1. Kehidupan Awal dan Awal Mula Sepak Bola
1.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Tatsunori Arai lahir pada tanggal 22 Desember 1983 di Tobetsu, Hokkaido, Jepang. Ia memulai bermain sepak bola pada usia enam tahun, saat ia duduk di kelas satu sekolah dasar. Pada awalnya, ia juga memiliki minat yang besar pada bisbol dan merupakan penggemar berat tim Yomiuri Giants. Ayahnya, yang merupakan pelatih bisbol yunior dan juga penggemar Giants, memberinya nama Tatsunori yang terinspirasi dari pemain populer Giants, Tatsunori Hara.
Arai bermain untuk tim junior lokalnya, Tobetsu Soccer Junior Team, selama masa sekolah dasar. Saat sekolah menengah pertama (1996-1998), ia bergabung dengan Union Junior Youth Team FC yang berbasis di Ebetsu, Hokkaido. Memasuki sekolah menengah atas, ia berencana untuk melanjutkan di tim yunior Union U-18, namun tim untuk kelompok usia tersebut tidak terbentuk. Berkat rekomendasi dari pelatihnya yang merasa bahwa Arai lebih cocok dengan klub, ia kemudian bergabung dengan tim muda Consadole Sapporo U-18 pada tahun 1999, yang saat itu baru didirikan tiga tahun sebelumnya. Ia menempuh pendidikan di Hokusei Shin-Sapporo High School selama periode ini hingga tahun 2001.
1.2. Karier Pra-Profesional
Selama di tim muda Consadole Sapporo, Arai tidak terpilih untuk tim nasional Jepang di kelompok usianya. Namun, ia mulai bermain dalam pertandingan pada musim gugur tahun pertama dan berhasil mendapatkan posisi reguler di tahun kedua. Ia dikenal karena kemampuan uniknya dalam membaca permainan, sering kali terlihat berjalan santai di lapangan sebelum tiba-tiba melakukan gerakan eksplosif untuk menembus lini pertahanan lawan, menunjukkan insting mencetak gol yang luar biasa dalam memanfaatkan bola liar. Ia juga dikenal karena ekspresi senyumnya saat bermain bagus dan sikapnya yang tegas, bahkan sampai melototi asisten wasit yang mengangkat bendera offside.
Pada tahun 2001, saat di tahun ketiga sekolah menengah atas, Arai menjadi kekuatan pendorong di balik keberhasilan timnya mencapai posisi kedua di Kejuaraan Sepak Bola Klub Pemuda Jepang (U-18). Atas kontribusinya, ia dianugerahi penghargaan Pemain Paling Mengesankan (MIP) dalam turnamen tersebut.
2. Karier Bermain
Tatsunori Arai memulai karier sepak bola profesionalnya pada tahun 2002 dan bermain untuk beberapa klub di J.League serta liga regional lainnya.
2.1. Hokkaido Consadole Sapporo
Pada tahun 2002, Tatsunori Arai dipromosikan ke tim utama Consadole Sapporo dari tim mudanya. Ia membuat debut profesionalnya di J1 League pada bulan April tahun itu. Ia berhasil mencetak dua gol dalam lima pertandingan sebagai penyerang selama musim 2002, termasuk gol pertamanya dalam pertandingan debutnya melawan Kashima Antlers di Hakodate Chiyodai. Meskipun kontribusinya, Consadole Sapporo finis di posisi terakhir dan terdegradasi ke J2 League pada akhir musim 2002.
Pada tahun 2003, Arai bermain dalam 35 pertandingan sebagai penyerang pengganti dan mencetak tiga gol di J2 League. Ia terus bermain secara konsisten di musim 2004, mencatatkan 27 penampilan dan tiga gol. Selama periode ini, ia dianggap sebagai pemain yang memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung tim di masa depan. Pelatih saat itu, Jang We-ryong, bahkan menjulukinya "Pangeran Consadole" (コンサドーレの王子Konsadōre no ŌjiBahasa Jepang) sebagai perbandingan dengan pemain legendaris AS Roma, Francesco Totti. Pendukung juga memberinya julukan "Petit Ore-ō" (プチ俺王Puchi Ore-ōBahasa Jepang) yang merupakan kiasan dari Will, pencetak gol terbanyak liga pada tahun sebelumnya, menunjukkan harapan besar yang diletakkan padanya.
2.2. Shizuoka FC dan Periode Pertama di Sagan Tosu
Pada bulan Agustus 2004, karier Arai di Consadole Sapporo terhenti secara mendadak. Ia ditangkap bersama rekan setimnya, Koji Nakao, karena terlibat dalam insiden mengemudi dalam keadaan mabuk yang mengakibatkan kecelakaan dan cedera pribadi. Akibat insiden ini, Arai dipecat dari klub. Selama sekitar dua bulan setelah kejadian tersebut, ia bekerja di lokasi pembongkaran bangunan sambil tetap berlatih di pusat kebugaran pada malam hari.
Pada bulan Oktober 2004, Arai bergabung dengan Shizuoka FC, sebuah klub di Liga Regional yang bertujuan untuk masuk ke JFL. Pada tahun 2005, ia berhasil kembali ke panggung J.League dengan bergabung ke klub J2, Sagan Tosu. Awalnya, ia sering digunakan sebagai pemain pengganti, tetapi dengan cepat ia berhasil masuk ke dalam daftar pemain utama. Pada musim 2005, ia mencetak 17 gol dalam 39 pertandingan dan menjadi pencetak gol terbanyak Jepang di J2 League bersama Taro Hasegawa. Bersama rekan setimnya Takaaki Suzuki yang mencetak 15 gol, mereka berdua berhasil menyumbang total 32 gol, yang setara dengan total gol tim pada musim 2004. Meskipun ada tawaran transfer dari klub lain, Arai memutuskan untuk tetap bertahan di Tosu, menyatakan bahwa ia tidak bisa meninggalkan tim yang telah "menyelamatkannya" hanya dalam satu tahun.
Pada musim 2006, Arai sering mengalami cedera dan harus absen di hampir setengah pertandingan pada putaran keempat liga. Namun, ia tetap berhasil mencetak 23 gol dalam 36 pertandingan, melebihi torehannya pada musim sebelumnya, dan kembali menjadi pencetak gol terbanyak Jepang di J2 League untuk tahun kedua berturut-turut. Kontribusinya yang luar biasa ini berperan besar dalam membawa Sagan Tosu meraih posisi keempat di liga, pencapaian terbaik klub dalam sejarah partisipasi mereka di J.League.
2.3. JEF United Chiba dan Shonan Bellmare
Pada tahun 2007, Tatsunori Arai pindah secara permanen ke klub J1, JEF United Chiba. Ia bermain secara teratur selama tiga musim bersama JEF United. Pada tahun 2007, ia mencetak lima gol dalam 25 penampilan. Di bawah kepemimpinan pelatih Alex Miller pada tahun 2008, Arai tidak hanya dimainkan sebagai penyerang murni, tetapi juga kadang-kadang di posisi sayap, menunjukkan sisi baru dalam permainannya. Pada musim itu, ia tampil 23 kali dan mencetak tiga gol. Pada musim 2009, ia mencetak dua gol dalam 24 penampilan. Meskipun ia sering bermain, jumlah golnya di JEF United tidak terlalu banyak. Pada akhir musim 2009, JEF United terdegradasi ke J2 League, dan Arai diberitahu bahwa kontraknya tidak akan diperpanjang.
Pada tahun 2010, Arai pindah ke klub J1 yang baru dipromosikan, Shonan Bellmare. Ia membuat debutnya untuk Shonan pada 6 Maret 2010 melawan Montedio Yamagata. Meskipun ia tampil dalam 17 pertandingan liga, ia tidak berhasil mencetak gol. Setelah hanya satu tahun bersama klub, kontraknya berakhir dan ia meninggalkan Shonan Bellmare.
2.4. Periode Kedua di Sagan Tosu dan Pensiun dari Sepak Bola
Pada tahun 2011, Tatsunori Arai kembali ke Sagan Tosu di J2 League, setelah lima musim bermain di klub lain. Dalam periode keduanya bersama Tosu, ia tampil 12 kali dan mencetak satu gol. Pada akhir musim 2011, Arai memutuskan untuk pensiun dari karier bermain profesionalnya.
3. Gaya Bermain
Tatsunori Arai dikenal sebagai seorang "pencetak gol" (point-getter) yang memiliki insting mencetak gol yang sangat baik di depan gawang. Senjata utamanya adalah kecepatannya yang memungkinkan ia untuk menusuk di belakang lini pertahanan lawan. Ia juga memiliki kemampuan yang lihai dalam negosiasi posisi di lapangan, mampu bergerak ke area di mana bola pantul atau umpan akan datang, menunjukkan pemahaman taktis yang tinggi terhadap ruang dan waktu.
4. Kontroversi dan Insiden
Salah satu insiden paling signifikan dalam karier Tatsunori Arai terjadi pada bulan Agustus 2004, saat ia masih bermain untuk Hokkaido Consadole Sapporo. Ia ditangkap karena terlibat dalam insiden mengemudi dalam keadaan mabuk yang juga mengakibatkan kecelakaan yang melukai seseorang. Sebagai konsekuensi langsung dari tindakan ini, Arai, bersama rekan setimnya Koji Nakao yang juga terlibat, dipecat dari klub. Insiden ini secara drastis mengakhiri kariernya di Consadole Sapporo dan memaksanya untuk sementara waktu menjauh dari lingkungan sepak bola profesional.
5. Karier Pasca-Pensiun
Setelah pensiun sebagai pemain profesional pada akhir musim 2011, Tatsunori Arai tetap aktif di dunia sepak bola. Pada tahun 2012, ia bergabung kembali dengan Sagan Tosu sebagai staf di akademi klub, menjabat sebagai pelatih sekolah. Peran ini menandai transisinya dari pemain menjadi instruktur bagi generasi muda.
Pada tahun 2013, ia dipromosikan menjadi pelatih tim Sagan Tosu U-18. Setahun kemudian, pada tahun 2014, ia mengambil peran yang lebih besar sebagai manajer tim Sagan Tosu U-18. Kemudian pada tahun 2015, ia berpindah posisi menjadi pelatih tim Sagan Tosu U-12. Pada tahun 2016, Arai kembali ke kampung halamannya di Hokkaido dan mengambil peran sebagai pelatih U-15 di AGGRE Sports Club, melanjutkan dedikasinya dalam mengembangkan bakat sepak bola muda.
6. Gelar dan Penghargaan Individu
Selama kariernya, Tatsunori Arai menerima beberapa penghargaan dan mencatatkan pencapaian signifikan:
- Kejuaraan Sepak Bola Klub Pemuda Jepang (U-18) MIP (Pemain Paling Mengesankan): 2001
- Penghargaan Pemain Baru Unggul J.League (Jリーグアウォーズ 優秀新人賞J.League Awards Yūshū Shinjin-shōBahasa Jepang): 2007
- Rekor Hat-trick: Ia berhasil mencetak hat-trick sebanyak tiga kali di J2 League, yang merupakan rekor terbanyak yang dicapai oleh pemain Jepang dalam sejarah J2 League.
7. Statistik Klub
Berikut adalah catatan kinerja individu Tatsunori Arai selama karier profesionalnya:
Kinerja Klub | Liga | Piala | Piala Liga | Total | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Musim | Klub | Liga | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | ||
Jepang | Liga | Piala Kaisar | J.League Cup | Total | ||||||||
2002 | Consadole Sapporo | J1 League | 5 | 2 | 1 | 0 | 3 | 0 | 9 | 2 | ||
2003 | J2 League | 35 | 3 | 0 | 0 | - | 35 | 3 | ||||
2004 | 27 | 3 | 0 | 0 | - | 27 | 3 | |||||
2004 | Shizuoka FC | Liga Regional | - | - | ||||||||
2005 | Sagan Tosu | J2 League | 39 | 17 | 2 | 1 | - | 41 | 18 | |||
2006 | 36 | 23 | 1 | 0 | - | 37 | 23 | |||||
2007 | JEF United Chiba | J1 League | 25 | 5 | 1 | 0 | 5 | 0 | 31 | 5 | ||
2008 | 23 | 3 | 1 | 0 | 5 | 2 | 29 | 5 | ||||
2009 | 24 | 2 | 3 | 1 | 4 | 1 | 31 | 4 | ||||
2010 | Shonan Bellmare | J1 League | 17 | 0 | 1 | 1 | 3 | 0 | 21 | 1 | ||
2011 | Sagan Tosu | J2 League | 12 | 1 | 1 | 1 | - | 13 | 2 | |||
Total Karier | 243 | 59 | 11 | 4 | 20 | 3 | 274 | 66 |
- Debut profesional dan gol pertama di J.League: 20 April 2002, melawan Kashima Antlers di Hakodate Chiyodai.
8. Anecdote dan Aspek Pribadi
Tatsunori Arai memiliki nama panggilan "Tatsu" di antara rekan-rekan setimnya selama karier profesionalnya. Saat masih kecil, ia sering dipanggil "Touch" oleh keluarga dan teman-temannya. Nama "辰基" (Tatsunori) diberikan oleh ayahnya yang merupakan penggemar berat tim bisbol Yomiuri Giants, sebagai penghormatan kepada Tatsunori Hara, seorang pemain legendaris Giants. Kecintaan pada bisbol ini juga ada pada Arai, yang pada masa sekolah dasar bermain bisbol bersamaan dengan sepak bola dan merupakan penggemar berat Giants.
Pemain yang paling ia kagumi sejak kecil adalah Kazuyoshi Miura, seorang ikon sepak bola Jepang. Selama waktunya di JEF United Chiba, Arai juga membentuk "kelompok pendukung pribadi" bersama dengan rekan setimnya Mitsuki Ichihara dan Tomoya Kumagai.
9. Penilaian
Tatsunori Arai dikenang sebagai salah satu penyerang paling produktif di J2 League pada masanya. Kontribusinya yang konsisten sebagai pencetak gol, terutama dengan Sagan Tosu, di mana ia dua kali menjadi pencetak gol terbanyak Jepang di liga, memainkan peran krusial dalam kebangkitan tim tersebut. Musim 2006, di mana ia mencetak 23 gol dan membantu Tosu mencapai peringkat keempat terbaik dalam sejarah klub, adalah bukti nyata kemampuannya. Ia adalah seorang "point-getter" sejati dengan insting gol yang tajam dan kecepatan yang mengesankan.
Namun, kariernya juga ditandai oleh insiden signifikan pada tahun 2004 ketika ia dipecat dari Hokkaido Consadole Sapporo karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Peristiwa ini tidak hanya mengakhiri babak awal yang menjanjikan dalam kariernya tetapi juga menyoroti tanggung jawab di luar lapangan bagi atlet profesional. Meskipun ia berhasil membangun kembali kariernya di klub-klub lain, terutama di Sagan Tosu, insiden tersebut tetap menjadi titik krusial dalam perjalanan profesionalnya. Setelah pensiun sebagai pemain, dedikasinya untuk sepak bola tetap berlanjut melalui perannya sebagai pelatih berbagai tim usia muda, menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan olahraga di Jepang.