1. Kehidupan dan Karier
Shinta Chō memiliki perjalanan hidup dan karier artistik yang unik, dimulai dari masa kecilnya hingga mencapai puncak profesional di dunia sastra dan ilustrasi anak-anak.
1.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Shinta Chō, yang memiliki nama asli 鈴木揫治Suzuki ShūjiBahasa Jepang, dilahirkan pada 24 September 1927 di 羽田町Haneda-machiBahasa Jepang, 荏原郡Ebara-gunBahasa Jepang, Tokyo (sekarang menjadi 大田区Ōta-kuBahasa Jepang, Tokyo). Ia tumbuh besar di daerah Kamata. Selama masa perang, ia pernah mencoba mendaftar ke Sekolah Penerbangan Pemuda Angkatan Darat, namun tidak diterima karena berat badannya kurang. Ia lulus dari Sekolah Industri Kota Tokyo Kamata, yang saat ini dikenal sebagai Sekolah Menengah Atas Ichihashi Metropolitan Tokyo. Setelah Kamata terkena dampak parah akibat serangan udara, ia pindah ke Yokohama dan menetap di sana hingga akhir perang. Karena kecintaannya pada film, ia bekerja sebagai pelukis papan reklame bioskop selama sekitar tiga tahun.
1.2. Awal Mula di Dunia Manga dan Ilustrasi
Pada Desember 1948, ia mengirimkan komik empat panel berjudul Long Kyō, yang bertema rok panjang, ke kontes manga "Festival Manga Tokyo Nichi Nichi Shimbun Tawa Pertama" yang diselenggarakan oleh Tokyo Nichi Nichi Shimbun. Karyanya berhasil meraih juara kedua pada tahun 1949, yang kemudian mengarah pada tawaran untuk serialisasi. Pada awal serialisasi tersebut, ia diberikan nama pena "Shinta Chō" tanpa persetujuannya. Nama "Chō" (長) berasal dari kata "panjang" (ロングスカート), "Shin" (新) dari kata "pendatang baru", dan "Ta" (太) dimaksudkan untuk menyiratkan keberanian atau ketegasan. Meskipun nama pemberinya tidak diketahui secara pasti, ada spekulasi bahwa itu adalah Chika Kano, kepala biro editorial Tokyo Nichi Nichi Shimbun.
Momentum ini membawanya untuk bergabung dengan Tokyo Nichi Nichi Shimbun sebagai karyawan kontrak pada tahun 1949. Di lantai yang sama, terdapat meja kerja para mangaka terkemuka seperti Ryūichi Yokoyama, Taizō Yokoyama, dan Ryōsuke Nasu dari Mainichi Shimbun, yang mendorongnya untuk berinteraksi dengan seniman manga muda lainnya seperti Ko Isamu. Pada tahun 1955, setelah Tokyo Nichi Nichi Shimbun ditutup, ia bergabung dengan kelompok "Independent Manga Group" (独立漫画派Dokuritsu Manga-haBahasa Jepang) yang dipimpin oleh Ko Isamu. Di dalam kelompok tersebut, ia bersama Yosuke Inoue dan Yoji Kuri mengeksplorasi potensi komik satu panel.
1.3. Transisi ke Sastra Anak
Eksplorasi Shinta Chō dalam komik satu panel membawanya pada transisi "horizontal" (横すべりyokosuberiBahasa Jepang) ke dunia ilustrasi dan buku bergambar. Ia memulai debutnya sebagai penulis buku bergambar pada tahun 1958 dengan karya berjudul Ganbare, Saru no Sarankun (Semangat, Sarankun Sang Monyet), dengan teks yang ditulis oleh Masafumi Nakagawa.
2. Karya
Sepanjang kariernya, Shinta Chō menciptakan beragam karya, mulai dari buku bergambar yang absurd hingga esai yang mendalam.
2.1. Buku Bergambar
Berikut adalah beberapa buku bergambar karya Shinta Chō:
- おならOnaraBahasa Jepang (The Gas We Pass: The Story of Farts)
- つみつみニャーTsumi-tsumi nyaBahasa Jepang (Umph-a-Lumph, Meow)
- ふゆめがっしょうだんFuyume gasshodanBahasa Jepang (Chorus of Winter Buds), dengan foto oleh Tadashi Tominari dan Toru Motegi.
- ノンビリすいぞくかんNonbiri suizokukanBahasa Jepang (The Easygoing Aquarium)
- ごろごろ にゃーんGorogoro nyanBahasa Jepang (The Cats and Their Flying Machine)
- だっこだっこねえだっこDakko, dakko, née dakkoBahasa Jepang (Up! Up!)
- ころころにゃーんKorokoro nyanBahasa Jepang (Rolling Kittens)
- みみずのオッサンMimizu no ossanBahasa Jepang (A Worm Named Buddy)
- ぱっくんぱっくんPakkun pakkunBahasa Jepang (Chomp!)
- Dakuchiru, Dakuchiru
- わたしのうみべWatashi no UmibeBahasa Jepang (My Beach)
- ぼくのくれよんBoku no KureyonBahasa Jepang (Krayonku)
- ちへいせんのみえるところChiheisen no Mieru TokoroBahasa Jepang (Tempat Cakrawala Terlihat)
- ぴかくんめをまわすPika-kun Me o MawasuBahasa Jepang (Pika-kun Pusing)
- タコのバスTako no BasuBahasa Jepang (Bis Gurita)
- ムニャムニャゆきのバスMunyamunya Yuki no BasuBahasa Jepang (Bis Salju Munyamunya)
- ちょびひげらいおんChobihige RaionBahasa Jepang (Singa Berkumis)
- こんにちは! へんてこライオンKon'nichiwa! Henteko RaionBahasa Jepang (Halo! Singa Aneh)
- ヘンテコどうぶつ日記Henteko Dōbutsu NikkiBahasa Jepang (Buku Harian Hewan Aneh)
- よくばり たーこYokubari TākoBahasa Jepang (Tako yang Rakus)
- へんな おにぎりHen na OnigiriBahasa Jepang (Onigiri Aneh)
- ほいほいさんHoi Hoi-sanBahasa Jepang
- キャベツくんKyabetsu-kunBahasa Jepang (Anak Kubis)
- キャベツくんとぶたやまさんKyabetsu-kun to Butayama-sanBahasa Jepang (Anak Kubis dan Bapak Babi)
- さかさまライオンSakasama raionBahasa Jepang (Singa Terbalik), dengan teks oleh Rintaro Uchida.
- ゴムあたまポンたろうGomu-atama PontarōBahasa Jepang (Pontarō Kepala Karet)
2.2. Manga
Karya manga Shinta Chō meliputi:
- Seri マンガ・どうわ なんじゃもんじゃ博士Manga Dōwa Nanjamonja HakaseBahasa Jepang (Dr. Nanjamonja: Komik Kisah Anak), yang diserialkan di majalah Haha no Tomo (April 1974 - Maret 1976), dan kemudian diterbitkan oleh Fukuinkan Shoten.
- マンガどうわ なんじゃもんじゃ博士 ハラハラ編Manga Dōwa Nanjamonja Hakase Harahara-henBahasa Jepang (Dr. Nanjamonja: Komik Kisah Anak, Edisi Menegangkan).
- マンガどうわ なんじゃもんじゃ博士 ドキドキ編Manga Dōwa Nanjamonja Hakase Dokidoki-henBahasa Jepang (Dr. Nanjamonja: Komik Kisah Anak, Edisi Mendebarkan).
- Seri Manga Kaijin (マンガ・怪人シリーズ), yang dikumpulkan dalam koleksi esai Umi no Bidama.
2.3. Ilustrasi
Sebagai ilustrator, Shinta Chō banyak berkontribusi pada karya-karya penulis lain, di antaranya:
- おしゃべりなたまごやきOshaberi na tamagoyakiBahasa Jepang (Telur Dadar yang Cerewet) oleh Teruo Teramura.
- 山のむこうは青い海だったYama no Mukō wa Aoi Umi DattaBahasa Jepang (Di Balik Gunung adalah Laut Biru) oleh Shoichi Imae.
- ぞうをだいた女の子Zō o Daita On'na no KoBahasa Jepang (Gadis yang Memeluk Gajah) oleh Keiko Ochiai.
- へんですねえ へんですねえHen desu nē, Hen desu nēBahasa Jepang (Aneh ya, Aneh ya) oleh Shoichi Imae.
- Seri empat bagian Bonbon (ぼんぼん) oleh Shoichi Imae.
- うみのしまうまUmi no ShimaumaBahasa Jepang (Zebra Laut) oleh Akio Yamashita.
- きもちKimochiBahasa Jepang (Perasaan).
- いたずらラッコのロッコItazura Rakko no RokkoBahasa Jepang (Berang-berang Nakal Rokko) oleh Toshiko Kanzawa.
- こねこちゃんは どこへKoneko-chan wa Doko eBahasa Jepang (Ke Mana Kucing Kecil Itu Pergi?) oleh Toshiko Kanzawa.
- かいぞくオネションKaizoku OneshoBahasa Jepang (Bajak Laut Onesho) oleh Akio Yamashita.
- 海のメダカUmi no MedakaBahasa Jepang (Ikan Medaka Laut) oleh Tatsuya Saragai.
- ぬい針だんなとまち針おくさんNuihari Dan'na to Machihari OkusanBahasa Jepang (Suami Jarum Jahit dan Istri Jarum Pentul) oleh Etsuko Dobashi.
- 子どもの詩集 たいようのおならKodomo no Shishū Taiyō no OnaraBahasa Jepang (Antologi Puisi Anak: Kentut Matahari) yang diedit oleh Kenjiro Haitani.
- ボンボンものがたり チビの一生Bonbon Monogatari Chibi no IsshōBahasa Jepang (Kisah Bonbon: Kehidupan Chibi) oleh Akira Nagai.
- デブの国ノッポの国Debu no Kuni Noppo no KuniBahasa Jepang (Negeri Gemuk, Negeri Jangkung) karya André Maurois, diterjemahkan oleh Akira Tsuji.
2.4. Esai dan Tulisan Lain
Sebagai seorang esais, Shinta Chō juga menerbitkan beberapa karya, termasuk:
- 海のビー玉Umi no BidamaBahasa Jepang (Kelereng Laut)
- 長新太のチチンプイプイ旅行Chō Shinta no Chichinpuipui RyokōBahasa Jepang (Perjalanan Chichinpuipui Shinta Chō)
- ユーモアの発見Yūmoa no HakkenBahasa Jepang (Penemuan Humor)
- ブリキのオマルにまたがりてBuriki no Omaru ni MatagariteBahasa Jepang (Mengendarai Pispot Kaleng), yang juga terkait dengan hobinya mengoleksi pispot.
3. Filosofi dan Gaya
Shinta Chō dikenal luas dengan julukan "Dewa Nonsense" (ナンセンスの神様Nansensu no KamisamaBahasa Jepang), yang mencerminkan gaya artistiknya yang unik. Karyanya dicirikan oleh "alur cerita yang jenaka dan absurd" (ユーモラスな展開と不条理な筋立てyūmorasu na tenkai to fujōri na sujitatsukBahasa Jepang). Filosofi ini memungkinkannya untuk menciptakan dunia imajinatif yang menantang ekspektasi dan norma konvensional dalam sastra anak-anak. Melalui humor dan ketidakmasukakalan, Chō mendorong pembaca muda untuk berpikir di luar batas, merangkul imajinasi mereka, dan menemukan kegembiraan dalam hal-hal yang tidak terduga. Pendekatannya ini tidak hanya menghibur tetapi juga secara signifikan mempengaruhi perkembangan sastra anak, membuka jalan bagi penulis dan ilustrator di masa depan untuk mengeksplorasi tema-tema yang lebih imajinatif dan non-tradisional.
4. Penghargaan dan Kehormatan
Shinta Chō menerima berbagai penghargaan dan kehormatan sepanjang kariernya sebagai pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa:
- 1959 - Memenangkan Penghargaan Manga Bungei Shunju untuk karyanya おしゃべりなたまごやきOshaberi na tamagoyakiBahasa Jepang (Telur Dadar yang Cerewet).
- 1960 - Memenangkan Penghargaan Manga Internasional di Salon Manga Internasional Italia.
- 1969 - Menerima Penghargaan Klub Ilustrator Tokyo untuk Yoru Watashi no Otomodachi.
- 1974 - Menerima Penghargaan Kehormatan dalam Penghargaan Hans Christian Andersen untuk おしゃべりなたまごやkiOshaberi na tamagoyakiBahasa Jepang.
- 1977 - Menerima Penghargaan Budaya Publikasi Kodansha untuk Buku Bergambar Anak-anak untuk karyanya はるですよふくろうおばさんHaru desu yo, Fukurō ObasanBahasa Jepang (Musim Semi Telah Tiba, Bibi Burung Hantu).
- 1978 - Menerima Penghargaan Dorongan Budaya Kesejahteraan Anak dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk Boku no Kureyon.
- 1981 - Memenangkan Hadiah Utama Penghargaan Buku Bergambar Jepang untuk キャベツくんKyabetsu-kunBahasa Jepang (Anak Kubis).
- 1984 - Memenangkan Penghargaan Lukisan Shogakukan untuk Zō no Tamago no Tamagoyaki.
- 1986 - Menerima Hadiah Utama Penghargaan Buku Bergambar Jepang untuk さかさまライオンSakasama raionBahasa Jepang (Singa Terbalik), dengan teks oleh Rintaro Uchida.
- 1987 - Menerima Penghargaan Sastra Iwaya Sazanami.
- 1990 - Memenangkan Penghargaan Sastra Anak-anak Robō no Ishi untuk Tori to Boku dan Henteko Dōbutsu Nikki. Pada tahun yang sama, ia juga menerima Hadiah Utama Penghargaan Buku Bergambar Jepang untuk ふゆめがっしょうだんFuyume GasshodanBahasa Jepang (Paduan Suara Kuncup Musim Dingin), dengan foto oleh Tadashi Tominari dan Toru Motegi.
- 1994 - Menerima Penghargaan Seni Penghargaan Budaya Publikasi Anak Sankei untuk Ohanashi Hiroba Kon'na Koto tte Aru Kashira. Ia juga dianugerahi Medali Pita Ungu (紫綬褒章Shiju HōshōBahasa Jepang) Jepang sebagai pengakuan atas karyanya sebagai seniman dan ilustrator.
- 1999 - Memenangkan Penghargaan Buku Bergambar Jepang untuk ゴムあたまポンたろうGomu-atama PontarōBahasa Jepang (Pontarō Kepala Karet).
- 2002 - Menerima Penghargaan Budaya Anak ExxonMobil.
- 2005 - Menerima Hadiah Utama Penghargaan Buku Bergambar Jepang untuk Naita (Menangis), dengan teks oleh Hirotaka Nakagawa.
5. Kehidupan Pribadi
Shinta Chō dikenal memiliki hobi yang tidak biasa, yaitu mengoleksi オマルomaruBahasa Jepang (pispot). Kecintaannya pada koleksi ini bahkan menginspirasi salah satu karyanya, ブリキのオマルにまたがりてBuriki no Omaru ni MatagariteBahasa Jepang (Mengendarai Pispot Kaleng), yang awalnya diterbitkan oleh majalah Hanashi no Tokushū dan kemudian dicetak ulang oleh Kawade Shobō Shinsha.
6. Kematian
Sejak sekitar tahun 2000, Shinta Chō sering dirawat di rumah sakit karena kanker. Ia meninggal dunia pada 25 Juni 2005, di sebuah rumah sakit di Distrik Shibuya, Tokyo, pada usia 78 tahun (77 tahun penuh). Penyebab kematiannya adalah kanker orofaring (中咽頭癌chūintōganBahasa Jepang).
7. Evaluasi dan Warisan
Karya dan dunia artistik Shinta Chō telah menerima tanggapan kritis dan publik yang luas, serta meninggalkan dampak yang abadi dalam bidang sastra anak-anak.
7.1. Tinjauan Kritis
Karya-karya Shinta Chō sering kali ditinjau dalam kaitannya dengan julukannya sebagai "Dewa Nonsense" dan pendekatan artistiknya yang unik. Gaya yang absurd dan humorisnya sering menantang narasi tradisional dalam sastra anak, yang menyebabkan beragam penerimaan kritis. Beberapa kritikus memujinya karena keberaniannya dalam melampaui batasan dan memicu imajinasi anak-anak, sementara yang lain mungkin merasa karyanya terlalu tidak konvensional atau sulit dipahami. Namun, keunikan ini justru menjadi ciri khas yang membedakannya.
7.2. Pengaruh terhadap Sastra Anak
Gaya Shinta Chō yang khas memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan sastra dan ilustrasi anak-anak di Jepang. Karyanya mendorong anak-anak untuk berpikir kreatif, merangkul imajinasi, dan menemukan kegembiraan dalam hal-hal yang tidak terduga, sehingga memupuk kreativitas mereka. Ia secara efektif menantang gagasan konvensional tentang bentuk buku anak-anak, membuka jalan baru bagi penulis dan ilustrator di masa depan untuk mengeksplorasi tema-tema yang lebih imajinatif dan tidak tradisional. Warisannya terlihat dari cara karyanya terus menginspirasi generasi baru pembaca dan seniman untuk menghargai sisi absurditas dan kebebasan berekspresi dalam seni.