1. Gambaran Umum
Triệu Việt Vương (Triệu Việt VươngTriệu Việt VươngBahasa Vietnam, 趙越王Bahasa Tionghoa) atau dikenal juga sebagai Dạ Trạch Vương (Dạ Trạch VươngDạ Trạch VươngBahasa Vietnam) adalah seorang raja dari Dinasti Lý Awal di Vietnam pada abad ke-6. Lahir dengan nama Triệu Quang Phục (趙光復Bahasa Tionghoa) pada tahun 524, ia menjabat sebagai penguasa dari tahun 548 hingga 571. Meskipun bukan anggota keluarga Lý, ia naik ke posisi tinggi sebagai jenderal komandan Vạn Xuân dan dikenal karena memimpin perlawanan yang gigih terhadap Dinasti Liang yang berusaha merebut kembali Vạn Xuân. Triệu Việt Vương adalah pelopor dalam penggunaan taktik perang gerilya yang inovatif. Setelah kematian Lý Nam Đế, ia menjadi pemimpin, awalnya memerintah bersama Lý Thiên Bảo hingga kematian Lý Thiên Bảo pada tahun 555, setelah itu ia menjadi raja tunggal sampai kematiannya pada tahun 571 akibat konflik internal dengan Lý Phật Tử.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Informasi mengenai kehidupan awal Triệu Việt Vương, yang lahir dengan nama Triệu Quang Phục, tidak banyak tercatat, kecuali bahwa ia adalah putra dari Triệu Túc, seorang pemimpin militer senior di bawah Lý Nam Đế. Ia lahir pada tanggal 26 Januari 524 di Chu Diên, yang kini merupakan bagian dari Khoái Châu, Hưng Yên.
2.1. Putra Triệu Túc
Triệu Quang Phục adalah putra dari Thái phó Triệu Túc, seorang tokoh militer terkemuka. Triệu Túc sendiri merupakan seorang pemimpin senior yang sangat dihormati dalam struktur militer di bawah kepemimpinan Lý Nam Đế. Latar belakang keluarganya ini memberikan Triệu Quang Phục koneksi awal yang kuat dengan kepemimpinan militer dan gerakan perlawanan sejak usia muda.
2.2. Dinas Militer Awal
Triệu Quang Phục mengikuti jejak ayahnya dengan terlibat dalam gerakan perlawanan sejak awal. Pada tahun 541, ia bergabung dengan Lý Nam Đế dalam pemberontakan melawan kekuasaan Dinasti Liang di Vietnam. Berkat keberanian dan kemampuannya, ia diangkat sebagai Tả tướng quân (Jenderal Kiri) untuk negara Vạn Xuân yang baru didirikan oleh Lý Nam Đế. Ia digambarkan dalam catatan sejarah sebagai pribadi yang "uy tráng dũng liệt" (berwibawa, berani, dan perkasa), menunjukkan kualitas kepemimpinan militer yang luar biasa sejak awal kariernya.
3. Kebangkitan Menuju Kekuasaan dan Pemerintahan
Kebangkitan Triệu Việt Vương ke tampuk kekuasaan terjadi setelah serangkaian peristiwa penting yang melibatkan pemimpin sebelumnya, Lý Nam Đế, dan konflik berkelanjutan dengan Dinasti Liang. Ia berhasil mengambil alih kepemimpinan dan memerintah Vạn Xuân selama beberapa tahun.
3.1. Suksesi dan Pemerintahan Bersama
Pada tahun 548, setelah Lý Nam Đế gugur dalam pertempuran melawan suku Lǎo saat mundur dari Dataran Sungai Merah, kakak laki-laki Lý Nam Đế, Lý Thiên Bảo, secara de facto menjadi penguasa Vạn Xuân. Namun, Lý Thiên Bảo meninggal dunia karena sakit pada tahun 555 tanpa meninggalkan ahli waris. Kondisi ini mendorong para pemimpin militer dan pejabat istana untuk memilih Triệu Quang Phục sebagai pemimpin baru dan penguasa de facto. Meskipun pemilihannya didukung oleh pejabat istana, militer, dan rakyat umum, kepemimpinannya tidak sepenuhnya tanpa tantangan. Anggota keluarga Lý Nam Đế lainnya, yang mengklaim hak suksesi berdasarkan garis keturunan, menentang kepemimpinan Triệu Quang Phục.
3.2. Menjadi Triệu Việt Vương
Setelah terpilih sebagai pemimpin, Triệu Quang Phục mengambil nama regnal Triệu Việt Vương. Penobatan ini menandai resminya posisinya sebagai penguasa Vạn Xuân. Meskipun menghadapi tantangan dari keluarga Lý, ia berhasil mengkonsolidasikan kekuasaannya dan melanjutkan perjuangan kemerdekaan Vạn Xuân dari ancaman Dinasti Liang.
4. Perlawanan Terhadap Dinasti Liang
Triệu Việt Vương memainkan peran krusial dalam mempertahankan kemerdekaan Vạn Xuân dari upaya invasi Dinasti Liang Tiongkok. Ia dikenal karena kepemimpinan militernya yang cerdik dan penggunaan taktik perang yang efektif.
4.1. Taktik Perang Gerilya
Pada Mei 545, pasukan Liang yang dipimpin oleh Dương Phiêu dan Trần Bá Tiên melancarkan serangan besar-besaran ke Vạn Xuân. Lý Nam Đế mengalami kekalahan dalam pertempuran dan terpaksa mundur ke gua Khuất Lão. Pada tahun 546, Lý Nam Đế menyerahkan tanggung jawab negara kepada Triệu Quang Phục, memintanya untuk memimpin perlawanan melawan Trần Bá Tiên.
Menyadari kekuatan superior pasukan Liang, Triệu Quang Phục sering kali mundur ke medan yang lebih menguntungkan, terutama di rawa-rawa dan lahan basah. Pada Januari 547, ia memindahkan pasukannya ke Dạ Trạch (kini bãi Màn Trò, Khoái Châu, Hưng Yên). Rawa ini sangat luas, dipenuhi rumput dan semak belukar yang lebat, dengan dataran tinggi di tengahnya yang dapat dihuni. Empat sisinya dikelilingi lumpur yang sulit dilalui oleh manusia dan kuda. Hanya perahu kano kecil yang digerakkan dengan galah yang bisa meluncur di atas air dan rumput untuk masuk. Orang yang tidak mengenal jalan akan tersesat dan berisiko digigit ular berbisa jika jatuh ke air.
Triệu Quang Phục, yang sangat mengenal medan, membawa lebih dari 20.000 pasukannya dan mendirikan markas di dataran tinggi di tengah rawa. Ia menerapkan taktik perang gerilya yang inovatif: pasukannya beristirahat di siang hari, tidak menyalakan api atau meninggalkan jejak, dan menyerang kamp pasukan Trần Bá Tiên pada malam hari menggunakan perahu kano. Mereka berhasil merebut perbekalan dan senjata, membunuh serta menangkap banyak tentara Tiongkok. Setelah serangan, mereka dengan cepat mundur kembali ke markas sebelum pasukan Tiongkok dapat berkumpul untuk melakukan serangan balik. Karena taktiknya yang efektif di rawa ini, rakyat memanggilnya Dạ Trạch Vương (Raja Rawa Malam).
4.2. Mengalahkan Pasukan Liang
Strategi perang gerilya Triệu Quang Phục membuat pasukan Liang frustrasi dan tidak dapat membuat kemajuan signifikan. Periode yang tidak menentukan ini berlanjut hingga tahun 550. Saat itu, terjadi Pemberontakan Hou Jing di Dinasti Liang, yang memaksa jenderal utama Liang di Vietnam, Trần Bá Tiên, untuk dipanggil kembali ke Tiongkok guna membantu menumpas pemberontakan tersebut. Trần Bá Tiên menyerahkan komando kepada wakilnya, Dương Sàn.
Melihat kesempatan ini, Triệu Quang Phục segera melancarkan serangan besar-besaran. Pasukan Liang, yang dipimpin oleh Dương Sàn, mencoba melawan tetapi akhirnya kalah dan Dương Sàn tewas. Pasukan Liang yang tersisa bubar dan melarikan diri kembali ke utara. Kemenangan ini mengamankan kemerdekaan Vạn Xuân dari ancaman invasi Liang, dan Triệu Việt Vương kemudian memproklamirkan dirinya sebagai raja Vạn Xuân dengan ibu kota di Long Uyên (kemudian dikenal sebagai Long Biên).
5. Konflik Internal dan Kejatuhan
Meskipun berhasil mengusir pasukan asing, pemerintahan Triệu Việt Vương tidak luput dari konflik internal yang akhirnya menyebabkan kejatuhannya.
5.1. Perang Saudara dengan Lý Phật Tử
Setelah kematian Lý Thiên Bảo pada tahun 555, sepupunya, Lý Phật Tử, mengklaim takhta kekaisaran dan menantang Triệu Việt Vương. Ini memicu perang saudara yang berkepanjangan untuk memperebutkan takhta, dengan tidak ada pihak yang mencapai kemenangan telak. Pada tahun 557, pasukan Lý Phật Tử menyerang wilayah timur Triệu Việt Vương di huyện Thái Bình (kini wilayah Hoài Đức, Hanoi). Kedua belah pihak bertempur lima kali tanpa hasil yang jelas. Merasa khawatir bahwa pertempuran internal hanya akan menyusahkan rakyat, Triệu Việt Vương mengusulkan perdamaian.
Sebagai hasilnya, semua tanah di utara Long Biên diserahkan kepada kekuasaan Lý Phật Tử, sementara tanah di selatan Long Biên menjadi milik Triệu Việt Vương. Lý Phật Tử kemudian memindahkan ibu kotanya ke thành Ô Diên (kini Hạ Mỗ, Đan Phượng, Hanoi). Untuk memperkuat perdamaian, Triệu Việt Vương setuju untuk menikahkan putrinya, Cảo Nương, dengan putra Lý Phật Tử, Nhã Lang. Triệu Việt Vương sangat menyayangi Cảo Nương dan mengizinkan Nhã Lang untuk tinggal di istananya sebagai menantu (tradisi "gửi rể"). Para sejarawan mencatat bahwa konflik antara klan Triệu dan Lý menunjukkan bahwa meskipun Triệu Việt Vương telah mengalahkan pasukan Liang, ia tidak sepenuhnya mengendalikan seluruh wilayah Vạn Xuân untuk memobilisasi kekuatan yang cukup untuk mengalahkan klan Lý secara mutlak.
5.2. Kekalahan Akhir dan Bunuh Diri
Pada tahun 571, Lý Phật Tử melanggar perjanjian damai dan melancarkan serangan mendadak terhadap wilayah Triệu Việt Vương. Karena tidak siap menghadapi serangan mendadak tersebut, pasukan Triệu Việt Vương dengan mudah dikalahkan. Ibu kotanya dijarah dan dibakar oleh pasukan Lý Phật Tử, namun Triệu Việt Vương berhasil melarikan diri.
Selama mundurnya, ia terus dikejar oleh pasukan Lý Phật Tử. Ia menunggang kuda hingga mencapai pintu laut Đại Nha (kini Sungai Đáy). Terjebak oleh air dan tanpa jalan keluar, Triệu Việt Vương memutuskan untuk melompat ke laut dan bunuh diri. Dengan kematiannya, klan Triệu kehilangan kekuasaan, dan sisa-sisa pasukannya serta wilayahnya menyerah dan digabungkan ke dalam kekuasaan Lý Phật Tử, yang kemudian memproklamirkan dirinya sebagai Lý Nam Đế II.
6. Evaluasi Historis dan Legenda
Triệu Việt Vương adalah sosok yang penting dalam sejarah Vietnam, namun pemerintahannya juga diwarnai oleh legenda yang menarik dan interpretasi historis yang beragam.
6.1. Legenda Helm Cakar Naga
Dalam catatan sejarah kuno, terdapat legenda yang menjelaskan keberhasilan dan kegagalan Triệu Việt Vương terkait dengan "mũ đâu mâu móng rồng" (helm cakar naga). Kisah ini menceritakan bahwa pada tahun 549, ketika Triệu Việt Vương masih bersembunyi di rawa, ia merasa frustrasi karena pasukan Liang tidak mundur. Ia kemudian membakar dupa dan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada langit dan dewa-dewa. Konon, sebagai respons, ia menerima sebuah "helm cakar naga" yang memberinya kekuatan luar biasa dalam pertempuran. Legenda ini menyebutkan bahwa seorang dewa dari rawa, yang diyakini sebagai Chử Đồng Tử, turun dari langit mengendarai naga emas, mencabut cakar naga, dan memberikannya kepada Triệu Việt Vương, menyuruhnya untuk memasangnya di helmnya saat berperang. Sejak saat itu, pasukannya menjadi tak terkalahkan.
Namun, legenda ini juga mengisahkan kejatuhannya. Pada tahun 557 (atau 570 dalam beberapa versi), ketika putri Triệu Việt Vương, Cảo Nương, menikah dengan putra Lý Phật Tử, Nhã Lang, Nhã Lang bertanya kepada istrinya tentang rahasia kekuatan ayahnya. Cảo Nương, tanpa menyadari niat suaminya, secara diam-diam menunjukkan helm cakar naga tersebut. Nhã Lang kemudian diam-diam menukar cakar naga asli dengan yang palsu. Setelah itu, ia memberi tahu Cảo Nương bahwa ia harus kembali mengunjungi orang tuanya. Sekembalinya, Nhã Lang bersekongkol dengan ayahnya, Lý Phật Tử, untuk melancarkan serangan mendadak, yang menyebabkan kekalahan Triệu Việt Vương karena ia telah kehilangan "cakar naga" yang memberinya kekuatan.
6.2. Interpretasi dan Kritik Historis
Para sejarawan telah mengevaluasi kepemimpinan Triệu Việt Vương dan keakuratan legenda yang menyertainya. Ngô Sĩ Liên, seorang sejarawan terkemuka, mengkritik keputusan Triệu Việt Vương yang mengizinkan menantunya, Nhã Lang, untuk tinggal di istananya mengikuti tradisi "gửi rể" (menantu tinggal di rumah mertua). Ngô Sĩ Liên berpendapat bahwa ini adalah kesalahan fatal yang menyebabkan kehancuran Triệu Việt Vương, membandingkannya dengan kisah Mỵ Châu dan Trọng Thủy pada masa Triệu Đà yang menaklukkan An Dương Vương.
Para sejarawan dari Dinasti Nguyễn juga memberikan komentar kritis terhadap legenda ini dalam buku Khâm định Việt sử thông giám cương mục. Mereka menyatakan bahwa kisah Triệu Việt Vương yang mendapatkan cakar naga dari Chử Đồng Tử, serta Nhã Lang yang mencurinya, sangat mirip dengan kisah Thục An Dương Vương dan Triệu Trọng Thủy. Mereka menganggapnya sebagai kisah yang "aneh dan tidak biasa, tidak perlu banyak dibantah," dan menegaskan bahwa "sejarah lama banyak yang tumpang tindih, sangat menyimpang dari kebenaran, dan sulit untuk menemukan kisah yang dapat dipercaya di dalamnya." Hal ini menunjukkan skeptisisme yang kuat terhadap keakuratan historis legenda tersebut, menekankan bahwa legenda tersebut lebih berfungsi sebagai narasi moralistik tentang pengkhianatan dan kehati-hatian dalam hubungan politik.
7. Warisan dan Peringatan
Triệu Việt Vương meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Vietnam, diakui atas kontribusinya dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa. Warisannya dikenang melalui berbagai praktik budaya dan pengakuan publik.
7.1. Pengaruh terhadap Sejarah Vietnam
Meskipun pemerintahannya berakhir dengan kekalahan, Triệu Việt Vương memiliki dampak yang signifikan terhadap pelestarian identitas dan kemerdekaan Vietnam selama periode kritis dominasi Tiongkok. Kemenangannya melawan Dinasti Liang dan kepemimpinannya dalam perang gerilya menunjukkan ketahanan rakyat Vietnam dalam menghadapi kekuatan asing. Ia berhasil mempertahankan negara Vạn Xuân yang didirikan oleh Lý Nam Đế selama lebih dari dua dekade, memberikan waktu bagi konsolidasi identitas nasional dan perlawanan terhadap kekuasaan asing. Perang gerilya yang ia pelopori menjadi model bagi perlawanan di masa depan.
7.2. Kuil, Monumen, dan Pengakuan Publik
Untuk mengenang jasa-jasanya, banyak kuil, monumen, dan tempat umum didedikasikan untuk Triệu Việt Vương di seluruh Vietnam, terutama di provinsi Ninh Bình dan Nam Định, dekat muara Sungai Đáy (yang dulunya dikenal sebagai Đại Nha atau Cửa Liêu).
Di Nam Định, ia dihormati di beberapa lokasi, antara lain:
- Chùa Độc Bộ di huyện Ý Yên.
- Sebuah đền di xã Nam Điền, huyện Nghĩa Hưng, dekat muara Sungai Đáy.
- Đền làng Đồng Quỹ di xã Nam Tiến, huyện Nam Trực, yang merupakan Situs Sejarah Nasional. Festival tahunan diadakan di sini dari tanggal 11 hingga 14 bulan 8 kalender lunar.
- Đền làng Kiên Lao di xã Xuân Kiên, huyện Xuân Trường, juga Situs Sejarah Nasional, dengan festival dari tanggal 5 hingga 6 bulan 1 kalender lunar.
- Chùa Thiên Biên Tự di xã Hải Thanh, huyện Hải Hậu.
- Đình làng Phúc Lộc di xã Hải Lộc, huyện Hải Hậu.

Ninh Bình adalah provinsi dengan jumlah kuil Triệu Việt Vương terbanyak. Di huyện Kim Sơn, yang terletak di muara Sungai Đáy, terdapat banyak đền, seperti:
- Đình Chất Thành (xã Chất Bình).
- Đình làng Kiến Thái, đình làng Kim Chính, đền làng Yên Thổ (xã Kim Chính).
- Miếu Thượng (xã Thượng Kiệm).
- Miếu Ứng Luật (Quang Thiện).
- Đình làng Chỉ Thiện (Xuân Chính).
- Đình xã Lưu Phương dan chùa Hòa Lạc xã Như Hòa.
Di wilayah budaya cửa biển Thần Phù, xã Yên Lâm, huyện Yên Mô, Ninh Bình, terdapat đình Phù Sa, đình Đông Cao, dan đền Nhân Phẩm, yang merupakan Situs Budaya Nasional yang memuja Triệu Việt Vương sebagai Thành hoàng làng. Di xã Yên Từ, juga terdapat Miếu Quảng Từ dan đền Phúc Lại yang didedikasikan untuknya. Di Ngã ba (Sungai Hoàng Long, Hoa Lư), masyarakat juga mendirikan đền seperti Đền La Phù, đình La Phù, đền Triệu Việt Vương, dan đình Bạch Cừ di xã Ninh Khang. Huyện Gia Viễn juga memiliki situs yang memuja Triệu Việt Vương, yaitu Đình Cung Quế di xã Gia Trấn, Đình Thần Thiệu di xã Gia Tân, serta Đền Sào Long dan đền Đồng Mỹ di xã Gia Lập.

Huyện Yên Khánh, yang dulunya merupakan wilayah pesisir namun kini telah bergeser ke daratan, memiliki puluhan đền yang memuja Triệu Quang Phục, termasuk:
- Đền Duyên Phúc (xã Khánh Hồng).
- Đền Triệu Việt Vương (Thị trấn Yên Ninh).
- Đền Tiên Yên, chùa Kim Rong (Khánh Lợi).
- Đền Đông dan đền Triệu Việt Vương di xã Khánh Hải.
- Đình Tiền Tiến di xã Khánh Tiên.
Di Hưng Yên, khususnya di đền Hóa Dạ Trạch, xã Dạ Trạch, huyện Khoái Châu, terdapat altar Triệu Việt Vương di samping altar Chử Đồng Tử. Pada tahun 2012, sebuah đền terpisah untuk Triệu Việt Vương (juga dikenal sebagai đền Vua Rừng) dibangun di xã An Vỹ, huyện Khoái Châu (berdampingan dengan xã Dạ Trạch), yang konon merupakan tempat ia menyimpan perbekalan dan melatih pasukannya. Đền ini juga memuja orang tua, istri, dan para jenderal pembantunya. Festival đền diadakan setiap tanggal 12 bulan 8 kalender lunar. Pada tahun 2015, Presiden Trương Tấn Sang mengunjungi dan mempersembahkan dupa di đền ini. Provinsi Hưng Yên juga sedang membangun sebuah đền baru yang didedikasikan khusus untuk Triệu Việt Vương di dekat đền Hóa Dạ Trạch.
Selain itu, nama Triệu Việt Vương juga diabadikan pada banyak fasilitas umum, seperti jalan raya dan sekolah, di seluruh Vietnam.
8. Tokoh dan Topik Terkait
Untuk pemahaman yang lebih mendalam mengenai Triệu Việt Vương dan konteks sejarahnya, beberapa tokoh dan topik berikut sangat relevan.
8.1. Rekan Kunci
- Lý Nam Đế: Pendiri negara Vạn Xuân yang mempercayakan Triệu Quang Phục untuk melanjutkan perlawanan.
- Lý Thiên Bảo: Kakak laki-laki Lý Nam Đế dan penguasa de facto Vạn Xuân sebelum Triệu Việt Vương menjadi raja tunggal.
- Lý Phật Tử: Sepupu Lý Thiên Bảo yang menjadi lawan Triệu Việt Vương dalam perang saudara dan akhirnya mengalahkannya.
8.2. Konteks Sejarah
- Dinasti Lý Awal: Dinasti yang didirikan oleh Lý Nam Đế, di mana Triệu Việt Vương menjadi salah satu penguasanya.
- Vạn Xuân: Nama negara merdeka yang didirikan oleh Lý Nam Đế dan dipertahankan oleh Triệu Việt Vương dari invasi asing.
- Dinasti Liang: Dinasti Tiongkok yang berulang kali mencoba menaklukkan kembali Vietnam, dan menjadi musuh utama Triệu Việt Vương.