1. Overview
Servius Sulpicius Galba (Servius Sulpicius GalbaBahasa Latin hidup pada abad ke-2 SM) adalah seorang Senator Romawi yang terpilih sebagai konsul Romawi pada 108 SM. Ia berasal dari Klan Sulpicia yang merupakan klan Patrisian terkemuka di Republik Romawi. Galba menjabat sebagai praetor dan gubernur Hispania Ulterior sebelum mencapai jabatan konsul. Ia juga dikenal karena perannya dalam melawan pemberontakan Lucius Appuleius Saturninus pada tahun 100 SM, menunjukkan dedikasinya dalam mempertahankan Republik.
2. Latar Belakang Keluarga dan Asal Usul Nama
Servius Sulpicius Galba berasal dari salah satu klan bangsawan tertua dan paling berpengaruh di Roma, yaitu Klan Sulpicia. Nama keluarganya, "Galba", memiliki asal usul yang menarik dan menjadi subjek berbagai teori sepanjang sejarah.
2.1. Klan Sulpicia
Galba adalah anggota dari gens Sulpicia yang merupakan klan Patrisian. Klan ini diyakini berasal dari Camerinum (sekarang Camerino, Italia). Anggota klan Sulpicia pertama yang menjadi konsul adalah Servius Sulpicius Camerinus Cornutus pada 500 SM, dan sejak itu, klan ini secara konsisten menghasilkan pejabat tinggi dalam pemerintahan Republik Romawi. Pada masa Perang Punisia Kedua, keluarga Galba telah menjadi salah satu cabang paling terkemuka dalam klan Sulpicia, baik dalam bobot politik maupun kekayaan. Kakeknya adalah Servius Sulpicius Galba, yang menjabat sebagai praetor pada 187 SM. Kakek Servius mencalonkan diri sebagai konsul sebanyak empat kali, namun selalu gagal.
2.2. Asal Usul Nama "Galba"
Individu pertama yang diketahui menggunakan kognomen "Galba" adalah Publius Sulpicius Galba Maximus, seorang konsul pada 211 SM. Karena saudara laki-lakinya juga menggunakan nama Galba, diperkirakan bahwa ayah mereka, Servilius, adalah yang pertama mendapatkan agnomen (julukan) Galba, yang kemudian menjadi kognomen bagi keturunannya. Namun, asal usul sebenarnya dari nama "Galba" masih belum jelas.
Sejarawan Suetonius mencatat empat teori yang mungkin menjelaskan asal usul nama tersebut dalam karyanya "Kaisar-Kaisar":
- Salah satu teori menyatakan bahwa nama itu berasal dari penggunaan obor yang dilumuri dengan galbanum untuk membakar kota di Hispania setelah pengepungan panjang.
- Teori lain menyebutkan bahwa nama itu terkait dengan kebiasaan seseorang yang sering menggunakan galbaum (obat yang dibungkus kayu) selama menderita penyakit berkepanjangan.
- Ada juga teori yang menyatakan bahwa nama itu berasal dari kata bahasa Galia "galba" yang berarti gemuk, karena salah satu leluhur Galba bertubuh gemuk.
- Sebaliknya, teori keempat mengklaim bahwa nama itu diberikan karena salah satu leluhur mereka bertubuh kurus, seperti serangga yang disebut galbae yang berkembang biak di pohon ek.
Para sejarawan modern menganggap semua teori ini meragukan, meskipun menarik. Yang jelas, keluarga Galba telah menjadi salah satu keluarga paling penting dan kaya dalam klan Sulpicia pada periode sebelum Servius Sulpicius Galba hidup.
3. Kehidupan dan Karier
Servius Sulpicius Galba memulai karier politiknya di tengah pengaruh besar keluarganya, dan perjalanan kariernya mencerminkan dinamika politik di akhir masa Republik Romawi.
3.1. Masa Kecil dan Aktivitas Awal
Catatan paling awal mengenai Servius Sulpicius Galba berasal dari 149 SM, ketika ia masih dianggap sebagai "anak-anak". Berdasarkan hal ini, para peneliti modern memperkirakan bahwa Galba lahir sekitar 159 SM. Pada tahun tersebut, ayahnya, Servius Sulpicius Galba, yang merupakan seorang orator ulung dan salah satu orang terkaya di Roma, menghadapi tuntutan hukum atas tuduhan tindakan tidak senonoh saat menjabat sebagai gubernur di Hispania Ulterior. Jika terbukti bersalah, ayahnya bisa dijatuhi hukuman pengasingan, dan sentimen publik tampaknya tidak menguntungkan sang ayah.
Dalam sebuah upaya untuk menghindari hukuman, ayah Galba membawa kedua putranya yang masih di bawah umur (Servius dan adiknya, Gaius), serta seorang yatim piatu yang ia asuh (putra dari Quintus Sulpicius Gallus), di hadapan rakyat Roma. Ia menyampaikan "pidato memilukan" yang memohon belas kasihan publik agar merawat anak-anak tersebut dan bahkan berpura-pura membuat surat wasiat di tempat. Upaya ini berhasil; para hadirin menangis dan sebagian besar pemilih menentang vonis bersalah terhadap ayah Galba, sehingga ia dibebaskan dari tuntutan.
Catatan selanjutnya mengenai Galba adalah pada 112 SM, ketika namanya tercatat sebagai nama kedua, setelah Marcus Aemilius Scaurus, dalam salinan sebuah Senatus consultum (keputusan Senat) yang berkaitan dengan Delphi. Namun, salinan tersebut hanya tersimpan dalam bentuk fragmen.
3.2. Sebagai Praetor dan Gubernur Hispania Ulterior
Sekitar 112 SM atau 111 SM, Servius Sulpicius Galba terpilih sebagai praetor. Setelah masa jabatannya sebagai praetor, ia diangkat sebagai gubernur Hispania Ulterior, sebuah provinsi di Semenanjung Iberia. Penunjukannya ini serupa dengan penunjukan ayahnya yang juga pernah menjabat sebagai gubernur di provinsi yang sama pada 151 SM.
Galba menggantikan Lucius Calpurnius Piso Frugi, yang meninggal saat bertugas di Hispania dalam upaya menumpas pemberontakan suku-suku lokal. Penulis sejarah Brennan berpendapat bahwa pengiriman Galba ke Hispania Ulterior adalah pesan yang kuat terhadap suku-suku pemberontak, mengingat reputasi ayahnya yang dikenal kejam selama masa jabatannya sebagai gubernur di sana. Pada 109 SM, Galba telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur.
3.3. Masa Jabatan sebagai Konsul
Pada 109 SM, Servius Sulpicius Galba terpilih sebagai konsul bersama dengan Quintus (atau Lucius) Hortensius. Namun, sebelum mereka mulai menjabat pada 108 SM, Hortensius dituntut dan dihukum karena pelanggaran yang tidak diketahui. Akibatnya, Hortensius digantikan oleh Marcus Aurelius Scaurus, yang kemudian mengambil jabatan bersama Galba pada 1 Januari 108 SM. Catatan mengenai pencapaian spesifik Galba selama masa jabatannya sebagai konsul sangat sedikit.
3.4. Aktivitas Politik Selanjutnya
Catatan terakhir mengenai Servius Sulpicius Galba berasal dari bulan Desember 100 SM. Pada saat itu, ia adalah salah satu senator yang menentang reformasi yang diusulkan oleh tribunus plebis Lucius Appuleius Saturninus, seorang pemimpin Populares (faksi rakyat). Ketika Saturninus membunuh salah satu lawan politiknya, Senat mengeluarkan "Senatus consultum ultimum" (Keputusan Akhir Senat), yang merupakan tindakan darurat untuk melindungi Republik.
Menjelang pertempuran, senjata dibagikan kepada rakyat Roma dari Kuil Sanctus dan gudang senjata negara. Cicero menyebut Galba sebagai salah satu mantan konsul yang hadir pada peristiwa tersebut, menunjukkan perannya dalam upaya mempertahankan Republik dari pemberontakan bersenjata yang dilancarkan oleh Saturninus dan para pengikutnya.
4. Properti Pribadi dan Kehidupan Personal
Servius Sulpicius Galba kemungkinan memiliki properti pribadi yang signifikan. Ia diyakini memiliki kebun-kebun besar yang terletak di sebelah selatan Bukit Aventine di Roma. Selain itu, ia juga memiliki perkebunan luas di dekat Tarracina, sebuah kota yang kemudian dikenal sebagai tempat kelahiran Kaisar Galba di masa depan. Dua prasasti Latin yang mengonfirmasi kepemilikan nama "Galba" ditemukan: satu di lantai mosaik dekat Tarracina, dan satu lagi di atas makam batu kapur besar di sisi selatan Bukit Aventine di Roma.
5. Penilaian Sejarah dan Warisan
Penilaian terhadap Servius Sulpicius Galba secara historis lebih banyak didasarkan pada fakta-fakta karier politiknya daripada analisis mendalam terhadap karakter atau dampaknya. Sebagai anggota klan Patrisian terkemuka, ia menjalankan peran yang diharapkan dari seorang bangsawan Romawi.
5.1. Penilaian Positif dan Kontribusi
Sebagai seorang konsul dan senator, Servius Sulpicius Galba menjalankan tugas-tugas penting dalam pemerintahan Republik Romawi. Kontribusinya yang paling jelas adalah partisipasinya dalam mempertahankan Republik terhadap ancaman pemberontakan bersenjata yang dipimpin oleh Lucius Appuleius Saturninus pada 100 SM. Tindakannya, bersama dengan senator lainnya, dalam mengorganisir pertahanan Republik dan mendukung Senatus consultum ultimum menunjukkan dedikasinya terhadap stabilitas dan tatanan tradisional Roma. Meskipun detail spesifik mengenai keberhasilannya sebagai konsul tidak banyak tercatat, ia berhasil melewati masa jabatannya dan tetap menjadi tokoh yang berpengaruh dalam politik Roma.
5.2. Kritik dan Kontroversi
Tidak ada kritik langsung atau kontroversi besar yang secara eksplisit dikaitkan dengan tindakan pribadi Servius Sulpicius Galba dalam sumber-sumber sejarah. Namun, konteks penunjukannya sebagai gubernur Hispania Ulterior dapat menimbulkan interpretasi. Penulis sejarah Brennan mengemukakan bahwa penempatan Galba di sana, setelah pendahulunya tewas dalam pertempuran dan mengingat reputasi ayahnya yang dikenal karena kekejamannya di provinsi yang sama, mungkin merupakan pesan yang kuat dan keras dari Senat kepada suku-suku pemberontak. Meskipun ini bukan kritik langsung terhadap karakter Galba, hal ini menempatkannya dalam konteks kebijakan Romawi yang keras terhadap provinsi-provinsi yang memberontak. Selain itu, kognomen "Galba" sendiri memiliki asal usul yang tidak jelas dan menjadi subjek spekulasi, meskipun ini lebih merupakan rasa ingin tahu historis daripada kontroversi yang sebenarnya.