi pembaptisan Dorcas ye Blackmore, salah satu umat Kristen Afrika-Amerika pertama di New England. Mather secara aktif berupaya membantu membebaskan Dorcas, menunjukkan komitmennya terhadap keadilan sosial dan dukungan terhadap komunitas minoritas. Ia dimakamkan di Dorchester North Burying Ground.
5. Kontribusi Teologis dan Karya Tulis
Richard Mather adalah seorang pemimpin utama dalam pengembangan Kongregasionalisme di New England, memberikan kontribusi signifikan terhadap teologi dan tata kelola gereja melalui pemikiran dan karya tulisnya yang berpengaruh.
5.1. Pembelaan Kongregasionalisme
Mather adalah seorang pembela terkemuka dari kebijakan Kongregasionalisme di New England. Ia mempertahankan dan menjelaskan kebijakan ini dalam risalahnya yang berjudul Church Government and Church Covenant Discussed, in an Answer of the Elders of the Severall Churches of New England to Two and Thirty Questions. Karya ini, yang ditulis pada tahun 1639 dan dicetak pada tahun 1643, merupakan jawaban para menteri koloni terhadap 32 pertanyaan mengenai tata kelola gereja yang diajukan oleh pengadilan umum pada tahun 1639. Ia juga terlibat dalam polemik melawan Presbiterianisme yang saat itu cenderung dianut oleh kaum Kongregasionalis Inggris, terutama dalam karyanya Reply to Mr Rutherford (1647), di mana ia dengan tegas menganjurkan prinsip-prinsip tata kelola gereja Kongregasional yang independen.
5.2. Politik Gereja dan Perjanjian
Richard Mather berperan penting dalam merumuskan Cambridge Platform of Discipline, sebuah konstitusi gerejawi yang terdiri dari tujuh belas bab. Konstitusi ini diadopsi oleh sinode umum pada Agustus 1646. Meskipun paragraf yang mendukung "Perjanjian Paruh Jalan" (Half-Way Covenant), yang sangat ia setujui, dihilangkan dari versi akhir, Mather adalah orang pertama yang mengusulkan perjanjian ini sebagai upaya reformasi keanggotaan gereja di New England. Ia juga menekankan pentingnya pengalaman pertobatan sebagai syarat untuk keanggotaan gereja penuh, sebuah aspek kunci dalam praktik gereja Puritan. Selain itu, ia secara tegas mengkritik fenomena Antinomianisme yang berkembang di New England.
5.3. Karya-karya Utama
Richard Mather adalah salah satu penulis "The Whole Booke of Psalmes Faithfully Translated into English Metre" (1640), yang lebih dikenal sebagai Bay Psalm Book. Buku ini kemungkinan besar merupakan buku pertama yang dicetak di koloni-koloni Inggris. Karya penting lainnya termasuk Reply to Mr Rutherford (1647), sebuah polemik yang membantah ajaran Presbiterianisme, dan Treatise on Justification (1652). Banyak dari karya-karya Mather dicetak oleh John Foster, percetakan pertama di Boston.
6. Keluarga dan Keturunan
Pada tahun 1624, Richard Mather menikah dengan Katherine Hoult (atau Holt), yang meninggal pada tahun 1655. Setahun kemudian, pada tahun 1656, ia menikah lagi dengan Sarah Hankredge, janda dari Pendeta John Cotton. Sarah meninggal pada tahun 1676. Dari enam putra Richard Mather, semuanya dari istri pertamanya, empat di antaranya menjadi pendeta terkemuka:
- Samuel (1626-1671): Ia adalah anggota pertama Harvard College yang merupakan seorang lulusan, menjabat sebagai kapelan Magdalen College, Oxford, pada 1650-1653, dan pastor (1656-1671, kecuali penangguhan pada 1660-1662) di Church of St. Nicholas Within, Dublin.
- Timothy Mather (1628-1684): Dikenal sebagai "The Farmer Mather" karena ia adalah satu-satunya putra yang tidak menjadi pendeta. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Pemilih (Selectmen) Dorchester, Massachusetts, pada tahun 1667-1669 dan 1675-1676. Ia meninggal pada tahun 1684 setelah jatuh di lumbungnya.
- Nathaniel (1630-1697): Lulus dari Harvard pada tahun 1647, menjabat sebagai vikaris Barnstaple, Devon, pada 1656-1662, pastor Gereja Inggris di Rotterdam, pengganti saudaranya di Dublin pada 1671-1688, dan kemudian hingga kematiannya menjadi pastor sebuah gereja di London.
- Eleazar (1637-1669): Lulus dari Harvard pada tahun 1656 dan setelah berkhotbah di Northampton, Massachusetts, selama tiga tahun, menjadi pastor gereja di sana pada tahun 1661. Ia adalah mertua dari Pendeta John Williams (New England minister) (1664-1729), yang merupakan lulusan Harvard angkatan 1683. Pendeta Williams adalah ayah dari Eunice Kanenstenhawi Williams (1696-1785).
- Increase Mather (1639-1723): Lulus dari Harvard angkatan 1656, ia adalah seorang Puritan pendeta dan tokoh utama dalam sejarah awal Koloni Teluk Massachusetts dan Provinsi Teluk Massachusetts (sekarang Persemakmuran Massachusetts). Ia adalah menantu dari Pendeta John Cotton dan ayah dari Pendeta Cotton Mather (1663-1728), lulusan Harvard angkatan 1678.


Horace E. Mather, dalam karyanya "Lineage of Richard Mather" (Hartford, Connecticut, 1890), mencantumkan daftar 80 pendeta yang merupakan keturunan Richard Mather, di mana 29 di antaranya menyandang nama Mather dan 51 lainnya menyandang nama yang berbeda, dengan yang paling umum adalah Storrs dan Schauffler.


Rapper Amerika Eminem, yang bernama asli Marshall Bruce Mathers III, adalah keturunan jauh dari Peter Mathers (1785-1845) dari Buffalo Cross Roads, Pennsylvania. Menurut silsilah yang diklaim, Peter Mathers telah mengubah namanya dari Mather menjadi Mathers dan merupakan yang pertama dari cabang keluarga Mather ini yang beremigrasi dari Inggris ke Amerika Serikat, sebagai keturunan Richard Mather melalui putranya Samuel Mather (1626-1671), cucunya Samuel Mather (lahir 1657 di Lancashire, Inggris), dan cicitnya Samuel William Mather (1716-1741). Namun, Oxford Dictionary of National Biography menyatakan bahwa semua anak Samuel Mather, kecuali satu putri, meninggal saat masih di bawah umur, sehingga klaim silsilah ini masih menjadi perdebatan.
7. Kematian dan Pemakaman
Richard Mather meninggal dunia pada tanggal 22 April 1669 di Dorchester, Massachusetts. Ia dimakamkan di Dorchester North Burying Ground.
8. Warisan dan Pengaruh
Richard Mather meninggalkan dampak jangka panjang yang signifikan terhadap Teologi Puritan dan perkembangan institusi gereja di New England. Karya-karyanya, terutama Church Government and Church Covenant Discussed dan Cambridge Platform, meletakkan prinsip-prinsip fundamental untuk tata kelola gereja Kongregasional yang independen dan berpengaruh. Proposalnya untuk Perjanjian Paruh Jalan (Half-Way Covenant) juga sangat mempengaruhi praktik keanggotaan gereja, menunjukkan adaptasinya terhadap perubahan realitas sosial di koloni.
Sebagai patriark keluarga Mather, ia mendirikan garis keturunan para intelektual dan pemimpin agama terkemuka, termasuk putra-putranya Increase Mather dan Nathaniel, serta cucunya Cotton Mather. Keluarga ini secara kolektif membentuk dan memengaruhi sejarah intelektual dan keagamaan kolonial Amerika secara mendalam. Selain itu, upayanya untuk mendukung individu yang terpinggirkan seperti Dorcas ye Blackmore menyoroti komitmennya terhadap kesejahteraan komunitas yang lebih luas, sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan sosial.