1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Wilhelm IV lahir di Munich pada tanggal 13 November 1493. Ia adalah putra sulung dari Albert IV dan Kunigunde dari Austria. Ibunya, Kunigunde, adalah putri dari Kaisar Frederick III dari Kekaisaran Romawi Suci dan juga saudara perempuan dari Kaisar Maximilian I.
2. Masa Pemerintahan dan Aktivitas Politik
Masa pemerintahan Wilhelm IV sebagai Adipati Bayern ditandai oleh serangkaian keputusan politik penting, baik dalam negeri maupun dalam hubungan internasional, serta upaya untuk menegakkan stabilitas dan otoritas di wilayahnya.

2.1. Ko-regensi dengan Ludwig X
Meskipun ayahnya, Albert IV, telah menetapkan pada tahun 1506 bahwa suksesi takhta akan selalu diberikan kepada putra sulung, adik Wilhelm, Ludwig X, menolak untuk menjalani karier spiritual. Ludwig berargumen bahwa ia lahir sebelum dekret tersebut berlaku. Dengan dukungan ibunya dan Dewan Negara, Ludwig berhasil memaksa Wilhelm untuk menerimanya sebagai rekan-pemimpin pada tahun 1516. Ludwig kemudian memerintah distrik Landshut dan Straubing, umumnya dalam keselarasan dengan saudaranya. Ko-regensi ini berlangsung hingga Ludwig X meninggal pada tahun 1545, setelah itu Wilhelm kembali memerintah Bayern secara tunggal.
2.2. Kebijakan Keagamaan dan Reformasi Katolik
Pada awalnya, Wilhelm menunjukkan simpati terhadap Reformasi Protestan, namun pandangannya berubah seiring dengan meningkatnya popularitas gerakan tersebut di Bayern. Pada tahun 1522, Wilhelm mengeluarkan mandat keagamaan Bavaria yang pertama, yang secara resmi melarang penyebaran karya-karya Martin Luther. Setelah mencapai kesepakatan dengan Paus Klemens VII pada tahun 1524, Wilhelm menjadi pemimpin politik Kontra-Reformasi Jerman. Meskipun demikian, ia tetap menentang Wangsa Habsburg karena adiknya, Ludwig X, mengklaim takhta Kerajaan Bohemia.
2.3. Penindasan Perang Petani Jerman
Pada tahun 1525, kedua adipati, Wilhelm dan Ludwig, bersama-sama menekan Perang Petani Jerman di Jerman Selatan. Mereka membentuk aliansi dengan Uskup Agung Salzburg untuk tujuan ini, menunjukkan tekad mereka untuk menjaga ketertiban dan otoritas di wilayah mereka.
2.4. Hubungan dengan Wangsa Habsburg dan Kekaisaran Romawi Suci
Konflik dengan Wangsa Habsburg berakhir pada tahun 1534 ketika kedua adipati mencapai kesepakatan dengan Ferdinand I di Linz. Setelah itu, Wilhelm mendukung Karl V dalam perangnya melawan Liga Schmalkalden pada tahun 1546. Namun, Wilhelm tidak berhasil mempertahankan martabat elektoral Palatine.
2.5. Kanselir Leonhard von Eck
Selama 35 tahun masa pemerintahannya, kanselir Wilhelm yang berpengaruh adalah Leonhard von Eck. Eck memainkan peran penting dalam administrasi dan kebijakan adipati, menunjukkan stabilitas dalam kepemimpinan politik Bayern.
3. Kontribusi Budaya dan Seni
Wilhelm IV dikenal sebagai seorang pelindung seni dan budaya yang signifikan, yang meninggalkan warisan abadi bagi Bayern, termasuk undang-undang penting dan proyek arsitektur yang megah.
3.1. Reinheitsgebot (Hukum Kemurnian Bir)
Pada tanggal 23 April 1516, di hadapan komite yang terdiri dari bangsawan dan ksatria di Ingolstadt, Wilhelm mengeluarkan peraturan kemurnian bir yang terkenal, yang dikenal sebagai Reinheitsgebot. Peraturan ini menyatakan bahwa hanya jelai, hop, dan air yang boleh digunakan dalam pembuatan bir Bavaria. Peraturan ini tetap berlaku dan menjadi fondasi bagi industri bir Bavaria selama berabad-abad, hingga dihapuskan sebagai kewajiban mengikat pada tahun 1986 oleh peraturan pan-Eropa dari Uni Eropa. Meskipun demikian, Reinheitsgebot masih dihormati dan diikuti oleh banyak pembuat bir di Jerman hingga saat ini.
3.2. Dukungan terhadap Musik dan Seni
Pada tahun 1523, dengan penunjukan Ludwig Senfl sebagai musisi istana, dimulailah kebangkitan Orkestra Negara Bavaria. Wilhelm juga merupakan kolektor dan pemesan seni yang penting. Ia memesan serangkaian lukisan penting dari berbagai seniman, termasuk lukisan Pertempuran Issus oleh Albrecht Altdorfer. Sebagian besar koleksi Wilhelm, termasuk karya ini, kini disimpan di Alte Pinakothek di Munich. Selain itu, Johann Eck menulis Eckbibel atas nama Wilhelm, sebuah terjemahan Alkitab dari tahun 1537 yang secara teologis langsung menentang Luther dan karenanya termasuk dalam "Alkitab koreksi" Katolik. Karya ini juga signifikan dari segi linguistik karena tidak ditulis dalam bahasa Jerman Timur Saxon, melainkan dalam bahasa Jerman Hulu Bavaria.
3.3. Proyek Arsitektur
Dengan perintahnya untuk memperluas Neuveste dengan apa yang disebut Rundstubenbau dan mendirikan Taman Istana pertama, dimulailah sejarah Kediaman Munich sebagai istana representatif. Lukisan Albrecht Altdorfer juga termasuk dalam siklus sejarah paviliun taman. Pada tahun 1546, ia dan putranya, Albert V, memerintahkan pembangunan Istana Dachau dari reruntuhan Gotik menjadi istana empat sayap bergaya Arsitektur Renaisans dengan taman istana, yang kemudian menjadi kediaman favorit para penguasa Bavaria.
4. Kehidupan Pribadi dan Keluarga
Wilhelm IV menikah dengan Jakobaea dari Baden pada tahun 1522 dan memiliki beberapa anak.

4.1. Pernikahan dan Anak
Pada tahun 1522, Wilhelm menikah dengan Jakobaea dari Baden (1507-1580), putri dari Margrave Philip I dari Baden dan pasangannya Putri Elisabeth dari Palatinate. Mereka memiliki empat orang anak sah:
- Theodor dari Bavaria (10 Februari 1526 - 8 Juli 1534)
- Adipati Albert V dari Bavaria (1528-1579)
- Wilhelm dari Bavaria (17 Februari 1529 - 22 Oktober 1530)
- Mechthild dari Bavaria (12 Juli 1532 - 2 November 1565), menikah pada tahun 1557 dengan Philibert dari Baden (1536-1569).
Selain anak-anak sahnya, Wilhelm IV juga memiliki dua anak di luar nikah:
- Hiệp sĩ Georg von Hegnenberg (sekitar 1509-1590), yang menikah dengan Margarete Hausner von Stettberg.
- Anna (meninggal tahun 1570), dengan seorang wanita yang tidak diketahui namanya.
5. Kematian
Wilhelm IV meninggal pada tahun 1550 di Munich. Ia digantikan oleh putranya, Albert V. Wilhelm dimakamkan di Frauenkirche di Munich.
6. Warisan dan Penilaian
Wilhelm IV meninggalkan warisan yang signifikan bagi Bayern, baik dalam aspek politik, keagamaan, maupun budaya, yang membentuk identitas wilayah tersebut hingga kini.
6.1. Penilaian Positif
Wilhelm IV dipuji atas perannya dalam menstabilkan Bayern setelah periode gejolak. Kebijakannya dalam menekan Reformasi dan memimpin Kontra-Reformasi di wilayahnya memastikan Bayern tetap menjadi benteng Katolik di tengah Eropa yang terpecah belah secara agama. Kontribusinya yang paling abadi adalah penetapan Reinheitsgebot pada tahun 1516, yang hingga kini diakui sebagai standar kualitas bir Bavaria dan Jerman. Dukungannya terhadap seni, musik, dan arsitektur juga memperkaya budaya Bayern, dengan proyek-proyek seperti perluasan Kediaman Munich dan pembangunan Istana Dachau, serta patronase seniman dan musisi terkemuka.
6.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun awalnya menunjukkan simpati terhadap Reformasi, keputusannya untuk melarang karya-karya Luther dan memimpin Kontra-Reformasi dapat dilihat sebagai tindakan otoriter yang membatasi kebebasan beragama. Penindasan Perang Petani Jerman juga menunjukkan sisi keras pemerintahannya. Konfliknya dengan Wangsa Habsburg, meskipun berakhir dengan kesepakatan, mencerminkan ketegangan politik yang ada. Kegagalannya dalam mempertahankan martabat elektoral Palatine juga menjadi poin kritik dalam catatan politiknya.
6.3. Dampak Jangka Panjang
Dampak jangka panjang terpenting dari pemerintahan Wilhelm IV adalah Reinheitsgebot. Undang-undang kemurnian bir ini tidak hanya membentuk identitas bir Bavaria tetapi juga menjadi salah satu undang-undang pangan tertua yang masih dihormati di dunia. Ini menunjukkan visi Wilhelm dalam mengatur industri penting dan memastikan kualitas produk, yang berdampak pada ekonomi dan budaya Bayern selama berabad-abad.
6.4. Kontribusi pada Bidang Tertentu
Wilhelm IV memberikan kontribusi besar pada beberapa bidang:
- Pembuatan Bir: Melalui Reinheitsgebot, ia menetapkan standar kualitas yang tinggi untuk bir Bavaria, yang masih relevan hingga saat ini.
- Seni dan Arsitektur: Ia adalah pelindung seni yang aktif, memesan karya-karya penting dan memperluas istana-istana kerajaan, seperti Kediaman Munich dan Istana Dachau, yang menjadi contoh arsitektur Renaisans.
- Musik: Penunjukan Ludwig Senfl menandai kebangkitan orkestra istana Bavaria, menunjukkan apresiasinya terhadap musik.
- Agama dan Linguistik: Dengan dukungan terhadap Eckbibel, ia tidak hanya memperkuat posisi Katolik tetapi juga berkontribusi pada pengembangan bahasa Jerman Hulu Bavaria sebagai bahasa tertulis.
7. Silsilah Keluarga
Silsilah keluarga Wilhelm IV adalah sebagai berikut:
- 1. Wilhelm IV, Adipati Bayern
- 2. Albert IV, Adipati Bayern
- 3. Kunigunde dari Austria
- 4. Albert III, Adipati Bayern
- 5. Anna dari Brunswick-Grubenhagen-Einbeck
- 6. Frederick III, Kaisar Romawi Suci
- 7. Eleanor dari Portugal, Permaisuri Kaisar Romawi Suci
- 8. Ernest, Adipati Bayern
- 9. Elisabetta Visconti
- 10. Eric I, Adipati Brunswick-Grubenhagen
- 11. Elisabeth dari Brunswick-Göttingen
- 12. Ernest, Adipati Austria
- 13. Cymburgis dari Masovia
- 14. Edward dari Portugal
- 15. Eleanor dari Aragon, Ratu Portugal
- 16. John II, Adipati Bayern
- 17. Catherine dari Gorizia
- 18. Bernabò Visconti
- 19. Beatrice Regina della Scala
- 20. Albert I, Adipati Brunswick-Grubenhagen
- 21. Agnes dari Brunswick-Lüneburg
- 22. Otto I, Adipati Brunswick-Göttingen
- 23. Margarethe dari Jülich-Berg
- 24. Leopold III, Adipati Austria
- 25. Viridis Visconti
- 26. Siemowit IV, Adipati Masovia
- 27. Alexandra dari Lituania
- 28. John I dari Portugal
- 29. Philippa dari Lancaster
- 30. Ferdinand I dari Aragon
- 31. Eleanor dari Alburquerque