1. Kehidupan Awal dan Pendidikan

Kehidupan awal Thomas Sackville ditandai oleh latar belakang keluarga yang terkemuka dan pendidikan yang komprehensif, meletakkan dasar bagi kariernya di pemerintahan dan sastra.
1.1. Latar Belakang Keluarga
Thomas Sackville lahir di Buckhurst, di paroki Withyham, Sussex, Inggris, pada tahun 1536. Ia adalah putra tunggal dari Richard Sackville, seorang anggota House of Commons dan bendahara, dan istrinya, Winifrede Bridges, putri dari Sir John Bridges, mantan Lord Mayor of London. Ayahnya juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Anne Boleyn, ibu Ratu Elizabeth I, sebagai sepupunya. Keluarga Sackville memiliki posisi yang cukup terkemuka, dengan garis keturunan Thomas Sackville menunjukkan koneksi penting dengan lingkaran kekuasaan saat itu, menempatkannya dalam jaringan sosial dan politik yang menguntungkan di Inggris pada abad ke-16.
1.2. Pendidikan
Sackville menerima pendidikan yang komprehensif, mencerminkan status sosialnya. Ia dilaporkan belajar di St John's College, Cambridge, di mana ia memperoleh gelar M.A., dan di Hertford College, Oxford. Beberapa sumber juga menyebutkan ia belajar di Sullington Grammar School. Setelah pendidikan universitasnya, ia melanjutkan studi hukum di Inner Temple, salah satu dari empat Inns of Court terkemuka di London. Ia dipanggil untuk menjadi pengacara pada tahun 1558, menandai dimulainya karier profesionalnya.
2. Karier Politik
Thomas Sackville membangun karier politik yang panjang dan berpengaruh, melayani di parlemen, menjalankan misi diplomatik penting, memegang berbagai jabatan tinggi pemerintahan, dan terlibat dalam persidangan-persidangan krusial pada masanya.
2.1. Aktivitas Parlemen
Sackville memulai karier politiknya sebagai Anggota Parlemen (MP) pada masa pemerintahan Ratu Mary I. Ia pertama kali terpilih ke House of Commons pada tahun 1558 sebagai salah satu knight of the shire untuk Westmorland. Setelah Elizabeth I naik takhta, ia terpilih kembali untuk East Grinstead pada tahun 1559, dan kemudian untuk Aylesbury dari tahun 1563 hingga 1567.
2.2. Misi Diplomatik
Peran diplomatik Sackville sangat beragam. Pada tahun 1566, ia melakukan perjalanan ke Roma, di mana ia ditangkap dan ditahan selama empat belas hari di tengah ketegangan besar antara Inggris dan Kepausan. Pada tahun yang sama, ayahnya meninggal dunia, dan ia kembali ke Inggris.
Misi diplomatik penting pertamanya adalah pada tahun 1571, ketika ia dikirim untuk menyampaikan ucapan selamat dari Ratu Elizabeth kepada Charles IX atas pernikahannya dengan Elizabeth dari Austria, putri Kaisar Maximilian. Lebih penting lagi, ia juga bertugas menegosiasikan usulan aliansi antara Ratu Elizabeth dan Adipati Anjou, saudara raja Prancis.
Pada tahun 1587, ia dikirim sebagai duta besar ke Republik Belanda untuk menangani keluhan mereka terhadap Earl of Leicester. Meskipun ia menjalankan tugasnya dengan integritas, Earl of Leicester memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menariknya kembali. Sekembalinya ke Inggris, Sackville diperintahkan untuk dikurung di rumahnya sendiri selama sembilan atau sepuluh bulan. Ratu Elizabeth menyatakan ketidaksetujuannya, menyebut penilaian diplomatiknya "dangkal". Namun, aibnya berlangsung singkat, karena pada tahun 1588 ia dianugerahi Ordo Garter dan kembali dikirim ke Belanda pada tahun 1589 dan 1598. Ia juga salah satu perwakilan Ratu yang menandatangani perjanjian dengan Prancis pada tahun 1591.
2.3. Jabatan Pemerintahan dan Gelar Kebangsawanan
Sackville menerima berbagai gelar kebangsawanan dan memegang banyak jabatan penting sepanjang kariernya. Pada tahun 1567, ia dianugerahi gelar Baron Buckhurst, dari Buckhurst di County of Sussex. Ia menjadi Anggota Dewan Penasihat pada tahun 1585. Dari tahun 1570 hingga 1585, ia menjabat sebagai Lord Lieutenant of Sussex bersama dengan Anthony Browne, Viscount Montagu ke-1 dan William West, Baron De La Warr ke-1. Ia juga merupakan Custos Rotulorum of Sussex dari sebelum tahun 1573 hingga kematiannya.
Pada tahun 1591, Sackville terpilih sebagai kanselir Universitas Oxford, sebuah posisi yang ia pegang sampai wafat. Puncak karier administratifnya terjadi pada tahun 1599, ketika ia menggantikan William Cecil, Lord Burghley, sebagai Bendahara Agung (Lord High Treasurer), jabatan yang ia pegang hingga akhir hayatnya. Meskipun dianggap sebagai manajer keuangan yang kompeten, ia sering digambarkan sebagai sosok yang tidak terlalu berinspirasi dalam peran tersebut. Setelah Raja James I naik takhta pada tahun 1603, Sackville dikukuhkan kembali dalam jabatan bendahara agung dan pada tahun 1604, ia dianugerahi gelar Earl of Dorset.
Sackville juga mengumpulkan kekayaan besar melalui transaksi tanahnya di banyak wilayah dan investasinya di bisnis peleburan besi. Ia memiliki beberapa properti penting, termasuk Groombridge Place di Kent, yang ia beli pada tahun 1604, Knole House di Sevenoaks, Kent, Michelham Priory di East Sussex, dan Dorset House dekat Fleet Street, London, yang kemudian terbakar dalam Kebakaran Besar London. Pada tahun 1570, Ratu Elizabeth menganugerahkan wilayah Bexhill kepadanya. Ia juga merupakan Lord of the Manor terakhir dari Bergholt Sackville (dinamai dari keluarga Sackville) dan Mount Bures di Essex, yang ia jual pada tahun 1578 setelah dimiliki keluarga Sackville selama 459 tahun. Pada Agustus 1605, Dorset merekomendasikan "Mr Thorpe" untuk mensurvei dan membuat "plot" untuk pembangunan kembali Ampthill untuk Anne dari Denmark dan Pangeran Henry.
2.4. Partisipasi dalam Persidangan Penting
Sebagai seorang bangsawan dan anggota dewan, Sackville terlibat dalam beberapa persidangan politik paling penting pada masanya. Pada tahun 1572, ia adalah salah satu bangsawan yang menjadi hakim dalam persidangan Thomas Howard, Adipati Norfolk ke-4. Pada tahun 1586, ia ditunjuk untuk menyampaikan vonis hukuman mati yang dikonfirmasi oleh Parlemen Inggris kepada Mary, Ratu Skotlandia. Ia juga berpartisipasi sebagai salah satu hakim dalam persidangan Anthony Babington pada tahun 1586 dan Philip Howard, Earl of Arundel ke-20 pada tahun 1589. Pada tahun 1601, sebagai High Steward, ia menjatuhkan hukuman kepada Robert Devereux, Earl of Essex ke-2, yang merupakan saingannya untuk jabatan kanselir dan lawan politiknya.
3. Kontribusi Sastra
Selain kiprahnya di dunia politik, Thomas Sackville juga memberikan kontribusi signifikan terhadap sastra Inggris, terutama melalui karya puisi awal dan dramanya yang revolusioner.
3.1. Puisi Awal dan "The Mirror for Magistrates"
Salah satu karya sastra penting pertama Sackville adalah puisi "Induction", yang diterbitkan sebagai bagian dari antologi puitis "The Mirror for Magistrates" pada edisi tahun 1563. Puisi ini menggambarkan perjalanan penyair ke wilayah infernal, di mana ia menghadapi tokoh-tokoh yang melambangkan berbagai bentuk penderitaan dan teror. "Induction" dikenal karena kekuatan alegorinya dan nada kesedihan yang agung. Ia juga berkontribusi pada antologi yang sama dengan puisi "Complaint of Henry, Duke of Buckingham".
3.2. "Gorboduc"
Bersama dengan Thomas Norton, Sackville adalah penulis drama "Gorboduc" (juga dikenal sebagai "The Tragedy of Gorboduc"), yang selesai pada tahun 1561. Drama ini dianggap sebagai drama pertama dalam bentuk blank verse (puisi tanpa rima) dalam bahasa Inggris. "Gorboduc" membahas konsekuensi dari rivalitas politik dan pertama kali dipentaskan sebagai bagian dari perayaan Natal (1560-1561) oleh perkumpulan Inner Temple, dan kemudian pada 18 Januari 1561 di hadapan Ratu Elizabeth di Whitehall.
Sackville adalah pendukung penegakan yang lebih ketat terhadap hukum sumptuari, yang mengatur jenis pakaian yang diizinkan untuk dipakai oleh berbagai kelas sosial, terutama dalam lingkungan militer. Secara khusus, ia menetapkan bahwa hanya tentara dengan pangkat kolonel atau lebih tinggi yang diizinkan mengenakan sutra dan beludru, sedangkan kapten dan pangkat di bawahnya harus "cukup dengan fustianBahasa Inggris dan menghabiskan sisa uangnya untuk senjata mereka."

Sekitar tahun 1587, Sackville diberikan lisensi kerajaan untuk memesan baju zirah dari bengkel kerajaan di Greenwich. Baju zirah yang diukir halus, berwarna biru, dan bersepuh emas, merupakan salah satu contoh terbaik dan paling terawat dari sekolah pembuatan zirah Greenwich. Baju ini sekarang menjadi bagian dari Wallace Collection di London. Baju zirah lain yang serupa, dengan konstruksi dan skema dekoratif yang sama, milik Sir James Scudamore, dapat dilihat di Metropolitan Museum of Art di New York.
4. Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1555, Thomas Sackville menikah dengan Cicely Baker, putri dari politisi terkemuka Sir John Baker dan istri keduanya, Elizabeth Dineley.
Pasangan ini memiliki tujuh anak, termasuk pewarisnya, Robert Sackville, dan Sir William Sackville, yang dianugerahi gelar Knight oleh Henry IV dari Prancis. Anak-anak perempuannya termasuk Anne Sackville, yang menikah dengan Sir Henry Glemham, dan Mary Sackville, yang menikah dengan Lord Bergavenny. John Chamberlain mencatat reputasi mereka yang luar biasa dalam suratnya pada April 1606, menggambarkan mereka sebagai "wanita yang lengkap dalam pembelajaran, bahasa, dan semua kualitas langka lainnya."
5. Kematian
Thomas Sackville meninggal mendadak pada 19 April 1608, saat sedang bertugas di meja dewan. Penyebab kematiannya tampaknya adalah stroke, yang digambarkan sebagai "dropsyBahasa Inggris" di otak. Pemakamannya berlangsung di Westminster Abbey, dan ia dimakamkan di kubah keluarga Sackville di Gereja Paroki Withyham, East Sussex.
6. Warisan dan Evaluasi

Warisan Thomas Sackville sangat beragam, mencakup kontribusinya baik di bidang politik maupun sastra. Sebagai seorang negarawan, ia dikenang sebagai Bendahara Agung yang kompeten, yang mengelola keuangan kerajaan di akhir masa Elizabeth I dan awal James I. Meskipun tidak selalu dianggap inovatif, kemampuannya dalam manajemen keuangan sangat berharga bagi stabilitas negara. Perannya dalam berbagai persidangan penting, termasuk Mary, Ratu Skotlandia dan Earl of Essex, menunjukkan pengaruh dan posisinya yang kuat dalam lingkaran kekuasaan saat itu.
Dalam bidang sastra, Sackville menorehkan jejak yang tak terhapuskan. Kontribusinya pada "The Mirror for Magistrates", terutama puisi "Induction", menunjukkan bakat puitisnya yang mendalam dan kemampuannya dalam alegori. Namun, karyanya yang paling berpengaruh secara sastra mungkin adalah "Gorboduc", yang ia tulis bersama Thomas Norton. Sebagai drama pertama dalam puisi tanpa rima dalam bahasa Inggris, "Gorboduc" membuka jalan bagi dramawan-dramawan besar berikutnya, termasuk William Shakespeare, dan secara signifikan memengaruhi perkembangan teater Inggris.
Secara keseluruhan, Thomas Sackville adalah figur penting yang menjembatani masa transisi antara Era Tudor dan Era Stuart di Inggris. Kekayaan yang ia peroleh dari investasi tanah dan besi, serta koleksi baju zirah pribadinya yang merupakan salah satu contoh terbaik dari bengkel Greenwich, semakin memperkuat citranya sebagai bangsawan yang kuat dan berpengaruh pada zamannya. Melalui kombinasi karier politik yang panjang dan kontribusi sastra yang inovatif, Sackville meninggalkan warisan yang kaya bagi sejarah dan budaya Inggris.