1. Tinjauan Umum
Shi Miyuan (史彌遠Shih Mi-yüanBahasa Tionghoa; 23 Februari 1164 - 27 November 1233), dengan nama kehormatan Tongshu (同叔TongshuBahasa Tionghoa), adalah seorang politikus Tiongkok yang memegang peranan sentral selama periode Dinasti Song Selatan. Berasal dari keluarga birokrat terkemuka, ia menunjukkan bakat politik yang luar biasa sejak muda, berhasil lulus ujian kekaisaran pada usia 17 tahun dan menempati peringkat teratas. Shi Miyuan dikenal atas perannya yang krusial dalam menyingkirkan kanselir Han Tuozhou dan menstabilkan pemerintahan, meskipun beberapa sejarawan menuduhnya mendalangi pembunuhan Han. Setelah itu, ia menjabat sebagai Kanselir Agung selama periode yang sangat panjang, memegang kendali kekuasaan selama 25 hingga 26 tahun, menjadikannya kanselir dengan masa jabatan terlama di Dinasti Song Selatan.
Masa pemerintahannya ditandai dengan intervensi signifikan dalam suksesi kekaisaran, di mana ia berhasil mengangkat Kaisar Lizong ke takhta meskipun Lizong bukan pewaris sah. Ia juga menerapkan kebijakan domestik yang memengaruhi sistem kepegawaian dan melonggarkan penindasan terhadap Neokonfusianisme. Namun, pemerintahannya dikritik karena gaya otokratis, penyalahgunaan kekuasaan oleh sekutunya, dampak negatif kebijakan ekonomi seperti pajak tinggi dan inflasi Huizi (uang kertas), serta penurunan kekuatan militer yang pada akhirnya berkontribusi pada kemunduran Song Selatan. Kepergiannya membuka jalan bagi reformasi singkat di bawah Kaisar Lizong yang dikenal sebagai "Duanping Genghua".
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Shi Miyuan lahir dalam lingkungan keluarga terkemuka yang memberinya fondasi kuat untuk karier politiknya. Pendidikan awalnya dan pencapaiannya dalam ujian kekaisaran membuka pintu menuju posisi penting dalam birokrasi Song Selatan.
2.1. Kelahiran dan Keluarga
Shi Miyuan lahir pada tanggal 23 Februari 1164 (tahun ketiga Longxing pada masa pemerintahan Kaisar Xiaozong) di Yin County, Mingzhou (sekarang Distrik Yinzhou, Ningbo, Provinsi Zhejiang), di wilayah Liangzhe Donglu (兩浙東路Liangzhe DongluBahasa Tionghoa). Ia adalah putra ketiga dari Shi Hao (史浩Shi HaoBahasa Tionghoa, 1104-1192), seorang Kanselir Agung yang berpengaruh selama masa pemerintahan Kaisar Xiaozong dan juga merupakan guru bagi Xiaozong sebelum ia naik takhta. Berkat reputasi ayahnya, Shi Miyuan sudah diangkat ke berbagai posisi pejabat sejak usia muda.
2.2. Pendidikan dan Kelulusan Ujian Kekaisaran
Pada tahun 1179 (tahun keenam Chunxi), Shi Miyuan diangkat sebagai Chengsilang (承事郎) melalui sistem pewarisan jabatan yang dikenal sebagai yinbu (蔭補) atau yinwei (蔭位). Pada tahun 1181 (tahun kedelapan Chunxi), ia diangkat sebagai Xuanyilang (宣義郎). Bakatnya dalam bidang akademik terlihat jelas ketika ia berhasil lulus ujian kekaisaran dengan peringkat pertama pada usia 17 tahun dan meraih gelar Jinshi pada tahun 1187 (tahun keempat belas Chunxi). Pencapaian ini menjadi batu loncatan penting dalam awal karier politiknya.
3. Karier Pejabat
Perjalanan karier Shi Miyuan sebagai birokrat dimulai dari penugasan awal yang lebih rendah, kemudian ia secara bertahap naik pangkat hingga mencapai posisi tertinggi sebagai Kanselir Agung, mengkonsolidasikan kekuasaan yang besar di tangannya.
3.1. Karier Pejabat Awal
Setelah lulus ujian kekaisaran, selama periode Shaoxi, Shi Miyuan menjabat di berbagai posisi seperti Dali Si zhi (大理寺司直) dan Taichang Si Zhubu (太常寺主簿). Pada tahun 1192, ia dipindahkan menjadi Taichang Si Zhubu dan kemudian menjabat sebagai Pejabat Pengelola Kantor Chongyou. Pada tahun yang sama, ayahnya, Shi Hao, meninggal dunia, dan Shi Miyuan harus mengundurkan diri untuk menjalani masa berkabung.
Pada tahun 1196 (tahun kedua Qingyuan) pada masa pemerintahan Kaisar Ningzong, ia diangkat kembali sebagai Dali Si zhi, kemudian dipindahkan menjadi Guru Istana untuk pangeran (Chuwang Gong Jiaoshou). Pada masa ini, ia mengajukan beberapa kebijakan kepada istana, termasuk mempromosikan pejabat yang jujur, mengelola pembangunan tanggul, mengatur pertanian, membuka gudang biji-bijian untuk mencegah bencana banjir, memperbaiki tembok kota, menempa senjata, merekrut jenderal dan prajurit, serta menyimpan pasokan makanan untuk persiapan perbatasan. Perdana Menteri saat itu, Jing Tang, melihat potensi Shi Miyuan untuk memegang kekuasaan di masa depan, sehingga ia mulai mendekati Shi Miyuan. Pada tahun 1198, ia diangkat sebagai Xu Mii Yuan Bianxiu Guan (樞密院編修官), kemudian dipindahkan menjadi Taichang Cheng, dan juga menjabat sebagai Gongbu Langguan (工部郎官) dan Xingbu Langguan (刑bu Langguan). Pada tahun 1200, ia diangkat sebagai Zongzheng Cheng (宗政丞) dan kemudian dipindahkan untuk menjabat sebagai Zhizhou (Gubernur) Chizhou. Pada tahun 1204, ia menjadi Tiju Zhexichangping (提舉浙西常平). Pada tahun 1205 (tahun pertama Kaixi), ia dipanggil kembali ke ibu kota dan diangkat sebagai Si Fenglangguan (司封郎官) sekaligus Guoshi Yuan Bianxiu (國史編修) dan Shilü Jianjian (實錄檢討). Ia kemudian dipindahkan menjadi Bishu Shaojian (秘書少監) dan kemudian sebagai Qiju Lang (起居郎). Pada tahun 1206, ia menjabat sebagai Sizhantang Zhijiang (司膳堂直講).
3.2. Jabatan Pejabat Utama dan Perebutan Kekuasaan
Pada tahun 1208 (tahun pertama Jiading), Shi Miyuan diangkat sebagai Kanselir Agung (右丞相, You Chengxiang) dan Kepala Kantor Militer (知樞密院事, Zhi Xu Mii Yuan Shi). Ia memegang jabatan ini setelah berhasil menyingkirkan Han Tuozhou (韓侂冑). Meskipun ia mengundurkan diri sementara untuk masa berkabung ibunya, ia kembali menjabat pada Mei 1209. Setelah kembali, ia menyingkirkan para sekutu yang sebelumnya membantunya dalam pembersihan Han Tuozhou, seperti Qian Xiangzu (錢象祖) dan Wei Jing (衛涇). Dengan demikian, Shi Miyuan menjadi satu-satunya kanselir dan secara de facto maupun de jure memegang kekuasaan penuh atas pemerintahan Song. Masa jabatannya yang panjang sebagai kanselir, mencapai 25 hingga 26 tahun, adalah yang terlama dalam sejarah Dinasti Song Selatan, mencerminkan konsolidasi kekuasaan yang luar biasa di tangannya.
4. Aktivitas dan Kebijakan Politik
Masa jabatan Shi Miyuan sebagai Kanselir Agung ditandai dengan serangkaian langkah politik strategis, termasuk pembersihan pejabat berpengaruh, reorientasi kebijakan luar negeri dan domestik, serta intervensi langsung dalam suksesi kekaisaran yang mengubah arah Dinasti Song Selatan.
4.1. Pembersihan Han Tuozhou dan Kebijakan Luar Negeri
Pada tahun 1206 (tahun kedua Kaixi), Han Tuozhou, yang menjabat sebagai Pingzhang Junguo Shi (平章軍國事) dan mendominasi pemerintahan, membatalkan Perjanjian Longxing dengan Dinasti Jin dan melancarkan Ekspedisi Utara Kaixi (開禧用兵, Kaixi Beifa) untuk merebut kembali wilayah utara. Shi Miyuan, yang saat itu menjabat sebagai Qiju Lang, menentang ekspedisi militer tersebut. Ketika ekspedisi utara menemui kegagalan dan tentara Jin mengancam wilayah Jianghuai, pada tahun 1207 (tahun ketiga Kaixi), Shi Miyuan, yang telah menjadi Menteri Ritus (禮部侍郎, Libu Shilang), secara terbuka mengecam kejahatan Han Tuozhou.
Sebagai pemimpin faksi pro-perdamaian, ia bekerja sama dengan Permaisuri Yang (楊氏), permaisuri dari Kaisar Ningzong, yang juga membenci Han Tuozhou. Shi Miyuan memimpin kudeta politik untuk melengserkan dan membersihkan Han Tuozhou. Pada tanggal 24 November 1207, Han Tuozhou dibunuh oleh pasukan yang diatur oleh Xia Zhen, bawahan Shi Miyuan, di Jembatan Liubu. Kepala Han Tuozhou kemudian dikirim ke Dinasti Jin sebagai syarat untuk perjanjian damai. Perjanjian Jiading (嘉定和約) yang baru ditandatangani pada tahun 1208 menetapkan pembayaran upeti tahunan sebesar 300.000 dan mengubah hubungan antara Song dan Jin menjadi "negara paman" dan "negara keponakan," bukan lagi hubungan penguasa dan bawahan. Tindakan ini secara efektif mengakhiri kebijakan perang Han Tuozhou dan membuka era perdamaian, meskipun perannya dalam pembunuhan Han tetap menjadi kontroversi dan tuduhan mendalangi pembunuhan tersebut sering dilontarkan oleh para sejarawan.
4.2. Kebijakan Domestik dan Kepegawaian
Setelah menguasai pemerintahan, Shi Miyuan memperkuat basis kekuasaannya dengan menempatkan sekutu dan pejabat kepercayaannya, yang dikenal sebagai "Empat Mu Tiga Xiong" (四木三凶, Sì Mù Sān Xiōng), di posisi-posisi kunci seperti Zhongshu Menxia Sheng (中書門下省), Xu Mii Yuan (樞密院), dan Jian'guan (諫官). "Empat Mu" adalah Xue Ji (薛極), Hu Ju (胡榘), Nie Zishu (聶子述), dan Zhao Rushu (趙汝述), sementara "Tiga Xiong" adalah Li Zhixiao (李知孝), Liang Chengda (梁成大), dan Mo Ze (莫澤). Melalui mereka, ia mengendalikan administrasi negara secara efektif.
Meskipun ia banyak mengandalkan sekutu dekatnya, Shi Miyuan juga dikenal mempromosikan pejabat berdasarkan prestasi dan merit, yang membantu memulihkan tingkat stabilitas dalam pemerintahan. Namun, gaya pemerintahannya yang otokratis dan penyalahgunaan kekuasaan oleh sekutu-sekutunya menyebabkan kritik. Di sisi ekonomi, kebijakan pajak yang berat (重稅, zhongshui) dan pencetakan uang kertas Huizi (會子, huizi) secara berlebihan menyebabkan inflasi yang parah dan penderitaan bagi rakyat. Selain itu, penekanan pada prinsip Wenzhi (文治主義, Wenzhi zhuyi) yang mengutamakan pemerintahan sipil di atas kekuatan militer, menyebabkan penurunan kapabilitas militer Song, yang merupakan salah satu faktor penyebab kemunduran dinasti tersebut.
4.3. Kebijakan Ideologi dan Akademik
Salah satu kebijakan penting Shi Miyuan di bidang ideologi dan akademik adalah melonggarkan penindasan terhadap Neokonfusianisme yang telah berlangsung sejak Penganiayaan Partisan Qingyuan (慶元黨禁, Qingyuan Dangjin). Pada tahun 1211 (tahun keempat Jiading), ia mengajukan permohonan kepada Kaisar Ningzong untuk membersihkan nama dan mengembalikan kehormatan mantan perdana menteri Zhao Ruyu (趙汝愚) yang telah dianiaya oleh Han Tuozhou. Ia juga memulihkan kehormatan Zhu Xi (朱熹) dan para pengikutnya yang sebelumnya dianggap sebagai "partai palsu" (偽黨, weidang). Para pejabat yang sebelumnya dilarang karena terkait dengan Neokonfusianisme juga dipulihkan jabatan dan gelar kehormatannya, dan keturunan mereka diangkat ke posisi penting.
Kebijakan ini bertujuan untuk menenangkan sastrawan (士大夫, shidafu) dan membangun konsensus di kalangan cendekiawan. Namun, meskipun ia melonggarkan penindasan dan mengembalikan kehormatan bagi para penganut Zhu Xi, Shi Miyuan dilaporkan masih tidak mengizinkan mereka memiliki kekuatan politik yang besar. Ini menunjukkan bahwa pelonggaran tersebut lebih bersifat pragmatis untuk meredakan ketegangan politik daripada dukungan penuh terhadap ideologi Neokonfusianisme itu sendiri.
4.4. Intervensi dalam Suksesi Kekaisaran
Setelah kematian mendadak putra mahkota Jingxian (景獻太子) Zhao Xun (趙詢) pada tahun 1220, Kaisar Ningzong tidak memiliki putra kandung yang tersisa. Awalnya, ia mengangkat Zhao Hong (趙竑), yang merupakan cucu dari putra kedua Kaisar Taizu, Zhao Dezhao (趙德昭), sebagai pewaris takhta. Namun, Shi Miyuan merasa tidak nyaman dengan Zhao Hong, yang konon tidak menyukainya dan bahkan mengancam akan memecatnya jika naik takhta.
Untuk mengintervensi suksesi, Shi Miyuan menyuap seorang courtesan (ca kĩ) yang ahli bermain kecapi untuk mengawasi Zhao Hong dan melaporkan aktivitasnya. Melalui informan ini, ia mengetahui niat Zhao Hong untuk menyingkirkannya setelah menjadi kaisar. Shi Miyuan kemudian mencari pewaris alternatif. Ia menemukan Zhao Yun (趙昀), seorang pangeran kekaisaran minor yang merupakan keturunan ke-10 dari Kaisar Taizu. Zhao Yun, yang dikenal sebagai Zhao Quicheng dan kemudian berganti nama menjadi Zhao Jun, diyakini memiliki karakter yang serius dan rajin belajar, membuat Shi Miyuan terkesan.
Pada tahun 1224, saat Kaisar Ningzong sakit parah, Shi Miyuan melancarkan manuver politik yang berani. Ia memalsukan dekrit kekaisaran yang mengangkat Zhao Yun sebagai putra mahkota, dengan dukungan Permaisuri Yang, meskipun sang permaisuri awalnya menentang dan hanya setuju setelah Shi Miyuan mengancam akan memusnahkan seluruh klannya. Pada 18 September 1224, setelah kematian Kaisar Ningzong, Zhao Hong yang semula pewaris sah, digulingkan dan diusir ke Huzhou. Ia kemudian terlibat dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Pan Ren dan Pan Bing, serta panglima perang Li Quan, yang berusaha mengangkatnya sebagai kaisar. Namun, pemberontakan ini gagal, dan Zhao Hong akhirnya dipaksa bunuh diri oleh agen yang dikirim oleh Shi Miyuan sendiri. Zhao Yun kemudian dinobatkan sebagai Kaisar Lizong, sementara Permaisuri Yang menjadi janda permaisuri yang memerintah dari balik tirai. Intervensi ini memastikan kontrol Shi Miyuan atas kaisar baru dan mempertahankan kekuasaannya selama bertahun-tahun.
5. Kehidupan Pribadi dan Pengaruh Keluarga
Kehidupan pribadi Shi Miyuan tidak banyak diungkap dalam catatan sejarah, namun pengaruhnya yang luas juga terlihat dari peran yang dimainkan oleh anggota keluarganya dalam pemerintahan Song Selatan. Shi Miyuan memiliki dua orang putra, seorang menantu, dan lima cucu yang semuanya menduduki posisi pejabat penting di istana. Selain itu, keponakannya, Shi Zongzhi (史嵩之), juga kemudian menjabat sebagai Kanselir Agung di Dinasti Song Selatan. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan Shi Miyuan tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga meluas ke jaringan keluarga yang luas, membentuk sebuah dinasti birokratis yang kuat di dalam pemerintahan.
6. Kematian
Shi Miyuan meninggal saat masih menjabat pada tanggal 27 November 1233 (bulan kesepuluh, tahun keenam Shaoding), pada usia 70 tahun. Setelah kematiannya, Kaisar Lizong menghentikan sidang istana selama tiga hari sebagai tanda berkabung. Ia dianugerahi gelar anumerta Zhongshuling (中書令) dan diangkat sebagai Pangeran Wei (衛王). Ia juga menerima nama anumerta "Zhongxian" (忠獻), yang berarti "setia dan bijaksana." Setelah kematiannya, ia digantikan oleh Zheng Qingzhi sebagai Kanselir. Kematian Shi Miyuan menandai akhir dari dominasi politik yang berlangsung selama lebih dari dua dekade, membuka era baru bagi Kaisar Lizong untuk mengambil alih kendali pemerintahan secara langsung.
7. Evaluasi dan Dampak
Masa jabatan Shi Miyuan yang panjang sebagai Kanselir Agung meninggalkan jejak yang mendalam pada Dinasti Song Selatan. Evaluasi terhadap kepemimpinannya mencakup aspek positif yang membawa stabilitas, namun juga diwarnai kritik keras terkait gaya pemerintahannya yang otokratis dan dampaknya terhadap kemunduran dinasti.
7.1. Evaluasi Positif
Dari sisi positif, Shi Miyuan diakui karena berhasil membawa stabilitas bagi pemerintahan Song Selatan setelah era kekacauan dan konflik di bawah Han Tuozhou. Ia mengakhiri ekspedisi militer ke utara yang tidak populer dan berhasil menegosiasikan perjanjian damai dengan Dinasti Jin, yang mengurangi beban perang dan memberikan masa tenang bagi kekaisaran. Ia juga dipuji karena mempromosikan pejabat berdasarkan prestasi dan merit, yang sebagian membantu meningkatkan efisiensi birokrasi. Selain itu, kebijakannya untuk melonggarkan penindasan terhadap Neokonfusianisme dan memulihkan kehormatan para cendekiawan seperti Zhu Xi dan Zhao Ruyu dipandang sebagai langkah penting yang menenangkan komunitas intelektual dan mengakhiri perpecahan ideologis. Langkah-langkah ini berkontribusi pada pemulihan tatanan dan fokus pada pembangunan internal.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun ada aspek positif, pemerintahan Shi Miyuan sangat banyak dikritik, terutama karena gaya pemerintahannya yang sangat otokratis dan terpusat. Ia dituduh menyalahgunakan kekuasaan, terutama melalui sekutu-sekutunya yang dikenal sebagai "Empat Mu Tiga Xiong" yang ia tempatkan di posisi-posisi kunci untuk mengendalikan administrasi. Intervensi utamanya dalam suksesi kekaisaran, di mana ia menggulingkan pewaris sah Zhao Hong dan mengangkat Kaisar Lizong yang lebih muda dan patuh, menunjukkan ambisi pribadinya dalam memegang kendali penuh atas kekaisaran. Peranannya dalam kematian Zhao Hong juga menjadi sumber kontroversi besar.
Secara ekonomi, kebijakan Shi Miyuan, termasuk pajak yang berat dan pencetakan uang kertas Huizi secara berlebihan, menyebabkan inflasi yang parah dan menekan kehidupan rakyat. Penduduk menderita di bawah kebijakan-kebijakan ini. Selain itu, penekanan berlebihan pada pemerintahan sipil (`Wenzhi`) dan pengabaian pengembangan kekuatan militer menyebabkan kemunduran kemampuan pertahanan Dinasti Song. Kebijakan ini dianggap sebagai salah satu faktor yang melemahkan Song Selatan dari dalam, menjadikannya rentan terhadap ancaman eksternal yang akan datang. Selama 10 tahun pertama pemerintahan Kaisar Lizong, kekuasaan sejati tidak berada di tangan kaisar, melainkan sepenuhnya dipegang oleh Shi Miyuan, yang secara efektif membuat Lizong tidak memiliki kekuatan nyata.
7.3. Dampak pada Generasi Selanjutnya
Masa jabatan Shi Miyuan yang berlangsung selama 25 hingga 26 tahun adalah yang terlama bagi seorang kanselir di Dinasti Song Selatan, dan dampaknya sangat signifikan terhadap stabilitas politik dan akhirnya kemunduran dinasti. Pemerintahannya yang otokratis dan kurangnya perhatian pada kekuatan militer menciptakan lingkungan yang rapuh. Meskipun ia berhasil menjaga perdamaian dengan Jin untuk sementara waktu, penekanan pada stabilitas internal melalui kontrol ketat dan pengabaian pertahanan jangka panjang pada akhirnya meninggalkan Song Selatan dalam posisi yang lebih lemah.
Setelah kematian Shi Miyuan pada tahun 1233, Kaisar Lizong dapat mengambil kendali penuh atas pemerintahan. Periode ini dikenal sebagai "Duanping Genghua" (端平更化), di mana Lizong mencoba untuk merevitalisasi birokrasi dengan menyingkirkan para sekutu Shi Miyuan ("Empat Mu Tiga Xiong") dan mengangkat pejabat-pejabat yang lebih kompeten. Namun, kerusakan yang ditimbulkan selama pemerintahan panjang Shi Miyuan, terutama terkait melemahnya militer dan masalah ekonomi, telah menempatkan Song Selatan pada jalur yang sulit, dan dinasti tersebut akhirnya menyerah pada invasi Mongol beberapa dekade kemudian. Dalam historiografi Tiongkok, Shi Miyuan sering digambarkan sebagai sosok kanselir yang berkuasa dan licik, yang lebih mementingkan kekuasaan pribadinya daripada kesejahteraan jangka panjang Dinasti Song Selatan.