1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Tokugawa Ieharu lahir pada tanggal 22 Mei 1737 (kalender lama) di Kastil Edo sebagai putra sulung dari Tokugawa Ieshige, shogun kesembilan. Nama masa kecilnya adalah Takechiyo (竹千代Bahasa Jepang). Ibunya adalah Oko no Kata (kemudian dikenal sebagai Shinshin'in), putri dari Umetani Michitomo. Sejak usia muda, Ieharu menunjukkan kecerdasan yang luar biasa, sehingga ia sangat disayangi dan diandalkan oleh kakeknya, shogun kedelapan Tokugawa Yoshimune.
Yoshimune secara pribadi memberikan pendidikan dan bimbingan langsung kepada Ieharu hingga kematiannya. Pendidikan ini mencakup ilmu kenegaraan (帝王学, TeiōgakuBahasa Jepang) dan seni bela diri, yang sebelumnya tidak dapat ia ajarkan kepada Ieshige karena masalah bicara Ieshige. Pengaruh Yoshimune sangat besar dalam membentuk kemampuan Ieharu dalam bidang sastra dan militer. Pada bulan Agustus 1741, ia merayakan upacara kedewasaannya (genpuku) dan diangkat sebagai Gon-Dainagon (Wakil Penasihat Utama). Pada bulan Desember 1754, Ieharu menikah dengan Iso no Miya Tomoko (五十宮, IsonomiyaBahasa Jepang), putri dari Pangeran Kan'in Naohito.
2. Keluarga
Tokugawa Ieharu memiliki keluarga yang cukup besar, meskipun ia hanya memiliki satu putra yang bertahan hidup hingga dewasa.
- Ayah: Tokugawa Ieshige
- Ibu: Oko no Kata (meninggal 1728), kemudian Shinshin'in (至心院Bahasa Jepang)
- Istri (Midaidokoro): Iso no Miya Tomoko (五十宮 倫子女王Bahasa Jepang, 1738-1771), kemudian Shinshin'in (心観院Bahasa Jepang), putri dari Pangeran Kan'in Naohito.
- Selir:
- Omiyo no Kata
- Ochiho no Kata (1737-1791), kemudian Renkoin (蓮光院Bahasa Jepang), putri dari Tsuda Nobunari.
- Oshina no Kata (meninggal 1778), kemudian Yoren-in (養蓮院Bahasa Jepang), putri dari Fujii Kanetsune.
- Anak-anak:
- Chiyohime (1756-1757), putri pertama dari Tomoko. Meninggal muda.
- Manjuhime (1761-1773), putri kedua dari Tomoko. Setelah kematian ibunya, ia diadopsi oleh selir Ieharu, Omaki no Kata. Ia bertunangan dengan Tokugawa Haruyoshi namun meninggal muda.
- Tokugawa Iemoto (1762-1779), putra pertama dari Ochiho no Kata. Ia adalah putra mahkota.
- Tokugawa Teijiro (1762-1763), putra kedua dari Oshina no Kata. Meninggal muda.
- Anak Angkat:
- Tokugawa Ienari (1773-1841), putra sulung dari Tokugawa Harusada dari keluarga Hitotsubashi-Tokugawa, yang kemudian menjadi shogun kesebelas.
- Tanehime (1765-1794), putri dari Tokugawa Munetake. Ia menikah dengan Tokugawa Harutomi dari Domain Kishū.
3. Penobatan sebagai Shogun
Pada tanggal 3 Mei 1760, ayah Ieharu, Tokugawa Ieshige, memutuskan untuk pensiun dari jabatannya sebagai shogun. Keputusan ini sebagian besar didorong oleh masalah kesehatan Ieshige sendiri dan kematian Ōoka Tadamitsu, seorang pejabat yang bertindak sebagai "juru bicara" Ieshige karena masalah bicaranya. Tanpa Tadamitsu, Ieshige merasa sulit untuk melanjutkan tugas-tugas pemerintahan.
Setelah pensiunnya Ieshige, Ieharu mewarisi kepemimpinan klan Tokugawa. Pada tanggal 2 September 1760, ia secara resmi menerima gelar Seii Taishōgun (征夷大将軍, Panglima Besar Penakluk Barbar) dan diangkat sebagai shogun kesepuluh. Pada saat yang sama, ia dipromosikan ke peringkat Shō Nii (正二位, Peringkat Kedua Senior) dan menjabat sebagai Naidaijin (内大臣, Menteri Dalam Negeri). Penobatannya menandai dimulainya era baru dalam Keshogunan Tokugawa.
4. Masa Jabatan dan Pemerintahan
Masa jabatan Tokugawa Ieharu sebagai shogun berlangsung dari tahun 1760 hingga 1786. Sesuai dengan wasiat ayahnya, Ieharu sangat bergantung pada Tanuma Okitsugu, yang ia angkat sebagai Sobayōnin (側用人, Kepala Pelayan) dan kemudian menjadi Rōjū (老中, Penatua Senior). Pemerintahan ini sering disebut sebagai "Era Tanuma" (田沼時代Bahasa Jepang, Tanuma-jidai) karena pengaruh besar Okitsugu dalam kebijakan shogunan.
Awalnya, Ieharu aktif dalam pemerintahan bersama Rōjū seperti Matsudaira Takemoto. Namun, setelah kematian Takemoto, Ieharu menyerahkan sebagian besar urusan pemerintahan kepada Tanuma Okitsugu dan mulai lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hobinya.
Tanuma Okitsugu memprakarsai serangkaat kebijakan merkantilisme yang berani untuk mereformasi ekonomi Jepang. Kebijakan-kebijakan ini meliputi:
- Proyek Reklamasi Lahan:** Tanuma menginisiasi proyek-proyek besar untuk mereklamasi lahan di Danau Inba (印旛沼, InbanumaBahasa Jepang) dan Danau Tega (手賀沼, TeganumaBahasa Jepang) untuk meningkatkan produksi pertanian.
- Pengembangan Ezo (Hokkaido):** Ia merencanakan pengembangan wilayah Ezo (sekarang Hokkaido) dan perdagangan dengan Kekaisaran Rusia.
- Monopoli Komersial:** Tanuma mendorong pembentukan monopoli komersial oleh pedagang-pedagang besar untuk mengumpulkan kekayaan bagi shogunan.
Meskipun kebijakan Tanuma bertujuan untuk memperkuat ekonomi dan keuangan shogunan, ia juga dituduh melakukan korupsi dan nepotisme. Dikatakan bahwa siapa pun yang menginginkan posisi tinggi di bakufu harus menyuap Tanuma Okitsugu. Kebijakan-kebijakan ini, ditambah dengan serangkaian bencana alam, menyebabkan kritik dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.
Pada masa pemerintahannya, pada tahun 1764, Tokugawa Ieharu menjadi shogun terakhir yang menerima kedatangan Misi Diplomatik Joseon (Joseon Tongsinsa) di Edo.
5. Peristiwa dan Bencana Utama Selama Masa Jabatan
Masa pemerintahan Tokugawa Ieharu diwarnai oleh beberapa peristiwa penting dan bencana alam yang berdampak besar pada masyarakat Jepang:
- Perubahan Era ke Tenmei (1781): Era baru bernama Tenmei (天明Bahasa Jepang, yang berarti "Fajar") dimulai untuk menandai penobatan Kaisar Kōkaku. Era sebelumnya berakhir dan era baru dimulai pada hari ke-2 bulan ke-4 tahun An'ei 11. Pada masa ini, Ieharu diangkat sebagai Udaijin (Menteri Kanan) oleh Kugyō Kaisar, sebuah kehormatan yang sangat langka.
- Kelaparan Besar Tenmei (1782-1787): Pada tahun 1782, Kelaparan Besar Tenmei (天明の大飢饉, Tenmei no DaikikinBahasa Jepang) dimulai. Ini adalah salah satu bencana kelaparan terburuk dalam sejarah Jepang, yang menyebabkan kematian massal dan keresahan sosial.
- Analisis Mata Uang (1782): Kutsuki Masatsuna (1750-1802), seorang daimyō dari Oki dan Ōmi, mempersembahkan kepada kaisar sebuah analisis mata uang perak di Tiongkok dan Jepang berjudul Sin sen sen pou (Sin tchuan phou). Masatsuna kemudian menerbitkan Seiyō senpu (西洋銭譜Bahasa Jepang, Catatan tentang Mata Uang Barat) pada tahun 1787, yang menampilkan gambar mata uang Eropa dan kolonial.
- Letusan Gunung Asama (1783): Pada tahun 1783, Gunung Asama (浅間山, Asama-yamaBahasa Jepang) meletus di Provinsi Shinano. Letusan ini, yang dikenal sebagai Letusan Tenmei, memperburuk kondisi Kelaparan Besar Tenmei dan menyebabkan kehancuran yang luas.
- Perayaan Kūkai (1784): Perayaan nasional diadakan untuk menghormati Kūkai (juga dikenal sebagai Kōbō-Daishi), pendiri Buddhisme Shingon, yang meninggal 950 tahun sebelumnya.
- Pembunuhan Tanuma Okitomo (1784): Pada tahun 1784, putra kepala penasihat shogun, Tanuma Okitomo (田沼意知Bahasa Jepang), yang saat itu menjabat sebagai Wakadoshiyori (若年寄, Penatua Muda), dibunuh di dalam Kastil Edo. Okitomo adalah putra dari Tanuma Okitsugu. Pembunuhan ini terjadi di depan ayahnya saat keduanya kembali ke tandu mereka setelah pertemuan Dewan Penasihat bubar. Keterlibatan tokoh-tokoh senior di bakufu dicurigai, namun hanya pembunuh tunggal, Sano Masakoto, yang dihukum. Insiden ini secara efektif menghalangi reformasi liberalisasi yang diprakarsai Tanuma di dalam bakufu dan pelonggaran kebijakan sakoku (isolasi nasional).
6. Masalah Suksesi
Pada bulan Februari 1779, putra mahkota Ieharu, Tokugawa Iemoto, meninggal mendadak pada usia 18 tahun. Kematian Iemoto menimbulkan masalah suksesi yang serius karena Ieharu tidak memiliki putra lain, dan adiknya, Tokugawa Shigeyoshi dari klan Shimizu, juga tidak memiliki anak.
Untuk mengatasi krisis suksesi ini, Ieharu menugaskan tiga pejabat senior-Tanuma Okitsugu (Rōjū), Sakai Tadayasu (Wakadoshiyori), dan Yoda Masatsugu (Rusui)-untuk memilih ahli waris yang cocok. Pada bulan Mei 1781, mereka memilih Toyochiyo, putra sulung dari Tokugawa Harusada dari keluarga Hitotsubashi-Tokugawa, salah satu dari Gosankyō (Tiga Keluarga Cabang Shogun). Toyochiyo kemudian berganti nama menjadi Tokugawa Ienari pada bulan November dan diangkat sebagai Gon-Dainagon pada bulan April 1782.
Tanuma Okitsugu memainkan peran kunci dalam penunjukan Ienari sebagai ahli waris. Pada bulan Juli 1781, Ieharu memberikan penghargaan kepada Tanuma dengan tambahan 10.000 koku karena usahanya dalam masalah suksesi ini. Beberapa sejarawan, seperti Kitajima Masamoto, berspekulasi bahwa ada intrik di balik keputusan suksesi ini, menunjukkan bahwa adik Tanuma, Tanuma Okimasa, dan putranya, Tanuma Okimichi, yang menjabat sebagai karō (penasihat senior) di keluarga Hitotsubashi, mungkin telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi keluarga Hitotsubashi untuk menghasilkan ahli waris shogun.
7. Kehidupan Pribadi dan Minat
Meskipun Tokugawa Ieharu sering digambarkan sebagai shogun yang menyerahkan sebagian besar kekuasaan kepada bawahannya dan tenggelam dalam hobinya, ia sebenarnya adalah seorang individu yang berbakat dan memiliki kepribadian yang menarik.
- Cinta pada Shogi: Ieharu sangat menyukai permainan Shogi (catur Jepang) dan dianugerahi peringkat ketujuh. Beberapa catatan permainannya masih ada, dan meskipun ada keraguan tentang tingkat "tujuh dan" yang sebenarnya, ia dinilai memiliki gaya bermain yang ringan dan terampil setara dengan pemain amatir tingkat tinggi saat ini. Ia bahkan menciptakan istilah-istilah baru dalam Shogi, seperti menyebut kotak-kotak dari kanan atas dengan urutan "irohanihohetochirinuruwo". Ieharu juga sangat mahir dalam menciptakan Tsume Shogi (teka-teki akhir permainan Shogi) dan menulis koleksi diagram berjudul Gosen Shōgi Kōkaku (御撰象棊攷格, Seratus Teka-teki Shogi Pilihan Kekaisaran). Pecatur profesional terkenal, Futakami Tatsuya, memuji karya Tsume Shogi Ieharu sebagai "karya agung yang tak tertandingi." Ia juga menyukai permainan Catur Tujuh Negara (七国象棋, Shichikoku ShōgiBahasa Jepang). Namun, ada anekdot yang menyebutkan bahwa ia terkadang melakukan "matta" (mengambil kembali langkah) dalam permainan yang sulit.
- Bakat Seni: Ia juga diberkahi dengan bakat seni dan sangat terampil dalam kaligrafi dan melukis.
- Gaya Hidup Hemat: Ieharu sangat sadar untuk menjadi shogun yang baik seperti kakeknya, Yoshimune. Ia selalu memastikan apakah makanan yang disajikan adalah sesuatu yang pernah dimakan oleh "leluhur sebelumnya." Ia berusaha hidup hemat, bahkan lebih dari Yoshimune, dan mengurangi pengeluaran Ōoku (istana wanita) sebesar 30%.
- Kegiatan Berburu: Seperti kakeknya, Yoshimune, Ieharu sering pergi berburu elang (鷹狩り, TakagariBahasa Jepang).
- Anekdot Kebaikan: Suatu hari, saat hujan lebat, Ieharu melihat seorang pelayan muda menghela napas sambil menatap langit. Ketika ditanya alasannya, pelayan lain menjelaskan bahwa pelayan itu miskin dan atap rumahnya bocor, dan ia mengkhawatirkan orang tuanya. Ieharu bertanya berapa biaya perbaikan, dan dijawab sekitar 100 ryo. Ieharu kemudian memanggil pelayan itu secara diam-diam dan memberinya 100 ryo, sambil berkata, "Tunjukkan baktimu."
- Suami yang Penyayang: Ieharu adalah seorang suami yang sangat penyayang, sebuah hal yang tidak biasa di antara para shogun Tokugawa. Ia memiliki dua putri dengan istri utamanya, Iso no Miya Tomoko, meskipun ia tidak memiliki putra dengannya. Ketika para pengikutnya menyarankan agar ia mengambil selir, ia enggan dan hanya setuju dengan syarat Tanuma Okitsugu juga mengambil selir. Setelah kelahiran putranya, Iemoto, Ieharu membesarkan Iemoto di bawah asuhan Iso no Miya. Setelah kedua selirnya melahirkan putra, ia dikatakan tidak lagi sering mengunjungi mereka.
- Pertemuan dengan Isaac Titsingh: Ieharu pernah bertemu dengan Isaac Titsingh, kepala pos perdagangan Belanda (opperhoofd) di Dejima.
- Perkiraan Tinggi Badan: Tinggi badan Ieharu diperkirakan sekitar 153 cm berdasarkan patung memorialnya di Taiju-ji. Namun, karena patung Ieshige yang tingginya 151 cm sebenarnya setinggi 156 cm, ada teori bahwa Ieharu mungkin lebih tinggi, sekitar 158 cm.
8. Kematian
Tokugawa Ieharu meninggal di Kastil Edo pada tanggal 25 Agustus 1786 (kalender lama), pada usia 49 tahun (50 tahun menurut perhitungan Jepang). Ia dimakamkan di Kan'ei-ji di Ueno, Distrik Taitō, Tokyo. Nama Buddhisnya adalah Shunmyoin (浚明院Bahasa Jepang).
Penyebab kematiannya diperkirakan adalah beri-beri kardiogenik (gagal jantung akibat beri-beri), karena ia dilaporkan menderita pembengkakan kaki di akhir hidupnya. Namun, catatan resmi Keshogunan Tokugawa, Tokugawa Jikki (徳川実紀, Catatan Sejarah Tokugawa), menuliskan penyebab dan tanggal kematiannya dengan ambigu, yang menimbulkan berbagai teori dan kontroversi.
- Ambiguitas dalam Catatan Resmi: Tokugawa Jikki mencatat tanggal kematian Ieharu sebagai 8 September (kalender lama) pukul 10 pagi. Namun, kematian orang berkedudukan tinggi biasanya dirahasiakan selama sekitar sebulan. Karena Tanuma Okitsugu mengurung diri di kediamannya pada 22 Agustus, mengajukan pengunduran diri sebagai Rōjū pada 26 Agustus, dan diberhentikan pada 27 Agustus, beberapa sejarawan berspekulasi bahwa Ieharu mungkin sudah meninggal pada saat itu. Jika Ieharu masih hidup, ia tidak akan mengizinkan pengunduran diri Tanuma yang ia percayai.
- Perintah Kehadiran Umum: Pada 7 September, sehari sebelum tanggal kematian resmi, perintah dikeluarkan agar semua daimyō dan hatamoto hadir pada 8 September pukul 10 pagi untuk menanyakan kondisi Ieharu. Karena kematiannya diumumkan secara resmi pada saat kehadiran umum ini, diduga perintah ini dikeluarkan untuk menyebarkan berita kematian Ieharu sebelumnya, menunjukkan bahwa ia mungkin meninggal sebelum 8 September.
- Teori Tanggal Kematian Lain:
- 20 Agustus:** Teori ini didasarkan pada Ōnagusa (翁草), yang menyatakan bahwa Ieharu meninggal pada malam 20 Agustus. Namun, penulisnya, Kanzawa Tokō, berada di Kyoto pada saat itu, sehingga keakuratan informasinya dipertanyakan. Teori ini juga dikaitkan dengan rumor bahwa Ieharu diracun oleh Tanuma setelah minum obat yang direkomendasikan oleh dokter yang direkomendasikan Tanuma.
- 25 Agustus:** Teori ini didasarkan pada Tenmei Kōsetsu (天明巷説), yang mencatat kesaksian langsung dari seorang penjaga Kastil Edo, Ōki Ichizaemon, bahwa kastil menjadi gaduh pada dini hari 25 Agustus, semua dokter istana dipanggil, dan Ienari bergegas dari Nishinomaru. Ōki menyatakan bahwa Ieharu meninggal pada dini hari 25 Agustus. Teori ini diperkuat oleh fakta bahwa Tokugawa Jikki tidak memiliki catatan untuk 25 Agustus, tetapi mencatat pada 26 Agustus bahwa "kondisi Ieharu memburuk dari dini hari ini, dan para pengikut istana tidak pulang ke rumah."
- Teori Peracunan: Rumor tentang peracunan oleh Tanuma menyebar luas sesaat sebelum kematian Ieharu. Awalnya, dokter istana Kōno Senjuin merawat Ieharu, tetapi kondisinya tidak membaik. Pada 15 Agustus, Ōyagi Den'an mengambil alih. Namun, pada 16 Agustus, Tanuma merekomendasikan dua dokter kota, Wakabayashi Keijun dan Hyūga Tōan, yang kemudian merawat Ieharu. Kedua dokter ini dipromosikan dan diberi 200 hyo beras pada 19 Agustus. Namun, pada hari yang sama, kondisi Ieharu memburuk drastis setelah menerima obat dari Wakabayashi, sehingga Ōyagi kembali meracik obat pada 20 Agustus. Ieharu kemudian meninggal pada 25 Agustus.
- Tenmei Kōsetsu mencatat bahwa pada 26 Agustus, sehari setelah kematian Ieharu, "jenazah Ieharu bergetar hebat, dan ia muntah darah berlebihan, menunjukkan kematian yang tidak wajar." Ōnagusa mencatat bahwa "para wanita di Ōoku secara lisan mengutuk Tanuma Tonomo-no-kami (Okitsugu), mengatakan ia telah memberikan racun kepada shogun." Semua ini menunjukkan bahwa kematian Ieharu mungkin melibatkan motif politik dan kemungkinan diracun.
9. Evaluasi dan Warisan
Evaluasi historis terhadap pemerintahan Tokugawa Ieharu dan warisannya sangat bervariasi, seringkali terkait erat dengan pandangan terhadap Tanuma Okitsugu.
- Pandangan Negatif Awal: Secara tradisional, Ieharu sering digambarkan sebagai shogun yang lemah atau tidak kompeten yang menyerahkan pemerintahan kepada bawahannya dan hanya tenggelam dalam hobinya. Pandangan ini sering kali sejalan dengan evaluasi negatif terhadap Tanuma Okitsugu, yang dituduh korup dan bertanggung jawab atas kesulitan ekonomi dan bencana alam pada masanya.
- Re-evaluasi dan Dukungan Terhadap Tanuma: Namun, ada juga pandangan yang lebih positif yang menilai tinggi keputusan Ieharu untuk mempercayakan pemerintahan kepada Tanuma Okitsugu. Mereka berpendapat bahwa dukungan Ieharu-lah yang memungkinkan Tanuma untuk menerapkan kebijakan merkantilisme yang berani dan reformasi ekonomi. Faktanya, Tanuma kehilangan kekuasaan segera setelah kematian Ieharu, menunjukkan betapa pentingnya dukungan shogun baginya. Beberapa sejarawan bahkan berpendapat bahwa evaluasi Ieharu sebagai "shogun yang suram" adalah bagian dari narasi negatif terhadap Tanuma, dan seiring dengan re-evaluasi positif terhadap kebijakan Tanuma, evaluasi terhadap Ieharu juga harus direvisi.
- Dampak Sosial-Ekonomi: Kebijakan Tanuma, yang didukung Ieharu, bertujuan untuk meningkatkan kekayaan shogunan melalui perdagangan dan monopoli. Meskipun ada upaya untuk mengembangkan lahan dan mendorong perdagangan, masa pemerintahan ini juga bertepatan dengan bencana besar seperti Kelaparan Besar Tenmei, yang menyebabkan penderitaan luas. Kritik terhadap Tanuma seringkali menyoroti kegagalannya dalam mengatasi bencana ini atau bahkan memperburuknya melalui kebijakan yang tidak tepat.
- Warisan: Terlepas dari kontroversi, masa pemerintahan Ieharu dan era Tanuma merupakan periode penting dalam sejarah Jepang yang melihat upaya signifikan untuk mereformasi ekonomi dan membuka diri terhadap ide-ide baru, seperti yang ditunjukkan oleh perkembangan Rangaku (蘭学, Studi Barat) dan pertemuan dengan Isaac Titsingh. Warisan Ieharu adalah periode transisi yang kompleks, di mana upaya modernisasi berbenturan dengan tantangan internal dan bencana alam.
10. Silsilah Keluarga dan Keturunan
Berikut adalah silsilah keluarga Tokugawa Ieharu yang menunjukkan garis keturunan langsung dan hubungan penting lainnya.
| Hubungan | Nama | Catatan |
|---|---|---|
| Kakek (Ayah dari Ayah) | Tokugawa Yoshimune | Shogun ke-8 Keshogunan Tokugawa |
| Ayah | Tokugawa Ieshige | Shogun ke-9 Keshogunan Tokugawa |
| Ibu | Oko no Kata (Shinshin'in) | Putri Umetani Michitomo |
| Istri (Midaidokoro) | Iso no Miya Tomoko (Shinshin'in) | Putri Pangeran Kan'in Naohito |
| Selir | Ochiho no Kata (Renkoin) | Putri Tsuda Nobunari |
| Selir | Oshina no Kata (Yoren-in) | Putri Fujii Kanetsune |
| Putri Kandung Pertama | Chiyohime | Putri dari Tomoko, meninggal muda (1756-1757) |
| Putri Kandung Kedua | Manjuhime | Putri dari Tomoko, meninggal muda (1761-1773) |
| Putra Kandung Pertama | Tokugawa Iemoto | Putra dari Renkoin, meninggal muda (1762-1779), putra mahkota |
| Putra Kandung Kedua | Tokugawa Teijiro | Putra dari Yoren-in, meninggal muda (1762-1763) |
| Putra Angkat (Penerus) | Tokugawa Ienari | Shogun ke-11, putra dari Tokugawa Harusada (keluarga Hitotsubashi) |
| Putri Angkat | Tanehime (Teikyoin) | Putri dari Tokugawa Munetake, menikah dengan Tokugawa Harutomi |
11. Era Selama Masa Jabatan
Tahun-tahun pemerintahan Tokugawa Ieharu sebagai shogun diidentifikasi oleh beberapa nama era (nengō) Jepang:
- Hōreki (宝暦, HōrekiBahasa Jepang) (1751-1764)
- Meiwa (明和, MeiwaBahasa Jepang) (1764-1772)
- An'ei (安永, An'eiBahasa Jepang) (1772-1781)
- Tenmei (天明, TenmeiBahasa Jepang) (1781-1789)