1. Tinjauan
Son Taek-su (lahir 1970) adalah seorang penyair dan editor terkemuka asal Korea Selatan. Ia memulai karier sastranya pada tahun 1998 dan dikenal atas karyanya yang kaya akan lirisme tradisional, kepekaan yang halus, serta penggambaran yang mendalam tentang kehidupan perkotaan dan alam. Son Taek-su telah menerbitkan beberapa koleksi puisi utama seperti "Horangi baljaguk" (Jejak Harimau) dan "Mokryeonjeoncha" (Trem Magnolia), serta kumpulan esai. Ia juga menjabat sebagai presiden dari Silcheon Munhak, sebuah rumah penerbitan sastra terkemuka. Sepanjang kariernya, ia telah menerima berbagai penghargaan sastra bergengsi yang menegaskan kontribusinya dalam dunia sastra Korea.
2. Kehidupan dan Latar Belakang
Son Taek-su memiliki latar belakang yang kuat dalam sastra dan penerbitan, dengan pengalaman masa kecil dan pendidikan yang membentuk pandangan serta gaya kepuisiannya.
2.1. Kelahiran dan Masa Kecil
Son Taek-su lahir pada tahun 1970 di Damyang, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan. Ia menghabiskan masa kecilnya di lingkungan yang dekat dengan alam, bermain di tepi sungai, serta dikelilingi oleh air, gunung, dan tanah, yang kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan puisinya. Setelah masa kecilnya di Damyang, ia pindah ke Busan dan mengalami kerinduan yang mendalam terhadap kampung halamannya, sebuah pengalaman yang seringkali tercermin dalam karya-karya.
2.2. Pendidikan dan Aktivitas Awal
Son Taek-su menempuh pendidikan tinggi di Universitas Kyungnam, di mana ia lulus dari jurusan Sastra Korea. Ia kemudian melanjutkan studinya di Universitas Nasional Pusan untuk program pascasarjana di bidang yang sama. Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, ia bekerja di sebuah tempat yang merawat tunanetra. Di sana, ia mulai membaca puisi dengan ritme tertentu kepada mereka, sebuah pengalaman yang menjadi perkenalan pertamanya dengan dunia puisi dan membangkitkan minatnya dalam bidang tersebut.
2.3. Karier sebagai Editor dan Penerbit
Selain sebagai penyair, Son Taek-su juga memiliki karier yang signifikan di dunia penerbitan. Ia pernah bekerja sebagai editor di beberapa rumah penerbitan terkemuka, termasuk Jaeum & Moeum Publishing dan Ijibook. Pengalamannya yang luas di industri ini memuncak ketika ia menjabat sebagai presiden dari Silcheon Munhak, sebuah peran yang menunjukkan kepemimpinannya dalam komunitas sastra Korea.
3. Aktivitas Sastra dan Karya
Karier sastra Son Taek-su dimulai pada akhir tahun 1990-an, dan sejak itu ia terus mengembangkan gaya serta tema puisinya yang unik.
3.1. Debut dan Karya Awal
Son Taek-su memulai debut sastranya pada tahun 1998. Pada tahun yang sama, puisinya yang berjudul "Eondeok wi-ui bulgeun byeokdoljib" (언덕 위의 붉은 벽돌집Rumah Bata Merah di Atas BukitBahasa Korea) memenangkan dua penghargaan sekaligus: Kontes Penulis Baru Korea Times dan Kontes Penulis Baru Kookje Shinmun. Koleksi puisi pertamanya, "Horangi baljaguk" (호랑이 발자국Jejak HarimauBahasa Korea), diterbitkan pada tahun 2003 oleh Changbi. Puisi-puisi awalnya dalam koleksi ini menunjukkan ketajaman mata penyair dalam mengamati kehidupan di sekitarnya, serta kemampuannya untuk menyelami kedalaman kehidupan, seringkali berpusat pada dirinya sendiri dan keluarganya.
3.2. Koleksi Puisi Utama dan Tren Karya
Kecenderungan puitis Son Taek-su semakin berkembang dan meluas dalam koleksi keduanya, "Mokryeonjeoncha" (목련전차Trem MagnoliaBahasa Korea), yang juga diterbitkan oleh Changbi pada tahun 2006. Dalam koleksi ini, ia menggunakan latar belakang seperti tanah, laut, dan pelabuhan untuk memproyeksikan masa remajanya yang penuh kemiskinan ke dalam citra puitis.
Koleksi-koleksi puisinya yang lain meliputi "Namu-ui susahak" (나무의 수사학Retorika PohonBahasa Korea), yang diterbitkan oleh Silcheon Munhak pada tahun 2010, dan "Seoncheonseong Geurium" (선천성 그리움Kerinduan BawaanBahasa Korea), yang diterbitkan oleh Munhakui Jeondang pada tahun 2013. Son Taek-su juga telah mengembangkan karyanya dengan mengeksplorasi konsep-konsep Buddhisme serta cerita-cerita mistis dari fabel atau legenda, yang menghasilkan alam puitis yang lebih mendalam. Pandangan dunia semacam ini masih terus diwariskan dalam koleksi puisi terbarunya, "Tteodoneun meonjideuli bitnanda" (떠도는 먼지들이 빛난다Debu yang Mengambang BersinarBahasa Korea), yang diterbitkan oleh Changbi pada tahun 2014. Puisi-puisinya, dalam penggambaran realisasi hukum alam dan makna kehidupan, layak disebut sebagai penopang kuat bagi puisi liris tradisional Korea.
3.3. Kumpulan Esai dan Tulisan Lain
Selain koleksi puisi, Son Taek-su juga telah menerbitkan beberapa karya dalam bentuk esai dan tulisan non-puisi lainnya. Pada tahun 2012, ia menerbitkan "Gyosil bakeuro geoleo na-on si" (교실 밖으로 걸어 나온 시Puisi yang Keluar dari KelasBahasa Korea) melalui Silcheon Munhak. Setahun kemudian, pada tahun 2013, ia menerbitkan kumpulan esai berjudul "Dasi huimang-e maleul geolda" (다시 희망에 말을 걸다Berbicara kepada Harapan LagiBahasa Korea) melalui Gongjeo, Book Ocean.
4. Penghargaan
Son Taek-su telah menerima berbagai penghargaan sastra yang mengukuhkan posisinya sebagai salah satu penyair penting di Korea Selatan.
4.1. Penghargaan Sastra Utama
Berikut adalah daftar penghargaan sastra utama yang diterima oleh Son Taek-su secara kronologis:
- 2001: Hadiah Utama Penghargaan Sastra Suju ke-3.
- 2002: Penghargaan Penulis Busan ke-2.
- 2003: Penghargaan Penyair Hyundae ke-9, yang diberikan untuk lima puisinya termasuk "Mokryeonjeoncha" dan "Abeoji-ui deungeul milmyeo" (아버지의 등을 밀며Mendorong Punggung AyahBahasa Korea).
- 2004: Hadiah Penulisan Kreatif Sin Dong-yup ke-22, untuk koleksi puisi pertamanya, "Horangi baljaguk".
- 2005: Penghargaan Sastra Yuksasi untuk Penulis Baru ke-2.
- 2005: Penghargaan Sastra Aeji ke-3, di mana puisinya "Gasipipeun sideulji anneunda" (가시잎은 시들지 않는다Daun Duri Tidak LayuBahasa Korea) terpilih dalam kategori puisi.
- 2007: Penghargaan Sastra Isu ke-14, untuk koleksi puisinya "Mokryeonjeoncha".
- 2007: Penghargaan Seniman Muda Hari Ini.
- 2011: Penghargaan Sastra Imhwa ke-3.
- 2013: Penghargaan Sastra Nojak ke-13, di mana lima puisinya termasuk "Jeomulnyeok-ui wangocheonchukgukjeon" (저물녘의 왕오천축국전Perjalanan ke Lima Kerajaan India saat SenjaBahasa Korea) terpilih.
- 2018: Penghargaan Sastra Munhakgwauisik ke-8.
5. Ciri Khas dan Tema Karya Sastra
Puisi Son Taek-su dicirikan oleh perpaduan antara kepekaan liris tradisional dan refleksi mendalam tentang kehidupan modern, alam, serta isu-isu sosial.
Ia menulis dengan sentimen dan imajinasi agraris, melanjutkan sejarah puisi liris tradisional Korea, sambil menciptakan alam puitis yang indah yang mengungkapkan kepekaan halus dan keindahan liris. Son Taek-su dipuji karena mempromosikan pembaruan puitis dengan mengekspresikan suka dan duka kehidupan perkotaan sambil tetap mempertahankan sudut pandang puisi liris tradisional. Ia dengan tenang mengamati sisi lain kehidupan dengan indra yang tajam dan wawasan yang mendalam, menunjukkan pemandangan kehidupan yang detail.
Secara bawaan, ia memiliki kedekatan dengan pohon, air, gunung, dan tanah. Elemen-elemen ini bukan hanya sekadar latar belakang, melainkan bagian integral dari dirinya dan puisinya, membentuk hubungan yang tak terpisahkan. Dalam puisinya "Nae si-ui jeojakgwon-e daehae malsseumdeurijamyeon" (내 시의 저작권에 대해 말씀드리자면Mengenai Hak Cipta PuisikuBahasa Korea), ia bahkan secara puitis mendaftarkan elemen-elemen alam sebagai pemegang hak cipta karyanya, seperti:
- Awan 5%, Debu 3.5%, Pohon 20%, Sawah 10%
- Sungai 10%, Burung 5%, Angin 8%, Kupu-kupu 2.55%, Debu 1%
- Batu 15%, Senja 1.99%, Tidur Siang 11%, Bulan 2%
- (Sangat menyesal kepada keledai yang tidak termasuk di sini)
- (Oh, ada cacing tanah juga)
Selain itu, Son Taek-su telah beralih menulis karya-karya yang mengeksplorasi konsep-konsep Buddhisme bersama dengan cerita-cerita mistis dari fabel atau legenda, yang membentuk alam puitis yang lebih mendalam. Pandangan dunia semacam ini masih terus berlanjut dalam koleksi puisi terbarunya. Puisinya juga tidak luput dari refleksi sosial. Misalnya, dalam bagian dari "Namu-ui susahak 3" (나무의 수사학 3Retorika Pohon 3Bahasa Korea), ia menulis:
"Penderitaan pohon sakura yang mekar, saya pikir/ itu karena rasa malu//(dihilangkan)/ Di dekat stasiun kereta bawah tanah ini belum lama/ ada kasus penghuni yang digusur terbakar sampai mati."
Kutipan ini menunjukkan kemampuannya untuk mengaitkan keindahan alam dengan tragedi sosial, memberikan komentar yang tajam terhadap realitas kehidupan.
6. Daftar Karya
Son Taek-su telah menerbitkan sejumlah koleksi puisi dan kumpulan esai selama karier sastranya.
6.1. Koleksi Puisi
- Horangi baljaguk (호랑이 발자국Jejak HarimauBahasa Korea) (Changbi, 2003)
- Mokryeonjeoncha (목련전차Trem MagnoliaBahasa Korea) (Changbi, 2006)
- Namu-ui susahak (나무의 수사학Retorika PohonBahasa Korea) (Silcheon Munhak, 2010)
- Tteodoneun meonjideuli bitnanda (떠도는 먼지들이 빛난다Debu yang Mengambang BersinarBahasa Korea) (Changbi, 2014)
6.2. Kumpulan Esai dan Tulisan Lain
- Gyosil bakeuro geoleo na-on si (교실 밖으로 걸어 나온 시Puisi yang Keluar dari KelasBahasa Korea) (Silcheon Munhak, 2012)
- Dasi huimang-e maleul geolda (다시 희망에 말을 걸다Berbicara kepada Harapan LagiBahasa Korea) (Gongjeo, Book Ocean, 2013)
6.3. Karya Terjemahan
- [https://issuu.com/ltilibrary/docs/_korean_short_stories_son_taek-su__ Lacquer-Tree Chicken] (Inggris)