1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Su Su Lwin memiliki latar belakang keluarga yang terkemuka dan menempuh pendidikan di berbagai institusi, baik di dalam maupun luar negeri, yang membentuk pandangannya terhadap pendidikan dan pembangunan.
1.1. Latar Belakang Keluarga
Su Su Lwin adalah putri dari U Lwin, seorang veteran dan mantan wakil perdana menteri pada rezim Partai Program Sosialis Burma (BSPP). U Lwin juga merupakan anggota pendiri dan sekretaris dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai politik yang memainkan peran krusial dalam transisi demokrasi Myanmar. Selain itu, Su Su Lwin memiliki garis keturunan bangsawan; ia adalah keturunan dari Pangeran Maung Maung Tin, seorang pangeran dari Dinasti Konbaung. Pangeran Maung Maung Tin sendiri adalah keturunan dari Putri Kyauk Pwa Saw dari Kerajaan Ayutthaya.
1.2. Pendidikan
Masa sekolah dasar Su Su Lwin dihabiskan di Amerika Serikat. Setelah itu, ia melanjutkan studinya di Institut Pendidikan Yangon (sebelumnya Institut Pendidikan Rangoon) di Myanmar, di mana ia berhasil meraih gelar Master of Arts. Untuk memperdalam pengetahuannya, ia kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Sydney, Australia.
2. Kehidupan Pribadi
Su Su Lwin menikah dengan Htin Kyaw pada tahun 1973. Htin Kyaw adalah seorang etnis Mon dan kemudian menjabat sebagai Presiden Myanmar. Pasangan ini tidak memiliki anak.
3. Karier
Su Su Lwin memiliki karier yang beragam, mencakup bidang pendidikan profesional dan keterlibatannya dalam dunia politik Myanmar, serta perannya sebagai Ibu Negara.
3.1. Sebagai Pendidik Profesional
Setelah lulus dari universitas, Su Su Lwin bekerja selama lebih dari sepuluh tahun di biro penelitian pendidikan Burma. Dari tahun 1990 hingga 2005, ia bekerja untuk UNICEF, sebuah organisasi yang berfokus pada kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Setelah itu, ia menjabat sebagai konsultan lepas untuk program pendidikan monastik.
Pada tahun 2006, Su Su Lwin mendirikan sebuah organisasi nirlaba lokal bernama Hantha Educators. Organisasi ini bermitra dengan para biksu berpengaruh di komunitas lokal dan berfokus pada peningkatan pendidikan monastik tradisional, serta program perawatan dan pengembangan anak usia dini. Hantha Educators sangat menekankan pentingnya pengajaran yang berpusat pada anak dan pengembangan kemampuan berpikir kritis.
3.2. Karier Politik

Keterlibatan Su Su Lwin dalam politik dimulai dengan pemilihannya sebagai anggota parlemen di majelis rendah (Pyithu Hluttaw) untuk daerah pemilihan Kotapraja Thongwa. Ia terpilih dalam pemilihan sela Myanmar 2012 dan kembali memenangkan kursi pada pemilihan umum Myanmar 2015.
Sebagai anggota parlemen, ia berperan dalam penyusunan Undang-Undang Pendidikan Nasional Myanmar 2014 yang kontroversial. Undang-undang ini kemudian memicu protes mahasiswa berskala nasional pada tahun 2015. Selain itu, Su Su Lwin pernah menjabat sebagai Ketua Komite Hubungan Internasional di Dewan Perwakilan Rakyat.
3.3. Ibu Negara Myanmar

Su Su Lwin menjadi Ibu Negara Myanmar ketika suaminya, Htin Kyaw, dilantik sebagai presiden. Selama masa jabatannya sebagai Ibu Negara dari tahun 2016 hingga 2018, ia mendampingi suaminya dalam berbagai acara kenegaraan dan kunjungan diplomatik, termasuk kunjungan ke India pada Agustus 2016.
4. Penilaian dan Dampak
Karier dan kontribusi Su Su Lwin telah memberikan dampak yang signifikan, terutama dalam bidang pendidikan dan politik, meskipun tidak lepas dari kontroversi.
4.1. Kontroversi Undang-Undang Pendidikan Nasional dan Protes Mahasiswa
Salah satu aspek paling kontroversial dalam karier politik Su Su Lwin adalah keterlibatannya dalam penyusunan Undang-Undang Pendidikan Nasional 2014. Undang-undang ini memicu gelombang protes mahasiswa berskala nasional pada tahun 2015. Para mahasiswa dan aktivis mengkritik undang-undang tersebut karena dianggap sentralistik, membatasi otonomi universitas, dan tidak memberikan kebebasan akademik yang cukup. Protes ini menyoroti ketegangan antara upaya reformasi pendidikan dan tuntutan hak-hak mahasiswa serta kebebasan berekspresi. Kontroversi ini menjadi titik penting dalam kebijakan pendidikan Myanmar dan menunjukkan bagaimana kebijakan yang disusun dapat memicu reaksi keras dari masyarakat sipil.
4.2. Penilaian Positif
Terlepas dari kontroversi, Su Su Lwin menerima apresiasi atas kontribusinya yang panjang di bidang pendidikan dan kegiatan sosial. Perannya di biro penelitian pendidikan Burma, pekerjaannya dengan UNICEF selama 15 tahun, dan pendirian Hantha Educators menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendidikan monastik tradisional dan perawatan anak usia dini. Penekanannya pada pengajaran yang berpusat pada anak dan pemikiran kritis melalui Hantha Educators dianggap sebagai langkah positif dalam memodernisasi sistem pendidikan. Keterlibatannya dalam Liga Nasional untuk Demokrasi juga mencerminkan dukungannya terhadap transisi politik dan demokratisasi di Myanmar.
4.3. Kritik dan Kontroversi
Selain kontroversi seputar Undang-Undang Pendidikan Nasional, tidak ada kritik atau isu-isu kontroversial lain yang secara spesifik terkait dengan tindakan atau keputusan pribadinya yang disebutkan dalam sumber yang tersedia. Kontroversi utama yang melekat pada namanya adalah perannya dalam penyusunan undang-undang pendidikan yang memicu protes mahasiswa, yang lebih merupakan isu kebijakan publik daripada masalah pribadi.